KARBOHIDRAT
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Nama
karbohidrat atau hidrat dari karbon adalah istilah yang dilontarkan pada masa awal
dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini mempunyai bobot molekul
dari karbohidrat juga kita butuhkan dalam mempermudah proses pencernaan kita
contohnya selulosa dan zat ini hanya ditemukan pada tumbuhan. Oleh karena itu,
beraktivitas.
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus
umumnya dikenal sebagai Cx(H2O)n. Karbohidrat meliputi zat- zat yang terdapat di
alam dan sebagian besar berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber
makanan yang penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Karbohidrat dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu monosakarida ialah karbohidrat yang tidak dapat
sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida
mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida.
2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa, dan netral.
starch murni.
bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi,
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi
menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok pembangun
pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah
bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan
atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa,
yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting dalam
darah. Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan
sebagai hidrat dari karbon. Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6
yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun jenis rumus ini tidak berguna dalam
monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin
(sakarum, gula) dan merujuk pada rasa manis dari beberapa karbohidrat sederhana.
Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida
aldehida atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai
adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri
karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis
mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi
Seliwanoff dalam suasana HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam biasanya
terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air.
(Poedjiadi, 1994).
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun
dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam
wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau
Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan terhadap
glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga merupakan
disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan
mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis
daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum
memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut kentang pula. Tanaman ini
merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim
yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman kentang
merupakan tanaman semusim. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong dengan
gandum, jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan
dan mineral cukup tinggi. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya
dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium
yang dikandungnya juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat
(Meynyeng, 2010).
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang
menyebabkan kentang segar mudah rusak sehingga harus disimpan dan ditangani
dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati merupakan
upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung
amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang,
selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam cita rasa
alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari
sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Umbi yang
terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati
yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai
makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik
Bentuk butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras
(Poedjiadi, 1994).
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan
atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan
bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri
atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan
Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini
5-50 nm. Di alam, pati akan banyak akan terkandung dalam beras, gandum, jagung,
biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di
dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ubi. Di dalam
berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul
kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan di
mana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan samakin
Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut
dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17-21 %, terdiri dari satuan glukosa
alir dan daya kompresibilitas yang baik, sehingga dalam formulasi tablet cetak
langsung dapat digunakan sebagai bahan pengisi, lubrikan dan akan memberikan
waktu hancur yang lebih efektif. Sementara amilopektin merupakan komponen pati
yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui
tetapi larut dalam butanol dan bersifat kohesi sehingga sifat alir dan daya
METODE PERCOBAAN
3. 1 Bahan
larutan Iod 0,01 M, kertas saring, kertas label dan tissue roll.
3. 2 Alat
Alat-alat yang digunakan meliputi pisau, blender, kain tipis, corong, gelas
piala, gelas ukur, neraca Ohaus, oven, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, dan
gegep.
3. 3 Prosedur Kerja
108,519 gram lalu dihomogenasikan dengan 200 mL air dalam blender sehingga
terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya
ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya dibuang. Cairan tersebut dibiarkan
mengendap. Setelah terbentuk endapan, cairannya dibuang dan endapan yang tersisa
ditambahkan lagi 200 mL air dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk
etanol 95 %. Kemudian di cuci dengan etanol dan disaring dengan kertas saring yang
sudah diketahui bobotnya. Setelah itu starch tersebut dikeringkan dalam oven
selama beberapa menit dan setelah kering ditimbang. Dicacat hasil penimbangan dan
diisi dengan amilum 3 mL, setelah itu, tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes akuades,
tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M, dan tabung reaksi III ditambahkan 2
reaksi ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M sebanyak 2 tetes. Amati perubahannya.
Setelah itu, tabung reaksi yang mengalami perubahan warna dipanaskan dalam
penangas air (water bath) sampai larutan kembali berwarna bening. Setelah bening,
tabung reaksi kembali dimasukkan ke dalam air es. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi.
BAB 1V
3,1991 gram
= x 100 %
62 gram
= 5,1598 %
5,1598 %.
4.1.2 Uji Iodida
4.2 Reaksi
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ H2O + nI2
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu muda
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ HCl + nI2
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
ungu tua
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaOH + nI2
O O O
H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaI + NaOI + H2O
O O O
H OH H OH
n
bening
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amilum dalam kentang. Mula-mula
dilakukan isolasi starch dari kentang. Pencucian kentang dilakukan sebelum kentang
dipotong-potong, hal ini bertujuan agar kentang yang akan digunakan tidak terlalu
banyak menyerap air saat pencucian, sehingga tidak terlalu mempengaruhi saat
penimbangan.
terbentuk suspensi dan disaring untuk memisahkan filtrat dari residu. Penyaringan
dilakukan dengan kain kasa tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan
berlangsung lebih cepat. Cairan keruh didekantasi sebanyak 2 kali dengan akuades,
fungsi dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan
karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat dalam sampel. Setelah itu
organik yang tidak larut dalam air dan agar filtrat yang tersisa hanya amilum saja.
Hasil dekantasi terakhir disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam oven
sehingga diperoleh tepung amilum yang kering dan ditimbang. Dari percobaan yang
dilakukan diperoleh berat amilum sebesar 3,1991 gram dan kadar amilum yang
terdapat pada kentang adalah 5,1598 %. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori
yaitu 16 % dari sampel kentang artinya jika kentang sebanyak 108,519 gram dapat
menghasilkan 17,36304 gram. Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor seperti
kurang teliti dalam kalibrasi neraca, masih adanya amilum yang belum terisolasi,
masih ada yang menempel pada blender, masih ada yang menempel pada gelas piala,
Kentang mengandung starch (amilum) sehingga secara teori sudah pasti jika
kentang direaksikan dengan larutan lugol memberikan pengamatan yang positif yaitu
memberikan warna biru, hal ini karena larutan lugol bereaksi terhadap amilum.
senyawa iod. Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah
lembayung. Dalam percobaan ini, dilakukan reaksi uji starch (pati) menggunakan
larutan iod 1 % dalam suasana netral, asam, dan basa untuk melihat pengaruhnya
masing-masing.
Pengujian amilum ini dilakukan dalam suasana asam, basa dan netral.
Penambahan larutan iod 0,01 M pada air, yakni dalam suasana netral terbentuk
larutan berwarna ungu muda, pada suasana asam terbentuk juga larutan berwarna .
biru. Namun hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, mungkin disebabkan karena
sterilisasi alat yang belum bersih. Pada teori terbentuk larutan berwarna ungu muda
yang menandakan terjadi ikatan antara iod dan amilum. Sedangkan pada suasana
basa, tidak terjadi perubahan warna karena iod tidak berikatan dengan amilum.
Setelah dipanaskan larutan yang berwarna biru menjadi bening karena ikatan antara
iod dan amilum terputus dan setelah didinginkan ternyata warna pada tabung dalam
suasana netral dan asam tetap berwarna biru, sedangkan larutan dalam suasana basa
tetap bening. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa
ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat
mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut
sehingga iod kembali terikat dengan amilum. Sedangkan pada NaOH, yaitu pada
suasana basa tidak terjadi perubahan dengan perlakuan apapun. Hal ini karena iodin
5.1 Kesimpulan
2. Pada uji larutan amilum dengan larutan iodium, dalam keadaan netral dan asam
dapat bereaksi karena memberikan warna biru, sedangkan pada basa tidak
Saran yang dapat saya berikan kepada percobaan yakni sebaiknya uji kadar
karbohidrat menggunakan bahan yang lain juga, misalnya nasi yang merupakan
ASISTEN PRAKTIKAN
Ben, E. S., Zulfianis, dan Halim, A., 2007, Studi Awal Pemisahan Amilosa dan
Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Butanol Air, Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, 12 (1),1-11, (online) (http://bcrec.ac.id, diakses
tanggal 13 November 2010, pukul 21.00 WITA).
Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik edisi sebelas,
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Irawan, M. A., 2007, Karbohidrat, Sport Science Brief (online), 1 (3), 25-30,
(http://www.pssplab.com/journal/03.pdf.pdf, diakses pada tanggal 9 April
2012 pukul 17.15 WITA).
BAGAN KERJA
Kentang
- dibersihkan, dipotong-potong
108,519 g Kentang
Filtrat Starch