Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang
menjelaskan bagaimana karakter hubungan atom dengan atom, yakni
pembentukan ikatan kimia sangat berperan dalam perkembangan kimia. Ikatan
kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingg atom tersebut tetap
berada bersama sama dan terkombinasi dalam senyawa. Ikatan kimia juga disebut
sebagai gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal.
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
atom. Ikatan kimia dibagi menjadi 4, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinat dan ikatan logam. Untuk memahami ikatan kimia dengan
sebenarnya diperlukan dukungan mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika kuantum sangat
diperlukan bagi yang ingin mempelajari betapa pentingnya ikatan kimia.
Di paruh akhir abad 19, kimiawan Jerman Stradouity August Kekule dan
kimiawan Inggris Archibald Scott mengelaborasikan teori valensi. Kekule
menganggap bahwa satu atom karbon memiliki empat satuan afinitas (dalam
terminolodi modern, valensi) dan menggunakan afinitas ini dengan empat atom
hidrogen membentuk CH4 atau berkombinasi dengan 2 atom oksigen membentuk
CO2. Ia juga menyarankan kemungkinan atom karbon dapat berkombinasi dengan
atom karbon lain, menggunakan satu dari empat valensinya, dan setiap atom
karbon dapat berkombinasi dengan atom lain termasuk atom karbon, dengan
menggunakan tiga valensi sisanya.
Kimiawan Jerman menjelaskan bahwa, bila suatu atom kehilangan
elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapat elektron, atom
tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan
atom gas mulia terdekatnya. Ia menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan
ikatan kimia adalah ikatan elektrostatik antara kation dan anion, ikatan kimia
yang dibentuk disebut dengan ikatan ionik.
Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua
atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi pemuh elektron.
Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom disebut ikatan kovalen.
Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet (Lewis). Pembentukan ikatan
kimia dengan penggunaan bersama pasangan elektron dilakukan dengan
penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus (Yoshito, 2006).
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antar atom-atom sehingga atom-
atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan.
Pembentukan ikatan kimia mungkin terjadi dengan dua cara, pertama karena
adanya perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom lain
sedemikian rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negatif yang keduanya
saling tarik-menarik karena muatannya berlawanan, membentuk ikatan ion. Kedua
karena adanya pemakaian bersama pasangan elektron diantara atom-atom yang
berkaitan. Jenis ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen. Pembentukan
molekul-molekul ini mengilustrasikan aturan octet yang dirumuskan oleh Lewis
“sebuah atom kecuali atom hidrogen cenderung membentuk ikatan sampai atom
tersebut dikelilingi oleh delapan elektron valensi” dengan kata lain ikatan kovalen
akan terbentuk jika elektron yang tersedia tidak cukup untuk masing-masing atom
mencapai octet yang lengkap. Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan
kovalen yang berbeda. Dua atom yang berikatan melalui sepasang elektron
disebut dengan ikatan tunggal (single bond). Dalam beberapa senyawa, atom-atom
berikatan dengan ikatan rangkap (multiple bond), yaitu ikatan yang terbentuk jika
dua atom menggunakan dua atau lebih pasangan elektron secara bersama-sama.
Ikatan antara dua atom yang menggunakan bersama dua pasang elektron disebut
dengan ikatan rangkap dua (double bond). Ikatan rangkap lebih pendek
dibandingkan dengan ikatan tunggal. Panjang ikatan (bond length) didefinisikan
sebagai jarak antara inti dari dua atom yang berkaitan secara kovalen dalam suatu
molekul (Syukri, 1999).
Wajah struktur yang paling penting dari atom-atom dalam menentukan
perilaku kimia ialah banyaknya elektron dalam tingkatan energi terluarnya.
Elektron-elektron terluar ini dirujuk sebagai elektron valensi. Elektron-elektron
terluar inilah yang sangat penting. Bila atom-atom suatu unsur bersenyawa dengan
atom-atom unsur lain, selalu terjadi perubahan dalam distribusi elektron pada
tingkatan energi terluarnya. Terjadinya pembentukan senyawa menyebabkan
atom-atom unsur tertentu cenderung memperoleh elektron dan unsur lain
cenderung kehilangan elektron. Masing-masing berupaya untuk menghasilkan
suatu penataan elektron yang stabil. Ketika atom berinteraksi untuk membentuk
ikatan kimia, hanya bagian terluarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh
karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas terutama
elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia
dan untuk meyakinkan bahwa atom-atom yang terlibat tidak mengalami
perubahan.
Rumus lewis ditunjukkan untuk sejumlah molekul. Banyak senyawaan
yang menarik perhatian, mempunyai struktur yang lebih rumit dari pada molekul-
molekul tersebut. Karena rumus bangun lewis (dari) suatu molekul seringkali
sangat membantudalam memahami sifat-sifat kimia dan fisikanya. Satu cara untuk
membuat rumus bangun lewis untuk suatu molekul kovalen ialah dengan pertama
menulis diagram titik-elektron untuk tiap atom dari rumus molekul. Kemudia
atom-atom itu digambar ulang lebih dekat satu sama lain sehingga atom-atom itu
mempersekutukan pasangan-pasangan elektron untuk membentuk suatu struktur
dalam mana semua atom mematuhi aturan oktet. Untuk menggambarkan
pendekatan ini, akan didiagramkan struktur-struktur lewisnya (Keenan, 1986).
Sejak penemuan struktur elektronik atom-atom, ahli kimia dan fisika
mampu menyelidiki bagaimana cara-cara atom dari jenis yang satu bergabung
dengan jenis yang lain membentuk senyawa dengan Ikatan Kimia. Ikatan kimia
adalah gaya tarik menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap
berada bersaina-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang
pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika)
serta Kossel (Jeman). Dalam pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia
(VIIIA) sangat sulit membentuk ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa
dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya
yang mencegalh persenyawaan dengan unsur lain. Bila dugaan tersebut benar,
maka suatu atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa
mungkin mengalamai perubahan dalam konfigurasi elektronnya yang
mengakibatkan atom-atom tersebut lebih menyerupai gas mulia.
Elektron-elektron-yang berada pada kulit terluar (kenal sebagai elektron
valensi) memegang peranan utama dalam pembentukan ikatan kimia.
Pembentukan ikatan kimia mungkin terjadi dengan 2 cara, pertama karena adanya
perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom lain sedemikian
rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negatif yang keduanya saling tarik
menarik karena muatannya berlawanan, membentuk ikatan ion. Kedua karena
adanya pemakaian bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang
berikatan. Jenis Ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen. Perpindahan
elektron atau pemakaian bersama pasangan elektron berlangsung sedemikian rupa
sehingga setiap atom yang berikatan mempunyai suatu konfigurasi elektron yang
mantap, yaitu konfigurasi dengan 8 elektron valensi.
Setiap gas mulia (kecuali Helium) mempunyai 8 elektron pada kulit
terluamya, dengan konfigurasi ns2 np6. Konfigurasi ini merupakan susunan yang
stabil sehingga semua atom apabila berikatan dengan atom lain, berusaha
memperoleh susunan elektron seperti gas mulia. Atom yang telah memperoleh
konfigurasi gas mulia, dikatakan telah memenuhi oktet. Aturan mengenai
kestabilan struktur dengan 8 elektron valensi ini dikemukakan oleh Lewis dan
Kossel yang dikenal sebagai aturan oktet yaitu “kebanyakan atom-atom dikelilingi
oleh 8 elektron jika atom-atom berikatan dengan atom lain”. Aturan oktet tidak
berlaku untuk atom H karena atom H hanya dapat dikelilingi oleh 2 elektron.
Atom-atom dalam suatu molekul dapat tersusun dengan berbagai macam
cara sehingga menghasilkan suatu bentuk tertentu pada molekul tersebut. Yang
dimaksud dengan bentuk molekul adalah suatu gambaran geometris yang
dihasilkan jika inti atom-atom terikat dihubungkan oleh garis lurus (ini
menunjukkan letak pasangan elektron ikatan). Misalnya untuk molekul beratom
dua (diatomik) aka berbentuk linier karena dua titik membentuk garis lurus.
Bentuk geometris suatu molekul umumnya ditentukan berdasarkan data
eksperimen, sehingga diperoleh aturan-aturan umum yang dapat digunakan untuk
meramalkan bentuk molekul (Tety, 1996).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 2001. Energetika Kimia. PT. Citra Aditya Bakri, Bandung.
Keenan, Charles W. 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas jilid 1. Terjemahan dari
General College Chemistry, oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka,
Erlangga, Jakarta.
Elida, Tety. 1996. Seri Diktat Kuliah Pengantar Kimia. Gunadarma, Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil