KIMIA DASAR
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Ikatan Kimia dan Struktur Senyawa” yang
bertujuan agar praktikan mampu menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan
berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan rumus struktur untuk setiap
senyawa berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik elektron yang sesuai
dengan elektron valensinya, dan menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga
dimensi (bentuk geometri). Metode percobaan yang digunakan adalah analisa
kualitatif dengan melakukan pengamatan terhadap bentuk struktur senyawa yang
disusun. Hasil yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah terbentuknya rumus
titik elektron, rumus struktur, dan model tiga dimensi (geometri molekul) dari
senyawa-senyawa yang termasuk dalam ikatan tunggal, ikatan ganda dua dan ikatan
ganda tiga. Kesimpulan yang diperoleh dari percobaaan ini adalah setiap senyawa
kimia mempunyai rumus titik elektron dan rumus struktur yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh jenis atom dan jenis ikatan yang ada dalam senyawa
tersebut, kepemilikan elektron valensi, dan konfigurasi elektron yang berbeda-beda;
serta terbentuknya model tiga dimensi (geometri molekul).
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak penemuan struktur elektron atom-atom, ahli kimia dan fisika mampu
menyelidiki bagaimana cara atom dari jenis yang satu bergabung dengan jenis yang
lain membentuk senyawa dengan ikatan kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik
menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama
dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia
dikemukakan oleh Lewis dan Langmur (Amerika) dan Kossel (Jerman). Dalam
pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk
ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lainnya, tentunya ada
suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan
unsur lain. Bila dugaan ini benar, maka suatu atom yang bergabung dengan atom lain
membentuk suatu senyawa mungkin mengalami perubahan dalam konfigurasi
elektronnya yang mengakibatkan atom-atom tersebut lebih menyerupai gas mulia.
Pada tahun 1916, beberapa gagasan tentang pembentukan ikatan kimia adalah telah
dikemukakan oleh dua orang kimiawan Amerika, Lewis, dan Langmuir, dan seorang
kimiawan Jerman, Kossel. Menurut mereka, apabila gas mulia tidak bersenyawa
dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang
mencegah persenyawaan dengan unsur lain. Apabila dugaan ini benar, atom yang
bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa, mungkin mengalami
perubahan didalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom itu lebih
menyerupai gas mulia. Lambang Lewis suatu unsur terdiri dari lambing kimia biasa
yang dikelilingi oleh sejumlah titik. Lambang kimia melambangkan butir atom yang
terdiri dari elektron pada inti atom dan kulit bagian dalam. Titik-titik melambangkan
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Teori struktur berdasarkan teori
oktet. Kereaktifan atom tergantung pada tinggi rendahnya energi elektron. Elektron
pada kulit terluar berenergi tinggi, sehingga elektron terluar ini yang menjadi
penyebab adanya sifat mengikat dari atom. Elektron terluar elektron valensi (Syukri,
1999).
Unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang stabil yakni
elektron valensinya delapan, kecuali Hellium ada dua elektron valensi. Unsur-unsur
lain mencapai konfigurasi oktet gas mulia terdekat dengan cara membentuk ikatan
kimia. Pembentukan ikatan kimia terjadi berdasarkan serah terima atau pemasangan
elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Perlu ditekankan bahwa aturan
oktet tidak menjelaskan konfigurasi elektron dari semua senyawa. Keberadaan
senyawa dari gas mulia merupakan bukti bahwa aturan oktet tidak berlaku dalam
semua kasus. Secara sistematik, aturan oktet memang meringkas dan menjelaskan
ikatan pada senyawa yang masih perlu kita pelajari dan pahami (Goldberg, 2005).
Ikatan kimia terjadi karena kecenderungan atom mempunyai konfigurasi
elektron seperti gas mulia. Kecenderungan ini melahirkan beberapa ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan hidrogen, ikatan logam dan gaya van der waals . Kebanyakan akan
tidak berada dalam keadaan bebas tapi menyatu dengan atom lain membentuk
senyawa. Ini merupakan bukti bahwa atom yang bergabung, lebih stabil daripada
yang menyendiri. Berdasarkan teori atom modern, cara terbentuknya ikatan kimia
terjadi karena adanya elektron pada kulit terluar. Gas mulia lebih stabil dalam
keadaan monoatom sedangkan unsur lain lebih stabil apabila membentuk ikatan. Jadi
elektron akan stabil apabila elektron valensinya terisi penuh. Untuk semua atom
berlaku hukum oktet, yaitu suatu atom cenderung mempunyai elektron valensi
delapan kecuali gas mulia (Soemadji, 1981).
Bentuk molekul adalah suatu gambaran geometris yang dihasilkan jika inti
atom-atom terikat dihubungkan oleh garis lurus. Karena dua titik membentuk satu
garis lurus maka semua molekul diatomic (beratom dua) berbentuk linier. Tiga titik
membentuk bidang, maka semua molekul triatomik berbentuk datar (planar). Untuk
molekul yang lebih dari tiga atom (molekul beratom banyak poliatomik), bentuk datar
dan bahkan linear kadang-kadang ditemui. Akan tetepi, biasanya jumlah atom
menentukan gambaran tiga matra. Bentuk molekul tidak dapat diramalkan dari rumus
empiris, jadi harus ditentukan secara percobaan (Pudjaatmaka, 1999).
Proses ikatan antar atom atau antar molekul dapat terjadi apabila dilakukan
dengan berbagai cara. Yang pertama atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan
atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron). Yang kedua penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
serta yang ketiga adanya penggunaan bersama pasangan elektron yang bersala dari
salah satu atom yang berikatan. Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi
pencapaian kestabilan suatu unsur. Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang
terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat, dan ikatan logam (Barsasella,
2012).
Rumus kimia adalah untuk menyatakan komposisi molekul dan senyawa ionik
dalam lambang-lambang kimia. Rumus kimia terdiri atas rumus molekul, rumus
molekul ialah menunjukkan eksak atom-atom dari setiap unsur didalam unit-unit
terkecil suatu zat. Dalam menyatakan rumus kimia, ada model molekul molekul yang
dapat terbentuk berdasarkan rumus molekul yang diketahui. Untuk membuat model
molekul pun kita harus membuat rumus struktur terlebih dahulu, rumus struktur
adalah rumus yang menunjukkan bagaimana atom-atom terikat satu dengan yang lain
dalam suatu molekul. Struktur lewis atau rumus titik elektron adalah penggambaran
ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik lewis dimana pasangan elektron
ikatan dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik diletakkan diantara kedua
atom dan pasangan elektron bebas dinyatakan dengan titik pada masing-masing
elektron (Chang, 2005).
Panjang ikatan dari suatu atom dapat dilihat dari orde ikatan senyawa tersebut.
Orde ikatan yang dimaksud adalah ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga.
Jika kita andaikan bahwa panjang ikatan kovalen tunggal sama dengan jumlah jari-
jari atom yang saling berikatan, maka kita dapat membuat taksiran mengenai panjang
ikatan dari kompilasi yang menghasilkan bahwa ikatan rangkap lebih pendek
daripada ikatan tunggal. Energi ikatan yang dimiliki oleh ikatan rangkap lebih kuat
dari pada yang dimiliki oleh ikatan tunggal. Dalam hal resonansi atau orbital, panjang
ikatan memiliki nilai-nilai untuk masing-masing struktur reonansi, atau di antara
nilai-nilai yang tidak ada ikatan, dan seandainya ikatan berpusat dua terlokalisasi
(Rosenberg, 1989).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Molimod
Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Ikatan kimia memiliki tujuan yaitu menstabilkan ikatan atom-atom yang
membentuk senyawa.
2. Ikatan kimia terjadi melalui ikatan ion, ikatan logam, dan ikatan kovalen.
3. Rumus struktur dan rumus titik elektron ini sangat penting untuk
menggambarkan jenis ikatan kimia yang terjadi dalam suatu senyawa serta
proses terbentuknya ikatan kimia tersebut. Selain itu, struktur ini juga dapat
digunakan untuk menggambarkan rumus molekul atau senyawa.
4. Manfaat dari mempelajari struktur senyawa yaitu mengetahui proses
pembentukan ikatan dari atom-atom dalam membentuk suatu molekul. Hal ini
dikarenakan struktur molekul mempelajari proses suatu ikatan, sehingga
dengan adanya proses pembentukan ikatan maka praktikan mengetahui
panjang ikatan dan kekuatan ikatan.
5. Manfaat lain dari mempelajari struktur senyawa yaitu mengetahui bentuk
geometris dari molekul tiga dimensi. Bentuk geometris ini dipengaruhi oleh
adanya sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh molekul itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
2. Cl2 Cl = Merah
Linear
3. HCl H = Biru
Linear Cl = Kuning
4. NH3 N = Biru
Trigonal H = Kuning
Piramidal
5. CH4 C = Biru
Tetrahedral H = Kuning
6. CCl4 C = Kuning
Tetrahedral Cl = Merah
7. CH3OH C = Biru
Tetrahedral H = Merah
O = Kuning
8. HOCl H = Kuning
Linear O = Biru
Cl = Merah
9. C2H6 C = Merah
Tetrahedral H = Kuning
14. N2 N = Merah
Linear
15. C2H2 C = Merah
Linear H = Biru