Anda di halaman 1dari 8

-atom

dipolnya lebih dari nol dan beda elektronegativitas antar atom


O2, H2, Cl2, CCl4 MENU

Lelehannya dan dapat menghantarkan larutannya tidak dapat listrik menghantarkan


pada suhu kamar (25 o, 1 atm) MENU
1.

Senyawa kovalen polar

a.

Pengertian kovalen polar

Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen
polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu
atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol (=
hasil kali jumlah muatan dengan jaraknya) 0.
b.

Ciri-ciri senyawa polar

dapat larut dalam air dan pelarut polar lain

memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya distribusi elektron

memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan
keelektronegatifan
-

Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5

2.

Senyawa kovalen non polar

a.

Pengertian kovalen non polar

Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen tidak terjadi
pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron
Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar
terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai
momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
b.

Ciri-ciri senyawa polar

Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain

Tidak memiliki kutub + dan kutub - , akibat meratanya distribusi electron

Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama
2.

Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2, CaCl2


Perbedaan antara senyawa kovalen polar dan non polar

Kovalen Polar

Kovalen Non Polar


Larut dalam air

Tidak dapat larut dalam air


Memiliki pasangan elektron bebas

Tidak memiliki pasangan elektron bebas


Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5

Berakhiran genap
Contoh : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, SO3, N2O5, Cl2O5

Contoh : F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCl5, BCl3

3.

Percobaan kepolaran senyawa kovalen

A. Judul

: Kepolaran Senyawa Kovalen

B.

: Menyelidiki kepolaran suatu senyawa yang memiliki ikatan kovalen

Tujuan

C. Alat dan Bahan :


1.

Tabung reaksi sebanyak 3 buah, diberi nomor (1), (2), dan (3)

2.

Garam dapur (NaCl)

3.

Air

4.

Minyak tanah

5.

Tetraklorometana (CCl4)

D. Langkah Kerja :
1. Isilah tabung reaksi (1) dengan air, kemudian tambahkan padatan garam dapur, kocok,
kemudian amati yang terjadi.
2. Isilah tabung reaksi (2) dengan minyak tanah, kemudian tambahkan padatan garam dapur,
kocok, kemudian amati yang terjadi.
3. Isilah tabung reaksi (3) dengan 5 mL air dan 5 mL CCl4, kemudian goyangkan tabung reaksi dan
amati.
E.

Jawablah pertanyaan berikut untuk menarik kesimpulan.

1.

Apakah yang terjadi ketika NaCl dimasukkan ke dalam air? Larutkah NaCl dalam air?

2. Ketika NaCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung minyak tanah, apa yang
terjadi? Larutkah NaCl dalam minyak tanah?
3.

Apakah yang terjadi ketika air dan CCl4 dicampurkan?

JAWABAN NO 2
A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion
negatif. ikatan ion pada umumnya terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi
terendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron besar. Ikatan ini terjadi antara atom
yang cenderung melepaskan elektron ( atom logam ) dengan atom yang cenderung menerima
elektron ( atom nonlogam ). Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik.
Contoh : NaCl

Sifat umum senyawa yang berikatan ion:


1. Titik lebur dan titik didih yang tinggi
2. Dalam keadaan lebur dan larutan dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat konduktor.
3. Keras dan mudah patah
4. Mudah larut dalam air
5. Tidak larut dalam pelarut nonpolar

B. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk karena pemakaian pasangan elektron bersama.
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi digunakan rumus titik elektron (struktur
lewis).
Ikatan kovalen Tunggal (ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron untuk dipakai
bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul H2

Ikatan kovalen rangkap dua (ikatan kovalen yang melibatkan dua pasang elektron untuk dipakai
bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul oksigen
O=O
Ikatan kovalen rangkap 3 (ikatan kovalen yang melibatkan tiga pasang elektron untuk dipakai
bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul Nitrogen
Sifat umum senyawa kovalen:
1. Titik lebur dan titik didih yang rendah
2. Tidak dapat menghantarkan arus listrik , akan tetapi senyaw akovalen polar dalam bentuk larutan
dapat menghantarkan listrik.
3. Pada umumnya lunak
4. Tidak larut dalam air
5. Larut dalam pelarut nonpolar

JAWABAN NO 3
Aturan / Kaidah Oktet dan Duplet, Ikatan Kovalen, Contoh, Pengertian, Soal, Kunci Jawaban, Unsur
Kimia - Unsur-unsur dari golongan gas mulia dapat bersifat duplet, misalnya helium, dan oktet,
contohnya neon, argon, xenon, kripton, dan radon. Duplet adalah apabila atom memiliki 2 elektron
di kulit terluarnya atau atom pusatnya dikelilingi 2 elektron (1 pasangan elektron). sedangkan oktet
adalah apabila atom memiliki 8 atom di kulit terluarnya atau atom pusatnya dikelilingi 8 elektron (4
pasangan elektron). (Baca : Tabel Konfigurasi Elektron Unsur Gas mulia).

Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara
pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet.
Menurut Anda, apakah semua senyawa yang tersusun atas atom-atom nonlogam memenuhi kaidah
oktet dalam pembentukannya? Perhatikanlah reaksi antara atom P dan Cl. Reaksi antara fosfor dan
klorin akan menghasilkan PCl3 dan PCl5. Jumlah PCl3 dan PCl5 yang terbentuk bergantung pada
banyaknya klorin yang direaksikan. Pada senyawa PCl3, 1 atom P mengikat 3 atom Cl. Adapun pada
PCl5, 1 atom P mengikat 5 atom Cl. Perhatikanlah gambar berikut. (Baca juga : Sifat Ikatan Kovalen)

Gambar 1. Struktur Lewis PCl3 dan PCl5.

Struktur Lewis PCl3 menunjukkan bahwa setiap atom yang terlibat (1 atom P dan 3 atom Cl) telah
memenuhi kaidah oktet. Lain halnya dengan PCl5, struktur Lewisnya menunjukkan hanya atom Cl
yang memenuhi kaidah oktet, sedangkan atom P tidak memenuhi kaidah oktet. Atom P memiliki 10
elektron pada kulit terluarnya.

Senyawa lain yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah BF3.

Gambar 2. Struktur Lewis BF3.

Atom B hanya memiliki 3 elektron valensi sehingga memerlukan 5 elektron untuk memenuhi kaidah
oktet. Adapun atom F memiliki 1 elektron valensi sehingga hanya membutuhkan 1 elektron. Setiap
atom F menerima 1 elektron yang disumbangkan atom B. Namun, atom B hanya menerima 1
elektron dari setiap atom F. Berarti, atom B kekurangan 2 elektron untuk memenuhi kaidah oktet.

Contoh Soal :

N=7, O=8, P=15, S=16, Cl=17, dan Br = 35.

Senyawa berikut mengikuti aturan oktet, kecuali .

A. NH3
B. CCl4
C. SO2
D. PBr3
E. PCl5

Kunci Jawaban :

Suatu senyawa mengikuti aturan oktet (kaidah oktet) jika atom pusatnya dikelilingi 8 elektron (4
pasangan elektron).
Senyawa

Atom Pusat

Jumlah Elektron yang Mengelilingi


NH3

8
CCl4

8
SO2

8
PBr3

8
PCl5

10

Jadi, senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet adalah (E) PCl5.

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner
sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus
kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

A. Pengecualian Aturan Oktet

Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.

1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.

Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok
ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai
oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.

Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan rumus
Lewis untuk NO2 sebagai berikut.

3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.

Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada
kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5,
SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.

Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini.

B. Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur
postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4
elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang
mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3.
Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

Anda mungkin juga menyukai