Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 9

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

Kelompok II

Juni Harlin Anggraini

F1C420015

Asisten laboratorium :

1.Tisna Gita Cahyani (F1C118017)

2. Levi Febiola Aulia Putri (F1C118030)

Dosen pengampu :

1.Drs.Faizar Farid,M.Si

2.Indra Lasmana Tarigan,S.Pd.,M.Sc

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN GEOKIMIA I

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
PERCOBAAN IX

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

I.Tujuan

1. Mengenai perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.


2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi
senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

II.Landasan Teori

Menurut (Muchtaridi, 2006).Senyawa poliatomik adalah gabungan dari


suatu unsur yang nonlogam dapat bergabung dengan unsur nonlogam
lainnya.Senyawa yang hasil dari reaksi ion poliatomik disebut senyawa
poliatomik,untuk senyawa poliatomik terbagi menjadi dua,yaitu senyawa ionik
dan senyawa kovalen.Ciri dari kovalen (molekular) adalah logam yang bilangan
oksidasinya tinggi.Sedangkan ionik adalah logam yag bilangan oksidasinya
rendah.Contoh dari senyawa ionik adalah NH4Cl,NaNO3,dan Na2So4-.Untuk
contoh senyawa kovalen adalah H2SO4,HNO3,dan H3PO4-.Dan untuk
menentukan rumus dari senyawa poliatomik,dapat ditentukan dari nama
senyawanya.Cara menyusun nama senyawa poliatomik yang mengandung
unsur logam,berikut aturan tata cara nama senyawa poliatomik :

a. Tentukan nama unsur logam


b. Tentukan nama ion poliatomik
c. Gabungkan nama unsur logam dan ion poliatomik dengan aturan
penulisan,

nama unsur logam + nama ion poliatomik

Prinsip dasar dari penamaan senyawa poliatomik adalah jumlah muatan antara
kation dan anion haruslah nol.Senyawa poliatomik tidak hanya mengandung
unsur logam tapi dapat juga berupa senyawa asam (mengandung unsur H)
contohnya adalah H2SO4 dan H2CO3-.Dan tata nama senyawanya hampir
sama dengan tata nama senyawa biner.Berikut tata cara penamaan senyawa
asam poliatomik :

a. Tentukan nama anion poliatomik


b. Unsur H diberi nama asam
c. Nama senyawa merupakan gabungan antara asam dan nama anion
poliatomik dengan aturan sebagai berikut,

asam + nama anion poliatomik

Dan setiap asam pasti ada basa,ciri dari senyawa basa adalah mengandung
atom logam dan ion OH-.Adapun aturan tata cara nama senyawa poliatomik
yang mengandung ion OH- sebagai berikut :

a. Tentukan nama logam


b. Ion OH- diberi nama hidroksida
c. Nama senyawa merupakan gabungan antara nama logam dan hidroksida
dengan aturan sebagai berikut,

nama logam + hidroksida

Poliatomik kebanyakkan memiliki muatan negatif (anion) yang dominan,muatan


positif (kation) hanya ada sedikit.Suatu kation poliatomik dapat membentuk
senyawa poliatomik dengan cara berkaitan dengan anion poliatomik yang
lain.Adapun aturan tata nama senyawa poliatomik yang mengandung kation
poliatomik sebagai berikut :

a. Tentukan nama kation poliatomik!


b. Tentukan nama anion monoatomik atau poliatomik
c. Nama senyawa merupakan gabungan antara nama kation poliatomik
dan nama anion monoatomik atau poliatomik dengan aturan sebagai
berikut:

nama kation poliatomik + nama anion monoatomik atau oliatomik

Kimia organik adalah kajian tentang senyawa-senyawa karbon.Senyawa


organik berasal dari molekul-molekul sederhana hingga molekul-molekul besar
yang memiliki ribuan atom dan berat molekulnya melebihi 100.000
Dalton.Menurut Jons Jakob seorang ahli kimia dari swedia,senyawa organik
yaitu senyawa-senyawa yang kelihatannya hana dapat dihasilkan didalam
organisme hidup,dan anorganik,yaitu senyawa-senyawa yang ditemukan dalam
dunia tak hidup.Contoh bagaimana aturan pembentukan ikatan kovalen
diaplikasikan ada atom karbon dengan pasangan lain selain hidrogrn.Pada
molekul karbon dioksida (CO2),sebuah atom karbon tunggal dihubungkan
dengan dua atom oksigen melalui ikatan kovalen ganda.Rumus struktur untuk
CO2 adalah O=C=O.Masing-masing garis (ikatan) dalam suatu rumus struktur
menggambarkan sepasang elektron yang digunakan bersama dan atom karbon
dalam CO2 terlibat dalam empat ikatan kovalen,dua ikatan dengan setiap atom
oksigen (Neil, et al., 2002).

Keberadaan senyawa ionik bisa dalam fase gas,fase cair,dan fase


padat.Senyawa ion dalam fase gas terdiri dari pasangan-pasangan ion.Senyawa
ion dalam fase cair terdiri dari ion-ion positif dan ion-ion negatif yang tersusun
secara acak (random).Senyawa ion dalam fase padat terdiri dari ion-ion positif
dan ion-ion negatif yang tersusun secara teratur,berulang,dan
brgantian.Sedangkan pada pembentukan senyawa ion dalam fase gas,transfer
elektron tersebut diikuti dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion
negatif sehingga terbentuk senyawa ion yang tersusun atas ion-ion yang
merupakan pasangan ion.Sifat senyawa ion antara lain,memiliki daya hantar
listrik yang rendah dalam keadaan padat tetapi cukup tinggi dalam keadaan
terlarut dalam pelarut polar.Senyawa ion cenderung memiliki titik lebur dan
titik didih yang tinggi,senyawa ion mudah larut dalam pelarut polar,senyawa ion
pada umumnya keras tapi mudah rapuh (Ilyasa dan Dwiningsih, 2020).

Pembentukan ikatan kovalen adalah atom-atom yang berikatan dengan


menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama untuk mencapai
kestabilan sepeti gas mulia.Ikatan adalah ilakatan antara atom yang dibentuk
dengan menggunakan bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang
berikatan.Ikatan kovalen terjadi karena atom-atom yang akan berikatan
memiliki ke elektronegatifan sama atau hampir sama.Maka,atom tidak
melepaskan atau menerima elektron,tetapi menggunakan pasangan elektron
secara bersama-sama.Elektron tidak selalu digunakan secara merata diantara
atom-atom yang berikatan kovalen (Ruslan dan Mariati, 2014).

Senyawa ionik memiliki struktur yang sangat rapat karena gaya tarik-
menarik antar ion yang bermuatan berlawanan sangat kuat dan dapat
menghasilkan kristal ion yang keras,sifat kristal ionik yang keras karena ion-ion
dikelilingi ion-ion lain yang bermuatan berlawanan.Jika kisi kristalnya
digeser,maka akan terjadi tolak-menolak antar ion-ion yang sama (bermuatan
sama).Hal inilah yang menyebabkan kristal ionik keras tapi mudah
rapuh.Senyawa bersifat kovalen adalah senyawa yang berwujud cair,bersifat
cair karena gaya tarik-menarik antar molekul lebih lemah (Pratiwi, et al., 2018).
III.Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

A. Alat

-Tabung reaksi

-Rak tabung reaksi

-Pipet tetes

-Thermometer 100o C
-Gelas piala 100 mL dan 150 mL

-Erlenmeyer 150 mL

-Batang pengaduk

-Spatula

-Kaca arloji

B. Bahan

-Akuades

-n-heksan

-Sikloheksan

-n-dekana

-o-diklorobenzen

-p-diklorobenzen

-n-butil alkohol

-t-butil alkohol

-Naftalen

-C10H8

-NaCl

-MgSO4

-Kl

-C6H4Cl2

-p-dikorobenzen
3.2 Skema Kerja

4.1 Perbandingan Titik Leleh


- Senyawa-senyawa Kovalen

Naftalen, C10H8 dan p-diklorobenzena

Disiapkan tabung kapiler untuk penentuan titik leleh


Dimasukkan serbuk dari senyawa yang akan diamati, dengan cara
menekankan ujung yang terbuka dari kapiler pada contoh
Dibalikkan kapiler dan ketuk perlahan-lahan sehingga contoh turun
kedasar kapiler
Diperlukan sekitar 3 mm contoh dalam setiap kapiler (lihat gambar)
Diikat pipa kapiler pada termometer dengan karet gelang
Disejajarkan ujung pipa kapiler dengan ujung air raksa termometer
Dipanaskan penangas air sehingga Hg dalam termometer naik
sekitar 10℃ /menit, selama pemanasan aduklah airnya
Diamati contoh baik-baik.
Dicatat suhu pada saat contoh mulai meleleh.
Dicatat kisaran titik leleh untuk setiap senyawanya. Percobaan bisa
diulangi apabila pengamatan pertama dirasakan kurang tepat
Dibandingkan dengan titik leleh senyawa dari handbook. Apakah
hasil percobaan anda berbeda dengan handbook?

Hasil
- Senyawa Ionik

NaCl, Kl dan MgSO4

Disiapkan tabung kapiler untuk penentuan titik leleh


Dimasukkan serbuk dari senyawa yang akan diamati, dengan cara
menekankan ujung yang terbuka dari kapiler pada contoh
Dibalikkan kapiler dan ketuk perlahan-lahan sehingga contoh turun
kedasar kapiler
Diperlukan sekitar 3 mm contoh dalam setiap kapiler (lihat gambar)
Diikat pipa kapiler pada termometer dengan karet gelang
Disejajarkan ujung pipa kapiler dengan ujung air raksa termometer
Dipanaskan penangas air sehingga Hg dalam termometer naik
sekitar 10℃ /menit, selama pemanasan aduklah airnya
Diamati contoh baik-baik.
Dicatat suhu pada saat contoh mulai meleleh.
Dicatat kisaran titik leleh untuk setiap senyawanya. Percobaan bisa
diulangi apabila pengamatan pertama dirasakan kurang tepat
Dibandingkan dengan titik leleh senyawa dari handbook. Apakah
hasil percobaan anda berbeda dengan handbook?

Hasil

4.2 Perbandingan Kelarutan

Isopropil Alkohol, (CH3)2CHOH, Naftalen,


C10H8 dan p-diklorobenzena

Disediakan enam tabung reaksi yang berisi masing-masing keenam


senyawa diatas kira-kira 0,5 g
Dimasukkan 1 ml air
Diaduk dan amati apakah senyawa tersebut larut
Diulangi percobaan diatas menggunakan karbon tetraklorida sebagai
pelarut (untuk percobaan ini digunakan tabung reaksi kering)

Hasil
4.3 Senyawa Karbon Berantai Lurus dan Lingkar (cincin)

n-heksana dan Sikloheksana, n-dekana


dan Minyak Bumi

Dibandingkan sifat fisis (kenampakan dan bau) dan n-heksana dan


sikloheksana
Dibandingkan kekentalan n-heksana, n-dekana dan minyak bumi
dengan meneteskan masing-masing senyawa tadi menggunakan
pipet tetes

Hasil
4.4 Isomer

o-diklrorobenzena dan p-diklobenzena,


n-butil alkohol, t-butil alkohol dietil eter

Dibandingkan dan catat bau dan wujud o-diklrorobenzena dan p-


diklobenzena
Dicatat pula bau n-butil alkohol dan t-butil alkohol.
Ditentukan kelarutan kedua senyawa ini dalam air dengan jalan
meneteskannya hingga tidak lebih dari 15 tetes kedalam masing-
masing tabung reaksi yang mengandung 1 ml air
Setelah setiap penambahan 1 tetes alkohol, digoyangkan tabung
reaksi hingga larut
Pada saat terbentuk kekeruhan, dicatat beberapa jumlah alkohol
yang telah diteteskan
Dibandingkan sifat kimia n-butil alkohol dan t-butil alkohol
Kedalam dua tabung reaksi kering yang masing-masing berisi 1 ml
n-butil alkohol dan t-butil alkohol, tambahkan sepotong kecil
(sebesar kepala korek api) logam natrium
Dicatat laju pembentukan gelembung hidrogen
Setelah diamati dan dicatat, tuangkan alkohol dan natrium yang
tidak bereaksi kedalam gelas piala yang sudah disediakan. Natrium
tidak boleh dibuang ditempat basah, karena akan bereaksi dengan
air
Dicatat bau dietil eter dan bandingkanlah dengan bau alkohol
Diteteskan eter pada sudip dan bakar dengan jalan mendekatinya
menggunakan n-butil alkohol dan t-butil alkohol untuk mengamati
sifat kimia lainnya

Hasil
IV.Hasil dan Pembahasan

Dalam percobaan ini dilakukan pengujian perbandingan titik


leleh,kelarutaan,dan daya hantar listrik,untuk dapat membandingkan
perbandingan sifat senyawa ionik dan senyawa kovalen.Dalam menentukan
suatu senyawa tersebut senyawa ionik ataupun kovalen,kita tidak bisa hanya
dengan melihat salah satu sifatnya saja,tetapi kita juga harus melihat
keseluruhan dari sifat-sifat tersebut,karena ada sebagian sifat dari senyawa
ionik yang dimiliki senyawa kovalen,agar kita dapat memebedakan kedua
senyawa tersebut,kita melakukan percobaan dibawah ini :

4.1 Perbandingan Titik leleh

Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan untuk mengetahui


perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.Disini kita menggunkan
beberapa bahan,diantaranya yaitu naftalena,NaCl,Kl,MgSO4,dan p-
diklorobenzena.Disini kita akan melakukan beberapa percobaan untuk
mengetahui kelarutan,titik leleh,dan daya hantar listrik dari berbagai macam
tersebut dan kita dapat membandingkan antara senyawa kovalen yang terdiri
dari p-diklorobenzena dan naftalena.Kemudian untuk senyawa ion yaitu
NaCl,Kl,dan MgSO4.

a. Senyawa Kovalen

Senyawa Kovalen Titik Leleh °C Titik Leleh Pustaka

Naftalena, C10H8 - 80,26 °C

P - diklorobenzena, C6H4Cl - 52,6 °C

Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen,dengan


memanaskan naftalena dan p-diklorobenzena,maka didapatkan beberapa
perbedaan pada perbandingan titik leleh,sehingga nilai-nilai tersebut
didapatkan kisaran titik leleh nya 52,6 oC – 80,26 oC.

b. Senyawa Ionik

Senyawa Ionik Titik Leleh Pustaka

NaCl 801 °C

KI 681 °C

MgSO4 1.124 °C
Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
senyawa kovalen,hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya
elektrostatis sangat kuat ddengan susunan kristal yang tertentu dan

teratur.NaCl mencair pada suhu 801oC.Kl meleleh pada suhu 681oC.MgSO4

meleleh pada suhu 1.124 o C.

Dari percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa ikatan molekul pada
ikatan kovalen lebih lemah dibandingkan ikatan molekul pada ikatan ionik.Hal
ini ditinjau dari titik leleh ikatan kovalen yang lebih keci daripada titik leleh
pada ikatan ionik.Karena titik leleh ikatan kovalen relatif kecil maka atom-atom
yang saling berikatan mudah lepas atau terurai,dapat dikatakan bahwa ikatan
molekulnya lemah sehingga mudah leleh.Sebaliknya ikatan ion yang memiliki
titik leleh yang tinggi dikarenakan ikatan antar atom pada iaktan ion sangat
kuat sehingga sulit untuk diuraikan atau dilelhkan.

4.2 Perbandingan Kelarutan

Pada percobaan ini selain untuk mengetahui titik leleh juga dilakukan
percobaan untuk mengetahui kelarutannya. Dalam hal ini kita menggunakan
dua macam pelarut yaitu air yang memiliki sifat polar dan pelarut CCl4 yang
merupakan pelarut non polar. Pertama-tama kita ambil beberapa banyak urea
kira-kira seujung sudip dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi
pelarut. Tabung reaksi pertama berisi air dan tabung reaksi kedua berisi
CCl4.Kemudian di kocong perlahan sampai terjadi perubahan di kedua tabung
reaksi.

Senyawa Kovalen Kelarutan

Air CCl4

Isopropil alkohol, (CH3)2CHOH Larut -

C10H8 - -

C6HCl2 - -

NaCl Larut -

KI Larut -

MgSO4 - -

Pada senyawa isopropil,NaCl,dan Kl larut dalam air,sedangkan pada larut


CCl4 tidak larut.Tapi apabila ditambah kembali CCl4 yang merupakan pelarut
nonpolar,senyawa tersebut akan larut.Hal ini menandakan bahwa senyawa-
senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-polnya yang tidak saling
meniaddakan dan sukar larut dalam CCl4 sebagai pelarut non polar.Meskipun
demikian,ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut nonpolar.Untuk
senyawa kovalen pada umumna larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang
larut dalam air.Senyawa yang dapat larut pada pelarut air merupakan senyawa
tersebut bersifat ionik.Sedangkan senyawa yang tidak larut pada pelarut
tersebut menjadi bersifat kovalen sehingga snagt sulit untuk senyawa tersebut
berinteraksi dengan pelarut yang sifatnya polar.Walaupun begitu,tidak semua
senyawa kovalen bersifat non polar,ada beberapa senyawa kovalen yang bersifat
polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar.

4.3 Senyawa Karbon Berantai lurus dan lingkar

Senyawa Warna Bau

n – heksana Bening Kapur barus/alkohol

Sikloheksana - -

Senyawa Warna Bau

n – heksana Bening Kapur barus/alkohol

n – dekana - -

Minyak Bumi - -

Dalam percobaan ini digunakan senyawa karbon,n-hesana dan


sikloheksana kedua senyawa ini memiliki struktur rantai cincin.nheksana
merupakan golongan senyawa hirokarbon alifatik yaitu golongan hidrokarbon
rantai terbuka dan pada sikloheksana merupakan golongan alisiklik,yaitu
gabungan dari alifatik dan siklik.Pada percobaan ini ternyata diperoleh hasil
bahwa dari keduanya mempunyai persamaa dari segi sifatnya yaitu bau dan
wujud fisiknya.Keduanya wujud air dan bening dan dari keduannya pula
menimbukan aroma yang sama yaitu menyengat.Hal ini disebabkan oleh
perbedaan struktur dari keduannya.

4.4 Isomer

a. Sifat Fisis

Senyawa Warna Bau

o – diklorobenzena - -
p – diklorobenzena - -

n – butil alkohol Bening Alkohol

t – butil alkohol Bening Spidol lemah

b. Sifat Kelarutan

Senyawa Kejenuhan Larutan

n – butil alkohol Endapan (jenuh)

t – butil alkohol Tidak ada endapan (tidak jenuh)

c. Senyawa Kimia

Senyawa Laju Pembentukan Gelembung (Jumlah


gelembung/detik)

n – butil -
alkohol

t – butil -
alkohol

Senyawa Bau Kecepatan Terbakar

Dietil eter - -

n – butil alkohol Alkohol -

t – butil alkohol Spidol lemah -

Pada percobaan ini kita membandingkan antara n-butil alkohol dan t-butil
alkohol dan juga n-butil alkohol/t-butil alkohol dengan eter.Alkohol memiliki
ikatan hidrogen sangat lemah (kira-kira 5kkl/mol atau 20 kJ/mol) bila
dibandingkan dengan ikatan kovalen antara atom didalam molekul.Tetapi
ikatan hidrogen lebih kuat daripada sebagian besar gaa tarik antar molekul
lainnya.Ikatan dalam alkohol dan eter memiliki ikatan yang mirip dengan
air.Pada sifat fisis senyawannya (o-diklorobenzena, n-butil alkohol) menurut
pengamatan warna yang didapatkna warnannya sama-sama bening,namun
menurut bau n-butil alkohol baunya lebih menyengat daripada o-
dilkorobenzena dan hasil t-butil alkohol.Pada sifat kelarutan senyawa yang
digunakan pada percobaan ini melihat kejenuhan-butil alkohol tidak keruh
pada tetes ke 10 dan terakhir sifat kimia.
V.Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan


sebagai berikut.

1. Senyawa kovalen dan ionik memiliki perbedaan yaitu pada titik leleh
kelarutan dan hantaran listriknya.
2. Struktur molekul dan jenis ikatan mempengaruhi sifat senyawa,sefat
fisis dan kimianya.
3. Isomer adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi
strukturnya berbeda.Dan senyawa ion dapat larut pada senyawa yang
bersifat polar dan senyawa kovalen dapat larut pada senyawa yang
bersifat nonolar.
4. Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif,karena
partikelnya yang berlawanan tarik-menarik.Sedangkan ikatan kovalen
adalah ikatan yang terjadi antara dua atom yang memakai bersama
sepasang elektron atau lebih.

5.2 Saran

Disarankan agar lebih dapat memahami materi dan tata cara dalam
praktikum dan selalu berhari-hati terhadap alat ataupun bahan yang dapat
membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyasa, D.G. dan Dwiningsih, K. 2020. Model Multimedia Interaktif Berbasis Unity
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ikatan Ion. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. Vol 14 (2) : 2573-2582.

Muchtaridi dan Justiana, S. 2006. Kimia I. Indonesia : Yudhistira.

Neil, A.C., jane, B.R., dan Lawrence, G.M. 2002. Biologi Jilid I Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga.

Pratiwi, Nih, Luh, Y.A. 2018. Model Mental Siswa Kelas X SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja Tentang Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen. Jurnal
Pendidikan Kimia Undiksha. Vol 2 (2) : 54-57.

Ruslan dan Mariati. 2014. Efektifitas Metode Resitasi Dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di Kelas X SMA N 1
Baitussalam Aceh Besar.Jurnal Akademica. Vol II (2) : 174-177.
LAMPIRAN

Pertanyaan Pra

1. Apa sebabnya air disebut molekul polar?Jelaskan dwikutub air


berdasarkan bentuk molekulnya.

Jawab : Karena air dapat melarutkan senyawa ionik.Air membentuk


ikatan yang kuat dengan ion.

a) OH2 b) H

OH2 M+ OH2 H-O

OH2 H H

O-H X H-O

2. Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen

Jawab :

Senyawa ionik :-mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi

-pada suhu kamar berwujud padat

-dalam keadaan murni bersifat konduktor

-larut dalam pelarut polar

-terjadi antara unsur logam dengan unsur non logam

Senyawa kovalen :-mempunyai titik didih dan titik leleh rendah

-mempunyai tiga wujud yaitu padat,cair,dan gas

-dalam keadaan murni bersifat isolator

-larut dalam pelarut non polar

-terjadi antara unsur non logam dan non logam

3. Gambarkan struktur isomer dari C3H6Cl12 (gambarkan setiap ikatan


dengan garis).Apakah setiap isomer mempunyai jumlah ikatan yang
sama?berapa jumlahnya?

Jawab : CL CL CL

CH3-CH2-CH CH3 – CH - CH2

1,1-dikloro propana 1,2 dikloro propana


CL

CH3 - C - CL

CL

2,2-dikloro propana

4. Diantara senyawa-senyawa berikut ini MgCl2,C4H10,SO3,Li2O,C3H8,


PCl3, HCl,tentukan mana senyawa ionik dan mana senyawa kovalen

Jawab :

Senyawa ionik :-MgCl2

-Li2O

Senyawa kovalen :-C4H10

-SO3

-C3H8

-PCl

-HCl

5. Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8 (setiap ikatan
digambarkan dengan garis).

Jawab :

CH3 – CH = CH - CH3 (2-butena)

Rantai lurus

CH2 - CH2

CH2 - CH2

Rantai siklik
Pertanyaan Pasca

1. Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya,kalsium klorida,CaCl2,atau


asetil klorida,CH3C(O)Cl?Jelaskan alasan ramalan anda

Jawab : Menurut pendapat saya kalium klorida lebih tinggi titik didihnya
karena adanya ikatan antar molekul ion yang kuat dengan struktur
molekul tertentu.

2. Mengapa naftalena tidak larut dalam air?

Jawab : Karena naftalena merupaka senyawa kovalen dan bersifat non


polar sedangkan air bersifat polar.

3. Mengapa senyawa ionik tidak larut dalam heksana?

Jawab : Karena ionik bersifat polar,sehingga larut hana dalam senyawa


polar.

4. Dietil eter sedikit larut dalam air.Jelaskan peranan air dalam pelarutan
eter!

Jawab : Dietil eter sedikit larut dalam air karena eter termasuk polaritas
kecil.Pada dietil eter yang sedikit larut dalam air disebabkan terjadinya
ikatan hidrogen aantara atom oksigen dari eter dan atom hidrogen
dengan air.

5. Gambarkan dua isomer eter dari etil eter.

Jawab :

a. C2H5 – O C2H5
b. CH3 – O C3H7
DOKUMENTASI

Titik leleh NaCl Titik leleh MgSO4

(Perbandingan Titik Leleh) (Perbandingan Titik Leleh)

NaCl + air NaCl + CCl4

(Perbandingan kelarutan) (Perbandingan kelarutan)

Larutan CCl4 n-butilalkohol dan

t-butilalkohol

Anda mungkin juga menyukai