Anda di halaman 1dari 19

Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang
Geopark Merangin merupakan situs warisan peninggalan zaman purba yang
ada di Kabupaten Merangin. Diperkirakan Geoparkini merupakan situs tertua
yang ada di dunia, dan dijadikan sebagai media penelitian dalam evolusi bumi .
Geopark ini memiliki koleksi berupa fosil-fosil dari daun, kayu, akar, hewan, dan
juga kerang-kerangan. Fosil tersebut diperkirakan berumur lebih dari 300 juta
tahun dan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Merangin dan Sungai
Mengkarang. Kekayaan Kabupaten Merangin memang tak hanya pesona alamnya
saja yang indah. Tetapi daerah ini juga memiliki situs warisan dunia dengan
berbagai macam jenis fosil dan formasi batuan yang dikenal dengan Geopark
Merangin. Sebuah kawasan konservasi, dan edukasi yang menjadi ikon dari
Kabupaten Merangin.
Dalam bidang studi Geofisika pada dasarnya mempelajari struktur di bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran dari parameter fisis yang dimiliki
oleh batuan di dalam bumi. Untuk mengetahui struktur dan bentuk batuan dapat
dipelajari dalam ilmu Geologi. Dengan mempelajari struktur batuan dapat
diketahui kandungan apa saja yang terdapat di batuan tersebut, salah satunya
adalah mineral. Dalam studi Geofisika pencarian mineral didalam permukaan
bumi adalah salah satu dari eksplorasi geofisika dan berhubungan dengan ilmu
Geologi.
Pada mata kuliah Pengantar Geologi ini yakni mempelajari tentang batuan,
mineralogi, pelapukan dan pergerakan tanah,pembentukan gunung, plate tektonik,
dan sumber daya alam geologi. Dengan cakupan materi yang demikian, akan
sangat tidak maksimal jika hanya dilakukan dengan cara perkuliahan di kelas,
dibutuhkan sebuah cara belajar lain yang langsung melakukan pengamatan di
lapangan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
materi-materi tersebut, dilakukan kegiatan Fieldtrip (kuliah lapang) atau yang
disebut dengan ekskursi dengan pengamatan langsung pada keadaan yang
sebenarnya di alam. Ekskursi ini dilakukan di daerah Geopark Merangin Jambi.
Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan seluruh
1
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

mahasiswa dapat lebih memahami materi yang telah diterimanya di dalam kelas
dan dapat mengimplementasikannya dalam bidang studi masing-masing serta
bermanfaat di dunia kerja.

I.2 Maksud danTujuan


Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kuliah lapangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menentukan koordinat lokasi penelitian di Geopark
Merangin.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi alam dan letak dariGeopark Merangin.
3. Mahasiswa mampu mendiskripsikan batuan yang ada diGeopark Merangin.
4. Mahasiswa dapat mengetahui formasi geologi yang terdapat di Geopark
Merangin.
5. Mahasiswa mampu memahami bentuk-bentuk fenomena geologi dalam
kawasan GeoparkMerangin.

I.3 Waktu danTempat


Ekskursi Pengantar Geologi Geopark – Merangin dilaksanakan pada tanggal
7-8 Desember 2019, dengan lokasi pengamatan sebagai berikut:
NO Hari,Tanggal Tempat Koordinat
1. 7 Desember 2019 Desa air batu X 0181237, Y 9759432
(base camp)
Jeram ladeh X 0182030, Y 9759693
Teluk Gedang X 0181820,Y 9760762
Muara karing X 0183373, y 9761827
2. 8 Desember AirMengkarang(fosil
X 0X 185936, Y 9758723
2018
kerang)
mengkarang(fosil
X 0X 185943, Y 9758754
pakis dan
pandan)

2
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB II
GEOLOGI REGIONAL
II.1 Morfologi
goegrafis Merangin terletak di antara koordinat 0045 LU – 2o45 LS dan

101010 – 104055 BT. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kerinci,


sebelah Timur berbatasan dengdan an Kabupaten Sarolangun, sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Bungo, dan sebelah Selatan berbatasan dengan
Provinsi Bengku
Kawasan Paleobotani Park merangin merupakan kawasan inti yang
seluruhnya berada di Kabupaten Merangin bagian selatan khususnya di bantaran
dan aliran sungai Batang Merangin dan Batang Mengkarang. Fosil-fosil tertua
yang ditemukan berusia 300 juta tahun berupa fosil Cordaites, Calamites,
Pecopterid, Taeniopterisp, Gigantopterissp, Sphenopterissp,dan Araucarioxylon
(nama ilmiah latin dari tanaman-tanaman). Kolom stratigrafi Formasi
Mengkarang di sepanjang sungai Merangin mencapai ketebalan sekitar 500 m
dengan ketebalan tanah penutup sekitar 1-7 m dengan jenis tanahandosol litosol,
regosol. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa potensi Geodiversity bernilai
tinggi untuk dikembangkan sebagai situs warisan geologi.
Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran menggelombang, dengan
undulasi yang tidak begitu kasar. Rangkaian punggungan topografi yang
menempati wilayah ini umumnya searah dengan sumbu pulau Sumatra, yaitu
Baratlaut-Tenggara, namun sebagian ada juga yang memotong arah jurus
perlapisan batuan sedimen. Ketinggian wilayah yang dimulai dari kawasan
Taman Nasional Kerinci-Seblat di wilayah Kerinci, batuan sedimen terlipat kuat,
kawasan intrusi, dan kawasan batuan sedimen terlipat lemah adalah dari 2800 m
sampai 400 m dpl.
Vegetasi bervariasi dari mulai hutan hujan – hutan produksi yang cukup
rimbun, kawasan-kawasan budidaya yang umumnya tidak lebat, serta tempat
berupa ladang dan semak belukar karet, kebun kopi, serta kelapa sawit.

II.2 Stratigrafi Regional


Menurut Suwarna (1998), Geopark merangin tersusun oleh beberapa
formasi tua yang berumur dari Permian sampai holosen. Hal ini menandakan
adanya ketidakselarasan secara stratigrafi pada satuan batuan di daerah Geopark.

3
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Secara umum satuan formasi dibagi dalam tiga skala umur, yakni: Pra-Tersier,
Tersier dan Kuarter.
Satuan batuan tertua di kawasan ini adalah formasi Mengkarang (PM)
yang menjemari dengan ditindih secara selaras oleh Formasi Telukwang (PT)
yang berumur PeremAwal-Tengah.
Ke arah barat dari wilayah kajian, Formasi Mengkarang tersusun oleh
batuan sedimen klastika halus-kasar bersisipan batuan klastika gunung api dan
batuan karbonat, sedangkan Formasi Telukwang berupa batuan sedimen klastika
kasar dengan anggota batu gamping.
Batuan berumur Perem tersebut yang diterobos oleh granit horenblenda
berumur Trias Akhir – awal Jura, memperlihatan kontak tektonik dengan Formasi
Asai (Ja) berumur Jura Tengah yang berupa batuan sedimen-meta dengan sisipan
batugamping dan Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir - Kapur Awal, yang
tersusun oleh runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar dan sisipan
batugamping, umumnya termalihkan derajat rendah.
Runtunan batuan sedimen Pratersier tersebut telah mengalami proses
perubahan dan pemalihan tingkat rendah. Meskipun demikian, struktur sedimen
masih terlihat jelas dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai
sebagai penentu umur. Lingkungan pengendapannya berkisar dari lingkungan
darat sampai laut dangkal.

a. Formasi Mengkarang (Pm)


Satuan batuan ini berupa perselingan batu pasir, batu lanau, batu
lempung, serpih, tuf, dan konglomerat. Umumnya tekersikkan serta sisipan batu
gamping dan batubara. Batu pasir, kelabu terang-gelap, berbutir halus-kasar,
membundar tanggung dan terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m.
Kuarsa, feldspar, lempung, kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batu
pasir, dengan massa dasar lempung, feldspar, dan kalsit.
Batu lanau, kelabu gelap, tufan, agak pasiran, mengandung fosil
tumbuhan, tebal lapisan antara 0,2 – 3,0 m, berlapis kurang baik – baik. Batu
lempung, kelabu kecoklatan – kehijauan. Serpih, kelabu gelap kehitaman,
berlapis baik, mengandung fosil Brachiopoda dan tumbuhan tebal setiap lapisan
1 – 15m, tempat mengandung lapisan batubara tipis-tipis. Tuf, kelabu gelap,
bersusunan basa – asam klastika, tempat berselingan dengan batu gamping dan

4
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

sisipan batubara setebal 15 cm; berlapis baik; terdapat juga kepingan kayu
tekersikkan dan Stigmaria; tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5
Konglomerat, aneka bahan, kelabu kehijuan dan kecoklatan; komponen yang
berukuran 0,5- 20 cm dominan terdiri atas batuan gunungapi (basal dan trakhit),
serpih, batupasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf bersusunan
dasit; tebal runtunan0,15
Batu gamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan
dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan
dengan tuf basa. Fosil yang terkandung adalah Fusulina, Fusulinella, Bellerophon,
Pseudoschwagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi Thompson,
dan Bivalvia. Selain itu ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-pseudo,
foraminifera kecil, fusulinoid, dan koral yang menunjukkan umur Asselian (Perem
Awal) (Beauvais drr., 1984). Dapat disimpulkan bahwa umur kumpulan fosil
tersebut berkisar dari Sakmarian – Artinskian (awal Perem – akhir Perem Awal.
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di
lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim energi rendah,
berdekatan dengan suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di
Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti.

b. FormasiKasai
Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatu apung (pumice); dengan
sisipan batu pasir, batu lempung, dan batu lanau yang umumnya tufan; setempat
ditemukan konglomerat sangat umum dan oksida besi bagian bawah formasi. Tuf
umumnya bersusun asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan serta mengandung
pumis berukuran 0,5-5 cm; umumnya berasosiasi dengan fosil kayu terkersikkan
berdiameter sampai 1 meteran.
Batu pasir, tufan, mengadung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur
selang-siur mangkok. Batu lempung dan batu lanau, tufan, tebal sekitar 3 meter,
struktur perairan sejajar. Konglomerat aneka bahan, komponennya dikuasai
olehpumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan terkersikkan. Lignit
dan gambut, tersisip diantara batu lempung dan batu pasir.
Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang – siur pada batuan berbutir
kasar sangan umum. Lingkaran pengendapan darat, bahan yang terendapkan
adalah hasil kikisandan erosi dari Geantiklin Barisan. Formasi ini dapat mencapai
5
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

ketebalam 450 meter, dan umurnya adalah plio-plistosen. singkapannya cukup


luas di kawasan sebelah barat dan utara Sungai Merangin, sebelah timur Sungai
Mengkarang, serta wilayah antara Sungai Mengkaring danMengkarang.

c. Granit Tantan (TRJgr)


Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-
horenblenda, terubah; sebagian plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot;
hipidiomorfis – subporfiritik; fenokris K-Na felspar sebagian terkloritkan dan
terkaolinkan; sebagian plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur
granofir.
Granodiorit biotit-horenblenda, terubah, sebagian horenblenda terubah
menjadi biotit dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas,
sedangkan kaolin berasal dari ortoklas, mengandung senolit diorit-kuarsa.Aplit,
aplogranit biotit, terubah, epidot ubahan dari mineral mafik. Tonalit (diorit
kuarsa), terubah, piroksen dan horenblenda sebagian terubah menjadi epidot,
klorit, danserisit.
Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta terlapuk kuat;
menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang, dan bersentuhan tektonik
dengan Formasi Peneta. Umur mutlak satuan batuan adalah 171,50 + 1,30 jtl. dan
200 + 10,0 jtl. atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan
kanan Sungai Merangin sekitar DusunAirbatu.

d. Formasi Peneta
Bagian bawah formasi ini tersusun oleh batulanau, serpih, dan batupasir
berbutir halus – menengah yang termalihkan lemah; sisipan batugamping malih,
dan setempat batusabak.iorite atas, satuan berangsur menjadi batupasir kasar dan
konglomerat, mengandung sisipan batupasir kuarsa.
Batulanau, secara setempat, mengandung lensa-lensa batupasir yang
tercenangga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan batuan yang tergerus
dan tekersikkan.Pirit juga tersebar di dalam batusabak, batupasir-meta, dan serpih.
Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum
ditemukan.Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur
Kapur Awal (Tobler, 1919).Sementara itu, Beauvais drr. (1984), berdasarkan
kandungan fosil calcarae, ganggang, iorite di dalam sisipan batugamping meta,

6
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

berpendapat bahwa umur batuan adalah Jura Akhir. Fosil amonit yang ditemukan
oleh Baumberger (1925) menunjukkan umur Kapur Awal, sedangkan kepingan
amonit yang ditemukan oleh Tobler (1919) menurut Geyssant (dalam Beauvais
drr., 1984) berumur Jura Akhir. Beberapa spesies fosil nanno menunjukkan umur
Aptian – Santonian (Kapur Awal; Puslitbang Geologi, 1995).Berdasarkan temuan
fosil-fosil tersebut, disimpulkan umur formasi berkisar dari Jura Akhir – Kapur
Awal.
Lingkungan pengendapannya ditafsirkan sebagai laut dangkal yang
terletak di busur belakang, sedangkan secara tektonik termasuk ke dalam daur
iorite dan daur kuarsa.Tebal satuan sekitar 400 m. Formasi ini tersebar di wilayah
hulu aliran Sungai Mengkarang.

II.3 Struktur Geologi


Struktur yang hadir berupa sesar, perlipatan, kelurusan, perdaunan, dan
kekar, yang secara regional berarah barat laut – tenggara dan barat laut – timur
tenggara, jenis sesar berupa sesar mendatar menganan dan sesar naik, yang
menempati batuan sedimen malihan formasi mengkarangdan paneta, serta
terobosan berumur berumur pratersier. Perlipatan setempat terdeteksi di dalam
formasi Telukuwang dengan arah kemiringan yang rendah. Kelurusan hanya
terdeteksi pada batuan sedimen formasi kasi yang berumur pilo–plistosen.

7
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB II
HASIL LAPANGAN
Pada ekskursi Pengantar Geologi di geopark merangin ini dilakukan
pengamatan di lima tempat yaitu Batang merangin , Teluk Gedang, Muara Karing,
air mangkarang. Ekskursi dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 7-8 Agustus
2019.

III.1. Batang Merangin

Gambar 3.1. Bentang Alam Batang Merangin (Azimuth: N 195ºE)


Lokasi pengamatan pertama dilakukan di batang merangin kawasan Sungai
Merangin. Kegiatan dilakukan pada hari Jumat, 7 Agustus 2019. Kondisi cuaca
pada saat itu berawan dan cerah. Perjalanan ditempuh selama 15-20 menit dari
desa Airbatu menuju lokasi pengamatan ini. Berdasarkan hasil plotting pada peta,
kawasan Jeram Ladeh ini berada pada koordinat (x 0181237, Y 9759432) 108
mdpl.
Di stop site ini terdapatk formasi Granit Tantan. Singkapannya terdapat di
belokan Sungai Merangin yang berbentuk huruf U. Formasi ini berumur (199-250
juta tahun lalu) yaitu pada zaman Trias Akhir-Jura Awal. Litologi batuannya yaitu
batuan beku Granit, Sienit dan Andesit. Batuan dalam formasi ini telah
mengalami beberapa fase intrusi. Intrusi batuan adalah proses penerobosan batuan
yang berada di bawah permukaan akibat adanya energi dari dalam bumi.
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Litologi batuan yang pertama adalah batu Granit. Batu ini memiliki warna
yang cerah menunjukkan batuan beku tersebut besifat asam. Batu ini tersusun atas
komponen mineral kuarsa (putih), k-feldspar (merah muda) dan klorit. Struktur
dari batuan ini massif dan untuk derajat kristalisasinya holokristalin (dominan
oleh massa kristal). Untuk derajat granularitasnya batu ini termasuk kelompok
fanerik, dengan ukuran diameter butir halus > 1 mm hingga > 30 mm sangat
kasar. Relasi antar kristalnya yaitu equigranular dan kasat mata. Batu ini terbentuk
pada proses intrusi dalam sehingga disebut batuan beku asamplutonik.
Batuan yang kedua yaitu batu Sienit berwarna hitam keabu-abuan.
Struktur batuan ini massif (tidak memiliki lubang gas) dan memiliki tingkat
kristalisasi holokristalin. Derajat granularitasnya fanerik ( > 1 mm hingga > 30
mm). Batu ini memiliki relasi antarr kristalnya yaitu equigranular ( ukuran
seragam). Batu Sienit ini merupakan batuan beku hasil magmatisme dengan
komposisi mineral yang terkandung didalamnya yaitu hornblenda, k-feldspar dan
klorit.
Dan pada batuan ketiga yaitu batu Andesit berwarna abu kehijauan. Batu
ini memiliki struktur yang massif dengan tingkat kristalisasi tersusun oleh massa
gelas dan massa kristal (hipokristalin). Derajat granularitas batu ini yaitu fanerik
serta relasi antar kristalnya termasuk kedalam equigranular (ukuran seragam).
Batuan ini terbentuk dari proses intrusi dangkal. Dimana proses pendinginan
magma tidak terlalu lama. Mineral penyusun batuan ini adalah hornblenda, klorit
dan terdapat massa gelas yang banyak.
Jeram Ladeh terdapat batuan beku asam yaitu batu Granit dan sebagian
besar batu Granadiorit.Berdasarkan penjelasan dosen, perbedaan pada batu Granit
dan Granadiorit ada pada mineralnya, dimana pada batuan Granit lebih banyak
mengandung mineral kuarsa,

III.2 Teluk Gedang


Stop site kedua adalah kawasan Teluk Gedang pada jalur track dari Air Batu
dengan koordinat X= 0182816 dan Y=9760755 serta Elevasi=102 mdpl. Untuk
sampai pada lokasi ini diperlukan waktu sekitar1 jam perjalanan dari desa Air
Batu. Pemandangan yang menarik dapat memudarkan keringat juga lelahnya
berjalan.Tebing batuan dan bongkahan fosil kayu juga pasir yang mengelilingi
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

pinggiran ini seketika menguasai pandangan kami.

Formasi Kasai

Formasi Mengkarang

Gambar 3.2. Formasi mengkarang dan kasai (Azimuth: N 690 E)

Di kawasan Teluk Gedang ini terdapat singkapan batuan sedimen dengan


ketebalan 20 m. Pada lokasi ini terdapat formasi Mengkarang yang menerobos
formasi Granit. Litologi batuan dilokasi ini berwarna orange dengan presentase
60% dan warna hitam keabu-abuan 40%. Struktur batuan ini merupakan jenis
batuan sedimen dimana pada struktur perlapisan batuan sedimen disini terbentuk
bersamaan dengan struktur batuannya. Tekstur dari batuan sedimen ini yaitu
ukuran butir pasir sedang ¼ mm – 1/16 mm pasir sangat halus. Bentuk butirannya
subrounded (agak membundar) dengan derajat pemilahan terpilah baik ditandai
dengan ukuran butir yang seragam. Hubungan antar butir (kemas) yaitu terbuka
dimana butirannya tidak saling bersentuhan satu dengan lainnya. Kandungan
mineral penyusun batuan ini adalah kuarsa, rock fragmen, terdapat kandungan
karbon (berwarna hitam pada batuan) dan mengandung silika (terdapat sedikit
berwarna putih keabu-abuan). Dari hasil deskripsi batuan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jenis dari batuan ini adalah batu Pasir yang termasuk kedalam
batuan sedimen klastik. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu pembebanan batuan, gaya tektonik dan dehidrasi. Arah kemiringan
batuan sedimen ini yaitu ke arah barat laut dan kemenerusannya ke arah timur laut
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 3.3. Fosil Kayu Araucaryoxylon


Di kawasan Teluk Gedang ini juga terdapat fosil kayu Araucaryoxylon
berdiri tegak lurus terhadap perlapisan batuan dan terdapat akar yang terlihat jelas
yang menunjukkan bahwa fosil Araucaryoxylon ini terbatukan secara insitu
(dilokasinya tumbuh). Fosil ini terbentuk karena proses permineralisasi yaitu
dimana mineral silika mengisi rongga-rongga pada kayu.
Pada stop site ini, kami juga menemukan beberapa contoh fosil. Seperti
yang kita ketahui sebelumnya bahwa fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas
makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.Adapun syarat fosil yaitu berumur
lebih dari 10.000 tahun dan tidak membusuk.
Dan pada lokasi kedua ini juga ditemukan fosil kayu (araucarioxylon) atau
biasa disebut pohon arau oleh warga sekitar. Fosil kayu ini terfosilkan secara
insitu dimana fosil ini tetap berada di lokasi tersebut hidup dan mati disana.Hal ini
berdasarkan tunggul kayu yang masih berada disana dan terfosilkan bersamaan.
Fosil kayu ini masih tetap berada disana hingga sekarang dikarenakan mengalami
permineralisasi dimana terdapat mineral silika yang mengisi pori kayu tersebut
sehingga bagian yang tererosi air sungai adalah mineralnya bukan fosil kayu.
Fosil kayu ini masuk kedalam Permian (251-299 juta tahun lalu).
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 3.4. Fosil Kayu Araucaryoxylon


III.3 Muara Karing

Gambar 3.5. Air Terjun Muara Karing (Azimuth: N 450 E).


Pada stop site ke tiga dengan koordinat X=0183375 dan Y=9761832 serta
Elevasi = 104 mdpl di Muara Karing. Muara karing adalah lintas pengamatan
terakhir pada tracking hari pertama.Pada lokasi inilah tempat istirahat kami yang
paling menawan.Muara karing juga salah satu lokasi keterdapatan fosil yang ada
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

di Geopark Merangin. Untuk mencapai muara karing membutuhkan perjalanan


700 meter dari Teluk Gedang dan diperkirakan menghabiskan waktu sekitar 2 jam
perjalanan dari desa Air Batu jika berjalan kaki.
Contoh dari batuan yang terdapat dilokasi ini yaitu batuan metasedimen
lempung yang merupakan batuan sedimen yang termetakan. Batu ini berwarna
hijau keabu-abuan. Struktur dari batuan ini memiliki struktur sedimen primer
dimana struktur sedimen terbentuk bersamaan pada proses terbentuknya batuan
sehingga tidak ada perlapisan (massif). Perbedaan struktur massif pada batuan
beku dan batuan sedimen yaitu, jika pada batuan beku massif berarti tidak
memiliki lubang gas sedangkan pada batuan sedimen massif berarti tidak adanya
perlapisan pada batuan tersebut. Ukuran butir dari batuannya yaitu lempung
<1/256 mm.
Selain itu, dilokasi ini juga ditemukan fosil. Fosil yang ada disini yaitu
fosil daun pakis. Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang terawetkan secara
alamiah. Fosil disini masih bisa ditemukan dikarenakan temperatur di daerah ini
tidak

III.4 Air Mengkarang

Gambar 3.6 . Lokasi pengamatan (Azimuth: N 1600 E).


Pada stopsite air mengkarang ini praktikan diperkenalkan atau
diperlihatkan beberapa fosil, diantaranya adalah fosil kerang, fosil pakis, dan fosil
pandan.Dalam perjalanan ke air mengkarang ini, praktikan melakukan tracking
kurang lebih 4 km. Berikut adalah gmbar dari beberapa fosil yang praktikan
jumpai;
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 4.1 fosil kerang di stopsite air mengkarang


Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

Gambar 4.2 fosil tumbuhan pakis di stopsite air mengkarang

Gambar 4.3 fosil tumbuhan pandan di stopsite air mengkarang


Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB IV
KESIMPULAN
1. Penentuan koordinat suatu lokasi pengamatan dapat diketahui dengancara plotting
menggunakanpeta.
2. Mengetahui bagaimana morfologi dari setiap stop site yang adadi GeoparkMerangin.
3. Membedakan jenis batuan bisa dilihat dari beberapa aspek yaitutekstur, bentuk butir,
ukuran butir, sertawarnanya.
4. Mengetahui beberapa formasi geologi yang ada di GeoparkMerangin, yaitu formasi
Mengkarang, formasi Granit Tantan dan formasiKasai.
5. Di Geopark Merangin terdapat banyak fenomena geologi salahsatunya adanya jejak
fosil dari tumbuhan danhewan
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

DAFTAR PUSTAKA

Barber A.J, Crow M. J, 2000, A critical evolution of tectonic models for the
development of Sumatra, 5-8.

Barber A. J, Crow M.J, 2008, Thematic Article Structure of Sumatra and its
implications for the tectonic assembly of Southeast Asia and destruction of
Paleotethys, Journal corrpilation Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 3-20.

Dozier Geopark Merangin, Provinsi Jambi, 2011.

Suwarna, 1998, Lembar Peta Geologi Geopark Merangin Site Paleobotani Park,
Badan Geologi.

Tim pengabdian Prodi Teknik Geologi, Universitas Jambi, 2016.


Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB V
KESAN DAN PESAN
V.1 Kesan
Dalam ekskursi Merangin kali ini penulis mendapat pengalaman yang
berharga dan tentunya menyenangkan. Selain menambah ilmu pengetahuan terhadap
mata kuliah pengantar geologi, selama kegiatan di lapangan penulis mendapatkan
banyak teman. Tracking selama perjalanan juga melatih fisik di lapangan.
V.2 Pesan
Untuk ekskursi selanjutnya diharapkan waktu dan jadwal yang telah dirancang
sebaik mungkin dapat terlaksana tepat waktu.
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin

BAB VI DOKUMENTASI

Gambar 6.1 jeram ladeh

Gambar 6.2 teluk gedang

Anda mungkin juga menyukai