Anda di halaman 1dari 23

KEMENTRIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH

FILUM ECHINODERMATA

PALEONTOLOGI

OLEH :

WIDYA FANCIA PRATIWI RENSE F 121 19 045

ALEXANDRA AUREL F 121 19 065

ALDI PRATAMA F 121 19 057

MOHAMAD AQSYA F 121 19 051

PALU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Filum
Echinodermata”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah paleontologi.
Pada kesempatan ini penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Dan
khususnya kepada dosen mata kuliah paleontologi atas nama ibu FITRAWATI A
MARHUM yang memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih memahami lagi
mengenai filum Echinodermata.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua semuanya.

Palu, 21 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fosil .................................................................................. 3
2.2 Fosilisasi ............................................................................................. 3
2.3 Tempat Penemuan Fosil ..................................................................... 4
2.4 Proses Terbentuknya Fosil ................................................................. 4
2.5 Pemanfaatan Fosil .............................................................................. 4
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 5
3.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 5
3.3 Sistematika Penulisan ........................................................................ 6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Echinodermata ................................................................. 7
4.2 Ciri-Ciri Umum .................................................................................. 7
4.3 Susunan Tubuh ................................................................................... 8
4.4 Taksonomi .......................................................................................... 9
4.5 Evolusi Organisme ............................................................................ 15
4.6 Awal Kemunculan dan Akhir Kemunculan ...................................... 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 18
5.2 Saran .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam


ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan,
pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya. Sehingga ia mempunyai peran
sebagai pembersih lingkungan laut terutama pantai. Selain itu echinodermata juga
dapat dijadikan parameter (bioindikator) kualitas di perairan laut (ekosistem laut).
Hal ini senada apa yang dituliskan Dahuri (2003:123) menyatakan bahwa “jenis-
jenis echinodermata dapat bersifat pemakan seston atau pemakan destritus,
sehingga peranannya dalam suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan
organik yang tidak terpakai oleh spesies lain namun dapat dimanfaatkan oleh
beberapa jenis echinodermata.

Echinodermata adalah nama filum dari invertebrata laut yang berkulit duri.
Filum yang mencakup sekitar 6.000 spesies ini dikelompokkan dalam 5 kelas.
Keberadaan echinodermata selain sebagai sumber makanan bagi hewan lain, juga
berfungsi sebagai pemakan bangkai / pemakan partikel-partikel yang membusuk di
laut. Echinodermata, kecuali echinoidea (bulu babi) dan holothuroidea (teripang)
tidak memiliki lima lengan simetris. Umumnya tersusun dari kerangka yang terbuat
dari kalsium karbonat. Beberapa echinodermata berkembang biak secara seksual
dan beberapa spesies yang lain berkembang biak secara aseksual (Anonim, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan fillum brachiopoda?

1
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menyelesaikan tugas besar mata kuliah paleontologi sebagai nilai
UAS
2. Untuk mengetahui proses pemfosilan dan literatur filum Echinodermata
3. Untuk mengetahui deskripsi dan proses perkembangbiakan filum
echinodermata

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fosil


Fosil merupakan sisa-sisa tumbuhan dan juga makhluk hidup yang sudah
mati jauh puluhan hingga ribuan tahun lalu, di zaman purbakala. Yang mana sisa-
sisa tumbuhan atau makhluk hidup yang mati tersebut sudah tertimbun lapisan
tanah dan mengeras, maka itulah yang disebut sebagai fosil.

Fosil yang paling umum ditemukan ialah berupa kerangka misalnya gigi,
tulang dan cangkang. Fosil yang tersusun dari jaringan lunak sangat sukar
ditemukan. Terdapat suatu cabang ilmu dari arkeologi yang secara khusus
mempelajari tentang fosil yaitu paleontologi.

2.2 Fosilisasi
Fosilisasi adalah proses pengayaan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang
terakumulasi dalam sedimen atau sedimen yang tunduk pada konservasi global atau
hanya bagian dari jejak kaki. Ada beberapa kriteria atau ketentuan yang dapat
dipertimbangkan pemfosilan:

1. Umur fosil lebih dari 10.000 tahun.


2. Organisme memiliki bagian tubuh yang sulit.
3. Mengalami pelestarian.
4. Terjadi secara alami.
5. Di dalamnya engandung sedikit oksigen.
6. Bebas dari bakteri berbahaya

3
2.3 Tempat Penemuan Fosil

Sebagian besar fosil ditemukan di batuan sedimen atau endapan yang


terpapar ke permukaan. Batuan yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus.
Jika fosil ada di bebatuan, mereka bergantung pada jenis lingkungan di mana
sedimen ilmiah disimpan. Sedimen laut, pantai dan laut dangkal biasanya
mengandung banyak fosil.

2.4 Proses Terbentuknya Fosil


Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang
pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam
kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam
bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara
kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.

2.5 Pemanfaatan Fosil


Fosil sangat penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi.
Sebagian besar waktu, geologi dan kompatibilitas dengan strata batuan bergantung
pada perubahan fosil. Organisme yang cocok untuk waktu ini dan perubahan
digunakan untuk menandai periode waktu. Misalnya, batuan yang mengandung
fosil graptolite harus dalam Paleozoikum. Distribusi geografis fosil memungkinkan
ahli geologi untuk mengadaptasi komposisi batuan dari bagian dunia lain.

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada praktikum paleontologi acara ke 4 yang


dilakukan secara daring pada tanggal 08 desember 2020.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa


referensi. Adapun tahap meliputi, tahap persiapan, kemudian tahap pembahasan,
dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Penentuan Tema

Pengumpulan Informasi

Tahap Pelaksanaan Draf

Tahapan Menulis Draf

Tahap Publikasi

5
3.3 Sistematika Penulisan

Karya tulis ini terdiri dari 5 bab. Pada bab 1 akan diuraikan mengenai latar
belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan. Pada bab 2 akan diuraikan
mengenai tinjauan pustaka. Pada bab 3 akan diuraikan tentang metode penelitian
yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, pengumpulan data, dan sistematika
penulisan. Pada bab 4 akan diuraikan mengenai pembahasan. Pada bab 5 akan
diuraikan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan dari pembahasan.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Echinodermata

Echinoderm adalah nama umum yang diberikan kepada setiap anggota filum
echinodermata (dari bahasa Yunani "echinos" yang berarti "landak/berduri" dan
"derma" yang berarti "kulit") dari hewan laut yang mencakup bintang laut, bulu
babi, teripang, timun laut dan beberapa kerabatnya. Echinodermata ditemukan di
setiap kedalaman laut, dari zona intertidal hingga zona abyssal. Filum ini terdiri
sekitar 7.000 spesies yang masih hidup, sehingga filum ini menjadi kelompok
terbesar kedua dalam superfilum deuterostomia, setelah chordata (yang termasuk
vertebrata, seperti burung, ikan, mamalia dan reptil). Echinodermata adalah filum
terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.

4.2 Ciri-Ciri Umum

Echinodermata memiliki ciri-ciri tubuh sebagai berikut :

 Tubuh Echinodermata terdiri atas 3 lapisan embrional (ectoderm, mesoderm,


dan endoderm), dan mempunyai rongga tubuh (selom) yang sempurna atau
disebut dengan tripoblastik selomata. Selom dibatasi oleh peritoneum
bersilia. Selom berisi cairan yang banyak mengandung sel amoebosit, selom
bersatu dengan kaki ambulakral.
 Memiliki bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva, tetapi
pada saat dewasa bentuk tubuhnya simteri radial, ada yang berbentuk bulat
seperti bola, pipih bundar, bulat memanjang, atau seperti tumbuhan, dan ada
yang dilengkapi dengan lengan – lengan yang panjang.
 Echinodermata tidak memiliki kepala dan tubuh dalam sumbu oral – aboral.
 Mulut terdapat di sisi ventral dan anus di sisi dorsal.
 Hewan ini memiliki endoskeleton dari osikel berkapur.

7
 Bergerak dengan ambulakral yaitu kaki tabung dengan lubang-lubang kecil
yang berfungsi untuk menghisap.
 Mempunyai sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak
mempunya anus.
 Tidak memiliki sistem ekskresi.
 Perkembangbiakan secara seksual

4.3 Susunan Tubuh

Echinodermata memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima
lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima.
Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat tonjolan kerangka dan
duri di tubunya.

Untuk bentuk tubuh echinodermata ini pada umumnya seperti bintang bulat,
pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada bagian tubuhnya
oral ( yang memiliki mulut ) dan aboral ( tidak memiliki mulut ). Pada permukaan
tubuh echinodermata umumnya berduri, baik pendek tumpul maupun panjang
berduri. Echinodermata tidak memiliki otak dan memiliki ambulakral yang
berfungsi dalam mengatur pergerakan.

Pada sistem organ echinodermata sebagai berikut :

a. Sistem Peredaran Darah


Echinodermata memiliki sistem peredaran darah yang masih
belum. Jika digambarkan secara sederhana, pembuluh darah berawal dari
yang mengelilingi mulut setelah itu berjabang pada setiap kaki tabung.

b. Sistem Pernapasan

Echinodermata dilakukan dengan menggunakan insang atau pupula


(tonjolan pada rongga tubuh ).

8
c. Sistem Persarafan

Echinodermata terdiri atas saraf yang berbentuk lingkaran (cincin)


yang mempersarafi mulut dan saraf radial yang mirip tali mempersarafi
pada bagian lengan atau kaki tabung.

d. Sistem Pencernaan

Berupa mulut esophagus, lambung, usus dan anus. Dapat


dikatakan, sistem pencernaannya sudah sempurna. tetapi tidak terdapat
sistem ekskresi pada hewan Echinodermata.

4.4 Taksonomi
Echinodermata dikelompokkan kedalam 5 kelas yaitu :
1. Kelas Asteroidea

Hewan yang dengan bentuk bintang yang biasa disebut bintang


laut. Asteroidea sering ditemukan dilaut panati, asteroidea merupakan
spesies terbanyak dari kelas filum echinodermata yakni terdapat 1.600
spesies. Asteroidea memiliki bagian tubuh oral (bagian tubuh dengan
mulut) dan bagian aboral (bagian tubuh dengan anus). Kelas yang
memiliki sistem ambularaklakral terdiri atas pembuluh darah air

9
(jaringan hidrolik) yang membentuk kaki/lengan. Bagian kaki/lengan
memiliki fungsi sebagai alat gerak, untuk menempel dan untuk
menemukan makanan.
Pada ujung kaki terdapat bintik mata yang mampu membedakan
terang dan gelap. Bintang laut memiliki duri yang tumpul dan pendek.
Disekeliling duri terdapat duri kecil yang dinamakan pedicelaria yang
berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh dari
kotoran. Pada bagian dekat anus terdapat lubang air disebut dengan
medreporit. Archoidea memiliki saluran cincin yang berada di pusat
tubuh serta saluran radial yang merupakan cabang saluran cincin di
bagian lengan
Bintang laut dan beberapa echinodermata mampu melakukan
regenerasi yang tinggi, bintang laut dapat menumbuhkan kembali
lengan yang hilang, dan bahkan dengan patahan lengan yang
mengandung madreporit dapat tumbuh bintang laut secara utuh.
Bintang laut bereproduksi seksual. Reproduksi secara seksual terjadi
melalui pembuahan sel telur oleh sperma yang terjadi secara eksternal
(di air). Hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis
yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut. . Contoh asteroidea,
antara lain Luidia magnifica (hampir punah), Asterias forbesi, Linckia
laevigata, dan Astropecten polyacanthus.

10
2. Kelas Echinoidea

Echinoidea ini merupakan kelas echinodermata yang


tubuhnya dipenuh mirip duri. Bulu babi atau landak laut
merupakan salah satu dari kelas echinoidea. Bentuk tubuh dari
echinodea ialah agak bulat dan tidak memiliki lengan tetapi
terdapat duri yang jumlahnya banyak. Terdapat dari yang pendek
dan panjang. Duri echinodea memiliki bentuk zat kapur. Tubuh
echinodea memiliki otot dengan fungsi untuk memutar duri
tersebut sehingga dapat bergerak. Mulut hewan ini memiliki
struktur yang menyerupai rahang membantu dalam memakan
mangsa.
Pada umumnya, echinoidea memiliki dua macam duri, yaitu
duri panjang dan duri pendek. Ada kalanya duri panjang memiliki
ujung runcing, di dalam berlubang dan rapuh. Pada spesies tertentu,
duri megandung racun untuk pertahanan diri, misalnya pada
Asthenosoma. Di antara duri-duri terdapat pediselaria dengan tiga
gigi.
Sistem pencernaan Echinoidea lengkap, meliputi mulut,
esophagus, lambung, usus yang panjang dan melingkar, rektum,
dan anus. Mulut memiliki gigi yang tajam dan kuat. Anus, lubang
genital, dan madeporit terletak di bagian aboral. Echinoidea
memakan ganggang, hewan-hewan kecil, bangkai, dan sisa-sisa
bahan organic.

11
Echinoidea bereproduksi secara seksual dengan alat kelamin
gonokoris atau bersifat diesis. Echinoidea memiliki daya regerasi
tinggi sehingga dapat memperbanyak diri secara generatif.
Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi secara eksternal dan
menghaslkan larva ekinopluteus yang berbentuk simetri bilateral.
Larva kemudian turun ke substrat dan metamorfosis menjadi anak
Echinoidea yang berbentuk simetri bilateral. Ada pula Echinoidea
yang mengerami telurnya. Umur bulu babi dapat mencapai 30
tahun. Terdapat sekitar 950 spesies Echinoidea yang
teridentifikasi, antara lain sebagai berikut.

 Bulu babi, misalnya Cidaris dan Diadema.


 Bulu babi jantung, tubuh berbentuk oval agak panjang,
misalnya Spatangus, Meoma ventricosa, dan Echinocardium
flavescens.
 Dolar pasir, tubuh pipih dan bundar, misalnya
Clypeaster dan Fibularia.
3. Kelas Crinoidea

Crinoidea memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan bunga


atau tumbuhan. Crinoidea ialah anggota fillum echinodermata yang
spesies paling sidikit yakni terdapat 550 spesies dan kelompok

12
paling primitive dari filum echinodermata. Hewan yang hidup di
pantai hingga kedalaman laut 3.500 meter dibawah permukaan
laut. Tubuh yang tidak memiliki duri dan jika memiliki tangkai
disebut lillia laut ( jika bertangkai akan menempel pada dasar laut
dengan sirri yaitu bagian ujung tangkai memiliki zat tanduk ),
sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut dengan bintang laut
berbulu.

Dibagian dasar tubuh ( caliks ) jenis yang terdapat sisi oral


(mulut) dan sisi anus sedangkan di bagian lengannya berjumlah
banyak yang mengelilingi bagian kaliks tersebut. Umumnya
jumlah lengan Crinoidea ialah kelipatan lima dan memiliki cabang
yang disebut dengan pinula. Di sisi oral terdapat celah yang bersilia
disebut dengan celah ambulakral. Celah tersebut berfungsi dalam
menangkap makanan berupa cairan, zooplankton atau partikel
lainnya yang tersebar di laut.
4. Kelas Ophiuroidea

Ophiruoidea (Yunani, ophio = ular)


adalah echinodermata yang berbentuk bintang pisin pusat kecil (1-3
cm) dan memiliki lima lengan yang panjang dan langsing, yang

13
terkadang bercabang-cabang. Jika kaki digerakkan maka
pergerakannya mirip dengan ular, sehingga kelas ophiuroidea
disebut dengan bintang mengular. Kaki tabungannya ini tidak
memiliki penyedot dan bergerak dengan mencambukkan kakinya,
sehingga kaki ini lebih mudah patah. Pada kaki atau lengan
berfungsi menangkap mangsanya kemudian memasukkan ke dalam
laut. Ophiuroidea memiliki mulut dibagian oral tetapi tidak memiliki
anus. Sisa pencernaan makanan dimuntahkan (dikeluarkan) melalui
mulut. Ophiuroidea mencari makanan pada malam hari, berupa
hewan kecil yang hidup maupun yang mati.

Lengan Ophuroidea rapuh dan mudah putus, tetapi akan


segera tumbuh lengan baru. Alat reproduksi bersifat gonokoris dan
pembuahan terjadi eksternal menghasilkan larva berbentuk simetri
bilateral yang berenang bebas. Ada pula Ophuroidea yang memiliki
kantong pengeraman sehingga larva tidak bisa berenang bebas.
Contoh Ophuriodea antara lain Ophiothrix fragilis, Ophiomyxa, dan
Gorgonocephalus.

5. Kelas Holothuroidea

Holothuroidea dikenal sebagai mentimun (sea cucumber)


laut atau tripang, sepintas tidak terlihat mirip dengan echinodermata

14
yang lain, tidak memiliki duri dan endoskeleton tidak tampak karena
telah tereduksi. Tubuh mentimun laut memanjang sepanjang sumbu
oral sampai aboral sehingga memberikan bentuk mentimun seperti
namanya. Tetapi konsistensi tubuhnya sedikit berbeda dengan kelas
lain dan memiliki tubuh halus dan lunak serta tergolong memiliki
bagian-bagian tubuh yang berkelipatan lima dengan sistem
ambulakral (kaki tabung) yang merupakan bagian dari sistem
pembuluh air yang hanya terdapat pada filum echinodermata.
Kaki ambulakral yang terdapat di sekitar mulut
dikembangkan menjadi tentakel yang digunakan untuk makan yang
biasanya berjumlah 10 – 30 buah. Sementara itu terdapat dua baris
kaki ambulakral di bagian dorsal yang digunakan untuk bernapas
dan tiga baris kaki ambulakral di bagian ventral yang digunakan
untuk bergerak, alur kaki ambulakral ini tertutup dan madreporitnya
terdapat pada rongga tubuhnya.
Saluran pencernaan pada holothuroidea panjang dan berliku-
liku, reproduksinya yaitu dengan kelamin terpisah. Contoh spesies
holothuroidea adalah Holothuria atra (Teripang hitam), Cucumaria
sp, Thyone sp, Holothuaria scabra (Teripang putih).

4.5 Evolusi Organisme

Evolusi invertebrata yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek moyang
berupa protista yang hidup di laut. Protista bercabang tiga, dimulai dari filum
Porifera, filum Cnidaria, dan filum Plathyhelminthes.
Filum plathyhelminthes bercabang menjadi tiga. Cabang pertama bercabang
lagi menjadi tiga dimulai dari filum Mollusca, filum Annelida, dan filum
Arthropoda. Cabang kedua menjadi filum Nematoda. Sedang cabang ketiga
menjadi dua, yaitu filum Echinodermata dan filum Chordata. Dari evolusi
invertebrata dapat kita ketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang
berupa Echinodermata.

15
Echinodermata akan berkembang menjadi Echinodermata modern contohnya
bintang laut, dan bulu babi, Hemichordata, Chordata primitif yang terdiri dari
Tunicata dan Lancelets, vertebrata modern yang terdiri dari tujuh kelas yaitu:
Agnata, Chondrichtyes, Osteichthyes, Ampibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

4.6 Awal Kemunculan dan Akhir Kemunculan


Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit yang berduri) adalah
sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa
kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut.
Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang
masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum
hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.
Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan
memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima).

Walaupun terlihat primitif, echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif


dekat dengan chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri
radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva hemichordata.

Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.


Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut. Organisme yang
hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk sekelilingnya, baik berupa
tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk umum yang dijumpai
merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan perggerakannya

Laut juga merupakan tempat mata penjaharian untuk golongan masyarakat


tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang berkarang,
berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat ditemukan
di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum dalam
invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan banyak Phylum
echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada Invertebrata.

16
Bagian internal dan eksternal hewan itu menjalar dari tengah atau pusat,
seringkali berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat
dari lempengan keras. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena
adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari
echinodermata adalah system pembuluh air (water vascular system), suatu jaringan
saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube
feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas. Reproduksi
seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu jantan dan
betina.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Echinodermata adalah filum terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup
di air tawar atau darat. Echinodermata memiliki ciri-ciri tubuh terdiri atas 3 lapisan
embrional (ectoderm, mesoderm, dan endoderm), dan mempunyai rongga tubuh
(selom) yang sempurna atau disebut dengan tripoblastik selomata. Selom dibatasi
oleh peritoneum bersilia. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar
karena adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang
khas dari echinodermata adalah system pembuluh air (water vascular system), suatu
jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki
tabung (tube feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas.
Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu
jantan dan betina.

Taksonomi Echinodermata dikelompokkan kedalam 5 kelas yaitu :

1. Kelas Asteroidea
2. Kelas Echinoidea
3. Kelas Crinoidea
4. Kelas Ophiuroidea.
5. Kelas Holothuroidea

Evolusi Organisme ini yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek
moyang berupa protista yang hidup di laut. Protista bercabang tiga, dimulai dari
filum Porifera, filum Cnidaria, dan filum Plathyhelminthes. Echinodermata akan
berkembang menjadi echinodermata modern contohnya bintang laut, dan bulu babi,
Hemichordata, chordata primitif yang terdiri dari Tunicata dan Lancelets,
vertebrata modern yang terdiri dari tujuh kelas yaitu: Agnata, Chondrichtyes,
Osteichthyes, Ampibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

18
5.2 Saran

Ambillah hikmah/pelajaran dari hewan yang sederhana ini yaitu echinodermata


meskipun tubuhnya tidak begitu menarik namun sangat bermanfa’at bagi manusia
sebagai sumber makanan dan bermanfa’at bagi habitatnya di laut maupun sebagai
sumber edukasi. Oleh karena Tuhan Menciptakan makhluknya tidak sia-sia, hanya
manusialah tempat kehilapan. Jika ada kesalahan dalam pengetikan dalam makalah
ini mohon untuk kritik dan sarannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, Ardeslan. (2017). Identifikasi Dan Klasifikasi Phylum Echinodermata


Di Perairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
Simeulue. Jurnal Biology Education. Vol. 6. Universitas Serambi Mekkah.
Bandah Aceh

Pustekkom Kemdikbud. (2019). Diambil dari


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id

Dosen Pendidikan 2. (2020). Diambil dari


https://www.dosenpendidikan.co.id/echinodermata-adalah/

Khirunnas anfa’uhum linnas (2012). Diambil dari

https://geoenviron.blogspot.com/2012/03/proses-pemfosilan-atau
fosilisasi.html?m=1

Akbar, Asfihan. (2020). Diambil dari https://adalah.co.id/fosil/

20

Anda mungkin juga menyukai