UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
MAKALAH
FILUM ECHINODERMATA
PALEONTOLOGI
OLEH :
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Filum
Echinodermata”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah paleontologi.
Pada kesempatan ini penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Dan
khususnya kepada dosen mata kuliah paleontologi atas nama ibu FITRAWATI A
MARHUM yang memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih memahami lagi
mengenai filum Echinodermata.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fosil .................................................................................. 3
2.2 Fosilisasi ............................................................................................. 3
2.3 Tempat Penemuan Fosil ..................................................................... 4
2.4 Proses Terbentuknya Fosil ................................................................. 4
2.5 Pemanfaatan Fosil .............................................................................. 4
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 5
3.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 5
3.3 Sistematika Penulisan ........................................................................ 6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Echinodermata ................................................................. 7
4.2 Ciri-Ciri Umum .................................................................................. 7
4.3 Susunan Tubuh ................................................................................... 8
4.4 Taksonomi .......................................................................................... 9
4.5 Evolusi Organisme ............................................................................ 15
4.6 Awal Kemunculan dan Akhir Kemunculan ...................................... 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 18
5.2 Saran .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Echinodermata adalah nama filum dari invertebrata laut yang berkulit duri.
Filum yang mencakup sekitar 6.000 spesies ini dikelompokkan dalam 5 kelas.
Keberadaan echinodermata selain sebagai sumber makanan bagi hewan lain, juga
berfungsi sebagai pemakan bangkai / pemakan partikel-partikel yang membusuk di
laut. Echinodermata, kecuali echinoidea (bulu babi) dan holothuroidea (teripang)
tidak memiliki lima lengan simetris. Umumnya tersusun dari kerangka yang terbuat
dari kalsium karbonat. Beberapa echinodermata berkembang biak secara seksual
dan beberapa spesies yang lain berkembang biak secara aseksual (Anonim, 2005).
1
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menyelesaikan tugas besar mata kuliah paleontologi sebagai nilai
UAS
2. Untuk mengetahui proses pemfosilan dan literatur filum Echinodermata
3. Untuk mengetahui deskripsi dan proses perkembangbiakan filum
echinodermata
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fosil yang paling umum ditemukan ialah berupa kerangka misalnya gigi,
tulang dan cangkang. Fosil yang tersusun dari jaringan lunak sangat sukar
ditemukan. Terdapat suatu cabang ilmu dari arkeologi yang secara khusus
mempelajari tentang fosil yaitu paleontologi.
2.2 Fosilisasi
Fosilisasi adalah proses pengayaan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang
terakumulasi dalam sedimen atau sedimen yang tunduk pada konservasi global atau
hanya bagian dari jejak kaki. Ada beberapa kriteria atau ketentuan yang dapat
dipertimbangkan pemfosilan:
3
2.3 Tempat Penemuan Fosil
4
BAB III
METODOLOGI
Penentuan Tema
Pengumpulan Informasi
Tahap Publikasi
5
3.3 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari 5 bab. Pada bab 1 akan diuraikan mengenai latar
belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan. Pada bab 2 akan diuraikan
mengenai tinjauan pustaka. Pada bab 3 akan diuraikan tentang metode penelitian
yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, pengumpulan data, dan sistematika
penulisan. Pada bab 4 akan diuraikan mengenai pembahasan. Pada bab 5 akan
diuraikan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan dari pembahasan.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Echinoderm adalah nama umum yang diberikan kepada setiap anggota filum
echinodermata (dari bahasa Yunani "echinos" yang berarti "landak/berduri" dan
"derma" yang berarti "kulit") dari hewan laut yang mencakup bintang laut, bulu
babi, teripang, timun laut dan beberapa kerabatnya. Echinodermata ditemukan di
setiap kedalaman laut, dari zona intertidal hingga zona abyssal. Filum ini terdiri
sekitar 7.000 spesies yang masih hidup, sehingga filum ini menjadi kelompok
terbesar kedua dalam superfilum deuterostomia, setelah chordata (yang termasuk
vertebrata, seperti burung, ikan, mamalia dan reptil). Echinodermata adalah filum
terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.
7
Bergerak dengan ambulakral yaitu kaki tabung dengan lubang-lubang kecil
yang berfungsi untuk menghisap.
Mempunyai sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak
mempunya anus.
Tidak memiliki sistem ekskresi.
Perkembangbiakan secara seksual
Echinodermata memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima
lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima.
Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat tonjolan kerangka dan
duri di tubunya.
Untuk bentuk tubuh echinodermata ini pada umumnya seperti bintang bulat,
pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada bagian tubuhnya
oral ( yang memiliki mulut ) dan aboral ( tidak memiliki mulut ). Pada permukaan
tubuh echinodermata umumnya berduri, baik pendek tumpul maupun panjang
berduri. Echinodermata tidak memiliki otak dan memiliki ambulakral yang
berfungsi dalam mengatur pergerakan.
b. Sistem Pernapasan
8
c. Sistem Persarafan
d. Sistem Pencernaan
4.4 Taksonomi
Echinodermata dikelompokkan kedalam 5 kelas yaitu :
1. Kelas Asteroidea
9
(jaringan hidrolik) yang membentuk kaki/lengan. Bagian kaki/lengan
memiliki fungsi sebagai alat gerak, untuk menempel dan untuk
menemukan makanan.
Pada ujung kaki terdapat bintik mata yang mampu membedakan
terang dan gelap. Bintang laut memiliki duri yang tumpul dan pendek.
Disekeliling duri terdapat duri kecil yang dinamakan pedicelaria yang
berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh dari
kotoran. Pada bagian dekat anus terdapat lubang air disebut dengan
medreporit. Archoidea memiliki saluran cincin yang berada di pusat
tubuh serta saluran radial yang merupakan cabang saluran cincin di
bagian lengan
Bintang laut dan beberapa echinodermata mampu melakukan
regenerasi yang tinggi, bintang laut dapat menumbuhkan kembali
lengan yang hilang, dan bahkan dengan patahan lengan yang
mengandung madreporit dapat tumbuh bintang laut secara utuh.
Bintang laut bereproduksi seksual. Reproduksi secara seksual terjadi
melalui pembuahan sel telur oleh sperma yang terjadi secara eksternal
(di air). Hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis
yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut. . Contoh asteroidea,
antara lain Luidia magnifica (hampir punah), Asterias forbesi, Linckia
laevigata, dan Astropecten polyacanthus.
10
2. Kelas Echinoidea
11
Echinoidea bereproduksi secara seksual dengan alat kelamin
gonokoris atau bersifat diesis. Echinoidea memiliki daya regerasi
tinggi sehingga dapat memperbanyak diri secara generatif.
Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi secara eksternal dan
menghaslkan larva ekinopluteus yang berbentuk simetri bilateral.
Larva kemudian turun ke substrat dan metamorfosis menjadi anak
Echinoidea yang berbentuk simetri bilateral. Ada pula Echinoidea
yang mengerami telurnya. Umur bulu babi dapat mencapai 30
tahun. Terdapat sekitar 950 spesies Echinoidea yang
teridentifikasi, antara lain sebagai berikut.
12
paling primitive dari filum echinodermata. Hewan yang hidup di
pantai hingga kedalaman laut 3.500 meter dibawah permukaan
laut. Tubuh yang tidak memiliki duri dan jika memiliki tangkai
disebut lillia laut ( jika bertangkai akan menempel pada dasar laut
dengan sirri yaitu bagian ujung tangkai memiliki zat tanduk ),
sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut dengan bintang laut
berbulu.
13
terkadang bercabang-cabang. Jika kaki digerakkan maka
pergerakannya mirip dengan ular, sehingga kelas ophiuroidea
disebut dengan bintang mengular. Kaki tabungannya ini tidak
memiliki penyedot dan bergerak dengan mencambukkan kakinya,
sehingga kaki ini lebih mudah patah. Pada kaki atau lengan
berfungsi menangkap mangsanya kemudian memasukkan ke dalam
laut. Ophiuroidea memiliki mulut dibagian oral tetapi tidak memiliki
anus. Sisa pencernaan makanan dimuntahkan (dikeluarkan) melalui
mulut. Ophiuroidea mencari makanan pada malam hari, berupa
hewan kecil yang hidup maupun yang mati.
5. Kelas Holothuroidea
14
yang lain, tidak memiliki duri dan endoskeleton tidak tampak karena
telah tereduksi. Tubuh mentimun laut memanjang sepanjang sumbu
oral sampai aboral sehingga memberikan bentuk mentimun seperti
namanya. Tetapi konsistensi tubuhnya sedikit berbeda dengan kelas
lain dan memiliki tubuh halus dan lunak serta tergolong memiliki
bagian-bagian tubuh yang berkelipatan lima dengan sistem
ambulakral (kaki tabung) yang merupakan bagian dari sistem
pembuluh air yang hanya terdapat pada filum echinodermata.
Kaki ambulakral yang terdapat di sekitar mulut
dikembangkan menjadi tentakel yang digunakan untuk makan yang
biasanya berjumlah 10 – 30 buah. Sementara itu terdapat dua baris
kaki ambulakral di bagian dorsal yang digunakan untuk bernapas
dan tiga baris kaki ambulakral di bagian ventral yang digunakan
untuk bergerak, alur kaki ambulakral ini tertutup dan madreporitnya
terdapat pada rongga tubuhnya.
Saluran pencernaan pada holothuroidea panjang dan berliku-
liku, reproduksinya yaitu dengan kelamin terpisah. Contoh spesies
holothuroidea adalah Holothuria atra (Teripang hitam), Cucumaria
sp, Thyone sp, Holothuaria scabra (Teripang putih).
Evolusi invertebrata yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek moyang
berupa protista yang hidup di laut. Protista bercabang tiga, dimulai dari filum
Porifera, filum Cnidaria, dan filum Plathyhelminthes.
Filum plathyhelminthes bercabang menjadi tiga. Cabang pertama bercabang
lagi menjadi tiga dimulai dari filum Mollusca, filum Annelida, dan filum
Arthropoda. Cabang kedua menjadi filum Nematoda. Sedang cabang ketiga
menjadi dua, yaitu filum Echinodermata dan filum Chordata. Dari evolusi
invertebrata dapat kita ketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang
berupa Echinodermata.
15
Echinodermata akan berkembang menjadi Echinodermata modern contohnya
bintang laut, dan bulu babi, Hemichordata, Chordata primitif yang terdiri dari
Tunicata dan Lancelets, vertebrata modern yang terdiri dari tujuh kelas yaitu:
Agnata, Chondrichtyes, Osteichthyes, Ampibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
16
Bagian internal dan eksternal hewan itu menjalar dari tengah atau pusat,
seringkali berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat
dari lempengan keras. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena
adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari
echinodermata adalah system pembuluh air (water vascular system), suatu jaringan
saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube
feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas. Reproduksi
seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu jantan dan
betina.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Echinodermata adalah filum terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup
di air tawar atau darat. Echinodermata memiliki ciri-ciri tubuh terdiri atas 3 lapisan
embrional (ectoderm, mesoderm, dan endoderm), dan mempunyai rongga tubuh
(selom) yang sempurna atau disebut dengan tripoblastik selomata. Selom dibatasi
oleh peritoneum bersilia. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar
karena adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang
khas dari echinodermata adalah system pembuluh air (water vascular system), suatu
jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki
tabung (tube feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas.
Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu
jantan dan betina.
1. Kelas Asteroidea
2. Kelas Echinoidea
3. Kelas Crinoidea
4. Kelas Ophiuroidea.
5. Kelas Holothuroidea
Evolusi Organisme ini yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek
moyang berupa protista yang hidup di laut. Protista bercabang tiga, dimulai dari
filum Porifera, filum Cnidaria, dan filum Plathyhelminthes. Echinodermata akan
berkembang menjadi echinodermata modern contohnya bintang laut, dan bulu babi,
Hemichordata, chordata primitif yang terdiri dari Tunicata dan Lancelets,
vertebrata modern yang terdiri dari tujuh kelas yaitu: Agnata, Chondrichtyes,
Osteichthyes, Ampibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
18
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://geoenviron.blogspot.com/2012/03/proses-pemfosilan-atau
fosilisasi.html?m=1
20