Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KARBOHIDRAT

NAMA : MUH. ADE ARTASASTA


NIM : H311 10 269
KELOMPOK : III (TIGA)
HARI/TGL PERC. : KAMIS/ 5 APRIL 2012
ASISTEN : MUH. YUSUF

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Karbohidrat banyak terdapat di alam, di antaranya dalam bentuk pati, kapas,

gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Nama

karbohidrat atau hidrat dari karbon adalah istilah yang dilontarkan pada masa awal

dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini mempunyai bobot molekul

kelipatan CH2O, misalnya C6H12O6 dan C5H10O5.

Karbohidrat merupakan penyumbang kalori terbesar selain lemak. Sebagian

dari karbohidrat juga kita butuhkan dalam mempermudah proses pencernaan kita

contohnya selulosa dan zat ini hanya ditemukan pada tumbuhan. Oleh karena itu,

betapa pentingnya karbohidrat dalam memenuhi kebutuhan kita khususnya dalam

beraktivitas.

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus

umumnya dikenal sebagai Cx(H2O)n. Karbohidrat meliputi zat- zat yang terdapat di

alam dan sebagian besar berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber

makanan yang penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Karbohidrat dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu monosakarida ialah karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi, oligosakarida mengandung

sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida

yang bertautan, dan polisakarida yang mengandung banyak unit monosakarida.

Berdasarkan teori tersebut maka dilakukanlah percobaan ini.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:

1. Menentukan kadar amilum dari kentang.

2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa, dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Isolasi Starch dari Kentang

Mengisolasi starch dari kentang dengan cara menghomogenkan dan

mendekantasikan menggunakan akuades dan etanol beberapa kali hingga didapat

starch murni.

1.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang

bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi,

setelah dipanaskan dan didinginkan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi

kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida atmosfer

menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok pembangun

pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah

bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan

atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa,

yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting dalam

darah. Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan

sebagai hidrat dari karbon. Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6

yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun jenis rumus ini tidak berguna dalam

mempelajari kimia karbohidrat, nama kuno ini tetap dipertahankan

(Hart, dkk., 2003).

Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai

monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin

(sakarum, gula) dan merujuk pada rasa manis dari beberapa karbohidrat sederhana.

Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis

(Hart, dkk., 2003).

Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida

aldehida atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai

pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.


Diantaranya disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida. Kebanyakan

oligosakarida secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida

pada glikoprotein dan proteoglikan (Lehninger, 1997).

Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. Fruktosa

adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri

karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis

daripada gula tebu sukrosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida

mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi

Seliwanoff dalam suasana HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam biasanya

terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air.

Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan

(Poedjiadi, 1994).

Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.

Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun

dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam

wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan

fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau

tidak mempunyai gugus OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya

terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan glukosa.

Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan terhadap

glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga merupakan

disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan

mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis
daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum

dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).

Kentang (Solanum tuberosum) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang

memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut kentang pula. Tanaman ini

merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim

yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman kentang

merupakan tanaman semusim. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong dengan

ukuran yang beragam. Secara fisiologis umbi kentang merupakan organ

penyimpanan makanan (Meynyeng, 2010).

Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain

gandum, jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan

makanan adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin

dan mineral cukup tinggi. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya

dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium

yang dikandungnya juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat

dibuat minuman yang berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid

(Meynyeng, 2010).

Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang

menyebabkan kentang segar mudah rusak sehingga harus disimpan dan ditangani

dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati merupakan

upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung

amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang,

selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam cita rasa

yang enak dan penampilan menarik (Meynyeng, 2010).


Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di

alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari

sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Umbi yang

terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati

yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai

makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik

tapioka. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, ternyata

berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut diperoleh.

Bentuk butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras

(Poedjiadi, 1994).

Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah

polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28 %) dan sisanya amilopektin.

Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan

1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri

atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan

sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan

terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan

bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri

atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan

menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 1994).

Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini

berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara

5-50 nm. Di alam, pati akan banyak akan terkandung dalam beras, gandum, jagung,

biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di
dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ubi. Di dalam

berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul

glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopektin). Amilosa merupakan

polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin

merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi

kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan di

mana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan samakin

mudah untuk dicerna (Irawan, 2007).

Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut

dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17-21 %, terdiri dari satuan glukosa

yang bergabung melalui ikatan -(1,4)-D-glukosa. Amilosa juga mempunyai sifat

alir dan daya kompresibilitas yang baik, sehingga dalam formulasi tablet cetak

langsung dapat digunakan sebagai bahan pengisi, lubrikan dan akan memberikan

waktu hancur yang lebih efektif. Sementara amilopektin merupakan komponen pati

yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui

ikatan -(1,4)-D-glukosa dan -(1,6)-D-glukosa. Amilopektin tidak larut dalam air

tetapi larut dalam butanol dan bersifat kohesi sehingga sifat alir dan daya

kompresibilitas kurang baik (Ben, dkk., 2007).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3. 1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kentang, etanol 95 %,

akuades, larutan amilum 1 % dalam air, larutan HCl 6 M , larutan NaOH 6 M,

larutan Iod 0,01 M, kertas saring, kertas label dan tissue roll.

3. 2 Alat

Alat-alat yang digunakan meliputi pisau, blender, kain tipis, corong, gelas

piala, gelas ukur, neraca Ohaus, oven, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, dan

gegep.

3. 3 Prosedur Kerja

3. 3. 1 Isolasi Starch dari Kentang

Kentang yang akan digunakan dikupas, dicuci dan ditimbang sebanyak

108,519 gram lalu dihomogenasikan dengan 200 mL air dalam blender sehingga

terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya

ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya dibuang. Cairan tersebut dibiarkan

mengendap. Setelah terbentuk endapan, cairannya dibuang dan endapan yang tersisa

ditambahkan lagi 200 mL air dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk

didekantasi lagi dengan 200 mL air. Pekerjaan dekantasi dilakukan dengan 25 mL

etanol 95 %. Kemudian di cuci dengan etanol dan disaring dengan kertas saring yang

sudah diketahui bobotnya. Setelah itu starch tersebut dikeringkan dalam oven

selama beberapa menit dan setelah kering ditimbang. Dicacat hasil penimbangan dan

dihitung kadar amilum dalam kentang.


3. 3. 2 Uji Iodida untuk Kentang

Untuk uji iodida, pertama-tama disediakan 3 tabung reaksi, masing-masing

diisi dengan amilum 3 mL, setelah itu, tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes akuades,

tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M, dan tabung reaksi III ditambahkan 2

tetes NaOH 6 M. Kemudian, setelah masing-masing ditambahkan reagen, tiap tabung

reaksi ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M sebanyak 2 tetes. Amati perubahannya.

Setelah itu, tabung reaksi yang mengalami perubahan warna dipanaskan dalam

penangas air (water bath) sampai larutan kembali berwarna bening. Setelah bening,

tabung reaksi kembali dimasukkan ke dalam air es. Diamati dan dicatat perubahan

yang terjadi.
BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

4.1.1 Isolasi Starch dari Kentang

1. Berat contoh (kentang) = 62 gram

2. Kentang setelah diblender akan terjadi suspensi

3. Amilum dalam suspensi alkohol berwarna putih dan terbentuk endapan

Setelah kering berwarna putih dengan hasil berbentuk serbuk

4. Berat kotor amilum setelah kering 3,6198 gram

5. Berat kertas saring 0,4207 gram

6. Berat bersih amilum setelah kering :

Berat bersih amilum = Berat kotor amilum berat kertas

= 3,6198 gram - 0,4207 gram = 3,1991 gram

7. Kadar amilum dalam contoh (kentang)

Berat amilum (starch)


Kadar amilum = x 100 %
Berat kentang

3,1991 gram
= x 100 %
62 gram

= 5,1598 %

8. Kesimpulannya bahwa massa starch yang diperoleh setelah dikeringkan adalah

3,1991 gram. Serta kadar amilum yang diperoleh berdasarkan perhitungan

5,1598 %.
4.1.2 Uji Iodida

Penambahan Tabung I Tabung II Tabung III


Perlakuan (H2O) (HCl) (NaOH)
Amilum Bening Bening Bening

Penambahan iod 0,01M Biru Biru Bening

Pemanasan Bening Bening Bening

Pendinginan Biru Biru Bening

4.2 Reaksi

1. Reaksi amilum + H2O + I2

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ H2O + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

2. Reaksi amilum + HCl + I2

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ HCl + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu tua

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening
CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu tua

3. Reaksi Amilum + NaOH + I2

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaOH + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaI + NaOI + H2O
O O O

H OH H OH
n
bening

4.3 Pembahasan

4.3.1 Isolasi Starch dari Kentang

Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amilum dalam kentang. Mula-mula

dilakukan isolasi starch dari kentang. Pencucian kentang dilakukan sebelum kentang

dipotong-potong, hal ini bertujuan agar kentang yang akan digunakan tidak terlalu

banyak menyerap air saat pencucian, sehingga tidak terlalu mempengaruhi saat

penimbangan.

Kentang yang mula-mula dihomogenkan dengan air dalam blender sehingga

terbentuk suspensi dan disaring untuk memisahkan filtrat dari residu. Penyaringan

dilakukan dengan kain kasa tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan

berlangsung lebih cepat. Cairan keruh didekantasi sebanyak 2 kali dengan akuades,
fungsi dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan

karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat dalam sampel. Setelah itu

didekantasi dengan etanol 95 %. Etanol berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan

organik yang tidak larut dalam air dan agar filtrat yang tersisa hanya amilum saja.

Hasil dekantasi terakhir disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam oven

sehingga diperoleh tepung amilum yang kering dan ditimbang. Dari percobaan yang

dilakukan diperoleh berat amilum sebesar 3,1991 gram dan kadar amilum yang

terdapat pada kentang adalah 5,1598 %. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori

yaitu 16 % dari sampel kentang artinya jika kentang sebanyak 108,519 gram dapat

menghasilkan 17,36304 gram. Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor seperti

kurang teliti dalam kalibrasi neraca, masih adanya amilum yang belum terisolasi,

masih ada yang menempel pada blender, masih ada yang menempel pada gelas piala,

dan banyaknya amilum yang jatuh setelah dikeringkan.

4.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Kentang mengandung starch (amilum) sehingga secara teori sudah pasti jika

kentang direaksikan dengan larutan lugol memberikan pengamatan yang positif yaitu

memberikan warna biru, hal ini karena larutan lugol bereaksi terhadap amilum.

Larutan lugol merupakan campuran dari larutan iod 1 % dengan KI 2 %.

Warna ungu tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk

senyawa iod. Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah

lembayung. Dalam percobaan ini, dilakukan reaksi uji starch (pati) menggunakan

larutan iod 1 % dalam suasana netral, asam, dan basa untuk melihat pengaruhnya

masing-masing.
Pengujian amilum ini dilakukan dalam suasana asam, basa dan netral.

Penambahan larutan iod 0,01 M pada air, yakni dalam suasana netral terbentuk

larutan berwarna ungu muda, pada suasana asam terbentuk juga larutan berwarna .

biru. Namun hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, mungkin disebabkan karena

sterilisasi alat yang belum bersih. Pada teori terbentuk larutan berwarna ungu muda

yang menandakan terjadi ikatan antara iod dan amilum. Sedangkan pada suasana

basa, tidak terjadi perubahan warna karena iod tidak berikatan dengan amilum.

Setelah dipanaskan larutan yang berwarna biru menjadi bening karena ikatan antara

iod dan amilum terputus dan setelah didinginkan ternyata warna pada tabung dalam

suasana netral dan asam tetap berwarna biru, sedangkan larutan dalam suasana basa

tetap bening. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara iod dan amilum berupa

ikatan semu karena dapat putus saat dipanaskan dan terbentuk kembali pada saat

didinginkan. Apabila dipanaskan rantai amilum akan memanjang sehingga iod

mudah terlepas, sama halnya ketika didinginkan, rantai pada amilum akan mengerut

sehingga iod kembali terikat dengan amilum. Sedangkan pada NaOH, yaitu pada

suasana basa tidak terjadi perubahan dengan perlakuan apapun. Hal ini karena iodin

(I2) yang telah bereaksi dengan NaOH.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar amilum dalam kentang 5,1598 %.

2. Pada uji larutan amilum dengan larutan iodium, dalam keadaan netral dan asam

dapat bereaksi karena memberikan warna biru, sedangkan pada basa tidak

menghasilkan warna biru (bening).


5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan kepada percobaan yakni sebaiknya uji kadar

karbohidrat menggunakan bahan yang lain juga, misalnya nasi yang merupakan

bahan makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia.


LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 10 April 2012

ASISTEN PRAKTIKAN

(MUH. YUSUF) (MUH. ADE ARTASASTA)


DAFTAR PUSTAKA

Ben, E. S., Zulfianis, dan Halim, A., 2007, Studi Awal Pemisahan Amilosa dan
Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Butanol Air, Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, 12 (1),1-11, (online) (http://bcrec.ac.id, diakses
tanggal 13 November 2010, pukul 21.00 WITA).

Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik edisi sebelas,
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.

Irawan, M. A., 2007, Karbohidrat, Sport Science Brief (online), 1 (3), 25-30,
(http://www.pssplab.com/journal/03.pdf.pdf, diakses pada tanggal 9 April
2012 pukul 17.15 WITA).

Lehninger, A. L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Meynyeng, 2010, Amilum Kentang (online),


(http://meynyeng.wordpress.com/2010/03/03/amilum-kentang, diakses pada
tanggal 9 April 2012 19.45 WITA).

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.


Lampiran I

BAGAN KERJA

Isolasi Starch dari Kentang

Kentang

- dibersihkan, dipotong-potong

108,519 g Kentang

- dihomogenasikan dengan 200 mL


air
- disaring dengan kain putih

Residu Cairan keruh

- didekantasi dengan 200 mL air


- dikocok dan dibiarkan mengendap

Filtrat Endapan Putih

- didekantasi dengan 200 mL air


- dikocok dan dibiarkan mengendap

Filtrat Endapan Putih

- didekantasi dengan 25 mL etanol


- disaring

Filtrat Starch

- dikeringkan dalam oven


- setelah kering ditimbang
- uji iod
Hasil
Uji Iodida Untuk Starch

Amilum 3 mL Amilum 3 mL Amilum 3 mL

- Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes


air (akuades) HCl NaOH

- Ditambahkan iodin 2 tetes


- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan
- Didinginkan
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Hasil
Lampiran II: GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • 61 192 1 PB PDF
    61 192 1 PB PDF
    Dokumen8 halaman
    61 192 1 PB PDF
    apa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Traslate Minyak
    Traslate Minyak
    Dokumen3 halaman
    Traslate Minyak
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Cover Laporan
    Cover Laporan
    Dokumen1 halaman
    Cover Laporan
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 2
    Lampiran 2
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 2
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Sampul KF
    Sampul KF
    Dokumen12 halaman
    Sampul KF
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Pembahasan
    Bab 4 Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 Pembahasan
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • BAB IVekstraksi
    BAB IVekstraksi
    Dokumen5 halaman
    BAB IVekstraksi
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Dokumen21 halaman
    Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Dokumen21 halaman
    Laporan Pratikum Halogen Organik Ass 2
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Proposal KPK
    Proposal KPK
    Dokumen10 halaman
    Proposal KPK
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Asam Amino Dan Protein Ami Ass 2
    Asam Amino Dan Protein Ami Ass 2
    Dokumen11 halaman
    Asam Amino Dan Protein Ami Ass 2
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi KF
    Daftar Isi KF
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi KF
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Asam Karboksilat Ami
    Asam Karboksilat Ami
    Dokumen23 halaman
    Asam Karboksilat Ami
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Asam Amino Dan Protein
    Asam Amino Dan Protein
    Dokumen18 halaman
    Asam Amino Dan Protein
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen4 halaman
    Sampul
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • 4 227 1 PB
    4 227 1 PB
    Dokumen5 halaman
    4 227 1 PB
    Yusuf Afeil
    Belum ada peringkat
  • Senyawa Halogen Organik
    Senyawa Halogen Organik
    Dokumen14 halaman
    Senyawa Halogen Organik
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • PKN2
    PKN2
    Dokumen6 halaman
    PKN2
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Asam Karboksilat Dan Turunannya
    Asam Karboksilat Dan Turunannya
    Dokumen14 halaman
    Asam Karboksilat Dan Turunannya
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat
  • Proposal KPK
    Proposal KPK
    Dokumen10 halaman
    Proposal KPK
    Resa Indriawan
    Belum ada peringkat