Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

KD. 3
IKATAN KIMIA

KELAS X
SEMESTER 1

SMK TELKOM MALANG


TAHUN 2020
3.2 IKATAN
KOVALEN

Sumber: http://www.sharewareconnnection.com/ionic-bonding.htm

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap, dan rangkap tiga
serta contoh senyawanya.
2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa contoh senyawa
sederhana.
3. Menentukan senyawa dalam kehidupan sehari-hari yang terbentuk melalui proses
pembentukan ikatan kovalen
9

Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang dibentuk dengan cara

penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Terjadinya

pemakaian elektron bersama-sama tersebut untuk memenuhi kaidah oktet dan

duplet. Ikatan ini terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur

nonlogam.

Menurut teori Lewis, untuk membentuk satu ikatan kovalen tunggal setiap

atom menyumbangkan 1 elektron valensinya. Jika antara kedua atom membentuk

ikatan kovalen ganda dan rangkap tiga, maka setiap atom menyumbangkan

elektron sesuai derajat penggandaannya.

1. Pembentukkan Ikatan Kovalen

Lewis menggambarkan ikatan kovalen dengan struktur Lewis atau rumus

elektron yang terdiri dari lambang Lewis, yaitu lambang yang dikelilingi sejumlah

elektron valensi. Yang dapat disumbangkan dari masing-masing atom yang

berikatan adalah elektron yang belum berpasangan.

a. Pembentukkan Ikatan Kovalen Tunggal

Pembentukan senyawa CCl4

6C :2 4 (elektron valensi = 4)

17Cl: 2 8 7 (elektron valensi = 7)

Dari jumlah elektron valensi C dan Cl tidak ada yang mudah untuk

melepaskan elektron, tetapi keduanya mempunyai kecenderungan untuk

menerima elektron. Pada atom C sebanyak 4 buah elektron didistribusikan

ke atom Cl.
10

Cl
Cl
4 Cl + C Cl C Cl Cl C Cl
Cl
Cl
Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom C dan Cl yang dilingkari memenuhi

kaidah oktet.

Pembentukkan H2

1H :1

Dalam satu molekul gas hidrogen (H2 atau H-H) terdapat 2 atom H yang

saling berikatan. Atom H memiliki 1 elektron valensi sehingga untuk

membentuk konfigurasi elektron gas mulia (He) memerlukan 1 atom H lain.

H H

Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom H yang dilingkari memenuhi kaidah

duplet.

b. Pembentukkan ikatan kovalen rangkap dua

Pembentukan molekul O2

8O : 2 6 (elektron valensi = 6)

Dalam atom O terdapat 2 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom O

saling berikatan dan setiap atom menyumbangkan kedua elektron tidak

berpasangan yang dimilikinya, terbentuklah molekul O2 yang memiliki

struktur Lewis sebagai berikut.

O=O

Struktur Lewis Rumus struktur


11

Jumlah elektron pada setiap atom O yang dilingkari memenuhi kaidah

oktet.

c. Pembentukkan ikatan kovalen rangkap tiga

Pembentukan molekul N2

7N : 2 5 (terdapat 5 elektron valensi)

Aton N memiliki 3 elektron yang tidak berpasangan. Jika 2 atom nitrogen

berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan

membentuk struktur Lewis sebagai berikut.

N N

Struktur Lewis Rumus struktur

Jumlah elektron pada setiap atom N yang dilingkari memenuhi kaidah

oktet.

2. Penyimpangan kaidah oktet

Beberapa senyawa mempunyai struktur Lewis yang menyimpang dari kaidah

oktet.

a. Spesies ganjil

Jika jumlah elektron valensi di dalam struktur Lewis adalah ganjil, maka

ada elektron yang tidak berpasangan sehingga ada atom yang menyimpang dari

kaidah oktet.

Contoh:

Molekul NO2

Jumlah elektron valensi molekul NO2 = 17 (ganjil)

jumlah elektron valensi N adalah 7 (menyimpang dari kaidah oktet)


12

b. Oktet tak lengkap

Contoh:

Molekul BeCl2 dan BH3

Bagaimana dengan
molekul BH3?

c. Oktet berkembang

Contoh:

Molekul PCl5, PCl3, dan SF6

Tunjukkan struktur
lewis untuk PCl3 ?
13

Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi dengan cara

pembentukkan elektron bersama hanya saja pasangan elektron yang dipakai

bersama tersebut berasal dari salah satu atom atau molekul yang berikatan,

sedangkan atom atau molekul yang lain tidak memberikan elektron.

Contoh:

1. Senyawa HNO3

2. Pembentukan senyawa NH4Cl

NH3 + HCl NH4Cl


14

Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar

Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen

nonpolar. Sifat kepolaran ikatan ini dipangaruhi oleh perbedaan

keelektronegatifan, sedangkan bentuk molekul dari atom-atom yang berikatan

akan menentukan sifat kepolaran molekulnya.

1. Pengaruh Perbedaan Keelektronegatifan terhadap Kepolaran Ikatan

Kovalen

a. Ikatan kovalen polar

Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom nonlogam yang

memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, pasangan elektron akan lebih

tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan lebih besar. Akibatnya,

atom yang lebih elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan negatif,

sedangkan atom yang kurang elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan

positif. Adanya dua kutub dengan muatan yang berlawanan dalam molekul

tersebut menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan

keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul

tersebut bersifat semakin polar.

Dalam molekul HCl, pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen

antara atom H dan atom Cl lebih tertarik ke arah atom Cl. Ikatan seperti ini

disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar terbentuk jika atom-atom yang

berikatan memiliki perbedaaan keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan

pemisahan muatan pada atom-atom yang berikatan. Dengan demikian, pada

molekul-molekul senyawa polar terbentuk kutub bermuatan positif dan kutub

bermuatan negatif. Dengan kata lain, terbentuk dua kutub (dipol) dalam molekul-

molekul yang bersifat polar.


15

Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan besar

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa

Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan

HF 2,0 (H=2,1 ; F=4,1)

HCl 0,8 (H=2,1 ; Cl=2,9)

HBr 0,7 (H=2,1 ; Br=2,8)

HI 0,4 (H=2,1 ; I=2,5)

b. Ikatan kovalen nonpolar

Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk

molekul diatomik, ikatan yang terbentuk tidak memiliki perbedaan

keelektronegatifan (perbedaan keelektronegatifan=nol). Ikatan seperti ini

disebut ikatan kovalen nonpolar. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen

nonpolar, yaitu H2, Cl2, I2, dan Br2.

Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol (0)

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Perbedaan Keelektronegatifan senyawa

Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan

H2 0 (H=2,1 ; H=2,1)

Cl2 0 (Cl=2,9 ; Cl=2,9)

Br2 0 (Br=2,8 ; Br=2,8)

I2 0 (I=2,6 ; I=2,5)
16

2. Pengaruh Bentuk Molekul terhadap Kepolaran Molekul

Ikatan kovalen yang terbentuk antara atom C dan atom Cl mempunyai

perbedaan keelektronegatifan sebesar 0,4. Berarti, ikatan kovalen ini bersifat

polar. Namun, jika atom C mengikat empat buah atom Cl dan membentuk molekul

CCl4, molekulnya bersifat nonpolar. Mengapa?

Pada molekul CCl4, atom pusat C berada di tengah dan secara simetris

tertutup oleh keempat atom Cl yang diikatnya. Hal tersebut menyebabkan tidak

ada pemisahan muatan sehingga dipol tidak terbentuk. Jadi, walaupun ikatannya

bersifat polar, molekulnya bersifat nonpolar.


Cl
Cl
4 Cl + C Cl C Cl Cl C Cl
Cl
Cl
Struktur Lewis CCl4

Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk simetris dan bersifat nonpolar, yaitu

CH4, BH3, BCl3, BF3, PCl5, dan CO2.

Senyawa akan bersifat polar terjadi jika pada atom pusat dari molekul

senyawa tersebut terdapat PEB sehingga bentuk molekulnya menjadi tidak

simetris. Muatan dari PEB akan lebih tertarik ke atom pusat yang lebih

bermuatan negatif dan sekaligus tertolak oleh PEI yang lebih bermuatan positif.

Oleh sebab itu, di antara atom pusat dan atom yang terikat akan timbul dipol

yang besar dan senyawa yang terbentuk bersifat polar. Contoh senyawa lain yang

memiliki bentuk tidak simetris dan bersifat polar, yaitu PCl3, dan H2O.

Terdapat 1 PEB Terdapat 2 PEB Terdapat 1 PEB

Struktur Lewis PCl3 Struktur H2O Struktur H 3O


17

Selain berdasarkan perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul,

kalian dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa berdasarkan percobaan.

KEGIATAN PERCOBAAN
Membedakan Senyawa Polar dan Nonpolar

A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui sifat kepolaran suatu senyawa.

B. Alat dan Bahan


Alat Bahan-bahan
 Gelas kimia ● Air
 Buret ● Aseton
 Penggaris plastik ● Alkohol
 Kain wol atau nilon ● CCl4

C. Cara Kerja
1) Pasanglah buret pada standar dan klem.
2) Isilah buret dengan air sebanyak 30 mL.
3) Gosoklah penggaris dengan kain wol atau nilon
dengan arah yang sama (satu arah) sebanyak 20
kali.
4) Alirkan larutan yang berada dalam buret
perlahan-lahan dan dekatkan penggaris plastik
yang telah digosok tersebut pada larutan.
5) Amati yang terjadi.
6) Lakukan hal yang sama untuk larutan yang
lainnya.
18

D. Data Hasil Pengamatan


Berilah tanda (  ) pada kolom yang sesuai
Aliran Zat Cair
No Bahan
Dibelokkan Tidak
1. Air
2. HCl
3. Alkohol
4. CCl4

E. Bahan Diskusi
1. Mengapa penggaris plastik yang digosok menggunakan kain wol atau nilon
dapat menarik atau membelokkan aliran larutan?
2. Mengapa larutan yang diujikan ada yang dibelokkan dan tidak dibelokkan?
3. Larutan mana saja yang termasuk molekul polar dan nonpolar?

F. Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasarkan data dan pengamatan yang telah kalian lakukan
bersama teman kelompok masing-masing!
22

Perbedaan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa

Kovalen
1. Titik Didih

Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, sedangkan senyawa ion relatif

tinggi. Kebanyakan senyawa kovalen mendidih di bawah 2000C, sedangkan senyawa

ion umumnya di atas 9000C. Pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat

padat, keras tetapi rapuh. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa

padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada pula

yang berupa gas.

Titik didih berkaitan dengan gaya tarik menarik antar partikel (disebut

juga kohesi), makin kuat kohesi, makin tinggi titik didihnya. Air (titik didih

1000C) adalah suatu senyawa kovalen. Atom-atom dalam molekul air terikat kuat

secara kovalen, tetapi ikatan antar molekul (kohesinya) tidak begitu kuat,

sehingga air relatif mudah mendidih.

Natrium klorida (NaCl) adalah senyawa ion, meleleh pada 8010C dan

mendidih pada 15170C. Dalam struktur senyawa ion setiap partike terikat kuat.

Oleh karena itu, sangat sukar untuk memisahkan partikel tersebut menjadi

bentuk uap.

2. Kemudahan Menguap ( Volatilitas)

Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, dan bensin,

biasanya disebut volatil. Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik

didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap.

Ingat: menguap berbeda dari mendidih; mendidih adalah perubahan cairan

menjadi gas pada titik didihnya; menguap adalah perubahan padatan atau cairan

menjadi uap, tidak harus pada titik didihnya.

Tidak ada seyawa ionik yang volatil.


23

3. Kelarutan

Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut

organik (seperti aseton, alkohol, dan trikloroetana). Misalnya natrium klorida

(garam dapur) larut dalam air tetapi tidak larut dalam kloroform. Sebaliknya,

kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, tapi lebih mudah larut dalam

pelarut organik.

4. Daya hantar listrik

Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik. Akan tetapi, jika senyawa

ion dipanaskan hingga meleleh, maka dalam bentuk lelehan senyawa itu merupakan

penghantar. Senyawa ion juga dapat menghantar listrik jika dilarutkan dalam air.

Lelehan atau larutan senyawa ion dapat menghantar listrik karena dalam keadaan

demikian ion-ionnya dapat bergerak bebas. Ion-ion bergerak membawa muatan

listrik. Dalam padatan ion-ion tidak dapat bergerak sehingga tidak dapat

menghantar listrik.

Senyawa kovalen tidak dapat menghantar listrik baik dalam bentuk padat

maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantar listrik jika

dilarutkan dalam air.

Berikut ini adalah perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.

Tabel perbedaan antara sifat senyawa ion dan senyawa kovalen

No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen


1 Titik didih Tinggi Rendah
2 Titik leleh Tinggi Rendah
3 Wujud Padat pada suhu kamar Padat,cair,gas pada suhu kamar
4 Daya hantar listrik Padat = isolator Padat = isolator

Lelehan = konduktor Lelehan = isolator

Larutan = konduktor Larutan = ada yang konduktor


5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
6 Kelarutan dalam Tidak larut Larut
trikloroetana (CHCl3)
24

Memprediksi Jenis-Jenis Ikatan pada Berbagai

Senyawa

Suatu senyawa dapat memiliki beberapa jenis ikatan. Untuk memprediksi

jenis ikatan suatu senyawa maka yang perlu diperhatikan adalah:

1. Ikatan antara atom unsur logam dengan unsur nonlogam atau antara ion

positif atau ion negatif adalah ikatan ion.

2. Ikatan antara atom nonlogam dengan atom nonlogam adalah ikatan kovalen.

3. Untuk senyawa besar (molekul poliatom), ikuti langkah–langkah dalam

menuliskan stuktur Lewis. Atom pusat merupakan atom yang paling sedikit

dalam molekul dan biasanya atom paling besar.

Contoh:

Struktur NH4Cl: Struktur SO3:

Anda mungkin juga menyukai