Judul Percobaan
B. Waktu Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Dasar Teori
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak
akan tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang
dilakukan manusia membutuhkan air. Air yang digunakan manusia adalah air
permukaan tawar dan air tanah murni.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, penggolongan air
menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :
1
Golongan A: Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
2
3
peternakan.
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepemukaan tanah,
keluarnya air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng4
hewan maupun tubuhan.Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti
karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan
bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi
bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung
karena tersedianya Air yang cukup.Dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri.
Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam
kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
a
Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan
pekerjaan lainnya,
Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan
d
e
listrik.
Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll
Keperluan pertanian dan peternakanKeperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu
melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya
dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak
membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga
dapat mengganggu ekosistem yang ada.
Besi
Zat besi (Fe) adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
umumnya zat besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut. Kandungan ion
Fe pada air sumur bor bisa berkisar antara 5 7 mg/L. Sedangkan standar
kandungan
zat
besi
air
bersih
berdasarkan
Permenkes
RI:
No.
Pada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe 2+) atau Ferri (Fe3+).
Hal ini tergantung dari kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral
dan adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat
teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferri
hidroksida yang sukar larut, berupa presipitat yang biasanya berwarna kuning
kecoklatan.
Penyebab utama tingginya kadar besi dalam air antara lain:
1. Rendahnya pH air. Air yang mempunyai pH < 7 dapat melarutkan logam
termasuk besi.
2. Temperatur air. Kenaikan temperatur air akan meningkatkan derajat korosif.
3. Adanya gas-gas terlarut dalam air. Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah
O2, CO2, dan H2S. Beberapa gas terlarut tersebut akan bersifat korosif.
4. Bakteri. Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh
bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan
dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik,
Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa, dan lain-lain.
Garam-garam besi (II) diturunkan dari besi (II) oksida atau FeO. Garamgaram ini dalam larutan mengandung kation Fe2+ dan berwarna agak hijau. Ion
besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), sehingga merupakan zat
pereduksi kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyata efek tersebut
baik dalam suasana basa, netral atau oksigen dari atmosfer, sehingga akan
mengoksidasikan ion besi (II). Oleh karena itu larutan besi (II) harus sedikit asam
bila akan disimpan atau digunakan dalam jangka waktu lama (Vogel, 1979). Besi
(II) akan membentuk endapan besi (II) hidroksida dalam suasana basa dan
reaksinya
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O
Endapan Fe(OH)2 membentuk FeO pada suhu rendah , reaksinya :
Fe(OH)2 FeO + H2O
FeO dapat teroksidasi sebagian menjadi Fe3O4 dan oksida tersebut stabil pada
suhu tinggi, reaksinya :
4FeO Fe3O4 + Fe
Garam-garam besi (III) diturunkan dari besi (III) oksida atau Fe 2O3. Garam
ini bersifat lebih stabil daripada garam besi (II). Garam tersebut dalam larutan
berwarna kuning muda karena mengandung kation Fe 3+. Besi (III) akan
membentuk endapat besi (III) hidroksida dalam suasana basa, reaksi yang terjadi
adalah :
Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3
Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O
Fe2O3 + 6H+ 2Fe3+ + 3H2O
Air yang mengandung besi biasanya terdapat pada sumur bor, atau sumur
pantek, atau sumur suntik. Hal ini karena sumur tersebut cenderung lebih dalam
dari sumur gali atau sumur biasa. Air yang mengandung besi biasanya jernih saat
diambil dari sumur, namun setelah didiamkan beberapa waktu akan berubah
menjadi kuning karena hadirnya butiran-butiran berwarna kuning. Jika
didiamkan lebih lama, butiran ini akan mengendap ke dasar penampungan air.
Setelah mengendap air akan menjadi jernih kembali meskipun masih menyisakan
warna kekuningan atau sedikit keruh. Lama perubahan ini tergantung dari
besarnya kadar besi, semakin tinggi kadar besi, maka semakin banyak endapan
atau semakin kuning warnanya.
Besi lebih reaktif daripada kedua anggota yang lain seperti halnya golongan
triad-triad lainnya, misalnya reaksi dengan asam non-oksidator maupun asam
oksidator. Ion besi (III) berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349 mm -3
untuk low-spin dan 232 C mm-3 untuk high-spin, hingga mempunyai daya
mempolarisasi yang cukup untuk menghasilkan ikatan berkarakter kovalen.
Semua garam besi (III) larut dalam air menghasilkan larutan asam. Rapatan
muatan kation yang relatif tinggi (232 C mm -1) mampu mempolarisasi cukup
kuat terhadap molekul air sebagai ligan yang berakibat lanjut molekul air yang
lain sebagai pelarut dapat berfungsi sebagai basa dan memisahkan proton.
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan
dan air tanah. Perairan yang mengandung besi (Fe) sangat tidak diinginkan untuk
keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian,
porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air
minum pada konsentrasi di atas kurang lebih 0,31 mg/L. Besi (II) sebagai ion
berhidrat yang dapat larut (Fe2+) merpakan jenis besi (Fe) yang terdapat dalam air
tanah karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosFer,
konsumsi oksigen bahan organik dalam media mikroorganisme sehingga
menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah. Oleh karena itu, besi (Fe) dengan
bilangan oksidasi rendah, yaitu besi(II) (Fe) umum ditemukan dalam air tanah
dibandingkan besi(III) (Fe). Secara umum besi(II) (Fe) terdapat dalam air tanah
berkisar antara 1,0 10 mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi (Fe)
sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat
tanah. Besi(II) (Fe) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau
dan sumber air yang kekurangan oksigen. Sumber besi (Fe) antara lain berasal
dari hematit ataupun magnetit. Mineral yang sering berada dalam air dengan
jumlah besar adalah kandungan besi (Fe). Apabila besi (Fe) tersebut berada
dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan.
Menurut Wahyu Widowati, Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf R., besi
(Fe) memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :
1
2
3
Dampak Tingginya Fe
Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation Ferro (Fe2+) atau kation Ferri
(Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi terlarut
dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe(OH)3,
FeO, Fe2O3 dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih diperbolehkan
dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l. Apabila kosentrasi besi terlarut
dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan berbagai masalah,
diantaranya
1
Gangguan Teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap pada
saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efek-efek yang dapat
merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori wastaFel
dan kloset.
Gangguan Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah
timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi
terlarutnya >1,0mg/l. Jika di gunakan untuk mencuci pakaian, akan
rasa besi/logam, astringent atau obat dan merugikan jika dipakai dalam
produksi.
Aerasi
Ion Fe selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang
rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara. Fe
dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi
Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan
dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara
biasa disebut aerasi, yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air. Cara
aerasi ini biasanya dengan mengontakkan/menyebarkan air dengan udara di
atas lempengan tipis, melalui tetesan air kecil (waterfall aerator), atau
dengan pencampur air dengan gelembung-gelembung udara. Dengan cara ini
jumlah oksigen pada air bisa dinaikkan antara 60 80%. Berfluktuasinya
kandungan Fe air tanah pada pemompaan ini tidak terlepas dari sifat siklus
hidrogen air tanah.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang
tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gaya gravitasi. Proses
pengendapan dengan cara gravitasi untuk mengendapkan partikel-partikel
tersuspensi yang lebih berat daripada air, ini yang sering dipergunakan dalam
pengolahan air. Sedimentasi dapat berlangsung sempurna pada danau yang
airnya diam atau suatu wadah air yang dibuat sedemikian rupa sehingga air
di dalamya keadaan diam maupun sumur galian. Pada dasarnya proses
tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi dari partikel tersuspensi
dalam air. Sedimentasi dapat berlangsung pada setiap badan air. Biaya
pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena tidak
sedimentasi
untuk
mereduksi
bahan-bahan
tersuspensi
(kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi
kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. Proses sedimentasi
adalah proses pengendapan dimana masing-masing partikel tidak mengalami
perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses pengendapan
berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi
3
lebih besar dari kekentalan dan gaya kelembaban (enersia) dalam cairan.
Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang pada
prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahanbahan anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat tersuspensi
dengan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang terjadi dalam
pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan didalam instalasi
pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir
yang mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan lama
dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air serta dengan
penggunaan activecarbon. Namun pada saat ini dalam mengatasi kandungan
Fe pada pengolahan air baku, telah ditemukan suatu metode baru yakni
dengan menggunakan teknik Mangan Zeolite Filtration , dimana Zeolit yang
digunakan adalah pasir hijau dilapisi mangan. Setiap butir pasir dilapisi
dengan asam-asam besi dan mangan. Tipe media filter ini adalah bentuk dari
ion exchange yang biasa digunakan di industri. Proses ini membutuhkan
penambahan potasium permanganat pada influent filter secara kontinu, yang
berfungsi untuk mengoksidasi besi dan mangan serta berfungsi untuk
regenerasi media filter. Dosis pottasium permanganat harus benar-benar
tepat karena sisa pottasium permanganat menyebabkan air berwarna merah
muda. Disisi lain, dosis yang tepat akan memungkinkan lolosnya mangandi
effluen filter. Pada kasus pengolahan air tanah, zeolit lebih baik ditempatkan
pada filter bertekanan dari pada filter gravitasi karena untuk menjaga
menghasilkan
sinar
dari
spectrum
dengan
panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan
trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin
diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu
trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat
pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan
sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
sampel dan blanko ataupun pembanding.
Alat alat :
1. Wadah rol film
2. Labu ukur 25 mL
3. Pipet tetes
4. Gelas kimia
5. Spektrofotometer Absorbsi Atom
Bahan bahan :
1. Air sampel
2. Larutan kerja Fe 50mg/L
8 buah
1 buah
4 buah
3 buah
1 set
secukupnya
secukupnya
Daftar Pustaka :
Basset. J. etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorg
anik . Jakarta: Erlangga.
Day, R.A.Jr & A.L. Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jaka
rta: Erlangga.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Menkes. 2010. PMK No. 492 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Ristina, Maria. 2006. Petunjuk Praktikum Instrumen Kimia. Yogyakarta:
STTN Batan.
TIM. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Surabaya: Jurusan Kimia
Universitas Negeri Surabaya.