BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang
Geopark Merangin merupakan situs warisan peninggalan zaman purba yang
ada di Kabupaten Merangin. Diperkirakan Geoparkini merupakan situs tertua
yang ada di dunia, dan dijadikan sebagai media penelitian dalam evolusi bumi .
Geopark ini memiliki koleksi berupa fosil-fosil dari daun, kayu, akar, hewan, dan
juga kerang-kerangan. Fosil tersebut diperkirakan berumur lebih dari 300 juta
tahun dan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Merangin dan Sungai
Mengkarang. Kekayaan Kabupaten Merangin memang tak hanya pesona alamnya
saja yang indah. Tetapi daerah ini juga memiliki situs warisan dunia dengan
berbagai macam jenis fosil dan formasi batuan yang dikenal dengan Geopark
Merangin. Sebuah kawasan konservasi, dan edukasi yang menjadi ikon dari
Kabupaten Merangin.
Dalam bidang studi Geofisika pada dasarnya mempelajari struktur di bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran dari parameter fisis yang dimiliki
oleh batuan di dalam bumi. Untuk mengetahui struktur dan bentuk batuan dapat
dipelajari dalam ilmu Geologi. Dengan mempelajari struktur batuan dapat
diketahui kandungan apa saja yang terdapat di batuan tersebut, salah satunya
adalah mineral. Dalam studi Geofisika pencarian mineral didalam permukaan
bumi adalah salah satu dari eksplorasi geofisika dan berhubungan dengan ilmu
Geologi.
Pada mata kuliah Pengantar Geologi ini yakni mempelajari tentang batuan,
mineralogi, pelapukan dan pergerakan tanah,pembentukan gunung, plate tektonik,
dan sumber daya alam geologi. Dengan cakupan materi yang demikian, akan
sangat tidak maksimal jika hanya dilakukan dengan cara perkuliahan di kelas,
dibutuhkan sebuah cara belajar lain yang langsung melakukan pengamatan di
lapangan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
materi-materi tersebut, dilakukan kegiatan Fieldtrip (kuliah lapang) atau yang
disebut dengan ekskursi dengan pengamatan langsung pada keadaan yang
sebenarnya di alam. Ekskursi ini dilakukan di daerah Geopark Merangin Jambi.
Dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan seluruh
1
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
mahasiswa dapat lebih memahami materi yang telah diterimanya di dalam kelas
dan dapat mengimplementasikannya dalam bidang studi masing-masing serta
bermanfaat di dunia kerja.
2
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
II.1 Morfologi
goegrafis Merangin terletak di antara koordinat 0045 LU – 2o45 LS dan
3
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
Secara umum satuan formasi dibagi dalam tiga skala umur, yakni: Pra-Tersier,
Tersier dan Kuarter.
Satuan batuan tertua di kawasan ini adalah formasi Mengkarang (PM)
yang menjemari dengan ditindih secara selaras oleh Formasi Telukwang (PT)
yang berumur PeremAwal-Tengah.
Ke arah barat dari wilayah kajian, Formasi Mengkarang tersusun oleh
batuan sedimen klastika halus-kasar bersisipan batuan klastika gunung api dan
batuan karbonat, sedangkan Formasi Telukwang berupa batuan sedimen klastika
kasar dengan anggota batu gamping.
Batuan berumur Perem tersebut yang diterobos oleh granit horenblenda
berumur Trias Akhir – awal Jura, memperlihatan kontak tektonik dengan Formasi
Asai (Ja) berumur Jura Tengah yang berupa batuan sedimen-meta dengan sisipan
batugamping dan Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir - Kapur Awal, yang
tersusun oleh runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar dan sisipan
batugamping, umumnya termalihkan derajat rendah.
Runtunan batuan sedimen Pratersier tersebut telah mengalami proses
perubahan dan pemalihan tingkat rendah. Meskipun demikian, struktur sedimen
masih terlihat jelas dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai
sebagai penentu umur. Lingkungan pengendapannya berkisar dari lingkungan
darat sampai laut dangkal.
4
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
sisipan batubara setebal 15 cm; berlapis baik; terdapat juga kepingan kayu
tekersikkan dan Stigmaria; tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5
Konglomerat, aneka bahan, kelabu kehijuan dan kecoklatan; komponen yang
berukuran 0,5- 20 cm dominan terdiri atas batuan gunungapi (basal dan trakhit),
serpih, batupasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf bersusunan
dasit; tebal runtunan0,15
Batu gamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan
dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan
dengan tuf basa. Fosil yang terkandung adalah Fusulina, Fusulinella, Bellerophon,
Pseudoschwagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi Thompson,
dan Bivalvia. Selain itu ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-pseudo,
foraminifera kecil, fusulinoid, dan koral yang menunjukkan umur Asselian (Perem
Awal) (Beauvais drr., 1984). Dapat disimpulkan bahwa umur kumpulan fosil
tersebut berkisar dari Sakmarian – Artinskian (awal Perem – akhir Perem Awal.
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di
lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim energi rendah,
berdekatan dengan suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di
Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti.
b. FormasiKasai
Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatu apung (pumice); dengan
sisipan batu pasir, batu lempung, dan batu lanau yang umumnya tufan; setempat
ditemukan konglomerat sangat umum dan oksida besi bagian bawah formasi. Tuf
umumnya bersusun asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan serta mengandung
pumis berukuran 0,5-5 cm; umumnya berasosiasi dengan fosil kayu terkersikkan
berdiameter sampai 1 meteran.
Batu pasir, tufan, mengadung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur
selang-siur mangkok. Batu lempung dan batu lanau, tufan, tebal sekitar 3 meter,
struktur perairan sejajar. Konglomerat aneka bahan, komponennya dikuasai
olehpumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan terkersikkan. Lignit
dan gambut, tersisip diantara batu lempung dan batu pasir.
Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang – siur pada batuan berbutir
kasar sangan umum. Lingkaran pengendapan darat, bahan yang terendapkan
adalah hasil kikisandan erosi dari Geantiklin Barisan. Formasi ini dapat mencapai
5
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
d. Formasi Peneta
Bagian bawah formasi ini tersusun oleh batulanau, serpih, dan batupasir
berbutir halus – menengah yang termalihkan lemah; sisipan batugamping malih,
dan setempat batusabak.iorite atas, satuan berangsur menjadi batupasir kasar dan
konglomerat, mengandung sisipan batupasir kuarsa.
Batulanau, secara setempat, mengandung lensa-lensa batupasir yang
tercenangga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan batuan yang tergerus
dan tekersikkan.Pirit juga tersebar di dalam batusabak, batupasir-meta, dan serpih.
Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum
ditemukan.Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur
Kapur Awal (Tobler, 1919).Sementara itu, Beauvais drr. (1984), berdasarkan
kandungan fosil calcarae, ganggang, iorite di dalam sisipan batugamping meta,
6
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
berpendapat bahwa umur batuan adalah Jura Akhir. Fosil amonit yang ditemukan
oleh Baumberger (1925) menunjukkan umur Kapur Awal, sedangkan kepingan
amonit yang ditemukan oleh Tobler (1919) menurut Geyssant (dalam Beauvais
drr., 1984) berumur Jura Akhir. Beberapa spesies fosil nanno menunjukkan umur
Aptian – Santonian (Kapur Awal; Puslitbang Geologi, 1995).Berdasarkan temuan
fosil-fosil tersebut, disimpulkan umur formasi berkisar dari Jura Akhir – Kapur
Awal.
Lingkungan pengendapannya ditafsirkan sebagai laut dangkal yang
terletak di busur belakang, sedangkan secara tektonik termasuk ke dalam daur
iorite dan daur kuarsa.Tebal satuan sekitar 400 m. Formasi ini tersebar di wilayah
hulu aliran Sungai Mengkarang.
7
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB II
HASIL LAPANGAN
Pada ekskursi Pengantar Geologi di geopark merangin ini dilakukan
pengamatan di lima tempat yaitu Batang merangin , Teluk Gedang, Muara Karing,
air mangkarang. Ekskursi dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 7-8 Agustus
2019.
Litologi batuan yang pertama adalah batu Granit. Batu ini memiliki warna
yang cerah menunjukkan batuan beku tersebut besifat asam. Batu ini tersusun atas
komponen mineral kuarsa (putih), k-feldspar (merah muda) dan klorit. Struktur
dari batuan ini massif dan untuk derajat kristalisasinya holokristalin (dominan
oleh massa kristal). Untuk derajat granularitasnya batu ini termasuk kelompok
fanerik, dengan ukuran diameter butir halus > 1 mm hingga > 30 mm sangat
kasar. Relasi antar kristalnya yaitu equigranular dan kasat mata. Batu ini terbentuk
pada proses intrusi dalam sehingga disebut batuan beku asamplutonik.
Batuan yang kedua yaitu batu Sienit berwarna hitam keabu-abuan.
Struktur batuan ini massif (tidak memiliki lubang gas) dan memiliki tingkat
kristalisasi holokristalin. Derajat granularitasnya fanerik ( > 1 mm hingga > 30
mm). Batu ini memiliki relasi antarr kristalnya yaitu equigranular ( ukuran
seragam). Batu Sienit ini merupakan batuan beku hasil magmatisme dengan
komposisi mineral yang terkandung didalamnya yaitu hornblenda, k-feldspar dan
klorit.
Dan pada batuan ketiga yaitu batu Andesit berwarna abu kehijauan. Batu
ini memiliki struktur yang massif dengan tingkat kristalisasi tersusun oleh massa
gelas dan massa kristal (hipokristalin). Derajat granularitas batu ini yaitu fanerik
serta relasi antar kristalnya termasuk kedalam equigranular (ukuran seragam).
Batuan ini terbentuk dari proses intrusi dangkal. Dimana proses pendinginan
magma tidak terlalu lama. Mineral penyusun batuan ini adalah hornblenda, klorit
dan terdapat massa gelas yang banyak.
Jeram Ladeh terdapat batuan beku asam yaitu batu Granit dan sebagian
besar batu Granadiorit.Berdasarkan penjelasan dosen, perbedaan pada batu Granit
dan Granadiorit ada pada mineralnya, dimana pada batuan Granit lebih banyak
mengandung mineral kuarsa,
Formasi Kasai
Formasi Mengkarang
BAB IV
KESIMPULAN
1. Penentuan koordinat suatu lokasi pengamatan dapat diketahui dengancara plotting
menggunakanpeta.
2. Mengetahui bagaimana morfologi dari setiap stop site yang adadi GeoparkMerangin.
3. Membedakan jenis batuan bisa dilihat dari beberapa aspek yaitutekstur, bentuk butir,
ukuran butir, sertawarnanya.
4. Mengetahui beberapa formasi geologi yang ada di GeoparkMerangin, yaitu formasi
Mengkarang, formasi Granit Tantan dan formasiKasai.
5. Di Geopark Merangin terdapat banyak fenomena geologi salahsatunya adanya jejak
fosil dari tumbuhan danhewan
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
DAFTAR PUSTAKA
Barber A.J, Crow M. J, 2000, A critical evolution of tectonic models for the
development of Sumatra, 5-8.
Barber A. J, Crow M.J, 2008, Thematic Article Structure of Sumatra and its
implications for the tectonic assembly of Southeast Asia and destruction of
Paleotethys, Journal corrpilation Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 3-20.
Suwarna, 1998, Lembar Peta Geologi Geopark Merangin Site Paleobotani Park,
Badan Geologi.
BAB V
KESAN DAN PESAN
V.1 Kesan
Dalam ekskursi Merangin kali ini penulis mendapat pengalaman yang
berharga dan tentunya menyenangkan. Selain menambah ilmu pengetahuan terhadap
mata kuliah pengantar geologi, selama kegiatan di lapangan penulis mendapatkan
banyak teman. Tracking selama perjalanan juga melatih fisik di lapangan.
V.2 Pesan
Untuk ekskursi selanjutnya diharapkan waktu dan jadwal yang telah dirancang
sebaik mungkin dapat terlaksana tepat waktu.
Laporan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
BAB VI DOKUMENTASI