Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Kimia Dasar

IKATAN KIMIA

FAIZAH KAMILAH
H041221094

KELOMPOK 5

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

IKATAN KIMIA

Disusun dan Diajukan Oleh:

FAIZAH KAMILAH
H041221094

Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Makassar,

Asisten,

Zalzabila Yunita
H031191013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ikatan kimia dijelaskan mengenai bagaimana atom dapat

membentuk ikatan dengan atom yang sama dan dengan atom yang berbeda. Ikatan

kimia dapat terjadi karena kumpulan atom membentuk satu kesatuan dimana

memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom yang

menyusun dalam keadaan terpisah, sehingga menjadi lebih stabil. Konsep dalam

ikatan kimia pun sulit untuk diterapkan secara kontekstual karena bersifat abstrak

(Safitri dkk, 2018).

Sejak abad ke-17, telah diperkenalkan konsep molekul, namun tidak

menjelaskan mengenai proses pembentukan molekul dan penyebabnya.

Muncullah perkembangan tentang tabel periodik dan konsep konfigurasi electron

yang memberikan dasar mengenai terbentuknya molekul dan senyawa. Dasar dari

pembelajaran struktur yang menjadi kundi dalam ilmu kimia adalah ikatan kimia.

Ikatan kimia didefinisikan dengan interaksi yang menjelaskan hubungan antar

atom tersebut, hingga kemudian membentuk molekul, ion, dan sejenisnya yang

bersifat stabil. Nebraska Gillbert Lewis, seorang kimiawan, mengatakan bahwa

untuk atom-atom bergabung adalah untuk mencapai kestabilan konfigurasi

elektron. Selain itu, serah terima elektron dilakukan dalam pembentukan ikatan

kimia (Subagyo, 2022).

Berdasarkan uraian di atas, maka percobaan ini dilakukan untuk

mengamati perubahan yang terjadi karena pencampuran senyawa yang ada dan

juga untuk menngamati secara langsung perubahan yang terjadi pada senyawa
yang diperlakukan dalam mereaksikan bahan kimia membentuk ikatan ionik dan

ikatan kovalen serta pembentukan senyawa kompleks dan bukan kompleks.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari praktikum ini, yaitu untuk menentukan senyawa yang

memiliki ikatan elektrovalen dan kovalen dengan mereaksikan senyawa tersebut

dengan suatu senyawa lain.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. membedakan senyawa yang mempunyai ikatan elektrovalen dan ikatan

kovalen.

2. membedakan reaksi pembentukan kompleks dan bukan kompleks.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah membedakan senyawa yang mempunyai

ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen dengan cara mereaksikan NaCl dan CHCl 3

dengan AgNO3 dan kemudian dibuktikan dengan terbentuk atau tidaknya

endapan, menentukan tingkat keasaman dengan mereaksikan HCl, CH3COOH,

dan C2H5OH dengan tetesan indikator Metil Orange, kemudian menentukan

reaksi pembentukan kompleks dan bukan kompleks dengan mereaksikan CuSO4,

NH4OH dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6, FeCl3 dengan tetesan larutan KCNS dan

kemudian diamati setiap perubahan yang terjadi dalam semua reaksi tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikatan Ion

Ikatan ion atau ikatan elektrovalen secara sederhana merupakan ikatan

antara dua macam ion, yaitu kation dan anion dengan gaya elektrostatik. Ikatan

ion biasanya terjadu pada unsur logam dan unsur non logam. Ikatan ini terdiri dari

unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan yang berbeda besar. Dalam ikatan

ini, bukanlah ikatan dimana pemakaian elektron dilakukan secara bersama, tetapi

kegiatan serah-terima elektron. (Subagyo, 2022).

Unsur dengan keelegtronegatifan rendah memberi elektronnya kepada aton

dengan tingkat keelektronegatifan yang lebih tinggi. Atom dengan

keelektronegatifan yang cenderung rendah biasanya membentuk ikatan kovalen

polar karena kerapatan elektronnya bergeser kearah atom dengan

keelektronegatifan yang lebih tinggi. Ikatan kovalen yang murni terbentuk dari

dua jenis atom yang sama dan memiliki tingkat keelektronegatifan yang sama

(Subagyo, 2022).

Ikatan ion terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil atau

rendah melepaskan elektron valensinya yang membentuk kation dan atom unsur

lain yang mempunyai afinitas elektron besar atau tinggi menangkap ataupun

menerima elektron tersebut yang membentuk anion. Kedua ion tersebut kemudian

saling berikatan dengan gaya elektrostatis. Unsur logam cenderung melepaskan

elektron sedangkan unsur non logam cenderung menerima elektron. Atom yang

melepaskan elektron akan menjadi ion positif dan atom yang menerima akan

menjadi ion negatif (Barsaselle, 2019).


2.2 Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan dimana bentuk non logam bergabung dan

berbagai elektron. Bagi sebagaina besar atom atau molekul, pembagian elektron

pada ikatan kovalen memungkinkan mereka mendapatkan konfigurasi elektron

yang stabil. Ada dua macam ikatan kovalen, yaitu kovalen polar dan ikatan

kovalen non-polar. Ikatan kovalen polar adalah keadaan dimana elektron yang

digunakan Bersama cenderung mengutub pada salah satu atom atau molekul.

Sedangkan ikatan non-polar adalah ikatan dimana elektron digunakan oleh dua

pihak senyawa kovalen danjuga kadang disebut sebagai senyawa molekuler.

Terdiri atas atom netral diskrit dan terhubung dengan ikatan kovalen. Contoh

senyawa organik yang termasuk senyawa kovalen, yaitu karbohidrat, lipid,

protein dan asam nukleat. Banyak senyawa kovalen yang kurang di dalam air

daripada senyawa ionik, namun kerap kali larut pada pelarut organic seperti

ethanol (Gardner, 2019).

Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat

berasal dari kedua atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu

atom yang bergabung. Jenis ikatan ini paling serinng terjadi diantara atom-atom

bukan logam. Jenis elektron bukan logam cenderung menarik electron lain. Daya

tarik masing-masing inti atom pada electron valensi atom lain menyatukan atom

dalam ikatan. Pasangan electron bersama dianggap terlokalisasi antara dua atom

karena menghabiskan sebagian besar waktunya disana (Hartono, 2017).

Ikatan kovalen terbentuk jika tidak cukup elektron yang tersedia untuk

setiap atom agar mencapai oktet lengkap. Setiap atom dapat melengkapi oktetnya

dengan berbagi elektron dalam ikatan kovalen. Syarat untuk atom hidrogen yakni
kongfigurasi helium dapat tercapai ketika dikelilingi dua elektron. Aturan oktet

hanya berlaku pada unsur-unsur pada tabel priodik (Aman, 2020).

2.3 Senyawa Kompleks

Senyawa kompleks akan terbentuk antara kation atau logam dengan

beberapa molekul netral atau tranfusi ion. Kation atau logam berfungsi

memebentuk ion sedangkan molekul netral atau ion donor elektron berfungsi

sebagai gugus sekitar atau sering disebut ligan. Ikatan kovalen koordinasi dalam

kompleks ini terjadi karena adanya sambungan pasangan elektron dari ligan ke

pasangan elektron yang lain. Pada umumnya pusat ion memiliki orbital yang tidak

lengkap (Aman, 2020).

Senyawa kompleks logam transisi secara bersamaan mengandung

beberapa atom transfer. Struktur dan jenis pengikatan kigan multiduat dengan

logam berbeda memberikan pengaruh untuk terbentuknya sebuah senyawa

kompleks. secara badomaterialm senyawa kompleks mengambil tempat. Ini

karena sebuah fakta bahwa mereka memiliki peran penting dalam banyak sekali

proses biokimia,, seperti pada pabrik, peternakan, dan farmakologi tumbuhan

(Gahramanova dkk 2018).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung reaksi,

dan rak tabung reaksi.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, AgNO3, CHCl3,

HCl, CH3COOH, C2H5OH, Metil Orange, CuSO4, NH4OH, BaCl2, K4Fe(CN)6,

FeCl3, K3Fe(CN)6, dan KCNS.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengendapan Garam Klorida

Mula-mula siapkan dua buah tabung reaksi. Masing-masing tabung diberi

label sebagai penanda. Tabung pertama diberi label NaCl dan tabung kedua diberi

label CHCl3. Kemudian, masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL AgNO3.

Tabung reaksi pertama ditetesi dengan 2-3 tetes NaCl begitupun tabung reaksi

kedua ditetesi dengan 2-3 tetes CHCl3. Kemudian, kedua tabung tersebut

dihomogenkan. Amati perubahan dan catat hasilnya.

3.3.2 Reaksi dengan Indikator Metil Orange

Siapkan tiga buah tabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan 2 mL HCl,

tabung kedua diisi dengan 2 mL CH3COOH, dan tabung ketiga diisi dengan 2 mL

C2H5OH. Kemudian, setiap tabung ditetesi dengan 3 tetes indikator Metil Orange.

Ketiga tabung tersebut dihomogenkan. Amati perubahan dan catat hasilnya.


3.3.3 Pengendapan Garam Hidroksida

3.3.3.1 Dengan Sedikit NH4OH

Siapkan dua buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diberi label

dengan BaCl2 dan tabung reaksi kedua diberi label dengan K4Fe(CN)6. Pada

tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL CuSO 4, kemudian ditambahkan

sebanyak 3 tetes NH4OH dan terakhir ditambahkan sebanyak 3 tetes BaCl2.

Kemudian, tabung reaksi pertama dihomogenkan. Seperti halnya tabung reaksi

pertama, tabung reaksi kedua juga ditambahkan 1 mL CuSO 4, kemudian

ditambahkan NH4OH sebanyak 3 tetes dan terakhir ditambahkan K4Fe(CN)6

sebanyak 3 tetes. Kemudian, tabung reaksi tersebut dihomogenkan. Amati

perubahan dan catat hasilnya.

3.3.3.2 Dengan NH4OH berlebih

Siapkan dua buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diberi label

dengan BaCl2 dan tabung reaksi kedua diberi label dengan K4Fe(CN)6. Pada

tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL CuSO 4, kemudian ditambahkan

sebanyak 1 mL NH4OH dan terakhir ditambahkan sebanyak 3 tetes BaCl2.

Kemudian, tabung reaksi pertama dihomogenkan. Seperti halnya tabung reaksi

pertama, tabung reaksi kedua juga ditambahkan 1 mL CuSO 4, kemudian

ditambahkan NH4OH sebanyak 1 mL dan terakhir ditambahkan K4Fe(CN)6

sebanyak 3 tetes. Kemudian, tabung reaksi tersebut dihomogenkan. Amati

perubahan dan catat hasilnya.

3.3.3.3 Tanpa NH4OH

Tabung reaksi pertama diisi dengan 1 mL CuSO4, kemudian ditambahkan

BaCl2 sebanyak 3 tetes dan homogenkan tabung reaksi tersebut. Pada tabung
reaksi kedua diisi dengan 1 mL CuSO4, kemudian ditambahkan K4Fe(CN)6

sebanyak tiga

tetes dan homogenkan tabung reaksi tersebut. Amati perubahan dan catat hasilnya.

3.3.4 Reaksi dengan KCNS

Siapkan dua buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diberi label

dengan FeCl3 dan tabung reaksi kedua diberi label K3Fe(CN)6. Pada tabung reaksi

pertama diisi dengan 1 mL FeCl3, kemudian ditambahkan 2-3 tetes KCNS dan

homogenkan tabung reaksi tersebut. Pada tabung reaksi kedua diisi dengan 1 mL

K3Fe(CN)6, kemudian ditambahkan 2-3 tetes KCNS dan homogenkan tabung

reaksi tersebut. Amati perubahan dan catat hasilnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1. Pengendapan Garam Klorida


Larutan ditambah AgNO3 Keterangan
NaCl Terbentuk endapan putih Ikatan Ion
CHCl3 Tidak terdapat endapan tetapi Ikatan Kovalen
terbentuk dua lapisan

Tabel 2. Reaksi dengan Indikator Metil Orange


Larutan ditambah MO Keterangan
HCl Terjadi perubahan warna Asam Kuat
menjadi merah pekat
CH3COOH Terjadi perubahan warna Asam Lemah
menjadi merah
C2H5OH Terjadi perubahan warna Basa Lemah
menjadi kuning

Tabel 3. Pengendapan Garam Hidroksida


Larutan Pereaksi Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6
Larutan Larutan berwarna
CuSO4 + NH4OH berwarna biru merah bata dan Senyawa
(sedikit) muda dan terbentuk endapan Kompleks
terdapat
merah bata
endapan putih
Larutan Larutan tidak
CuSO4 + NH4OH berwarna biru berwarna terbentuk Senyawa
(berlebih) keruh dan endapan coklat tua
kompleks
terdapat
endapan
putih
Larutan Larutan berwarna
berwarna biru cokelat tua Bukan senyawa
CuSO4 dan terdapat kemerahan kompleks
endapan putih terbentuk endapan
merah bata

Tabel 4. Reaksi dengan KCNS


Larutan + KCNS Keterangan
FeCl3 Berubah warna dari kuning Senyawa kompleks
menjadi merah kecoklatan
K3Fe(CN)6 Tidak berubah warna (tidak Bukan senyawa
bereaksi) kompleks

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Pengendapan Garam Klorida

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3


CHCl3 +AgNO3

4.2.2 Reaksi Pengendapan Garam Hidroksida

CuSO4 + 2NH4OH (sedikit) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

CuSO4 + 4 NH4OH (berlebih) Cu(NH3)4SO4 + 4H2O

Cu(NH3)4SO4 + BaCl2 Cu(NH3)4Cl2 + BaSO4

2Cu(NH3)4SO4 + K4Fe(CN)6 [Cu(NH3)4]2 [Fe(CN)6] + 2K2SO4

CuSO4 + BaCl2 CuCl2 + BaSO4

2CuSO4 + K4Fe(CN)6 Cu2[Fe(CN)6) + 2K2SO4

4.2.3 Reaksi dengan KCNS

FeCl3 + 3KCNS Fe(CNS)3 + 3KCL


K3Fe(CN)6 + KCNS

4.3 Pembahasan

Pada percobaan yang pertama, yaitu pengendapan garam hidroksida

bertujuan untuk menentukan senyawa ikatan ion atau kovalen. Dalam percobaan

ini, masing-masing tabung yang berisi AgNO3 ditetesi dengan NaCl dan CHCl3.

Penambahan AgNO3 berfungsi untuk mengendapkan senyawa tersebut

membentuk garam nitrat. Setelah ditetesi AgNO3, ternyata salah satu tabung

mengalami perubahan, yaitu tabung yang berisi NaCl mengalami pengendapan

dan perubahan warna. Hal ini membuktikan bahwa NaCL termasuk ikatan ion,

sedangkan CHCl3 termasuk ikatan kovalen. Sehingga, untuk menentukan ikatan

ion dan kovalen dapat digunakan dengan cara mereaksikan dengan garam nitrat.

Percobaan dengan indikator metil bertujuan untuk mengetahui tingkat

keasaman beberapa senyawa. Hasil percobaan menunjukkan HCl merupakan asam

kuat dikarenakan hasil akhir dari HCl setelah ditetesi metil orange berwarna

merah pekat. CH3COOH merupakan asam lemah yang diketahui setelah ditetesi

metil orange menunjukkan larutan berwarna merah kejingga-jinggaan. Hasil akhir

dari C2H5OH seteleh ditetesi metil orange menunjukkan larutan berwarna kuning.

Hal ini membuat C2H5OH menunjukkan larutan basa. Tingkat keasaman dari

tinggi ke rendah, yaitu HCL, CH3COOH, C2H5OH, semakin tinggi tingkat

keasamannya semakin kuat pula ikatannya.

Percobaan pengendapan gara hidroksida bertujujuan untuk membedakan

senyawa kompleks dan bukan kompleks. Tabung yang ditetesi CuSO 4, sedikit

NH4OH, dan BaCl2 terjadi pengendapan. Hal ini itu menunjukkan bahwa larutan
tersebut termasuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks dibuktikan dengan dua

cara, yaitu terjadi endapan atau adanya perubahan warna. BaCl3 yang ditambahkan

dengan CuSO4,, ditambahkan sedikit ataupun berlebih akan mengalami

pengendapan dan pada K4Fe(CN)6 akan menyebabkan perubahan warna.

Pada percobaan reaksi dengan KCNS bertujuan untuk membedakan

senyawa kompleks dan bukan kompleks. Hal ini dapat dilihat melalui hasil akhir

dari larutan tersebut setelah ditambahkan KCNS. Pada tabung FeCl3 mengalami

perubahan warna menjadi merah kecoklatan dan termasuk senyawa kompleks.

Tabung yang berisi K3Fe(CN)6 tidak mengalami perubahan warna dan bukan

termasuk senyawa kompleks.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :

1. ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan ada

atau tidaknya endapan dalam suatu reaksi.

2. senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan melihat

adanya endapan dan perubahan warna yang terjadi. Jika terjadi perubahan

warna dan endapan makan larutan tersebut termasuk senyawa kompleks,

namun jika tidak terjadi perubahan apapun maka larutan tersebut termasuk

senyawa bukan kompleks.

5.2 Saran

Meskipun secara daring praktikum percobaan ikatan kimia sudah

berlangsung dengan baik. Hanya saja sebaiknya kualitas video percobaan saat

ditampilkan lebih jelas agar dapat dipahami dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Subagyo, R., Ikhsan, M. R., Rizali, M., Hidayah, N., 2022, Kimia Dasar Untuk
Universitas, Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung
Mangkurat, Bamjarmasin.

Safitri, A. F., Widarti, H. R., dan Sukrianingsih, D., 2018, Identifikasi


Pemahaman, Konsep Ikatan Kimia, Jurnal Pembelajaran Kimia, 1 (3):
41-42.

Barsasella, D, 2019, Buku Wajib Kimia Dasar, Penerbit Buku Kesehatan, Jakarta.

Gardner, A., Duprez, W., Stauffer, S., Ungu, D. A. K., dan Clauson-Kaas, F.,
2019, Ionic and Covalent Bonds, Labster Virtual Lab Experiments: Basic
Biochemistry, 1-4
Aman, I. K., 2020, Changes Occur From Mixing Chemical Comounds:
Elektrovalent Bonds and Covalent Bonds, International Journal Papier
Advance and Scientific Revie,1(1), 8-10.

Gahramnova, S. I., Jalaladdinov, F. F., Munshieva, M. K., Khudaverdiev, R. A.,


Hamidov, R. H., Muradhkhanov, R. M., Abdullaev, A. S., Shamilov, E.
N., Azizov, I. V., dan Gahramanov, T. O., 2018, Synthesis and
Investigation of Complex Coumpounds of Divalent Manganase, Copper,
Cobalt, and Zinc with Tryptophan and their Biological Activity,
International Journal of Chemical Sains, 3 (16): 1-2

Anda mungkin juga menyukai