Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN

PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

1. Tujuan
Mengetahui dan menjelaskan pengaruh jenis ikatan suatu senyawa terhadap
sifat fisis dan sifat kimia dari senyawa tersebut.

2. Konsep
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu
senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya tarik-menarik antara ion ini menentukan
sifat-sifat kimia dari suatu zat dan cara untuk ikatan kimia dapat berubah jika suatu
zat bereaksi yang digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang dilepas atau
diabsorpsi selam terjadinya reaksi. Macam-macam ikatan kimia dibentuk oleh atom
tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontol afinitas
elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi
menjadi dua kategori besar: ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion terbentuk jika
terjadinya perpindahan elektron antara atom untuk membentuk partikel yang
bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik-menarik diantara
ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen
terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron diantara atom-atom. Dengan kata lain,
daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi diantara elektron itu
merupakan suatu ikatan kovalen (Brady,1999).
Ikatan kimia terjadi karena kecenderungan atom mempunyai konfigurasi
elektron seperti gas mulia. Kecenderungan ini melahirkan beberapa ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan hidrogen, ikatan logam dan gaya van der waals . Kebanyakan akan
tidak berada dalam keadaan bebas tapi menyatu dengan atom lain membentuk
senyawa. Ini merupakan bukti bahwa atom yang bergabung, lebih stabil daripada
yang menyendiri. Berdasarkan teori atom modern, cara terbentuknya ikatan kimia
terjadi karena adanya elektron pada kulit terluar. Gas mulia lebih stabil dalam
keadaan monoatom sedangkan unsur lain lebih stabil apabila membentuk ikatan. Jadi
elektron akan stabil apabila elektron valensinya terisi penuh. Untuk semua atom
berlaku hukum oktet, yaitu suatu atom cenderung mempunyai elektron valensi
delapan kecuali gas mulia (Soemadji, 1981).
A. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Atom yang
melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan
menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun
selang seling membentuk molekul raksasa. Ikatan ion terbentuk melalui proses serah
terima elekron. Supaya jumlah elektron yang diberikan suatu atom sama dengan yang
diterima atom lain, maka koefesien reaksinya harus disamakan pada umumnya, bila
suatu unsur logam bersenyawa dengan suatu unsur non logam, elektron-elektron
dilepaskan oleh ato-atom logam dan diterima oleh atom-atom non-logam. Mudah atau
sukarnya senyawa ion terbentuk ditentukan oleh ionisasi potensial afnitas elektron
dari atom unsur pembentuk senyawa ion dan energi kisi senyawa ion tersebut (Syukri,
1999).
Senyawa ion yang berwujud padat tidak menghantarkan listrik karena ion
positif dan ion negatif terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi senyawa ion yang yang
berupa cairan akan menghantarkan listrik karena ion-ionnya yang lepas dan
bebas.Senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik bila dilarutkan dalam pelarut
polar, misalnya air karena terionisasi. Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan
ion negatif, maka senyawa ion banyak berupa padatan dan berbentuk kristal.
Permukaan kristal itu tidak mudah digores maupun di geser. Selain itu sifat-sifat yang
telah disebutkan, senyawa ion juga memiliki sifat hampir tidak terbakar
(Syukri,1999).
B. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama pasangan elektron
antara atomm-atom yang bergabung. Ikatan kovalen hanya melibatkan sepasang
elektron disebut ikatan kovalen tunggal, sedangkan yang melibatkan lebih dari
sepasang elektron disebut ikatan kovalen rangkap (Keenan, 1984).
Salah satu sifat ikatan kovalen yang penting adalah bervibrasi atau bergetar
sehingga jarak antara kedua atom bertambah dan berkurang secara berulang-ulang.
Frekuensi getaran suatu ikatan berbeda dari ikatan lain bergantung pada jenis atom
yang berikatan. Untuk atom yang sejenis, frekuensi dipengaruhi oleh ordenya.
Molekul di atom hanya ada gerakan lurus, sedangkan molekul triatom akan
mempunyai gerakan lurus dan membengkok. Frekuensi vibrasi senyawa ini berguna
dalam analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang dibicarakan dalam
kimia analisis sifat-sifat senyawa kovalen antara lain menunjukkan titik leleh rendah,
pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit
larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang
berbau (Syukri, 1999).
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri
kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai
bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri ini adalah
chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan oleh
industri lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan
air limbah (Dina dan Istikomah, 2009).

3. Alat dan bahan


a. Alat
Tabung reaksi
Thermometer
Gelas kimia
Elektroda karbon
Pembakar spiritus
Spatula
Pipet tetes
b. Bahan
Urea
Naftalena
Kristal NaCl
KI
MgSO4
Isopropil alkohol
4. Prosedur Kerja
A. Perbandingan Titik Leleh
1. Dimasukkan (± 1-2 spatula) urea ke dalam tabung reaksi, dimasukkan
termometer ke dalam tabung reaksi tersebut.
2. Tabung reaksi dipanaskan dengan menggunakan pembakar spritus,
diamati perubahan yang terjadi pada sampel urea di dalam tabung
reaksi.
3. Suhu tepat pada saat urea mulai meleleh dicatat, dan dicatat suhu pada
saat seluruh sampel urea dalam tabung reaksi meleleh. Kisaran suhu
ini merupakan kisaran titik l eleh dari sampel urea.
4. Dilakukan percobaan ini sebanyak 3 kali.
5. Dilakukan prosedur yang sama untuk senyawa naftalena.
6. Prosedur diatas tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCl, Kl, dan
MgSO4. Cari data titik leleh dari senyawa-senyawa tersebut
berdasarkan buku refrensi.
B. Perbandingan Kelarutan
1. Sebuah tabung reaksi diisi dengan air (Tabung 1) dan tabung reaksi
lain dengan karbon tetraklorida (Tabung 2).
2. Ditambahkan sedikit urea kedalam masing-masing tabung, kocok
campuran dalam setiap tabung.
3. Diamati apakah urea larut dalam tabung 1 maupun tabung 2.
4. Dilakukan prosedur yang sama untuk naftalena, isopropil alkohol,
NaCl, Kl dan MgSO4.
5. Diamati kelarutan dari setiap senyawa dalam masing-masing tabung.
C. Perbandingan Daya Hantar
1. Gelas kimia diisi dengan 50 mL akuades.
2. Elektroda karbon dihubungkan dengan arus listrik dan lampu.
3. Elektroda yang telah dihubungkan tersebut dimasukkan ke dalam gelas
kimia berisi akuades. Amati perubahan yang terjadi.
4. Prosedur 1 – 3 diulangi, kali ini dengan ditambahkan beberapa tetes
isopropil alkohol. Diamati perubahan yang terjadi
5. Dilakukan prosedur yang sama, masing-masing dengan menambahkan
urea, naftalena, NaCl, Kl dan MgSO4.
REFERENSI

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Keenan, C. W, dkk. 1984. Kimia Untuk Unuversitas Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Lesdantina, D dan Istikomah. 2009. Pemurnian Nacl Dengan Menggunakan Natrium


Karbonat. Siminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP, Semarang.

Soemadji. 1981. Zat dan Energi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Syukri, S.1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai