Anda di halaman 1dari 9

IKATAN KOVALEN

A. Definisi Ikatan Kovalen


Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan
atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elektron yang rendah mempunyai
kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron
yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung
atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung (Hartono dan Wulansari, 2017).
Jenis ikatan ini paling sering terjadi di antara atom-atom bukan logam (meskipun sepasang atom
logam kadang-kadang juga dapat membentuk ikatan kovalen). Setiap atom bukan logam
memiliki elektron yang rapat (EI tinggi) dan cenderung menarik elektron lain yang juga (AE
sangat negatif). Daya tarik masing-masing inti atom pada elektron valensi atom lain menyatukan
atom dalam ikatan. Pasangan elektron bersama dianggap terlokalisasi antara dua atom karena
menghabiskan sebagian besar waktunya di sana (Andromeda, dkk, 2019). Ikatan kovalen yang
sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang mirip. Oleh
karena itu, ikatan kovalen tidak sepenuhnya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama,
melainkan pada elektronegativitas mereka (Hartono dan Wulansari, 2017).
Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi, dapat digunakan rumus titik
elektron atau struktur Lewis . Rumus ini menggambarkan bagaimana peranan elektron valensi
dalam membentuk ikatan. Rumus titik elektron (struktur Lewis) merupakan tanda atom yang di
sekelilingnya terdapat tanda titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi
atom yang diberikan. Untuk menentukan elektron valensi, perlu dibuat konfigurasi elektronnya.
Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen akan membentuk molekul (Hartono dan Wulansari,
2017).
Contoh pembentukan ikatan pada molekul HCl, dapat dilihat pada gambar di bawah.
Pembentukan ikatan kovalen terjadi saat atom hidrogen dan atom klor saling mendekat sehingga
elektron pada masing-masing atom merasakan daya tarik dari kedua inti dan hal inilah yang
menyebabkan kerapatan elektron di sekitar masing-masing inti atom bergeser ke daerah antara
dua atom (gaya intramolekuler). Akibatnya jarak antara kedua inti berkurang (Andromeda, dkk,
2019).
Pada ikatan kovalen yang terbentuk dari dua atom identik (seperti H2 dan F2), masing-
masing atomnya memiliki jumlah elektron yang sama dari pasangan elektron ikatan. Kerapatan
elektron pada kedua ujung ikatan yang sama membuat elektron tertarik satu sama lain ke kedua
inti sehingga elektron-elektron dari kedua atom menghabiskan waktu yang sama banyak untuk
berada di sekitar kedua inti atom. Namun, ketika atom yang bergabung berbeda jenis (seperti
HCl, HF) maka pasangan elektron yang digunakan bersama tidak berbagi dengan sama rata
diantara kedua inti atom, elektron-elektron menghabiskan lebih banyak waktunya untuk berada
didekat salah satu inti atom.
1. Penggambaran Pasangan Elektron Ikatan
Menurut Gilbert Lewis (dalam Andromeda, dkk, 2019), ikatan kovalen terjadi dengan
cara membentuk pasangan elektron hasil sumbangan dari masing-masing atom yang berikatan.
Elektron yang digunakan untuk berikatan hanya elektron valensi, struktur yang digunakan dalam
menggambarkan senyawa kovalen disebut struktur Lewis. Contoh struktur Lewis dalam
menggambarkan pembentukan ikatan pada molekul H2 dengan menggunakan rumus titik dan
garis (satu titik mewakili satu elektron dan satu garis mewakili satu pasang elektron).

2. Penggambaran Pasangan Elektron Ikatan dan Pasangan Elektron Bebas


Contoh pada ikatan F2, pada molekul F2 hanya dua elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan ikatan kovalen yang disebut sebagai pasangan elektron ikatan. Pasangan elektron
valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut elektron non ikatan atau
pasangan elektron bebas. Berikut struktur Lewisnya.
Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen yang berbeda. Berdasarkan
jumlah pasangan elektron yang digunakan secara bersama oleh dua atom yang berikatan kovalen,
dapat kita golongkan menjadi ikatan tunggal dan ikatan rangkap. terbentuk jika,dua atom
menggunakan dua atau lebih pasangan elektron secara bersama-sama disebut ikatan rangkap.
Ikatan yang menggunakan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua atau orde ikatan 2,
dan ikatan yang menggunakan tiga pasang elektron disebut ikatan rangkap tiga atau orde ikatan
3. Keelektronegatifan dapat membantu kita dalam membedakan jenis ikatan dalam atom, apakah
ikatan ion, kovalen nonpolar atau kovalen polar. Ikatan kovalen polar yaitu kemampuan untuk
menarik elektron ke arahnya dalam ikatan kimia. Atom dengan elektronegativitas tinggi
cenderung lebih besar untuk menarik elektron dari pada atom dengan elektronegativitas rendah.
Unsur-unsur mencapai kestabilan dengan cara membentuk ikatan kimia. Atom-atom yang
memiliki energi ionisasi tinggi dan atom-atom yang memiliki afinitas elektron rendah
mempunyai kecenderungan membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan
elektron untuk berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung atau berasal dari salah
satu atom. Ikatan ini paling sering terjadi di antara atom-atom bukan logam Ikatan. Ikatan
kovalen yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang
mirip. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi. Ada
bentuk ikatan kovalen, yaitu ikatan tunggal atau orde ikatan 1, ikatan rangkap dua atau orde
ikatan 2, dan ikatan rangkap tiga atau orde ikatan 3. Keelektronegatifan dapat digunakan dalam
membedakan jenis ikatan dalam atom.
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa pasangan
elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-atom yang berikatan.
Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika
mempergunakan bersama elektron dikenal sebagai ikatan kovalen. Ikatan kovalen termasuk di
dalamnya berbagai jenis ikatan, yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam, interaksi
agostik, dan ikatan tiga pusat dua elektron.
Ikatan kovalen termasuk di dalamnya berbagai jenis ikatan, yaitu ikatan sigma, ikatan pi,
ikatan logam-logam, interaksi agostik, dan ikatan tiga pusat dua elektron. Istilah bahasa Inggris
untuk ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939. Awalan co- berarti
bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya
adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi.
Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan kovalen. Kovalensi yang sangat
kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang mirip. Oleh karena itu,
ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama, melainkan
hanya pada elektronegativitas mereka. Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi
elektron, maka elektron-elektron tersebut perlu ter-delokalisasi. Lebih jauh lagi, berbeda dengan
interaksi elektrostatik ("ikatan ion"), kekuatan ikatan kovalen bergantung pada relasi sudut antara
atom-atom pada molekul poliatomik.
Ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen
nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu atom yang berikatan mempunyai
elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada yang lain. Ikatan kovalen nonpolar terjadi jika
kedua atom berikatan mempunyai afinitas elektron yang sama.

Gagasan ikatan kovalen dapat ditilik beberapa tahun sebelum 1920 oleh Gilbert N. Lewis
yang pada tahun 1916 menjelaskan pembagian pasangan elektron di antara atom-atom. Dia
memperkenalkan struktur Lewis atau notasi titik elektron atau struktur titik Lewis yang
menggunakan titik-titik di sekitar simbol atom untuk mewakili elektron valensi terluar atom.
Pasangan elektron yang berada di antara atom-atom mewakili ikatan kovalen. Pasangan berganda
mewakili ikatan berganda, seperti ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terdapat pula
bentuk alternatif lainnya di mana ikatan diwakili sebuah garis.

Ketika gagasan pembagian pasangan elektron memberikan gambaran kualitatif yang


efektif akan ikatan kovalen, mekanika kuantum diperlukan untuk mengerti sifat-sifat ikatan
seperti ini dan memprediksikan struktur dan sifat molekul sederhana. Walter Heitler dan Fritz
London sering diberi kredit atas penjelasan mekanika kuantum pertama yang berhasil
menjelaskan ikatan kimia, lebih khususnya ikatan molekul hidrogen pada tahun 1927. Hasil kerja
mereka didasarkan pada model ikatan valensi yang berasumsi bahwa ikatan kimia terbentuk
ketika terdapat tumpang tindih yang baik di antara orbital-orbital atom dari atom-atom yang
terlibat. Orbital-orbital atom ini juga diketahui memiliki hubungan sudut spesifik satu sama lain,
sehingga model ikatan valensi dapat memprediksikan sudut ikatan yang terlihat pada molekul
sederhana dengan sangat baik.
Derajat ikat atau orde ikat adalah sebuah bilangan yang mengindikasikan jumlah
pasangan elektron yang terbagi di antara atom-atom yang membentuk ikatan kovalen. Istilah ini
hanya berlaku pada molekul diatomik. Walaupun demikian, ia juga digunakan untuk
mendeskripsikan ikatan dalam senyawa poliatomik. 1. Ikatan kovalen yang paling umum adalah
ikatan tunggal dengan hanya satu pasang elektron yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya
terdiri dari satu ikatan sigma. Semua ikatan yang memiliki lebih dari satu pasang elektron
disebut sebagai ikatan rangkap atau ikatan ganda.
2. Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron dinamakan ikatan rangkap dua. Contohnya
pada etilena. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. 3. Ikatan yang berbagi
tiga pasang elektron dinamakan ikatan rangkap tiga. Contohnya pada hidrogen sianida. Ia
biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan pi.
4. Ikatan rangkap empat ditemukan pada logam transisi. Molibdenum dan renium adalah
unsur yang umumnya memiliki ikatan sejenis ini. Contoh ikatan rangkap ditemukan pada Di-
tungsten tetra(hpp). 5. Ikatan rangkap lima telah ditemukan keberadaannya pada beberapa
senyawa dikromium. 6. Ikatan rangkap enam ditemukan pada molibdenum dan tungsten
diatomik.
Tentu saja kebanyakan ikatan tidak ter-lokalisasikan, sehingga klasifikasi di atas,
walaupun sangat berguna dan digunakan secara luas, hanya berlaku pada keadaan yang sempit.
Ikatan tiga pusat juga tidak dapat diterapkan menggunakan konvensi di atas.
Saat ini model ikatan valensi telah digantikan oleh model orbital molekul. Dalam model
ini, setiap atom yang berdekatan akan memiliki orbital-orbital atom yang saling berinteraksi
membentuk orbital molekul yang merupakan jumlah dan perbedaan linear orbital-orbital atom
tersebut. Orbital-orbital molekul ini merupakan gabungan antara orbital atom semula dan
biasanya berada di antara dua pusat atom yang berikatan.
Dengan menggunakan mekanika kuantum, adalah mungkin untuk menghitung struktur
elektronik, aras energi, sudut energi, jarak ikat, momen dipol, dan spektrum elektromagnetik dari
molekul sederhana dengan akurasi yang sangat tinggi. Jarak dan sudut ikat dapat dihitung
seakurat yang diukur. Untuk molekul-molekul kecil, perhitungan tersebut cukup akurat untuk
digunakan dalam menentukan kalor pembentukan termodinamika dan energi aktivasi kinetika.
2.Jenis-jenis Ikatan Kovalen

Penulisan suatu ikatan kovalen didasarkan pada rumus Lewisdan rumus bangun/struktur
molekul. Rumus lewis (rumus elektron)adalah rumus yang menggambarkan bagaimana keadaan
elektron-elektron valensi atom-atom saling berpapasan dan saling berikatan secara kovalen.
Sedangkan rumus bangun (struktur molekul)adalah rumus yang menggambarkan bagaimana cara
ikatan kovalen yang digunakan atom-atom.
Dalam membentuk suatu ikatan, ikatan kovalen mempunyai simbol-simbol seperti di
bawah ini:
Garis satu (-) melambangkan ikatan kovalen biasa
Garis dua (=) atau tiga (≡)melambangkan ikatan kovalen rangkap
Tanda panah (→) melambangkan ikatan kovalen koordinat.
1. Ikatan Kovalen Biasa
Ikatan Kovalen biasa adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron
bersamanya adalah satu pasang.

2. Ikatan Kovalen Rangkap

Ikatan Kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron
bersamanya lebih dari satu pasang.

3. Ikatan Kovalen Koordinat

Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen yang pemakaian elektron bersamanya
hanya berasal dari satu atom.

Di dalam pelajaran kimia, dapat dengan mudah ditemui materi ikatan kovalen. Ikatan
kovalen adalah salah satu terjadi akibat penggunaan pasangan elektron bersama. Ikatannya lebih
kompleks jika dibandingkan ikatan kimia lainnya. Ada beberapa atom yang sulit melepas atau
menerima elektron karena memerlukan atau membebaskan energi yang besar selama proses
berlangsung. Untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia yang lebih stabil, atom-atom ini
saling berikatan melalui pemakaian pasangan elektron bersama.Pemakaian pasangan elektron
bersama terjadi pada atom-atom nonlogam. Jadi dapat disimpulkan bahwa ikatan kovalen
merupakan ikatan antar atom nonlogam yang terjadi melalui pemakaian pasangan elektron
bersama.
Di dalam ikatan kovalen, terdapat istilah Pasangan Elektron Ikatan (PEI) atau pasangan
elektron yang digunakan secara bersamaan oleh kedua unsur.
Jenis Ikatan Kovalen
Jenis-jenis ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah pasangan elektron dan
polarisasinya.
Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron
Ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama pada satu
ikatan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Kovalen Tunggal
Seperti namanya, ikatan ini hanya memiliki satu pasang PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Ikatan
ini umumnya juga disebut sebagai ikatan kovalen biasa.
Simbol yang digunakan pada ikatan jenis ini adalah garis satu (-). Contoh senyawa kovalen
tunggal adalah senyawa Hidrogen (H2) dan senyawa air (H2O).
2. Kovalen Rangkap Dua
Jenis ikatan ini memiliki dua pasang atau 4 buah elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan) sama
seperti namanya. Simbol yang digunakan untuk jenis kovalen rangkap dua ini adalah garis dua
(=). Senyawa kovalen rangkap dua adalah karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2).
3. Kovalen Rangkap Tiga
Sama halnya seperti kovalen rangkap dua, jenis ini juga memiliki tiga pasang atau 6 buah
elektron PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Untuk jenis ini, simbol yang digunakan adalah garis
tiga (≡) dengan contoh senyawa misalnya nitrogen (N2).
Berdasarkan Polarisasi
Jenis ikatan kovalen berdasarkan polarisasi dibagi menjadi dua macam, di antaranya yaitu:
1. Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar terjadi apabila pasangan elektron yang digunakan bersama mengutub pada
salah satu atom. Atom tersebut mengutub karena terjadi perbedaan elektronegativitas yang cukup
besar antara atom-atom yang berikatan.
Saat elektron mengutub maka terbentuklah momen dipol (mengukur tingkat polaritas). Terdapat
satu sisi yang positif, sementara bagian lain merupakan sisi negatif. Pada ikatan kovalen polar,
pasangan elektron akan cenderung mendekati atom yang memiliki keelektronegatifan yang lebih
tinggi.
Ingat, bahwa sifat keelektronegatifan suatu unsur akan semakin besar dalam satu periode dari kiri
ke kanan, dan semakin kecil dalam satu golongan dari atas ke bawah. Contoh ikatan kovalen
polar asam klorida (HCl).
Atom h memiliki kelektronegatifan H = 2,1. Sedangkan Klorin memiliki keelektronegatifan Cl =
3,0. Ini akan menyebabkan pasangan elektron lebih dekat ke arah atom Cl. Sehingga, Cl
cenderung negatif dan H cenderung positif (terbentuklah momen dipol yang tidak saling
meniadakan).
2. Ikatan Kovalen Non-Polar
Ikatan kovalen non-polar dapat terjadi pada senyawa diatomik yang bentuk molekulnya simetris
seperti senyawa metan (CH4). Di mana satu atom diikat oleh beberapa atom sejenis, sehingga
terjadi keseimbangan keelektronegtifan dan pasangan elektron tidak mengutub ke satu atom.
Sifat Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen memiliki sifat yang dapat membedakannya dengan senyawa hasil ikatan
lainnya. Sifat-sifat tersebut antara lain:
1. Volatilitas
Volatilitas merupakan kemampuan suatu senyawa untuk dapat menguap (berubah fase dari cair
ke gas). Pada umumnya, sebagian besar dari senyawa kovalen berupa gas dan mudah menguap.
Karena memiliki volatilitasnya yang tinggi, banyak senyawa kovalen yang digunakan sebagai
pemberi aroma.
2. Titik Didih
Biasanya, senyawa-senyawa kovalen memiliki titik didih yang cenderung rendah dimana titik
didih senyawa tersebut rata – rata di bawah 200 derajat celcius. Rendahnya titik didih yang
dimiliki senyawa kovalen ini disebabkan karena gaya tarik menarik antar molekul sangat lemah.
Sehingga tidak memerlukan energi yang tinggi untuk memisahkannya.
3. Kelarutan
Senyawa kovalen pada umumnya memiliki nilai kelarutan yang rendah pada air, namun tinggi
pada pelarut organik seperti bensin, alkohol, aseton, dan minyak tanah. Hal ini menandakan
sebagian besar senyawa kovalen tidak larut di dalam air, namun mudah untuk larut di dalam
pelarut organik.
Namun terdapat senyawa kovalen ada yang dapat larut di dalam air. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya reaksi antara senyawa kovalen dengan air yang membentuk ion sulfat dan ion
hidrogen.
4. Daya Hantar Listrik
Kebanyakan senyawa kovalen memiliki sifat non elektrolit atau tidak bisa menghantarkan arus
listrik. Namun, senyawa kovalen polar memiliki sifat elektrolit dan dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai