Anda di halaman 1dari 7

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA SAINS DAN TEKNOLOGI

TEACHING LABORATORY
PROGRAM PENDIDIKAN KOMPETENSI UMUM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Edisi Rev. Semester Gasal 2022/2023
PRAKATA
Dengan Kurikulum 2020 (K-2020) di Institut Pertanian Bogor dan menyesuaikan dengan
Standar Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI), mata kuliah Kimia Sains dan Teknologi
dilengkapi dengan praktikum diberikan kepada mahasiswa Tingkat Pertama di Program
Sarjana S1 IPB (Program Pendidikan Kompetensi Umum, PPKU). Perkuliahan membahas
tentang konsep-konsep dasar dan contoh-contoh aplikasi kimia sedangkan di laboratorium
mahasiswa melakukan praktikum yang dapat meningkatkan ketrampilan dan sekaligus
berlatih menerapkan konsep kimia di dalam laboratorium.

Penuntun praktikum Kimia PPKU ini disusun berdasarkan pada percobaan-percobaan yang
mendukung pokok bahasan yang diberikan dalam kuliah kimia. Isi penuntun praktikum
terdiri atas materi Pengenalan Peralatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium, Pengenalan
Bahan Kimia, Pembuatan Larutan, Ikatan Kimia: Ionik dan Kovalen, kinetika kimia, Polimer,
Hukum Gas, Sublimasi Iodin, Asam Basa Larutan Penyagga (Bufer), Kesetimbangan Kimia,
Model Molekul, dan Reaksi Redoks.

Diharapkan penuntun praktikum ini dapat membantu dan menjadi buku pegangan para
mahasiswa Programdalam mengikuti mata kuliah Kimia Sains dan Teknologi.

Bogor, Agustus 2022


Koordinator Kimia Sains dan Teknologi
PERCOBAAN 4
IKATAN KIMIA: IONIK DAN KOVALEN

PENDAHULUAN
Ikatan kimia adalah gaya yang memegangi atom atau ion untuk membentuk molekul atau
kristal. Jenis ikatan dalam molekul akan menentukan gaya antarmolekul. Jenis ikatan kimia
yang dipelajari dalam percobaan ini adalah ikatan ionik dan kovalen. Pada percobaan ini
saudara akan bekerja dengan bermacam-macam senyawa ionik dan kovalen. Selain itu saudara
akan menentukan sifat-sifat untuk membedakan kedua senyawa tersebut.

LATAR BELAKANG
Bidang Kimia dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu kimia organik dan kimia anorganik.
Kimia anorganik memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan kimia organik karena
kimia organik hanya mencakup senyawa yang mengandung karbon. Namun, kimia organik
diperluas dengan membahas juga senyawa yang mengandung atom N, O, dan P.

Ikatan yang terbentuk dalam senyawa organik sebagian besar, bahkan seluruhnya, merupakan
ikatan kovalen, seperti H2O, CH4, NH3. Sementara ikatan yang terbentuk dalam senyawa
anorganik lebih beragam. Disebabkan oleh cakupan kimia anorganik yang membahas atom-
atom selain karbon, ikatan dalam senyawa-senyawanya dapat berupa ikatan logam, ikatan
ionik, dan juga ikatan kovalen. Ikatan logam terbentuk dari atom-atom logam, ikatan ionik
dalam senyawa anorganik dapat dijumpai dalam senyawa MgSO4, NaCl, KI, dll. Sementara
ikatan kovalennya dapat dijumpai pada BF3, BeCl2, SF4, XeF4.

Ikatan ionik merupakan ikatan yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam dengan
prinsip serah terima elektron. Ikatan kovalen merupakan ikatan yang umumnya terbentuk
dari unsur nonlogam dan nonlogam dengan prinsip pemakaian bersama elektron. Perbedaan
prinsip pembentukan kedua ikatan tersebut menyebabkan perbedaan sifat fisik senyawa-
senyawa dengan ikatan-ikatan tersebut.

Perbedaan sifat fisik yang paling menonjol di antara senyawa ionik dan kovalen adalah titik
leleh, titik didih, kelarutan, dan daya hantar (Tabel 4.1). Perbedaan tersebut disebabkan oleh
kekuatan ikatan yang terbentuk. Senyawa ionik memiki kekuatan jauh lebih kuat
dibandingkan dengan senyawa kovalen.

3
Tabel 4.1 Perbedaan sifat senyawa ionik dan senyawa kovalen
Senyawa Ionik Senyawa Kovalen
Umumnya memiliki titik leleh tinggi Umumnya memiliki titik leleh rendah
(350 –1000 °C) (< 350 °C)
Semua padatan pada suhu kamar Dapat berupa padatan, cairan, gas
Konduktor yang baik dalam bentuk larutan Konduktor yang lemah dalam bentuk
cairan/larutan, bahkan sebagian tidak
dapat menghantarkan listrik
Hampir tidak terbakar Umumnya terbakar
Sedikit yang berbau Kebanyakan berbau

Titik leleh suatu senyawa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, antara lain massa
molekul, panjang ikatan dan keelektronegatifan atom-atom penyusunnya, dan bentuk
senyawa tersebut. Perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam senyawa kovalen
menyebabkan adanya perbedaan kepolaran. Hal ini yang membuat interaksi antar molekul
beragam. Interaksi antarsenyawa kovalen ada 3 jenis, yaitu ikatan hidrogen, interaksi
dwikutub-dwikutub, dan gaya London. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terbentuk
saat atom H berada di antara 2 atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi (N, O, F). Ikatan
hidrogen dapat terbentuk pada senyawa kovalen yang memiliki atom H yang terikat langsung
pada ketiga atom tersebut, seperti H2O, NH3, HF (Gambar 4.1). Interaksi dwikutub-dwikutub
terjadi pada senyawa kovalen polar, seperti HCl. Sementara gaya London merupakan
interaksi yang terjadi pada senyawa nonpolar, seperti CH4, PF5, dan BF3. Kedua interaksi
tersebut termasuk ke dalam gaya Van der Waals.

Gambar 4.1 Ikatan hidrogen dalam molekul air

Kemampuan senyawa ionik dalam menghantarkan listrik jika dalam bentuk larutan
disebabkan oleh prinsip pelarutan yang terjadi. Senyawa ionik ketika dilarutkan dalam suatu
pelarut akan terpisah antarion-ionnya. Ion-ion tersebut masing-masing dikelilingi oleh
molekul pelarut dengan sisi yang sesuai. Proses pelarutan ini biasanya disebut solvasi. Khusus
untuk pelarutan dalam air, prosesnya disebut hidrasi (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Proses hidrasi senyawa ionik

4
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Sesudah melakukan percobaan ini, praktikan: (1) terampil membedakan senyawa ionik dengan
senyawa kovalen, (2) mampu menjelaskan hubungan antara jenis ikatan dan struktur molekul
terhadap sifat senyawa, (3) terampil merangkai alat untuk penentuan titik leleh dan daya hantar
listrik suatu bahan

PROSEDUR PERCOBAAN
I. Perbandingan titik leleh
1. Senyawa Ionik
Titik leleh senyawa ionik tidak dapat ditentukan dengan alat-alat laboratorium
sederhana. Hal ini disebabkan oleh tingginya titik lelehnya. Oleh karena itu, Anda
hanya diminta membandingkan titik leleh senyawa ionik dengan kovalen. Berikut
diberikan data titik leleh beberapa senyawa ionik, yaitu KCl = 770 °C, CaCl2= 772 °C,
dan MgSO4 = 1124 °C.
2. Senyawa Kovalen
Selain membedakan dari senyawa kovalen, percobaan titik leleh ini juga dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian dari suatu sampel padatan. Suatu sampel
yang murni akan memiliki kisaran titik leleh yang sempit (kurang dari 2 °C). Kisaran titik
leleh merupakan perbedaan suhu ketika sampel baru meleleh sampai meleleh
sempurna. Oleh karena itu, pengemasan sampel dalam pipa kapiler dan laju
pemanasan menjadi sangat penting agar diperoleh data yang akurat.
Untuk percobaan titik leleh kali ini, sampel yang digunakan ialah urea ((NH2)2CO) dan sukrosa
(C12H22O11). Metode sederhana dengan menggunakan radas Thiele dalam penentuan titik
leleh adalah sebagai berikut:
i. Siapkan sampel yang akan ditentukan titik lelehnya dengan menghaluskan seujung
sudip sampel dengan bantuan sudip dan kertas yang bersih. Kertas juga membantu
mengeringkan sampel.
ii. Serbuk halus sampel yang kering dari tahap sebelumnya dimasukkan ke dalam pipa
kapiler dengan cara menekan bagian ujung terbuka dari pipa kapiler pada sampel.
iii. Balikkan pipa kapiler dan ketuk-ketukan minimal 10 kali agar serbuk sampel bergerak
ke dasar pipa kapiler dan terkemas rapat. Anda hanya memerlukan sampel setinggi 2
mm dalam pipa kapiler. Penggunaan sampel yang melebihi 2 mm akan menyebabkan
kisaran titik leleh melebar sehingga tidak memberikan data yang akurat dalam
penentuan kemurnian sampel.
iv. Ikat pipa kapiler pada termometer dengan benang (lihat Gambar 3) dan sejajarkan
ujung kapiler yang berisi sampel dengan ujung termometer sehingga pembacaan suhu
lebih akurat.
v. Siapkan gliserin dalam alat Thiele. Perkirakan tinggi gliserin agar nantinya pipa kapiler
tidak tenggelam. Posisikan pipa kapiler dan ujung termometer berada di pertigaan
tabung Thiele (lihat Gambar 4.3).
vi. Panaskan penangas gliserin sedemikian rupa agar kenaikan suhunya 5 °C per menit.

5
Amati sampel dari dekat. Catatlah kisaran suhu saat sampel mulai meleleh hingga
meleleh seluruhnya. Anda perlu mengulangi pengamatan titik leleh jika suhu
penangas Tiele naik terlalu cepat untuk mendapatkan pembacaan yang teliti. Selain
itu, laju pemanasan yang terlalu cepat juga akan memperlebar kisaran titik leleh.
Bandingkan kisaran titik leleh sampel yang Anda amati dengan titik leleh yang
tercantum pada buku acuan. Titik leleh urea = 132 °C, dan sukrosa = 186 °C.

Perhatian:
1. Setelah selesai, dinginkan gliserin dan kembalikan ke botolnya. JANGAN
MEMBUANG GLISERIN.
2. JANGAN MEMBUANG PIPA KAPILER, kembalikan ke tempat yang sudah disediakan

Gambar 4.3 Pemanasan dengan tabung Tiele

II. Wujud
Amati wujud dari urea, sukrosa, etanol, KCl, CaCl2, dan MgSO4.
III. Perbandingan kelarutan
Isi 6 buah tabung reaksi dengan 1 mL air. Selanjutnya, masukkan sedikit senyawa urea,
sukrosa, etanol, KCl, CaCl2, dan MgSO4 (kira-kira seujung sudip kecil) ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Amati dan catat kelarutan tiap senyawa tersebut di dalam air.
Lakukan hal yang sama untuk pelarut CCl4.
Perhatian:
Perhatian:
1. Akan disediakan dua wadah limbah.
2. Masukkan limbah percobaan yang menggunakan pelarut air pada wadah yang telah
disediakan.
3. Masukkan limbah yang menggunakan pelarut CCl4 pada wadah yang terpisah dari
pelarut air
4. Jangan Mencampur limbah percobaan yang menggunakan pelarut berbeda.

6
IV. Daya hantar
Siapkan 6 buah gelas piala 100 mL dan masukkan masing- masing ke dalamnya 80 mL air.
Tambahkan sampel senyawa urea, sukrosa, etanol, KCl, CaCl2, dan MgSO4 dalam masing-
masing gelas piala (kira-kira 2 sudip atau 1 mL). Selanjutnya, masukkan elektrode karbon
yang telah dihubungkan dengan arus listrik dan lampu. Amati perubahan yang terjadi.
Perhatian:
1. Masukkan limbah percobaan daya hantar listrik pada wadah limbah pelarut air

V. Kemudahan terbakar
Letakkan beberapa tetes atau padatan urea, sukrosa, etanol, KCl, CaCl2, dan MgSO4 pada
sudip, kemudian bakar dengan api. Jika api semakin besar artinya sampel tersebut
terbakar.

VI. Uji bau


Identifikasi bau dari senyawa urea, sukrosa, etanol, KCl, CaCl2, dan MgSO4.

Anda mungkin juga menyukai