TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat (central metal cation) berupa
logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau
molekul netral yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat
bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan
ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermuatan positif, maka
counter ion pasti akan bermuatan negatif dan sebaliknya (Himawan, 2012).
Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan
yang terikat olehnya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu
(Himawan, 2012) :
1. Bilangan koordinasi
oleh atom pusat. Bilangan koordinasi dari Co3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+
adalah 6, karena enam atom ligan (N dari NH 3) terikat oleh atom pusat yaitu
Co3+. Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering muncul adalah 6, tetapi
terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak menutup
2. Geometri
dan ion logam itu sendiri. Tabel 1. memperlihatkan bahwa geometri ion
kompleks tergantung pada bilangan koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan beberapa
contohnya. Sebuah ion kompleks yang mana ion logamnya memiliki bilangan
yang menyumbang satu atau lebih atomnya untuk berikatan dengan ion logam
merupakan ligan khelat yang cukup banyak dikenal mudah membentuk senyawa
etilendiamin relatif mudah disintesis, yaitu dengan mereaksikan larutan logam dan
larutan en pada berbagai rasio. Banyaknya ligan en yang digunakan dalam reaksi
tersebut berpengaruh terhadap senyawa yang dihasilkan. Selain itu, keberadaan asam
mudah terlepas atau bahkan sulit berikatan dengan ion logam pusat
logam cadmium dapat diubah menjadi suatu senyawa kompleks dan diikuti ekstraksi
dalam pelarut organik yang sesuai, sehingga konsentrasi logam dapat dianalisis
secara spektrofotometri. Sebagai contoh, campuran ion logam bervalensi dua, tiga,
kompleks kupferon dari logam bervalensi dua dapat diekstraksi dengan pelarut
organik contohnya etanol dan eter, dan valensi tiga dan empat apat diekstraksi dari
mengandung molekul atau ion negatif sebagai ligan. Beberapa molekul organik
berfungsi sebagai ligan dalam pembentukan kompleks dengan logam transisi. Salah
satu metode penentuan komposisi kompleks adalah dengan variasi kontinu atau
sering disebut metode Job. Ikatan antara inti dan ligan bersifat kovalen. Faktor Ph
Teori medan kristal (Bahasa Inggris: Crystal Field Theory), disingkat CFT,
adalah sebuah model yang menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam
menjelaskan beberapa sifat-sifat magnetik, warna, entalpi hidrasi, dan struktur spinel
senyawa kompleks dari logam transisi, namun ia tidak ditujukan untuk menjelaskan
energi yang lebih tinggi dalam bentuk kompleks dibandingkan dalam bentuk keadaan
bebas. Ini disebabkan gaya tolak menolak dari ligan yang saling berdekatan. Tetapi,
akan terjadi pemisahan energi orbital, antara 2 orbital d yang memiliki energi yang
lebih tinggi dengan dengan 3 orbital lainnya. Orbital yang lebih tinggi dinamakan
orbital eg, dan orbital yang lebih rendah dinamakan orbital t2g. Pemisahan energi
dalam orbital ini disebut efek medan Kristal, dan perbedaan energi antara eg dan t2g
disebut energi pemisahan. Energi pemisahan ini di-pengaruhi oleh ligan. Semakin
kuat ligan, maka energi pemisahan semakin besar dan sebaliknya. Besarnya energi
pemisahan ini yang nantinya akan mempengaruhi warna dan sifat magnetik dari
Khunur, M.M., Sri W., Danar P., Darjito, Rachmat T.T., dan Yuniar P.P., 2012, Diktat
Praktikum Kimia Anorganik, Jurusan Kimia Universitas Brawijaya.
Lestari, I., Afrida, dan Aulia S., 2014, Sintesis dan Karakteristik Senyawa Kompleks
Logam Kadmium (II) dengan Ligan Kufperon, Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Sains, 16 (1): 1-8, ISSN: 0852-8349.