Judul Percobaan:
Disusun oleh:
NIM : 24030122120029
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN 3
“ION KOMPLEKS KARBONATOTETRAAMMINKOBALTAT (III)”
Mengetahui,
NIM.24030120140116 NIM.24030122120029
ABSTAK
I. Tujuan Percobaan
Kompleks akan bisa terbentuk dari suatu kation atau logam dengan
molekul netral atau ion donor elektron. Kation atau logam berperan
sebagai ion pusat sedangkan molekul netral atau ion donor elektron
memiliki peran sebagai gugus pengeliling atau yang biasa disebut ligan.
Ikatan kovalen koordinasi dalam senyawa kompleks bisa tercipta karena
pemberian pasangan elektron dari ligan ke dalam orbital kosong milik ion
pusat. Biasanya, ion pusat punya orbital – orbital d yang masih belum
penuh terisi sehingga bisa menjadi akseptor pasangan elektron yang
diberikan oleh ligan. Hal – hal tadi yang menyebabkan munculnya sifat
khas seperti warna yang unik, pembentukan senyawa paramagnetik,
aktivitas katalitik, dan cenderung akan terbentuk senyawa kompleks.
(Sulistya Hermawati et al., 2016)
II.3 Ligan
Ligan adalah spesi yang terikat kepada atom logam pusat atau ion
logam pusat agar menciptakan kompleks koordinasi. Ligan merupakan
senyawa yang kaya akan elektron dan mempunyai ekstra elektron yang
bisa diberikan ke atom logam pusat. Ikatan antara logam – ligan bisa
merupakan ikatan ionik ataupun kovalen. Ligan bisa berupa anion,kation
atau bahkan molekul netral. Jika dilihat dari banyaknya donor elektron ke
atom pusat maka ligan dibagi menjadi bidentate, tridentate, ataupun
polidentate. (Bhatt, 2015).
(Majid, 2011)
II.9. Kristalisasi
Kristalisasi adalah suatu proses pembentukan kristal padat dari
lelehan, larutan ataupun pengendapan langsung dari fase gas. Kristalisasi
dapat terjadi dengan adanya variasi kondisi kelarutan dengan
menghalangi pengendapan yang terjadi karena reaksi kimia.
(Dimian et al., 2014)
(Smartlab, 2018)
(Smartlab, 2017)
sekitar 37,7°C
Sifat kimia : larut dalam air pada suhu 20°C, alkali kuat
(Smartlab, 2021)
Sifat kimia : Mudah larut dalam air dingin, larut dalam dietil eter
(Smartlab, 2021)
II.11.6 Etanol
(Smartlab, 2021)
II.11.7 Aquades
Sifat Fisik : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, titik didih
18 g/mol
(Smartlab, 2021)
III. METODOLOGI
III.1 Alat
2 buah gelas beker 250 ml dan 1 buah gelas beker 500 ml
1 buah gelas ukur 10 ml dan 50 ml
1 buah corong gelas
1 set pemanas spiritus
1 buah Erlenmeyer 250 ml
Neraca Analitik
Pompa vakum
III.2 Bahan
Gelas Beker
- Pemanasanohinggaovolumeolarutan040-500mLp
(selamaopemanasan,olarutanotidak boleh mendidih)0
- Penambahano2,5ogro(NH4)2CO3
- Penyaringan larutan dalam keadaan panas
-
Filtrat Residu
- Penyimpananodalam0ice0bath
- Pendinginan0hingga0membentuk0kristal
- Penyaringano
-
Residu Filtrat
- Pencucianomenggunakanoaquadesosedikitodemiosedikit
- Pencucianomenggunakanpetanolosedikitodemiosedikit
- Pendiamanopadaosuhuoruangoselamaosemalam
- Penimbangan
Hasil
IV. HIPOTESIS
Penambahan 2,5 gram (NH4)2CO3 Larutan menjadi lebih pekat dan muncul
6.
gelembung kemudian hilang lagi
akan berpindah ke orbital berenergi lebih tinggi karena inilah yang menyebabkan
munculnya warna.Tujuan dari penambahan akuades merupakan sebagai ligan
untuk menggantikan ligan NO3- pada kompleks kobalt (II) nitrat heksahidrat
membentuk ion kompleks [Co(H2O)6]2+. Akuades dapat menggantikan posisi NO3-
dikarenakan adanya perbedaan kekuatan ligan, ligan H 2O lebih kuat dibandingkan
NO3-. Berikut urutan kekuatan ligan :
I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < OH- < SO42- < C2O42- < H2O < NCS- <
CH3CN < NH3 < en < bipy < phen < NO2- < PPh3 < CN- < CO
(Effendy, 2007)
Reaksi yang terjadi pada pencampuran Co(NO3)2.6H2O dengan akuades :
Co(NO3)2.6H2O (s) + H2O (l) [Co(H2O)6]2+(aq) + NO3- (aq) + H2O (l)
(Svehla, 1990)
Pada kompleks [Co(H2O)6]2+ yang menjadi atom pusat merupakan Co2+ dan yang
menjadi ligannya merupakan H2O. Proses hibridisasi yang terjadi merupakan:
Co
27 = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 4p0 4d0
Co2+ = [Ar] 3d7 4s0 4p0 4d0
3d 4s 4p 4d
ground state :
3d 4s 4p 4d
sp2d3 ,dimana ligan H2O menempati orbital – orbital kosong pada atom Co2+ .
Kompleks [Co(H2O)6]2+ yang terbentuk lebih stabil dibandingkan Co(NO3)2.6H2O,
sehingga kompleks [Co(H2O)6]2+ disebut kompleks orbital luar, karena orbital d
yang digunakan untuk hibridisasi berada pada orbital terluar. daripada orbital s
dan p.
Setelah membuat larutan 1,langkah berikutnya adalah membuat larutan 2
yakni dengan mereaksikan 5 gram (NH4)2CO3 dengan 15 mL aquades dalam gelas
beker.Tujuan dari penambahan aquades adalah untuk mengionkan ammonium
karbonat (NH4)2CO3 .Reaksi yang terjadi yaitu :
I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < OH- < SO42- < C2O42- < H2O < NCS- <
CH3CN < NH3 < en < bipy < phen < NO2- < PPh3 < CN- < CO
(Effendy, 2007)
Ligan NH3 berperan sebagai basa lewis karena mampu mendonorkan elektron
pada atom Co2+,sedangkan Co2+ berperan sebagai asam lewis karena menerima
sepasang elektron bebas dari ligan NH3.Terbentuklah kompleks
[Co(NH3)4CO3]+.Selanjutnya tambahkan H2O2 secara perlahan pada larutan.Fungsi
dari penambahan H2O2 adalah sebagai katalis untuk mengoksidasi Co 2+ menjadi
Co3+ sehingga membuat warna larutan menjadi ungu pekat yang merupakan
kompleks [Co(NH3)4CO3]+ stabil.H2O2 harus ditambahkan sedikit demi sedikit
karena senyawa ini bersifat sangat reaktif.Adanya penambahan bilangan oksidasi
+1 pada Co2+ menjadi Co3+ sesaat setelah penambahan H2O2,reaksi yang terjadi
adalah :
H2O2 H2 + O2
reduksi
oksidasi
(Svehla,1990)
Tujuan dari oksidasi terhadap kobalt dari yang semula Co 2+ menjadi Co3+ yaitu
agar bilangan oksidasi Co terpenuhi untuk menyediakan orbital kosong bagi ligan-
ligan yang mensubstitusi H2O dengan CO3 dan NH3.Hibridisasi yang terjadi pada
kompleks [Co(NH3)4CO3]+ yakni :
3d 4s 4p
ground state
3d 4s 4p
Elektron tereksitasi
Co3+ dalam [Co(NH3)4CO3]+
NH3 NH3 NH3 NH3
Hibridisasi yang terjadi merupakan d 2sp3 yang mana ligan CO32+ dan
ligan NH3 menempati orbital kosong yang terdapat pada atom Co 3+ atau kompleks
[Co(NH3)4CO3]+ disebut sebagai inner orbital kompleks,sebab orbital d yang
dipakai lebih rendah atau lebih dalam daripada orbital s dan p.Bentuk geometri
dari kompleks [Co(NH3)4CO3]+ merupakan oktahedral.
Pembentukan inti
Pembentukan kristal
(Svehla, 1990)
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah terbentuk kristal [Co(NH3)4CO3]+
berwarna ungu kehitaman berbentuk jarum dengan berat 0,4 gram serta
menghasilkan presentase rendemen sebesar 6,55%.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
7.2.1 Pada saat proses pemanasan, suhu jarus diperhatikan agar tidak
sampai mendidih yang dapat mengakibatkan ion kompleks ikut
teruapkan
7.2.2 Pada pemanasan jangan dilakukan terlalu lama karena akan
mempengaruhi hasil akhir pembentukan kristal
7.2.3 Proses pencucian kristal menggunakan aquadest dan etanol
sebaiknya dilakukan minimal tiga kali untuk menghasilkan
kristal yang murni dengan rendemen presentase yang besar
DAFTAR PUSTAKA
Sjahrul, H. M., Agr, M., Raya, I., & Si, M. (2014). BUKU AJAR MATA
KULIAH KIMIA KOORDINASI ORGANOLOGAM. Universitas
Hasanudin.
a) Data
Massa Co(NO3)2.6H2O : 3,75 gram
Massa (NH4)2CO3 : 5 gram
Mr Co(NO3)2.6H2O : 281 gr/mol
Mr (NH4)2CO3 : 96 gr/mol
Massa [Co(NH3)4CO3]+ :
0,4 gram
Mr [Co(NH3)4CO3]NO3 : 470 g/mol
b) Perhitungan Mol
massa Co ( NO 3 ) 2.6 H 2 O
n Co(NO3)2.6H2O =
Mr Co ( NO 3 ) 2.6 H 2O
3 ,75 gram
=
281 g /mol
= 0,013 mol
massa ( NH 4 ) 2CO 3
n (NH4)2CO3 =
Mr ( NH 4 ) 2 CO
5 gram
=
96 g/mol
= 0,052 mol
c) Massa Teoritis
Massa [Co(NH3)4CO3]NO3 = n [Co(NH3)4CO3]NO3 . Mr [Co(NH3)4CO3]NO3
= 0,013 mol . 470 g/mol
= 6.11 gram
rendemennyata
d) Rendemen Persentase = x 100 %
rendementeoritis
0 , 4 gram
= x 100 %
6 ,11 gram
= 6,55%
Lampiran Gambar