Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH IKATAN KIMIA DASAR

Nur Fadli (H02131073)

Ansar Mubaroq (H02131043)

Sri Wahyuni. SM (H02131053)


Kata Pengantar

Dalam dunia ilmu kimia, ikatan kimia adalah konsep yang mendasar dan
penting. Konsep ini membantu kita memahami bagaimana atom-atom
berkumpul dan berinteraksi untuk membentuk berbagai senyawa kimia yang
beragam. Makalah ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang ikatan
kimia, dari pengertian dasar hingga peranannya yang krusial dalam ilmu kimia
dan aplikasinya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Kita akan memulai
dengan memahami dasar-dasar ikatan kimia, termasuk jenis-jenis ikatan seperti
ikatan kovalen, ionik, logam, dan lainnya. Setelah itu, kita akan menjelajahi
bagaimana ikatan kimia memengaruhi sifat-sifat senyawa, termasuk kepolosan,
reaktivitas, dan polaritas. Namun, ikatan kimia tidak hanya relevan dalam
konteks kimia itu sendiri. Konsep ini juga memainkan peran penting dalam ilmu
pengetahuan lain seperti biologi dan fisika, serta di industri dan teknologi.
Selain itu, pemahaman tentang ikatan kimia membantu kita dalam pemilihan
produk kimia rumah tangga yang aman dan efisien. Dengan makalah ini, kita
akan mengeksplorasi dunia ikatan kimia dengan lebih mendalam, memahami
bagaimana konsep ini menjadi dasar ilmu kimia modern dan memiliki dampak
besar pada berbagai aspek dalam kehidupan kita sehari-hari.

Makassar, 8 September 2023


DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ................................................4

BAB II. IKATAN KIMIA ................................................6

BAB III - PENYIMPANGAN

ATURAN OKTET ................................................9

BAB IV - KEPOLARAN DAN

KEELEKTRONEGATIFAN ..............................................10

BAB V - BENTUK MOLEKUL ..............................................12

BAB VI - PERAN IKATAN KIMIA

DALAM ILMU DAN INDUSTRI ..............................................14

BAB VII – APLIKASI IKATAN

KIMIA DALAM KEHIDUPAN

SEHARI-HARI ..............................................16

BAB VIII - KONTRIBUSI ILMUWAN

TERKENAL ................................................18

BAB IX - PENUTUP ................................................19


BAB I - PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ikatan kimia adalah salah satu konsep paling mendasar dalam ilmu kimia. Ini
adalah kekuatan yang memungkinkan atom-atom bergabung bersama untuk
membentuk molekul dan senyawa kimia yang membentuk dasar dari materi di
alam semesta ini. Dalam pemahaman ikatan kimia, kita dapat memahami dasar
dari reaksi kimia, sifat-sifat materi, dan aplikasinya dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah

Dalam upaya untuk memahami ikatan kimia secara komprehensif, sejumlah


pertanyaan penting muncul, antara lain:

 Apa yang dimaksud dengan ikatan kimia dan bagaimana itu terbentuk?
 Apa saja jenis-jenis ikatan kimia yang ada dan bagaimana karakteristik
unik masing-masing jenis ikatan?
 Bagaimana senyawa-senyawa tertentu dapat menyimpang dari aturan
oktet, dan apa implikasinya?
 Bagaimana konsep kepolaran, keelektronegatifan, dan bentuk molekul
terkait dengan ikatan kimia?
 Bagaimana aplikasi ikatan kimia memengaruhi berbagai bidang ilmu dan
industri?
3. Tujuan

Makalah ini memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

 Memberikan pemahaman mendalam tentang konsep ikatan kimia, dari


prinsip dasarnya hingga tingkat yang lebih kompleks.
 Mengenalkan berbagai jenis ikatan kimia dan menjelaskan karakteristik
unik masing-masing jenis ikatan.
 Membahas contoh-contoh senyawa yang menyimpang dari aturan oktet
dan implikasinya dalam kimia.
 Mendalami konsep kepolaran, keelektronegatifan, dan bentuk molekul
dalam konteks ikatan kimia.
 Menyelidiki peran ikatan kimia dalam berbagai bidang ilmu dan industri
BAB II - IKATAN KIMIA

A. Pengertian Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah fenomena yang mendasari berbagai interaksi antara atom-
atom dalam materi di alam semesta ini. Ini adalah kekuatan yang
memungkinkan atom-atom untuk berinteraksi, bergabung bersama, atau
membagi elektron dengan tujuan mencapai konfigurasi elektron yang lebih
stabil. Tanpa ikatan kimia, dunia seperti yang kita ketahui tidak akan ada.

B. Jenis-Jenis Ikatan Kimia

 Ikatan Kovalen: Ini adalah ikatan di mana dua atom berbagi pasangan
elektron. Dalam ikatan kovalen, elektron-elektron bersama di antara
atom-atom menciptakan ikatan yang kuat. Ini terjadi terutama antara
atom-atom nonlogam yang cenderung berbagi elektron untuk mencapai
konfigurasi elektron yang lebih stabil. Contoh senyawa kovalen meliputi
air (H2O) dan metana (CH4).
 Ikatan Ionik: Ini terbentuk melalui transfer elektron dari satu atom ke
atom lain. Ini menciptakan ion positif (kation) dan ion negatif (anion)
yang saling tertarik. Contoh senyawa ionik adalah garam meja, natrium
klorida (NaCl).
 Ikatan Logam: Ini adalah ikatan khas logam. Dalam ikatan logam, atom-
atom logam membentuk jaringan elektron bersama yang menjaga struktur
kristal logam. Ini menciptakan sifat-sifat logam seperti konduktivitas
listrik yang tinggi dan keuletan.
 Ikatan Hidrogen: Ini adalah ikatan khusus yang terjadi antara atom
hidrogen (H) dan atom yang lebih elektronegatif seperti oksigen (O),
nitrogen (N), atau fluorin (F). Ini adalah ikatan antarmolekul yang
penting dalam senyawa seperti air (H2O).
 Ikatan Koordinasi: Ini terjadi ketika satu atom menyumbangkan sepasang
elektron untuk berbagi dengan atom lain. Atom yang memberikan
pasangan elektron disebut donor, sementara atom yang menerima
pasangan elektron disebut akseptor.
 Ikatan Van der Waals: Ini adalah ikatan lemah yang terjadi karena
fluktuasi dalam distribusi elektron di sekitar atom-atom dalam molekul.
Ini mencakup gaya London dan gaya dipol-dipol.
 Ikatan Pi dan Ikatan Sigma: Ini adalah jenis ikatan kovalen yang lebih
spesifik dalam senyawa organik. Ikatan sigma (σ) adalah ikatan langsung
antara atom-atom, sedangkan ikatan pi (π) adalah ikatan ganda atau
ikatan rangkap yang terjadi di sekitar ikatan sigma.
 Ikatan Tiga Elektron: Ini adalah jenis ikatan yang terjadi dalam senyawa-
senyawa seperti ozon (O3), di mana tiga atom berbagi sepasang elektron.

Setiap jenis ikatan kimia memiliki sifat-sifat dan karakteristiknya sendiri,


dan pemahaman tentang jenis ikatan ini adalah kunci untuk memahami kimia
senyawa-senyawa dan reaksi kimia yang berbeda.

Perluasan ikatan kovalen terjadi ketika atom-atom dalam senyawa kovalen


melebihi aturan oktet tradisional, di mana atom-atom berusaha mencapai
delapan elektron valensi dalam kulit terluar mereka. Dalam beberapa
senyawa, atom-atom tersebut dapat memiliki lebih dari delapan elektron
valensi dalam kulit terluar mereka. Hal ini sering terjadi pada atom-atom
yang lebih besar di periode ketiga tabel periodik atau lebih tinggi.
Beberapa contoh perluasan ikatan kovalen melibatkan senyawa seperti
belerang heksafluorida (SF6). Dalam SF6, atom belerang (S) memiliki enam
pasangan elektron valensi, yang semuanya digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen dengan atom fluorin (F). Oleh karena itu, atom belerang
memiliki lebih dari delapan elektron valensi, yang merupakan perluasan dari
aturan oktet.

Perluasan ikatan kovalen dapat dijelaskan dengan menggunakan teori orbital


molekul, yang menggabungkan orbital atom-atom yang berikatan untuk
membentuk orbital molekul. Dalam kasus perluasan ikatan kovalen, orbital-
orbital ini saling tumpang tindih secara signifikan sehingga atom-atom dapat
berbagi lebih dari empat atau delapan elektron.

Selain belerang heksafluorida, senyawa lain yang mengalami perluasan


ikatan kovalen termasuk fosfor pentaklorida (PCl5) dan fosfor heptafluorida
(PF7). Dalam senyawa-senyawa ini, atom-atom yang terlibat dalam ikatan
memiliki lebih dari delapan elektron valensi, yang menghasilkan molekul
yang lebih kompleks.

Perluasan ikatan kovalen adalah fenomena yang menarik dalam kimia karena
melibatkan pelanggaran aturan oktet tradisional. Ini menunjukkan bahwa ada
pengecualian pada aturan ini terutama ketika berhadapan dengan atom-atom
yang lebih besar dan berat di tabel periodik. Perluasan ikatan kovalen juga
memiliki implikasi dalam pemahaman struktur dan sifat senyawa kimia yang
lebih kompleks.
BAB III - PENYIMPANGAN ATURAN OKTET

Penyimpangan aturan oktet adalah fenomena dalam kimia di mana atom-


atom dalam beberapa senyawa tidak mematuhi aturan oktet tradisional, di mana
atom-atom berusaha mencapai delapan elektron valensi dalam kulit terluar
mereka. Ada beberapa situasi di mana aturan oktet dapat disimpangkan. Berikut
adalah beberapa jenis penyimpangan aturan oktet yang umum:

1) Senyawa dengan Oktet Tak Lengkap: Dalam senyawa ini, atom-atom


memiliki kurang dari delapan elektron valensi dalam kulit terluar
mereka. Contohnya adalah boron trifluorida (BF3), di mana atom
boron hanya memiliki enam elektron valensi. Atom boron dapat
membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom fluorin, tetapi tidak
mencapai oktet penuh.
2) Senyawa dengan Elektron Valensi Ganjil: Ini adalah senyawa di mana
atom-atom memiliki jumlah ganjil elektron valensi. Contohnya adalah
nitrogen dioksida (NO2), di mana atom nitrogen memiliki lima
elektron valensi dan atom oksigen memiliki enam. Totalnya sebelas
elektron valensi, yang merupakan jumlah ganjil.
3) Senyawa dengan Oktet Berkembang: Dalam senyawa ini, atom-atom
memiliki lebih dari delapan elektron valensi dalam kulit terluar
mereka. Contohnya adalah belerang heksafluorida (SF6), di mana
atom belerang memiliki delapan elektron valensi tetapi enam di
antaranya berkontribusi terhadap ikatan kimia, sehingga terdapat
perluasan ikatan.
4) Senyawa yang Melibatkan Atom Berat atau Dalam Orbit P: Atom-
atom dalam periode ketiga tabel periodik atau lebih tinggi memiliki
orbital yang lebih besar dan dapat menampung lebih banyak elektron.
Ini memungkinkan mereka untuk membentuk senyawa dengan
perluasan ikatan kovalen, seperti fosfor pentaklorida (PCl5) dan sulfur
heptafluorida (SF7).

Penyimpangan aturan oktet sering terjadi pada senyawa yang lebih kompleks
dan melibatkan atom-atom yang lebih besar atau memiliki elektron valensi yang
lebih banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa aturan oktet adalah panduan
umum dalam kimia, tetapi ada pengecualian terutama dalam situasi khusus.
Penyimpangan ini membantu menjelaskan sifat-sifat khusus dan struktur
senyawa yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh aturan oktet tradisional.

BAB IV - KEPOLARAN DAN KEELEKTRONEGATIFAN

Kepolaran dan keelektronegatifan adalah dua konsep penting dalam kimia yang
saling terkait dan digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat molekul. Mari kita
bahas keduanya lebih lanjut.

Kepolaran mengacu pada sifat molekul yang menunjukkan apakah molekul


tersebut memiliki muatan positif atau negatif yang terbagi secara tidak merata.
Ini terkait dengan bagaimana pasangan elektron dalam ikatan kimia
didistribusikan di sekitar atom-atom dalam molekul. Molekul polar memiliki
pasangan elektron yang dibagikan secara tidak merata, menciptakan muatan
parsial positif dan muatan parsial negatif pada atom-atom dalam molekul
tersebut.
Contoh molekul polar termasuk air (H2O) dan amonia (NH3). Dalam air, atom
hidrogen (H) memiliki muatan parsial positif, sementara atom oksigen (O)
memiliki muatan parsial negatif. Ini terjadi karena oksigen lebih elektronegatif,
atau lebih cenderung menarik pasangan elektron dalam ikatan kimia, daripada
hidrogen. Hasilnya adalah molekul air yang memiliki muatan bersih negatif
pada sisi oksigen dan muatan bersih positif pada sisi hidrogen, menciptakan
sifat-sifat unik seperti kemampuan membentuk ikatan hidrogen.

Keelektroenagatifan adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik


pasangan elektron dalam ikatan kimia. Semakin besar selisih keelektronegatifan
antara dua atom dalam ikatan kimia, semakin polar ikatan tersebut. Skala yang
umum digunakan untuk mengukur keelektronegatifan adalah skala Pauling, di
mana fluorin memiliki keelektronegatifan tertinggi dengan nilai 3,98, sementara
unsur-unsur lain memiliki nilai yang lebih rendah.

Atom-atom yang lebih elektronegatif cenderung menarik pasangan elektron


dalam ikatan kovalen lebih kuat, menarik muatan negatif lebih dekat ke atom
tersebut. Ini menciptakan perbedaan muatan antara atom-atom dalam molekul,
yang menghasilkan polaritas. Tabel periodik biasanya digunakan untuk
memeriksa nilai keelektronegatifan unsur-unsur, dan perbedaan nilai antara dua
unsur dalam suatu ikatan dapat memberi indikasi seberapa polar ikatan tersebut.

Kepolaran dan keelektronegatifan adalah konsep penting dalam kimia karena


mereka membantu dalam pemahaman sifat-sifat kimia dan fisik suatu senyawa.
Mereka juga relevan dalam memprediksi sifat-sifat reaktif dan interaksi antara
molekul-molekul dalam berbagai situasi kimia.
BAB V - BENTUK MOLEKUL

Bentuk molekul dalam ikatan kimia merujuk pada susunan tiga dimensi dari
atom-atom dalam suatu molekul. Susunan ini mencakup posisi relatif dan jarak
antar atom-atom dalam molekul. Bentuk molekul ini ditentukan oleh distribusi
pasangan elektron valensi dan jenis ikatan kimia yang terbentuk antara atom-
atom tersebut. Beberapa bentuk molekul yang umum dalam kimia termasuk:

 Linear: Dalam bentuk molekul linear, atom-atom dalam molekul terletak


dalam garis lurus. Ini terjadi ketika molekul memiliki dua atom atau
ketika semua pasangan elektron valensi terbagi secara merata di antara
dua atom. Contoh: CO2 (karbon dioksida).
 Trigonal Planar: Dalam bentuk molekul trigonal planar, tiga atom terletak
dalam satu bidang datar dan membentuk sudut 120 derajat satu sama lain.
Ini terjadi ketika molekul memiliki tiga pasangan elektron valensi yang
terbagi secara merata. Contoh: BF3 (boron trifluorida).
 Tetrahedral: Dalam bentuk molekul tetrahedral, empat atom terletak
dalam tiga dimensi dan membentuk sudut-sudut 109,5 derajat satu sama
lain. Ini terjadi ketika molekul memiliki empat pasangan elektron valensi
yang terbagi secara merata. Contoh: CH4 (metana).
 Bent: Bentuk molekul yang bentuknya mirip dengan trigonal planar,
tetapi memiliki satu atau dua pasangan elektron tak berpasangan pada
atom pusat. Contoh: H2O (air).
 Piramidal: Dalam bentuk molekul piramidal, tiga atom terletak dalam
satu bidang dengan satu atom di atas bidang tersebut. Ini terjadi ketika
molekul memiliki tiga pasangan elektron valensi yang terbagi secara
merata, tetapi satu pasangan elektron berada di atas bidang tersebut.
Contoh: NH3 (amonia).
 Oktaedral: Dalam bentuk molekul oktaedral, enam atom terletak dalam
tiga dimensi membentuk sudut-sudut 90 derajat satu sama lain. Ini terjadi
ketika molekul memiliki enam pasangan elektron valensi yang terbagi
secara merata. Contoh: SF6 (belerang heksafluorida).
 Linseiform: Ini adalah bentuk molekul yang menyerupai bentuk lensa
atau cacat lensa dengan dua atom di tengah dan dua atom di sekitarnya.
Ini terjadi ketika dua atom sentral memiliki dua pasangan elektron tak
berpasangan. Contoh: Cl2O (difluorida klorin).

Bentuk molekul ini penting karena memengaruhi sifat-sifat kimia dan fisik
suatu senyawa. Selain itu, bentuk molekul juga dapat mempengaruhi polaritas
molekul, yang berperan dalam berbagai interaksi kimia dan reaktivitas senyawa.
Oleh karena itu, pemahaman tentang bentuk molekul adalah konsep penting
dalam kimia
BAB VI - PERAN IKATAN KIMIA DALAM ILMU DAN
INDUSTRI

Ikatan kimia memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai industri. Ini
mempengaruhi bagaimana bahan kimia diproduksi, diolah, dan digunakan
dalam berbagai aplikasi industri. Berikut adalah beberapa contoh peran ikatan
kimia dalam industri:

 Industri Kimia: Industri kimia menggunakan prinsip-prinsip ikatan kimia


untuk merancang, menghasilkan, dan memproses berbagai produk kimia.
Contohnya adalah produksi bahan kimia dasar seperti asam sulfat,
amonia, etilena, dan banyak lagi. Proses-proses kimia yang rumit dan
reaksi-reaksi ikatan kimia digunakan untuk menghasilkan berbagai
produk kimia yang digunakan dalam industri lainnya.
 Industri Farmasi: Dalam industri farmasi, pemahaman tentang ikatan
kimia penting dalam pengembangan dan produksi obat-obatan. Molekul-
molekul obat biasanya dirancang untuk berikatan dengan target tertentu
dalam tubuh manusia melalui ikatan kimia khusus. Studi tentang ikatan
kimia membantu ilmuwan farmasi merancang molekul-molekul yang
efektif dan aman untuk pengobatan berbagai penyakit.
 Industri Plastik dan Polimer: Plastik dan polimer adalah senyawa-
senyawa yang terbentuk melalui ikatan kimia kovalen panjang yang
menghasilkan struktur molekuler yang berulang. Pengetahuan tentang
ikatan kimia dan reaksi polimerisasi digunakan dalam produksi berbagai
jenis plastik dan polimer untuk berbagai aplikasi, termasuk pembuatan
kemasan, bahan bangunan, dan banyak lagi.
 Industri Elektronik: Dalam pembuatan komponen elektronik seperti
semikonduktor dan transistor, pemahaman tentang ikatan kimia dalam
bahan-bahan seperti silikon sangat penting. Ikatan kimia memengaruhi
sifat konduktivitas listrik dan kemampuan material untuk menghantarkan
arus listrik.
 Industri Farmasi: Dalam industri farmasi, pemahaman tentang ikatan
kimia sangat penting untuk pengembangan dan produksi obat-obatan.
Molekul obat dirancang untuk berikatan dengan target tertentu dalam
tubuh manusia melalui ikatan kimia khusus. Studi ikatan kimia
membantu ilmuwan farmasi merancang molekul obat yang efektif dan
aman untuk pengobatan berbagai penyakit.
 Industri Makanan dan Minuman: Dalam industri makanan, pemahaman
tentang reaksi kimia seperti fermentasi, oksidasi, dan reaksi perubahan
lainnya sangat penting untuk menghasilkan produk makanan dan
minuman dengan sifat-sifat tertentu. Contohnya adalah proses fermentasi
dalam pembuatan bir atau roti.
 Industri Minyak dan Gas: Dalam industri minyak dan gas, pemahaman
tentang ikatan kimia digunakan untuk proses pemisahan dan pemurnian
minyak mentah, serta dalam proses-proses kimia untuk mengubah bahan
baku menjadi produk bahan bakar dan petrokimia.
 Industri Logam: Pemahaman tentang ikatan kimia digunakan dalam
proses-proses metalurgi untuk memisahkan logam dari bijihnya dan
menghasilkan produk logam dengan sifat-sifat yang diinginkan.
 Industri Pupuk: Pemahaman tentang ikatan kimia digunakan dalam
produksi pupuk kimia, di mana reaksi kimia digunakan untuk
menghasilkan senyawa-senyawa yang mengandung unsur-unsur esensial
untuk pertumbuhan tanaman.

Dengan kata lain, ikatan kimia merupakan dasar dari banyak proses industri dan
memungkinkan kita untuk menghasilkan berbagai produk dan teknologi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB VII – APLIKASI IKATAN KIMIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ikatan kimia memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang


memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa
contoh aplikasi ikatan kimia dalam kehidupan sehari-hari:

 Air Minum: Air adalah contoh ikatan kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Molekul air (H2O) terbentuk melalui ikatan
kovalen polar antara atom hidrogen dan oksigen. Sifat polar ini
memungkinkan air untuk menjadi pelarut universal yang digunakan
dalam berbagai aplikasi, termasuk minuman, pembersih, dan pendingin
mesin.
 Obat-Obatan: Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan
berdasarkan prinsip ikatan kimia. Molekul obat berikatan dengan target
dalam tubuh manusia melalui ikatan kimia khusus untuk menghasilkan
efek terapeutik.
 Kosmetik: Produk-produk kosmetik seperti lipstik, krim, dan parfum
mengandung berbagai senyawa kimia yang memiliki ikatan kimia tertentu
untuk mencapai efek estetik yang diinginkan.
 Pewarna: Pewarna yang digunakan dalam makanan, tekstil, dan cat
berdasarkan ikatan kimia. Senyawa pewarna membentuk ikatan kimia
dengan bahan yang ingin diwarnai, menciptakan warna yang diinginkan.
 Makanan dan Masakan: Proses memasak melibatkan reaksi kimia, seperti
karamelisasi dan Maillard reaction, yang memengaruhi rasa dan aroma
makanan. Selain itu, pengawet makanan juga menggunakan ikatan kimia
untuk menjaga makanan tetap segar.
 Bahan Kimia Rumah Tangga: Produk-produk pembersih rumah tangga
seperti deterjen dan pemutih mengandung senyawa kimia yang dirancang
untuk mengatasi tumpahan dan kotoran. Mereka berinteraksi dengan
kotoran melalui ikatan kimia untuk membersihkan permukaan.
 Baterai: Baterai menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan energi
listrik. Sel baterai mengandung elektrolit dan elektroda yang
berpartisipasi dalam reaksi kimia, menghasilkan aliran listrik.
 Karet dan Plastik: Industri karet dan plastik bergantung pada ikatan kimia
polimer untuk menciptakan produk-produk seperti ban mobil, botol
plastik, dan barang-barang sehari-hari lainnya.
 Pertanian: Pupuk kimia yang digunakan dalam pertanian mengandung
unsur-unsur yang membentuk ikatan kimia dengan tanah untuk
meningkatkan kesuburan dan hasil pertanian.
 Industri Kaca: Pembuatan kaca melibatkan ikatan kimia dalam peleburan
dan pembentukan kaca yang kuat dan transparan.
 Pembakaran Bahan Bakar: Proses pembakaran bahan bakar seperti bensin
dan batu bara melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan energi panas
dan mekanik.
 Pembuatan Sabun: Pembuatan sabun melibatkan reaksi kimia antara
minyak dan basa kuat, menghasilkan senyawa yang memiliki sifat
pembersih.
 Cat: Industri cat menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan cat yang
tahan lama dan berwarna.

Dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, kita bergantung pada pemahaman


tentang ikatan kimia untuk menghasilkan produk-produk dan teknologi yang
memenuhi berbagai kebutuhan kita. Aplikasi ikatan kimia membantu
meningkatkan kualitas hidup kita dan memainkan peran penting dalam berbagai
industri.

BAB VIII - KONTRIBUSI ILMUWAN TERKENAL

A. Linus Pauling

Linus Pauling adalah ilmuwan Amerika yang memenangkan dua Penghargaan


Nobel, satu dalam Kimia pada tahun 1954 dan satu dalam Perdamaian pada
tahun 1962. Dia dikenal karena kontribusinya dalam memahami ikatan kimia,
terutama konsep keelektronegatifan dan struktur sekunder protein.

B. Gilbert Lewis

Gilbert Lewis adalah ilmuwan kimia Amerika yang membuat konsep pasangan
elektron bebas dan memberikan kontribusi besar dalam pemahaman ikatan
kimia kovalen dan ionik. Dia juga dikenal karena pengembangan teori ikatan
koordinasi.

C. Robert H. Grubbs

Robert H. Grubbs adalah ilmuwan kimia Amerika yang dianugerahi


Penghargaan Nobel Kimia pada tahun 2005 untuk kontribusinya dalam
pengembangan metatesis olefin, suatu teknik yang penting dalam kimia organik
dan sintesis senyawa-senyawa kompleks.

D. Linus Pauling

Linus Pauling adalah ilmuwan kimia Amerika yang memenangkan Penghargaan


Nobel Kimia pada tahun 1954 untuk kontribusinya dalam memahami sifat
ikatan kimia dan struktur molekul. Dia juga dikenal karena advokasi
perdamaian dan peran aktifnya dalam gerakan anti-nuklir.

BAB IX - PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikatan kimia adalah konsep yang mendasar dan penting dalam ilmu kimia.
Konsep ini memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, dari reaksi kimia
dalam tubuh kita hingga teknologi yang kita gunakan sehari-hari. Dalam
makalah ini, kita telah menjelajahi konsep ikatan kimia, jenis-jenis ikatan, serta
peran dan aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu dan industri.

B. Saran

Untuk mendalami pemahaman tentang ikatan kimia, disarankan untuk:

 Terus belajar tentang perkembangan terbaru dalam kimia dan penelitian


terkait ikatan kimia.
 Melibatkan diri dalam eksperimen kimia untuk memahami konsep ikatan
kimia secara praktis.
 Menerapkan pemahaman tentang ikatan kimia dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari, seperti dalam memahami bahan kimia rumah
tangga atau dalam memilih produk-produk yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, T.L., LeMay, H.E., Bursten, B.E., & Murphy, C.J. (2017). Chemistry: The Central
Science. Pearson.

Chang, R. (2019). Chemistry. McGraw-Hill Education.

Atkins, P., & Jones, L. (2017). Chemical Principles: The Quest for Insight. W. H. Freeman.

McMurry, J., Fay, R.C., & Robinson, J.K. (2016). Chemistry. Pearson.

Silberberg, M.S. (2016). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change. McGraw-
Hill Education.

Tro, N.J. (2017). Chemistry: A Molecular Approach. Pearson.

Kotz, J.C., Treichel, P., & Townsend, J.R. (2017). Chemistry & Chemical Reactivity.
Cengage Learning.

Huheey, J.E., Keiter, E.A., & Keiter, R.L. (2006). Inorganic Chemistry: Principles of
Structure and Reactivity. Pearson."Chemical Principles" oleh Peter W. Atkins dan Loretta
Jones - Buku teks yang mendalam tentang dasar-dasar kimia termasuk ikatan kimia.

Atkins, P., & de Paula, J. (2017). "Atkins' Physical Chemistry." Oxford University Press.

Chang, R. (2010). "Chemistry." McGraw-Hill Education.

McMurry, J., Fay, R. C., & Robinson, J. K. (2019). "Chemistry." Pearson.

Silberberg, M. S. (2016). "Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change."


McGraw-Hill Education.

Petrucci, R. H., Herring, F. G., Madura, J. D., & Bissonnette, C. (2016). "General Chemistry:
Principles and Modern Applications." Pearson.

Anda mungkin juga menyukai