Gagasan ikatan kovalen dapat ditilik beberapa tahun sebelum 1920 oleh Gilbert N. Lewis
yang pada tahun 1916 menjelaskan pembagian pasangan elektron di antara atom-atom. Dia
memperkenalkan struktur Lewis atau notasi titik elektron atau struktur titik Lewis yang
menggunakan titik-titik di sekitar simbol atom untuk mewakili elektron valensi terluar atom.
Pasangan elektron yang berada di antara atom-atom mewakili ikatan kovalen. Pasangan berganda
mewakili ikatan berganda, seperti ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terdapat pula
bentuk alternatif lainnya di mana ikatan diwakili sebuah garis.
Penulisan suatu ikatan kovalen didasarkan pada rumus Lewisdan rumus bangun/struktur
molekul. Rumus lewis (rumus elektron)adalah rumus yang menggambarkan bagaimana keadaan
elektron-elektron valensi atom-atom saling berpapasan dan saling berikatan secara kovalen.
Sedangkan rumus bangun (struktur molekul)adalah rumus yang menggambarkan bagaimana cara
ikatan kovalen yang digunakan atom-atom.
Dalam membentuk suatu ikatan, ikatan kovalen mempunyai simbol-simbol seperti di
bawah ini:
Garis satu (-) melambangkan ikatan kovalen biasa
Garis dua (=) atau tiga (≡)melambangkan ikatan kovalen rangkap
Tanda panah (→) melambangkan ikatan kovalen koordinat.
1. Ikatan Kovalen Biasa
Ikatan Kovalen biasa adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron
bersamanya adalah satu pasang.
Ikatan Kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron
bersamanya lebih dari satu pasang.
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen yang pemakaian elektron bersamanya
hanya berasal dari satu atom.
Di dalam pelajaran kimia, dapat dengan mudah ditemui materi ikatan kovalen. Ikatan
kovalen adalah salah satu terjadi akibat penggunaan pasangan elektron bersama. Ikatannya lebih
kompleks jika dibandingkan ikatan kimia lainnya. Ada beberapa atom yang sulit melepas atau
menerima elektron karena memerlukan atau membebaskan energi yang besar selama proses
berlangsung. Untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia yang lebih stabil, atom-atom ini
saling berikatan melalui pemakaian pasangan elektron bersama.Pemakaian pasangan elektron
bersama terjadi pada atom-atom nonlogam. Jadi dapat disimpulkan bahwa ikatan kovalen
merupakan ikatan antar atom nonlogam yang terjadi melalui pemakaian pasangan elektron
bersama.
Di dalam ikatan kovalen, terdapat istilah Pasangan Elektron Ikatan (PEI) atau pasangan
elektron yang digunakan secara bersamaan oleh kedua unsur.
Jenis Ikatan Kovalen
Jenis-jenis ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah pasangan elektron dan
polarisasinya.
Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron
Ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama pada satu
ikatan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Kovalen Tunggal
Seperti namanya, ikatan ini hanya memiliki satu pasang PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Ikatan
ini umumnya juga disebut sebagai ikatan kovalen biasa.
Simbol yang digunakan pada ikatan jenis ini adalah garis satu (-). Contoh senyawa kovalen
tunggal adalah senyawa Hidrogen (H2) dan senyawa air (H2O).
2. Kovalen Rangkap Dua
Jenis ikatan ini memiliki dua pasang atau 4 buah elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan) sama
seperti namanya. Simbol yang digunakan untuk jenis kovalen rangkap dua ini adalah garis dua
(=). Senyawa kovalen rangkap dua adalah karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2).
3. Kovalen Rangkap Tiga
Sama halnya seperti kovalen rangkap dua, jenis ini juga memiliki tiga pasang atau 6 buah
elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Untuk jenis ini, simbol yang digunakan adalah garis
tiga (≡) dengan contoh senyawa misalnya nitrogen (N2).
Berdasarkan Polarisasi
Jenis ikatan kovalen berdasarkan polarisasi dibagi menjadi dua macam, di antaranya yaitu:
1. Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar terjadi apabila pasangan elektron yang digunakan bersama mengutub pada
salah satu atom. Atom tersebut mengutub karena terjadi perbedaan elektronegativitas yang cukup
besar antara atom-atom yang berikatan.
Saat elektron mengutub maka terbentuklah momen dipol (mengukur tingkat polaritas). Terdapat
satu sisi yang positif, sementara bagian lain merupakan sisi negatif. Pada ikatan kovalen polar,
pasangan elektron akan cenderung mendekati atom yang memiliki keelektronegatifan yang lebih
tinggi.
Ingat, bahwa sifat keelektronegatifan suatu unsur akan semakin besar dalam satu periode dari kiri
ke kanan, dan semakin kecil dalam satu golongan dari atas ke bawah. Contoh ikatan kovalen
polar asam klorida (HCl).
Atom h memiliki kelektronegatifan H = 2,1. Sedangkan Klorin memiliki keelektronegatifan Cl =
3,0. Ini akan menyebabkan pasangan elektron lebih dekat ke arah atom Cl. Sehingga, Cl
cenderung negatif dan H cenderung positif (terbentuklah momen dipol yang tidak saling
meniadakan).
2. Ikatan Kovalen Non-Polar
Ikatan kovalen non-polar dapat terjadi pada senyawa diatomik yang bentuk molekulnya simetris
seperti senyawa metan (CH4). Di mana satu atom diikat oleh beberapa atom sejenis, sehingga
terjadi keseimbangan keelektronegtifan dan pasangan elektron tidak mengutub ke satu atom.
Sifat Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen memiliki sifat yang dapat membedakannya dengan senyawa hasil ikatan
lainnya. Sifat-sifat tersebut antara lain:
1. Volatilitas
Volatilitas merupakan kemampuan suatu senyawa untuk dapat menguap (berubah fase dari cair
ke gas). Pada umumnya, sebagian besar dari senyawa kovalen berupa gas dan mudah menguap.
Karena memiliki volatilitasnya yang tinggi, banyak senyawa kovalen yang digunakan sebagai
pemberi aroma.
2. Titik Didih
Biasanya, senyawa-senyawa kovalen memiliki titik didih yang cenderung rendah dimana titik
didih senyawa tersebut rata – rata di bawah 200 derajat celcius. Rendahnya titik didih yang
dimiliki senyawa kovalen ini disebabkan karena gaya tarik menarik antar molekul sangat lemah.
Sehingga tidak memerlukan energi yang tinggi untuk memisahkannya.
3. Kelarutan
Senyawa kovalen pada umumnya memiliki nilai kelarutan yang rendah pada air, namun tinggi
pada pelarut organik seperti bensin, alkohol, aseton, dan minyak tanah. Hal ini menandakan
sebagian besar senyawa kovalen tidak larut di dalam air, namun mudah untuk larut di dalam
pelarut organik.
Namun terdapat senyawa kovalen ada yang dapat larut di dalam air. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya reaksi antara senyawa kovalen dengan air yang membentuk ion sulfat dan ion
hidrogen.
4. Daya Hantar Listrik
Kebanyakan senyawa kovalen memiliki sifat non elektrolit atau tidak bisa menghantarkan arus
listrik. Namun, senyawa kovalen polar memiliki sifat elektrolit dan dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik.