PERCOBAAN VII
“PEMBUATAN CIS DAN TRANS-KALIUM
DIOKSALATOKROMAT (III)”
Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN 7
“PEMBUATAN CIS DAN TRANS-KALIUM
DIOKSALATOKROMAT (III)”
Mengetahui,
NIM.24030120130080 NIM.24030122120029
PERCOBAAN VII
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1. Mempelajari pembuatan dan sifat – sifat isomer cis dan trans dari garam
kompleks kalium dioksalatodiakuokromat(III)
b Sifat Basa
e. Faktor Ruang
II.4. Ligan
Ligan adalah spesi yang terikat kepada atom logam pusat atau ion
logam pusat agar menciptakan kompleks koordinasi. Ligan merupakan
senyawa yang kaya akan elektron dan mempunyai ekstra elektron yang bisa
diberikan ke atom logam pusat. Ikatan antara logam – ligan bisa merupakan
ikatan ionik ataupun kovalen. Ligan bisa berupa anion,kation atau bahkan
molekul netral. Jika dilihat dari banyaknya donor elektron ke atom pusat
maka ligan dibagi menjadi bidentate, tridentate, ataupun polidentate. (Bhatt,
2015)
(Suryelita, 2015)
Isomer cis dan trans dari [PtCl2(NH3)2] ditunjukkan pada gambar berikut.
(Mudzakir, 2016)
II.9. Kristalisasi
(Smartlab, 2019)
Sifat kimia : pH 3,6 pada 100 g/l, kelarutan dalam air kira
kira115 g/l
(Smartlab, 2019)
II.10.3. Etanol
(Smartlab, 2021)
II.10.4. Aquades
(Smartlab, 2021)
III. Metodologi
III.1.1. Alat
III.1.2. Bahan
Asam oksalat
Kalium dikromat
Etanol
Aquades
III.2. Skema kerja
Hasil
III. 2.1 Pembuatan Isomer Cis-Kalium
dioksalatodiakuokromat(III )
Cawan Penguapan
Residu Kristal
Residu Kristal
Hasil
IV. Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
(Didik, 2019)
Reaksi yang terjadi pencampuran asam oksalat dan kalium dikormat
sebagai berikut
(Triyana, 2010)
(Keenan, 1991)
Setelah dilakukan pencampuran kedua larutan dilakukan penutupan
dengan gelas arloji yang bertujuan untuk menjaga reaksi yang terjadi
dari pencampuran larutan tersebut tidak banyak keluar, karena saat
dilakukan pencampuran oksalat dan kalium dikromat terjadi reaksi
eksotermis. Selain itu reaksi tersebutlah yang mengakibatkan perubahan
warna pada larutan menjadi kehitaman. Warna larutan yang menjadi
kehitaman menunjukkan terbentuknya kompleks
dioksalatodiakuokromat (III). Akibat adanya panas yang dihasilkan,
terbentuk gelembung-gelembung gas CO2 dan uap air, hal ini juga
menjadi alasan mengapa wadah pencampuran ditutup dengan gelas
arloji yakni menjaga agar gelembung yang dihasilkan tidak keluar dari
wadah pencampuran tersebut.
Selanjutnya dilakukan penguapan secara bertahap yakni penguapan
hingga volume tersisa separuh dari volume awal dengan pemanasan
kemudian penguapan di suhu kamar hingga volume menjadi sepertiga
dari volume awal dengan tujuan agar kristal yang dihasilkan pada
percobaan ini dengan jumlah yang banyak serta menghilangkan uap air
yang terkandung didalam Kristal. Kemudian dilakukan penyaringan
untuk memperoleh filtrat dan residu. Residu yang dihasilkan berupa
kristal berwarna hitam trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III).
Kristal dicuci dengan aquades untuk menghilangkan pengotor yang
bersifat polar. Kemudian dilakukan pencucian kembali dengan etanol
yang bersifat menguap dengan membawa pengotor yang bersifat non
polar maupun polar yang masih tertinggal pada senyawa trans. Kristal
dikeringkan dan dilakukan penimbangan dengan hasil diperolehnya
kristal trans-kalium dioksalatodioquokromat (III) sebanyak 5,3 gram
dengan rendemen persentase sebesar 42,87%.
(Keenan, 1991)
Setelah itu dilakukan pengadukan untuk mempercepat reaksi
reduksi yang sudah. Saat penambahan etanol kristal cis-kalium
dioksalatodiakuokromat (III) perlahan mulai terbentuk. Selanjutnya
dilakukan penyaringan yang menghasilkan filtrat dan residu yang
merupakan endapan kristal bewarna hitam. Residu tersebut
ditambahkan kembali dengan etanol lain yang bertujuan untuk
mempercepat pemadatan kristal dan mengikat pengotor pada kristal.
Selanjutnya dilakukan lagi penyaringan untuk memperoleh kristal,
dilanjutkan pencucian dengan aquades yang dilakukan secara perlahan
agar tidak terjadinya pelarutan kristal cis yang terbentuk. Langkah
terakhir adalah pengeringan kristal yang dicuci dengan aquades dengan
pompa vakum dan dilakukan penimbangan. Dari percobaan yang
dilakukan dihasilkan senyawa kristal cis-kaliumdiakuokromat (III)
seberat 7,1 gram dengan rendemen persentase sebesar 57,43 %
VI.3. Uji Kemurnian Isomer
Tujuan dari parcobaan ini adalah untuk mengetahui perbedaan
senyawa cis dan trans kalium dioksalatodiakuokormat (III) melalui uji
kemurnian. Langkah yang dilakukan adalah dengan menetesi senyawa
yang terbentuk pada sebelumnya dengan ammonia encer. Pada senyawa
cis akan lebih cepat larut ketika ditambahkan dengan NH3 dan
membentuk larutan berwarna hijau yang berasal dari kompleks cis
diammindioksalatokromat (III) karena adanya penggantian ligan H 2 O
pada senyawa cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III) dengan ligan NH 3
pada posisi cis. Pada senyawa trans terbentuk larutan dengan warna hijau,
tetapi seharusnya larutan berwarna coklat muda. Hasil yang tidak sesuai
pada senyawa trans disebabkan pada proses pelarutan, penambahan
aquades pada asam oksalat yang terlalu banyak sehingga larutan terlalu
encer yang mempengaruhi terbentuknya kristal pada saat pemanasan atau
perlakuan selanjutnya.
I. PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
VII.1.1. Pembuatan garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat
(III) dapat dibuat dengan mencampurkan asam oksalat dengan
kalium dikromat.
VII.1.2. Diperoleh senyawa trans-kaliumdioksalatodiakuokromat
(III) seberat 0,7 gram dengan rendemen 8,5 %Sedangkan senyawa
cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III) seberat 6,6 gram dengan
rendemen sebesar 80 %
VII.1.3. Pada uji kemurnian dengan penambahan ammonia pada
kristal trans kalium dioksalatodiakuokromat (III) terbentuk padatan
berwarna hijau, sedangkan pada kristal cis kalium
dioksalatodiakuokromat (III) terbentuk padatan hijau.
VII.2. Saran
VII.1.1. Penguapan kristal sebaiknya dilakukan dengan alat
pemanas yang baik seperti heating mantel agar nantinya suhu
yang tinggi dihasilkan secara optimal sehingga kristal yang
dihasilkan lebih banyak.
VII.1.2. Pada pembuatan cis dan trans
kaliumdioksalatodiakuokromat (III) dapat dilakukan pencucian
lebih dari satu kali agara kristal yang dihasilkan banyak dengan
nilai persentase rendemen yang tinggi.
Daftar Pustaka
Sjahrul, H. M., Agr, M., Raya, I., & Si, M. (2014). BUKU AJAR MATA
KULIAH KIMIA KOORDINASI ORGANOLOGAM. Universitas
Mulawarman.
Lampiran Perhitungan
= 0,0952 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑎𝑡
Mol K2Cr2O7 = 𝐵𝑀 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑎𝑡
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 294 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,0204 𝑚𝑜𝑙
Reaksi :
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Mula-mula 0,0952 mol 0,0204 mol -
Bereaksi 0,1428 mol 0,0204 mol 0,0408 mol
Setimbang - - 0,0408 mol
= 57,43 %
2. Isomer Trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Diket : Massa asam oksalat dihidrat = 12 gram
Massa kalium dikromat = 6 gram
Mr asam oksalat dihidrat = 126 g/mol
Mr kalium dikromat = 294 g/mol
Massa kristal trans = 5,3 gram
Dit : rendemen persentase…?
Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡
Mol H2C2O4.2H2O = 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 126 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,0952 𝑚𝑜𝑙
= 0,0204 𝑚𝑜𝑙
Reaksi :
7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Mula-mula 0,0952 mol 0,0204 mol -
Bereaksi 0,1428 mol 0,0204 mol 0,0408 mol
Setimbang - - 0,0408 mol
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
Rendemen trans-2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 𝑥 100%
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
5,3
= 12,3624 x 100%
= 42,87 %
Penutupan dengan Proses Pemanasan Proses pengadukan
kaca arloji pada cis mempercepat pelarut
dan trans