PENDAHULUAN
Teori atom merupakan fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan
atom saja. Kimia pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul.
Proses yang menjelaskan bagaimana karakter hubungan atom dengan atom, yakni
Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia. Jadi
mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin mempelajari betapa pentingnya
Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang mempelajari tentang fakta,
konsep, hukum serta teori yang banyak berhubuungan langsung dengan kehidupan
ikatan, baik dengan atom yang sama maupun dengan atom yang berbeda. Ikatan
kimia terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil
karena memiliki tingkat energi lebih renda daripada tingkat energi atom-atom
penyususnnya dalam keadaan terpisah (Effendy, 2013 dalam Safitri dkk., 2018).
antara asam Lewis yang berupa logam atau ion logam dan basa Lewis yang berupa
molekul netral atau ion negatif. Dalam kajian kimia kompleks atau koordinasi, basa
Lewis tersebut dikenal dengan nama ligan yang terdiri dari berbagai jenis dan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami senyawa yang
mempunyai ikatan ion dan kovalen serta mengetahui dan memahami senyawa
kovalen.
Prinsip percobaan ini adalah pengamatan pada perbedaan antara ikatan ion
dan ikatan kovalen dengan mengamati endapan yang dihasilkan ketika mereaksikan
NaCl, CCl4 dan CHCl3 dengan AgNO3, mereaksikan HCl, CH3COOH dan C2H5OH
dengan Metil Orange (MO), dan pengamatan pada perbedaan antara senyawa
kompleks dan bukan kompleks dari perubahan warna yang dihasilkan ketika
mereaksikan CuSO4 dengan NH4OH, BaCl2 dan K4Fe(CN)6, dan mereaksikan FeCl3
TINJAUAN PUSTAKA
Teori atom adalah dasar pemikiran dari ikatan kimia. Namun, teori afinitas
lebih disukai kimiawan abad 18 karena dianggap sebagai asal teori ikatan kimia
modern, walaupun afinitas kimia termasuk teori reaksi kimia. Dasar teori afinitas
adalah konsep “like attract like” yaang berarti sesama menarik sesama
(Takeuchi, 2006).
Konsep kimia yang melibatkan ikatan antara atom dan atau molekul cukup
abstrak dan jauh dari pengalaman sehari-hari yang dapat menjelaskan kesulitan
ikatan kimia agar berhasil mengatasi studi bidang kimia lainnya seperti reaksi
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi apabila atom-atom suatu unsur
bergabung. Ikatan tersebut digunakan untuk membentuk suatu molekul dari dua atom
atau lebih. Ikatan kimia terbagi atas 3 jenis, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen, dan
ikatan hidrogen. Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus
dikenal lebih dalam. Dari awal abad 20, pemahaman tentang struktur atom
bertambah mendalam dan hal ini mempercepat perkembangan teori ikatan kimia
(Takeuchi, 2006).
ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapakatan muatan listrik
(elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, tergantung apakah jumlah
elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih banyak dari atom gas mulia yang
terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan menjadi
kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat,
sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang
memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Albrecht
elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk disebut dengan
mengenai teori yang belum sempat terjelaskan oleh teori-teori Kossel dengan
memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krisual mereka adalah penggunaan
bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang
diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau
ikatan kovalen adalah konsep baru pada waktu itu (Takeuchi, 2006).
merupakan senyawa yang tersusun dari atom pusat dan ligan. Atom pusat bisa berupa
logam transisi, alkali atau alkali tanah. Ion atau molekul netral yang memiliki atom -
atom donor yang dikoordi nasikan dengan atom pusat disebut dengan ligan. Senyawa
kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara ion logam
yang menyatakan bahwa ion positif pada ion pusat atau pembentuk kompleks pada
ligan-ligan yang biasa merupakan ion negatif atau netral menyusun lingkaran
koordinasi dalam molekul atau senyawa kompleks. Koordinasi luar dari senyawa
kompleks terdiri dari ion negatif dan positif serta ion-ion lingkaran luar dengan ion
logam berikatan secara ionik. Sementara itu antara ion pusat dengan ligan berikatan
secara non ionik, sehingga lingkaran koordinasi dalam akan sulit mengalami disosiasi
banyaknya elektron yang dapat didonorkan oleh ligan, ligan dapat dibagi menjadi 3
yaitu ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan multidentat. Ligan monodentat dapat
pasang elektron ke atom pusat dan ligan multidentat dapat mendonorkan banyak
elektron ke atom pusat sehingga dapat membentuk suatu kelat (Binahja dkk, 2008).
ion lain yag bermuatan atau molekul netral. Ion kompleks umumnya terdiri dari satu
atom pusat dengan sejumlah ligan-ligan yang diikat langsung oleh ion pusat. Jumlah
maksimum ligan yang dapat diikat langsung oleh ion pusat dinamakan bilangan
koordinasi ion pusat tersebut. Umumnya bilangan koordinasi ion logam (atom pusat)
(Sulistryanti, 2017) :
2. Dalam ion kompleks, ligan disebut dahulu kemudian diikuti oleh nama ion pusat
(logam).
3. Nama pada ion bermuatan negatif diberi akhiran “o”, untuk (CN)- = siano;
4. Jumlah ligan sederhana yang terikat diberi nama mono, di, tri, tetra, dan
seterusnya, sedangkan ligan kompleks diberi nama bis, tris, tetraksi, dan
seterusnya.
5. Tingkat bilangan oksidasi ion pusat diberi tanda sesuai dengan bilangan Romawi,
6. Bilangan ligan yang terikat ion pusat lebih dari satu, maka urutan pemberian
a. Ligan negatif
b. Ligan netral
c. Ligan positif
Contoh : [Co(NH3)4(NO2)Br]+
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, tabung reaksi,
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah NaCl, AgNO3, CHCl3,
NH4OH, FeCl3.
AgNO3. Diisi tabung (1) dengan NaCl, tabung (2) dengan C2H5OH, dan tabung (3)
dengan CHCl3, masing-masing sebanyak 3 tetes. Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Diisi tabung (1) dengan HCl, tabung (2)
dengan CH3COOH dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing sebanyak 3,5
mL. Dan ditetesi setiap tabung reaksi dengan indikator Metil Jingga (MO). Diamati
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 ml.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. senyawa yang memiliki ikatan ion dan ikatan kovalen dapat dibedakan pada saat
dalam pelarutnya.
2. senyawa kompleks dan bukan kompleks juga dapat dibedakan pada saat
5.2 Saran
dan penyusunannya dibuat serapi mungkin agar praktikan tertarik dan merasa nyaman
Binadja, A., Wardani, S., dan Nugroho, S., 2008, Keberkesanan Pembelajaran Kimia
Materi Ikatan Kimia Berevisi Sets pada Hasil Belajar Siswa, Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 2 (2): 256-262.
Lestari, Intan. 2014. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Logam Kadium
(II) dengan Ligan Kufperon, Universitas Jambi, 16 (1): 8
Perez, B.R.J., Perez, B.E.M., Calatayut, L.M., Lopera, G.R., Montensions, S.V.J., dan
Gil, T.E., 2017, Student’s Misconceptions on Chemical Bonding: A
Compereative Study Between High School and First Year UniversityStudents,
Asian Journal of Education and E. Learning (JSSN), 5 (1): 2.
Safitri, A. F., Widarti, H. R. Dan Sukarianingsih, D., 2018, Identifikasi Pemahaman
Konsep Ikatan Kimia, Jurnal Pembelajaran Kimia, 3 (1): 41
Saputro, A. N. C., 2015, Konsp Dasar Kimia Koordinasi, Yogyakarta : Deepublish.
Sulistryanti, H., 2017, Kimia Analisa Dasar untuk Analisis Kualitatif, Malang :
Tim UB Press.
Takeuchi, Y., 2006, Pengantar Kimia, Tokyo: Iwanami Publishing Company.
Lampiran 1. Bagan Kerja
AgNO3 1 mL
Hasil
Catatan : Dalam percobaan pengendapan garam nitrat, CCl4 diganti dengan C2H5OH
Hasil
3. Pengendapan Garam Hidroksida
CuSO4 1 mL
- Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi
Hasil \
FeCl3 1 mL K4Fe(CN)6 1 mL
Hasil