Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup dalam setangkup cangkang
yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya hidup
menempel pada substrat dengan semen langsung atau dengan tungkai yang
memenjang dari ujung cangkang. Hewan kecil yang halus dan bercangkang
ini dinamakan”kerang lampu”. Mereka sering dikira kerang,karena
mempunyai setangkup cangkang,tetapi cangkang hewan ini menghadap
dorso-ventral(atas-bawah),sedangkan cangkang kerang lateral(kiri-kanan).
Brachiopoda memiliki kemiripan dengan mollusca jenis bivalvia dimana
pada bagian tubuhnya terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex
yang dikelompokkan ke dalam cangkang yang dilapisi dengan permukaan
yang tipis dari priostracum organic,yang berkisar hiingga 100 tahun yang
lalu (invertebrate paleontologi). Lingula unguis merupakan salah satu
marga(genus) dari filum brachiopoda yang keberadaannya sampai sekarang
masih hidup di zona intertidal dan mendapat sebutan fosil yang hidup atau
dalam istilah asingnya Living fossil. Hewan ini lazimnya disebut kerang
lentera(lampshell). Hal ini dikarenakan bentuknya yang menyerupai lampu
minyak pada zaman kerajaan romawi kuno (Aslan,dkk2007)

1.2 Tujuan
1. Mengetahui bentuk-bentuk fosil dari Filum Brachiopoda
2. Mengetahui klasifikasi fosil dari Filum Brachiopoda
3. Mengetahui ciri-ciri brachiopoda
1.3 Alat dan Bahan
1. LKS
2. Modul
3. ATK
4. Laptop

Laporan Praktikum Paleontologi|Filum Brachiopoda 1


BAB II
DASAR TEORI
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk
kehidupan yang pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi
satu dengan lainnya serta lingkungan kehidupannya (paleoekologi) selama
umur bumi atau dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh fosil.
Sebagaimana ilmu sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab sebab
dibandingkan dengan melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau
dampaknya. Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di
jaman sekarang, paleontologi menggunakan fosil atau jejak organisme yang
terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses
alami, sebagai sumber utama penelitian. Oleh karena itu paleontologi dapat
diartikan sebagai ilmu mengenai fosil sebab jejak kehidupan masa lalu terekam
dalam fosil tersebut(Aslan, 2003).
Konsep Dasar Paleontologi yaitu a) Taksonomi Taksonomi adalah
pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu. Dalam
penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan
taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies,
sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku dapat
ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom,
merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak
di bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.
Spesifikasi Nama Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat
berupa 1)Bentuk tubuh: Turritella angulata yang memperlihatkan bentuk
tubuh turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya. 2) Struktur:
Tubipora musica yang memperlihatkan struktur tubuh berpipa (tube) dan
terangkai seperti alat musik (musica). 3) Geografis: Pemberian nama yang
didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebut pertama kali diketemukan.
Contoh: Fussulina sumatrensis, Fussulina yang diketemukan di sumatera. 4)
Personal: Mencantumkan nama penemunya. Contoh: Discoater martinii, Martini
adalah penemu fosil tersebut c. Filogeni Filogeni adalah ilmu yang mempelajari
hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya. Hubungan
tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat
diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi.
Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari
suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi
evolusi sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap
lingkungannya (Radiopoetro,2002). Brachiopoda berasal dari bahasa latin
( Bracchium : lengan (arm), dan Poda yang artinya kaki ( foot), artinya hewan ini
merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan.
Brachiopoda adalah kerang yang umum ditemukan pada zaman purba, hewan
tersebut hidup di dasar laut dan menyaring makanannya di air. Makhluk laut
ini mempunyai dua cangkang, satu cangkangnya lebih besar dari yang laion.
Cangkang tersebut memberi bentuk khusus seperti lampu minyak. Beberapa
Brachiopoda masih tetap hidup sampai sekarang, tapi mayoritas hidup 350-750
juta tahun yang lalu. Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari
benthic inverterbrates. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 species dari phylum
ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai.
Brachiopoda merupakan kelompok besar tersendiri dan eksklusif dengan
organisme laut yang sangat bagus sepanjang sejarah geologi (Suwignyo, 2005).
Brachiopoda merupakan penyaring makanan yang mengumpulkan
partikel makanan pada organ ciliated yang disebut Lophophore. Brachiopoda
adalah filum hewan laut yang keras "katup" (kulit) pada permukaan atas dan
bawah, tidak seperti pengaturan kiri dan kanan dalam kerang moluska
(seperti remis , kerang , tiram dan kerang ). Katup Brachiopoda
adalah berengsel di bagian belakang, sedangkan bagian depan dapat dibuka
untuk makan atau tertutup untuk perlindungan. Artikulasikan Brachiopoda
memiliki engsel bergigi dan pembukaan sederhana dan otot penutupan,
sementara artikulatif Brachiopoda memiliki engsel untoothed dan otot yang
lebih kompleks. Dalam brachiopoda khas tangkai seperti gagang bunga proyek
dari bukaan pada engsel atau dari lubang di katup yang lebih besar,
melampirkan hewan ke dasar laut tapi yang jelas lumpur yang akan
menghambat pembukaan. Brachiopoda memiliki mantel yang mengeluarkan dan
garis shell, dan membungkus organ-organ internal. Tubuh biasanya menempati
sekitar sepertiga dari ruang internal dalam shell, terdekat engsel. Sisanya
mantel membungkus sebuah ruang yang penuh air dengan banyak
berisi lophophore , sebuah mahkota tentakel yangmenyaring partikel makanan
keluar dari air. Dalam semua spesies lophophore ini didukung oleh tulang
rawan pada tubuh brchiopoda dan oleh kerangka hidrostatik . The
lophophore filter makanan, kebanyakan fitoplankton , keluar dari air. Dari sana
makanan diangkut secara berurutan untuk: sepanjang alur dasar lophophore's
tentakel tersebut; mulut, faring , kerongkongan serta bagian tubuhlainnya , dan
akhirnya perut , di mana makanan yang dicerna . Nutrisi yang diangkut dari
perut seluruhcoelom (rongga tubuh utama), termasuk lobus mantel, oleh silia.
Limbah yang dihasilkan oleh metabolisme yang rusak menjadi amonia , yang
dieliminasi oleh difusi melalui mantel dan lophophore. Para lophophore dan
mantel adalah hanya permukaan yang menyerap oksigen dan
menghilangkan karbon dioksida . Oksigen tampaknya akan didistribusikan oleh
cairan coelom tersebut. Jantung berada di atas perut, dan pembuluh darah
hubungkan ke organ-organ utama. Namun, fungsi utama darah mungkin untuk
memberikan nutrisi. Konsumsi oksigen maksimal Brachiopoda rendah, dan
persyaratan minimum mereka tidak terukur. Banyak Brachiopoda menutup
katup mereka jika bayangan muncul di atas mereka, tetapi sel-sel yang
bertanggung jawab untuk ini tidak diketahui. Beberapa Brachiopoda
telah statocysts yang mendeteksi perubahan pada hewan keseimbangan .Semua
Brachiopoda memiliki adduktor otot, yang ditetapkan di bagian dalam gagang
bunga katup dan tutup katup dengan menarik pada bagian dari katup brakialis
depan engsel.Otot-otot ini memiliki keduanya "cepat" serat yang menutup katup
dalam keadaan darurat dan "menangkap" serat yang lebih lambat tetapi dapat
menjaga katup tertutup untuk waktu yang lama. Brachiopoda Artikulasikan
membuka katup dengan cara otot penculik, juga dikenal sebagai diductors,
yang terletak lebih ke belakang dan tarik pada bagian dari katup brakialis balik
engsel. Brachiopoda artikulatif menggunakan mekanisme pembuka yang
berbeda, di mana otot mengurangi panjang coelom (rongga tubuh utama) dan
membuat tonjolan keluar, mendorong katup terpisah. Kedua kelas membuka
katup ke sudut sekitar 10°. Kompleks yang ditetapkan lebih dari otot-otot yang
dipekerjakan oleh artikulatif (Oemardjati, 2000). Brachiopoda juga dapat
mengoperasikan katup sebagai gunting, mekanisme yang digunakan untuk
menggali lingulids. Seperti moluska , Brachiopoda memiliki mantel,
sebuah epitelium yang melapisi kulit dan membungkus organ-organ internal.
Tubuh brachiopod menempati hanya sekitar sepertiga dari ruang internal dalam
shell, terdekat engsel. Sisa ruang dipagari dengan mantel lobus , ekstensi yang
diisi melampirkan-ruang air yang duduk lophophore tersebut. Coelom meluas
ke lobus yang masing-masing sebagai jaringan kanal, yang membawa nutrisi ke
tepi mantel Relatif baru sel dalam alur di tepi material mengeluarkan mantel
yang meluas periostracum tersebut. Sel-sel ini secara bertahap mengungsi ke
bagian bawah mantel oleh sel-sel yang lebih baru di alur, dan beralih ke
mensekresi bahan mineral dari katup shell. Dengan kata lain, di tepi katup
periostracum ini diperpanjang pertama, dan kemudian diperkuat oleh perluasan
lapisan mineral di bawah periostracum tersebut. Dalam spesies yang paling
pinggir juga mantel bulu beruang bergerak, sering disebut chaetae atau setae ,
yang dapat membantu mempertahankan hewan dan dapat bertindak
sebagai sensor . Dalam beberapa kelompok Brachiopoda membantu chaetae
untuk menyalurkan aliran air masuk dan keluar dari rongga mantel. Dalam
Brachiopoda kebanyakan, diverticula (ekstensi berongga) dari mantel
menembus lapisan mineral dari katup ke periostraca tersebut. Fungsi
diverticula ini tidak pasti dan disarankan bahwa mereka mungkin
ruang penyimpanan untuk bahan kimia seperti glikogen , dapat mengeluarkan
repellents untuk mencegah organisme yang menempel ke shell atau mungkin
membantu (Brotowidjoyo, 2004). Salah satu kelas Brachiopoda adalah kelas
Inarticulata yang mana ciri-cirinya adalah tidak mempunyai gigi dan garis
pertautan. Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot
dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.
Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati
cangkang langsung terpisah. Cangkang umumnya berbentuk membulat atau
seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan. Mulai muncul sejak
Jaman Cambrian awal hingga masa kini. Kelas Articulata memliki ordo
sebanyak 6 yaitu Ordo Ortida, Ordo Strophomenidina, Ordo Pentamerida, Ordo
Spririferida, dan Ordo Terebratulida yang mana memiliki umur yang berbeda
beda. Lingkungan hidup dan lingkungan kelas Artivulata adalah di laut Lalu
ada kelas Articulata yang mempunyai ciri-ciri cangkang dipertautkan oleh gigi
dan socket. Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan. Tidak
mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar.
Banyak yang berfungsi sebagai fosil index, Susunan ototnya yang sederhana,
mempunyai brachian untuk menahan lophopordan mulai muncul sejak zaman
Kapur hingga kini. Kelas ini memiliki 2 Ordo yakni Ordo Lingulida dan Ordo
Acrotretida.Cara hidup kelas ini adalah Sesyl atau tertambatkan dan berada di
lingkungan hidup dan lingkungan pengendapannya juga di laut. Pada
pertangkupan kedua cangkang terdapat lubang tempat keluarnya pedicle yaitu
Pedicle opening atau Forament. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada
cangkang adalah Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar,
berfungsi untuk menggerakkan air di sekitarnya. Lophophore mebentuk
kumparan dengan atau tanpa didukung oleh skeletal internal. Usus
Brachiopoda berbentuk U. Sistem peredaran darahnya terbuka.
Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa
Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur
batuan sebagai Index Fosils. Pada akhir Zaman Permian, terjadi kepunahan
masal yang melibatkan hampir semua golongan Brachiopoda. Hanya sedikit
takson yang selama, seperti golongan Trebratulid dan Lingula, dan masih
terdapat hingga masa kini (Holosen).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
NAMA : Renata Silvia
NIM : F1D220026
JUDUL PRAKTIKUM : Filum Brachiopoda
Proses Pemfosilan : Termineralisasi
Jenis : Filum Brachiopoda (Artikulata)
Umur : Kambrium (570-100 juta tahun lalu) – Recent (0,01 juta tahun lalu)
GAMBAR

TAMPAK ATAS TAMPAK DEPAN

FOTO TAMPAK BAWAH TAMPAK SAMPING


Fosil ini terbentuk secara termineralisasi, memiliki umur kambrium Klasifikasi
Recent, hidup secara sesil, lingkungan hidup di daerah pantai, serta Kingdom : Animalia
memiliki daerag pengendapan litoral – neritik ( 0 – 200 m ) fosil ini Filum : Brachoipoda
melimpah pada batuan yang berasal dari kuruan paleozoikum. Kelas : Artikulata

Ordo : Terebratulida
Cara hidup : Hidup dengan cara menambat (sesil)
Family : Terebratulidae
Lingkungan hidup : Hidup di daerah pantai
Genus : Terebratulina
Lingkungan pengendapan : Terendapkan di zona Litoral-Neritik(0-
200m) Spesies : Terebratulia

Sanguinae
CATATAN : TANGGAL : PARAF / ACC
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
NAMA : Renata Silvia
NIM : F1D220026
JUDUL PRAKTIKUM : Filum Brachiopoda
Proses Pemfosilan : Termineralisasi
Jenis : Filum Brachiopoda (Artikulata)
Umur : Kambrium (570-100 juta tahun lalu) – Recent (0,01 juta tahun lalu)
GAMBAR

TAMPAK ATAS TAMPAK DEPAN

FOTO TAMPAK BAWAH TAMPAK SAMPING


Fosil ini terbentuk secara termineralisasi, memiliki umur kambrium Klasifikasi
Recent, hidup secara sesil, lingkungan hidup di daerah pantai, serta Kingdom : Animalia
memiliki daerag pengendapan litoral – neritik ( 0 – 200 m ) fosil ini Filum : Brachoipoda
melimpah pada batuan yang berasal dari kuruan paleozoikum. Kelas : Artikulata

Ordo : Terebratulida
Cara hidup : Hidup dengan cara menambat (sesil)
Family : Terebratulidae
Lingkungan hidup : Hidup di daerah pantai
Genus : Terebratulina
Lingkungan pengendapan : Terendapkan di zona Litoral-Neritik(0-
200m) Spesies : Terebratulia

Sanguinae
CATATAN : TANGGAL : PARAF / ACC

`
3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang sudah dilakukan kemarin yakni membahas
tentang pendeskripsiaan fosil brachiopoda Bentuk dan ukuran kedua keping
cangkang kerang lentera tidak sama, kedua keping cangkang dihubungkan satu
sama lain oleh otot dan engsel atau “hinge” pada bagian posterior , cangkang
terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal kalsit, dan terluar lapisan ,
periostrakum, permukaan ada kalanya berhiaskan garis-garis konsetrik,
menayebar bergerigi atau berduri, warna cangkang biasanya kuning kusam. Di
dalam cangkang terdapat lophohore yang berfungsi untuk mendapatkan
makanan. Bentuk lophophore seperti dua tangan atau “brachia” yang panjang,
menggulung dan masing-masing mengandung deretan tentakel serta alur
makanan menuju mulut. Pada waktu makan, kedua keping cangkang terbuka
sedikit, dan gerakan cilia pada tentakel menghasilkan aliran air yang membawa
makanan, kemudian terperangkap pada lender tentakel dan oleh gerakan cilia
dialirkan ke mulut. Makanan terdiri atas fitiplankton, partikel terlarut dan
koloid. Reoroduksi seksual, umumnya dioecious, gonad biasanya berupa 4
buah kelompok gamet yang dihasilkan dalam peritoneum. Brachiopoda memiliki
kemiripan yang berbeda dengan mollusca jenis bivalvia dimana pada bagian
tubuhnya terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex yang
dikelompokkan kedalam cangkang yang dilapisi dengan permukaan yang tipis
dari priostracum organic, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu
(invertebrate palacontologi).
Dari hasil yang didapat setelah pendeskripsian dari praktikum tersebut
yaitu filum brachiopoda kelas inarticula. Pada kelas inarticulata memiliki ciri
utama bahwa cangkang atas dan bawah tidak dihubungkan dengan otot dan
terdapat socket gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. Inarticulata ini
hidup sejak jaman cambrian awal hingga masa kini. Filum Brachiopoda
memiliki ciri ciri yang mana mempunyai brachion yang berbeda, terdiri dari 2
kulit kerang, bentos yang mempunyai cangkang yang tidak sama besar, hidup
di air laut dan sebagian di air payau, tubuhnya tidak beruas, tersusun atas zat
gampingan, chitin, juga simetri bilateral, dan hidup secara sesil pada posterior
ganggang. Brachiopoda merupakan salah satufosil hewan yang sangat
melimpah keadaannya pada batuan yang berasal dari kurun paleozoikum. Dulu
Brachiopoda dimasukin ke bryosoa tapi karena Laphophor pada Brachiopoda,
maka Brachiopoda dipisahkan dan Bryosoa menjadi filum Brachiopoda.

BAB IV
PENUTUP
Laporan Praktikum Paleontologi|Filum Brachiopoda 8
4.1 Kesimpulan
1. Setelah mengamati bentuk dan sturktur dari fosil, dapat diketahui
bahwa dari delapan fosil peraga dapat ditemukan hanya satu bentuk
fosil yaitu Biconveks.
2. Klasifikasi fosil dari filum Brachiophoda adalah artikulata dan
inartikulata
3. Ciri ciri dari kelas Articulata adalah cangkangnya gampingan, tidak
mempunyai lubang anus, mempunyai pedical opening, mempunyai
engsel, gigi lubang gigi, susunan otot sederhana dan mempunyai
brachian untuk menahan lophopor. Sedangkan ciri ciri Inarticulata
adalah cangkang chitinophospatic, mempunyai lubang anus, tidak
mempunyai delhyrium, tidak mempunyai lubang gigi dan didi, serta
susunan otot rumit.

4.2 Saran
Diharapkan agar masuk room zoom dengan tepat waktu,dan para
praktikan mendengarkan dan lebih fokus dalam memperhatikan isi
setiap materi yang disampaikan, agar dapat melaksanakan
praktikum dengan efektif, walau praktikum dilakukan secara daring.

Laporan Praktikum Paleontologi|Filum Brachiopoda 9


DAFTAR PUSTAKA

Aslan, L.M. 2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan


dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.
Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Oemardjati, S.B. 2000. Taksonomi Avertebrata. Universitas Indonesia.Jakarta.
Radiopoetro.2002. Zoologi, Erlangga . Jakarta.
Suwignyo, S.2005 Avertebrata Air. Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai