SIFAT-SIFAT UNSUR
YOSUA TANZIL
H031 17 1010
MARYA ULFA
H311 13 010
BAB I
PENDAHULUAN
Semua unsur berada dalam keadaan tidak stabil, kecuali unsur gas mulia,
sebagaimana unsur gas mulia. Kestabilan masing-masing unsur dapat dicapai melalui
interaksi dan pembentukan ikatan dengan unsur lain baik sebagai homoatomik
dan menjadi bagian dari alam semesta. Ikatan kimia dapat terjadi akibat adanya
interaksi elektronik, dalam berbagai wujud dan mekanisme, sehubungan dengan itu
maka dikenal beberapa jenis ikatan kimia antara lain yaitu ikatan ion, ikatan kovalen,
ikatan logam, ikatan koordinasi, ikatan hidrogen dan ikatan Van Der Walss (Tim
elektron di antara atom. Proses ini membawa kita pada dua konsep ideal mengenai
model ikatan kimia. Bila elektron digunakan bersama di antara atom, ikatan di antara
keduanya disebut ikatan kovalen. Bila elektron berpindah dari satu atom ke atom
lain, Ikatan yang dihasilkan disebut ikatan kovalen. Bila elektron berpindah dari satu
atom ke atom lain, ikatan yang dihasilkan disebut ikatan ionik. Meskipun diketahui
banyak contoh nyata dari kedua model ideal ini (Tim Dosen Kimia Unhas, 2013).
kovalen serta reaksi pembentuk kompleks dan bukan kompleks dengan mereaksikan
kovalen
1. 2. 3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah membedakan senyawa ion dan
kovalen dengan cara dilarutkan dalam larutan AgNO3 setiap sampel dan kemudian
kompleks dan bukan kompleks dengan cara ditetesi larutan KCNS pada setiap
TINJAUAN PUSTAKA
Materi terdiri atas atom. Oleh karena itu kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan pondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang
ikatan kimia sangat berperan dalam perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan
kuantum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kimia (Takeuchi, 2006).
yang terjadi antara atom menyangkut konfigurasi elektron terluar dari atom-
menyamai konfigurasi elektron atom-atom gas mulia. Hal ini disebabkan karena
atom-atom gas mulia sangat stabil, karenanya sulit untuk bereaksi dengan atom-atom
unsur lain. Kestabilan atom-atom gas mulia disebabkan karena kulit terluarnya terisi
penuh (orbital-orbital pada bilangan kuantum utama terbesar terisi penuh), yaitu 8
elektron. Atom-atom unsur lain dapat mencapai kestabilan seperti atom-atom yang
dialami gas mulia dengan melepas, mengikat, atau memakai bersama-sama pasangan
kulit terluarnya, kulit valensi, terisi penuh. Albrecht Kossel berusaha memperluas
listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, tergantung
apakah jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih banyak dari atom
gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom
tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas
mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan
menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia
ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang tebentuk dari pemakaian bersama dua
elektron atau dua atom. Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya mengandung
ikatan kovalen. Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering
dinyatakan dengan satu garis. Jadi, ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat
ditulis sebagai H-H. Pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangnan elektron
ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua atom yang berikatan.
Gaya tarikan elektron ke inti inilah yang mengikat kedua atom hidrogen dengan
molekul H2 dan yang berperan dalam pembentukan ikatan kovalen dalam molekul
elektron valensi. Misalnya konfigurasi elektron fluorin adalah 1s2 2s2 2p5. Elektron
pada orbital 1s tidak terlibat dalam pembentukan ikatan karena tingkat energinya
rendah dan lebih banyak berada di dekat inti. Pada pembentukan molekul F2 dan
oleh Lewis yaitu sebuah atom, kecuali atom hidrogen, cenderung membentuk ikatan
sampai atom itu dikelillingi oleh delapan elektron valensi. Dengan kata lain, ikatan
kovalen terbentuk jika elektron yang tersedia tidak cukup untuk masing-masing atom
dikelilingi oleh dua elektron. Aturan oktet berlaku terutama untuk unsur-unsur dalam
METODE PERCOBAAN
3.1.1 BahanPercobaan
Bahan yang dipakai dalam percobaan ini adalah NaCl, AgNO3, CHCl3, KCNS,
Adapun alat yang dipakai dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, tissue rol, labu semprot, sikat tabung dan pipet tetes.
mL AgNO3. Tabung (1) ditetesi dengan NaCl, tabung (2) dengan CCl4, dan tabung
(3) dengan CHCl3 masing-masing 3-5 tetes. Diamati perubahan yang terjadi.
Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung (1) diisi dengan HCl,
tabung (2) dengan CH3COOH, dan tabung (3) dengan C2H5OH diisi masing-masing
2,5 mL. Kemudian ketiga tabung ditetesi dengan masing-masing metil jingga (MO).
dengan1 mL CuSO4 saja. Tabung (1) dan (2) ditetesi dengan NH4OH sedikit, tabung
(3) dan (4) ditetesi dengan NH4OH berlebih, dan tabung (5) dan (6) tidak ditetesi
dengan NH4OH. Kemudian, tabung (1), (2), dan (5) ditambahkan larutan BaCl2,
sedangkan tabung (2), (4), dan (6) ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 sebanyak 2-3
Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung (1) diisi dengan FeCl3
dan tabung (2) dengan K3Fe(CN)6 masing-masing 1 mL. Kemudian, kedua tabung
4. 1 Hasil Pengamatan
ikatan ion atau kovalen. Ikatan ion dalam pelarutnya akan terurai menjadi ion-ion
tidak demikian. Dalam percobaan ini, dilakukan dengan menambahkan AgNO3 pada
larutan NaCl, CCl4 dan CHCl3 yang berfungsi mengendapkan senyawa tersebut
sedangkan CCl4 dan CHCl3 tidak terjadi reaksi. NaCl termasuk ikatan ion, sedangkan
Ditambah Pereaksi
Larutan Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
keruh cokelat
muda kompleks
apakah termasuk senyawa kompleks atau bukan kompleks. Dimana CuSO4 ditambah
kompleks. Senyawa kompleks dapat dibuktikan dengan 2 cara yaitu terjadi endapan
atau perubahan warna, yang mengalami perubahan warna apabila CuSO4 ditambah
indikator metil jingga (MO). Penambahannya indikator metil jingga berfungsi untuk
titrasi asam basa. Hasil percobaan menunjukkan HCl merupakan asam kuat berwarna
merah setelah ditambahkan metil jingga (MO), CH3COOH adalah asam lemah
berwarna jingga setelah ditambahkan metil jingga (MO), C2H5OH adalah asam
lemah yang mendekati basa. Tingkat keasaman dari tinggi kerendah yaitu HCl,
CH3COOH, C2H5OH dan ikatannya adalah semakin kuat tingkat keasaman maka
bukan kompleks dengan melihat apakah terjadi perubahan warna atau tidak, berbeda
dengan percobaan 3 yang juga melihat adanya endapan, FeCl3 ditambah KCNS
perubahan warna dan termasuk senyawa bukan kompleks. KCNS berfungsi untuk
pembentukan senyawa kompleks dan bukan kompleks, diperoleh hasil yang sesuai
FeCl3jika direaksikan dengan larutan KCNS maka larutan berwarna merah bata
sedangkan pada praktikum larutan berwarna merah kecokelatan. Jadi data yang kami
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ikatan ion dan ikatan kovalen
termasuk ikatan ion dan apabila tidak terbentuk endapan maka termasuk dalam
ikatan kovalen. Ikatan kovalen semakin kuat apabila tingkat keasaman suatu
Senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua cara
bukan senyawa kompleks apabila tidak terjadi perubahan warna atau pengendapan.
5.2 Saran
Harnanto, A., dan Ruminten, 2009, Kimia 2, Jakarta: Pusat Perukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tim Dosen Kimia Dasar, 2013, Kimia Dasar 1, UPT Mata Kuliah Umum Unhas:
Makassar.
Hasil
ditetesi K4Fe(CN)6.
dicatat.
Hasil
FeCl3 K4Fe(CN)6
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan