Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KIMIA REKAYASA

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD LUTFI MUHLAS
E1A118029

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kimia Rekayasa”.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep
didalamnya. Selain itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga semua yang
telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya
dari Allah SWT.

Saya selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca,
sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.

Kendari,06 Desember 2018

Penyusun
Daftar Isi

Cover ................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur Molekul .............................................................................................................
2.2 Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia ............................................................................
2.3 Macam-macam Ikatan Kimia ..........................................................................................
2.4 Energi Ikatan ...................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .........................................................................................................................
Daftar Pustaka .......................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan
kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari
atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti
pada polimer, protein atau bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara
atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan
kimia molekul tersebut. Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang
didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa
aturan dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan
harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut
dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure
membentuk molekul.
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar
molekul. Ikatan kimia itu sendiri bertujuan agar mencapai kestabilan dalam
suatu unsur. Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya
bagian terluarnya saja yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena
itu, untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas elektron
valensi dari atom-atom yang terlibat dalam ikatan kimia tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
 Untuk mengetahui materi-materi tentang struktur molekul yang meliputi;
peranan elektron dalam ikatan kimia, macam-macam ikatan kimia, dan
energi ikatan.
 Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Kimia
rekayasa
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu struktur molekul?
2. Bagaimana peranan electron dalam ikatan kimia?
3. Ada berapa ikatan kimia?
4. Apa itu energi ikatan?
BAB II
Pembahasan

2.1 Struktur Molekul


Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau
atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom yang
bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan
ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut berkisar dari
jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai
jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA).
Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut.
Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima
bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada beberapa
aturan dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan
harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut
dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure
membentuk molekul.
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua)
yang saling berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu
dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul
berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia organik dan biokimia, istilah
molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga molekul organik dan
biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk
merujuk pada partikel gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya.
Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul
walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama
(misalnya oksigen O2), ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya
air H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen
(misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak
dianggap sebagai satu molekul tunggal.
Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan
paling sederhana unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai
contohnya, air selalu memiliki nilai perbandingan atom hidrogen berbanding
oksigen 2:1. Etanol pula selalu memiliki nilai perbandingan antara karbon,
hidrogen, dan oksigen 2:6:1. Namun, rumus ini tidak menunjukkan bentuk
ataupun susunan atom dalam molekul tersebut. Contohnya, dimetil eter juga
memiliki nilai perbandingan yang sama dengan etanol. Molekul dengan
jumlah atom penyusun yang sama namun berbeda susunannya disebut
sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai
perbandingan atom-atom penyusun suatu molekul dan tidak memberikan
nilai jumlah atom yang sebenarnya. Rumus molekul menggambarkan jumlah
atom penyusun molekul secara tepat. Contohnya, asetilena memiliki rumus
molekuler C2H2, namun rumus empirisnya adalah CH.

2.2 Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia


Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar
ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai
partikel elementer.
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan
kimia. Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara
menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi
elektron gas mulia.
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam
golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk
gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.

2.3 Peranan Elektron dalam Ikatan Kimia


Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar
ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai
partikel elementer.
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan
kimia. Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara
menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi
elektron gas mulia.
Unsur yang paling stabil adalah unsur yang termasuk dalam
golongan gas mulia. Semua unsur gas mulia di alam ditemukan dalam bentuk
gas monoatomik dan tidak ditemukan bersenyawa di alam.
Kestabilan unsur gas mulia berkaitan dengan konfigurasi elektron
yang menyusunnya seperti yang dikemukakan oleh Gibert Newton Lewis dan
Albrecht Kossel. Dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur gas mulia
mempunyai konfigurasi penuh yaitu konfigurasi oktet yang berarti
mempunyai delapan elektron pada kulit terluar kecuali untuk unsur helium
yang mempunyai konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit terluarnya).
Unsur yang paling stabil dan sukar bereaksi adalah unsur- unsur gas
mulia. Sedangkan unsur seperti unsur kalium, natrium, fluorin, dan klorin
merupakan unsur yang mempunyai sifat reaktif.
2.1.1 Aturan Oktet
G.N. Lewis dan W. Kossel mengaitkan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektronnya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yaitu
konfigurasi oktet (mempunyai 8 elektron pada kulit luar), kecuali helium dengan
konfigurasi duplet (dua elektron pada kulit luar). Kecenderungan unsur-unsur
menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia dikenal sebagai aturan
oktet.
Aturan oktet merupakan kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi
elektron-nya sama seperti unsur gas mulia. Konfigurasi oktet dapat dicapai oleh
unsur lain selain unsur golongan gas mulia dengan pembentukan ikatan.
Konfigurasi oktet dapat pula dicapai dengan serah-terima atau pemasangan
elektron. Serah terima elektron menghasilkan ikatan ion sedangkan ikatan kovalen
dihasilkan apabila terjadi pemasangan elektron untuk mencapai konfigurasi oktet.

2.1.2 Teori Lewis


Gibert Newton Lewis dan Albrecht Kossel pada tahun 1916 mengemukakan
teori tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.
Ø Elektron pada kulit terluar (elektron valensi) berperan penting dalam
pembentukan ikatan kimia.
Ø Ion positif dan ion negatif membentuk ikatan kimia yang disebut ikatan ionik.
Ø Pembentukan ikatan kimia dapat juga terjadi dengan pemakaian elektron ikatan
secara bersama yang dikenal dengan ikatan kovalen.
Ø Pembentukan ikatan ionik dan ikatan kovalen bertujuan untuk mencapai
konfigurasi stabil golongan gas mulia.

2.1.3 Lambang Lewis


Lambang Lewis merupakan lambang atom yang dikelilingi oleh sejumlah
titik yang menyatakan elektron. Lambang Lewis untuk unsur golongan utama dapat
disusun dengan mengikuti tahapan berikut:
Banyaknya titik sesuai dengan golongan unsur
Satu titik ditempatkan untuk tiap atom dengan jumlah maksimum empat titik.
Titik kedua dan selanjutnya berpasangan hingga mencapai aturan oktet.
Penyusunan tabel periodik dan konsep konfigurasi elektron telah membantu para
ahli kimia menjelaskan proses pembentukan molekul dan ikatan yang terdapat
dalam suatu molekul.
Gilbert Lewis, seorang kimiawan berkebangsaan Amerika, mengajukan teori
bahwa atom akan bergabung dengan sesama atom lainnya membentuk molekul
dengan tujuan untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.
Kestabilan dicapai saat atom-atom memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia
(semua kulit dan subkulit terisi penuh oleh elektron serta memiliki 8 elektron
valensi).Saat atom-atom berinteraksi, hanya elektron valensi yang terlibat dalam
proses pembentukan ikatan kimia.
Untuk menunjukkan elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan, para
ahli kimia menggunakan simbol Lewis dot, yaitu simbol suatu unsur dan satu dot
untuk mewakili tiap elektron valensi unsur bersangkutan.

2.4 Macam-Macam Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam
interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan
cara sebagai berikut :
Ø atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
(serah terima elektron)
Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing
atom yang berikatan
Ø penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan.

2.3.1 Ikatan Ion


Ikatan ion sering disebut dengan ikatan elektrovalen atau heteropolar.
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif
dengan ion negatif. Ikatan ion dibentuk antara atom yang mudah melepaskan
elektron dengan atom yang mudah menangkap elektron. Apabila atom netral
melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif. Sebaliknya bila atom netral
menerima atau menangkap elektron maka akan terbentuk ion negatif.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan
klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk
kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk
anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk
membentuk natrium klorida.

Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah


melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan
nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila
terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu
elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion
negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara
atom sehingga terbentuk natrium klorida.

2.3.2 Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan homopolar. Ikatan
kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya terjadi antara atom logam dan
atom non logam. Penggunaan bersama pasangan elektron biasanya menggunakan
notasi titik electron atau lebih dikenal dengan struktur Lewis. Contohnya: HF, CH4,
NH3, H2, dan lain-lain.
2.3.3 Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan
menggunakan interaksi antar elektron valensi. Unsur logam mempunyai
kecenderungan untuk menjadi ion positif karena energi potensial ionisasi yang
rendah dan mempunyai elektron valensi kecil.
Ikatan logam terjadi karena adanya saling meminjamkan elektron, namun
proses ini tidak hanya terjadi antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah
yang tidak terbatas. Setiap atom memberikan elektron valensinya untuk
digunakan bersama, sehingga terjadi ikatan atau tarik menarik antara atom-atom
yang saling berdekatan.
Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan bergerak seperti mobil seolah-olah
membentuk “kabut elektron” atau “lautan elektron”. Hal ini yang meyebabkan
munculnya sifat daya hantar listrik pada logam.
Kenyataan ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa logam
merupakan pengahantar panas dan listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam
bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada atom logam
tersebut.

2.3.4 Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik
antarmolekul antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang
berlawanan. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals.
Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom
hidrogen dalam sebuah molekul negatifnya berasal dari sebuah molekul yang
dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom
Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S) dan Posfor (P).
Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron
bebas yang dimilikinya. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki
pasangan elektron bebas.
Ikatan "hidrogen", sejenis ikatan lemah, memainkan peranan utama
dalam pembentukan materi yang sangat penting untuk kehidupan kita. Contoh:
air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen
lebih kuat dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah dibandingkan
dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen yang terjadi antar
molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari
salah satu molekul air.
Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika
ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan
hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan
molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada antar molekul seperti
molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini
disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
Sebagai gambaran, di apotik umumnya dijual alkohol 70% atau
etanol, digunakan untuk membersihkan bagian tubuh agar terbebas dari kuman.
Tentunya berbeda dengan etanol murni. Perbedaan berdasarkan komposisi
larutan tersebut, untuk yang murni hanya terdapat molekul etanol, sedangkan
untuk etanol 70% mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air.
Untuk etanol murni terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan
yang 70% terjadi ikatan antara molekul etanol dengan air.

2.4 Energi Ikatan


Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk
memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan
dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ/mol atau kJ mol-1 ) atau bisa juga dalam
satuan kilokalori (kkal).
Energi ikatan adalah perubahan entalpi yang diperlukan untk
memutuskan ikatan dalam satu mol molekul gas. Energi ikatan adalah bayaknya
energi yang berkaitan dengan satu ikatan dalam senyawa kimia. Besarnya
energi ikatan diperoleh dengan kalor pengatoman. Misalnya, dalam metana
energi ikatan C–H adalah seperempat dari entalpi pada proses:

CH4(g) C(g) + 4H(g)

Energi ikatan dapat dihitung dari entalpi pembentukan standar untuk


senyawa itu dan dari entalpi pengatoman unsur-unsurnya. Energi yang dihitung
dengan cara itu disebut energi ikatan rata-rata.

CH4(g) C(g) + 4H(g) DHo = 74,8 kJ


Jadi, energi ikatan C–H = x 74,8 kJ = 18,7 kJ
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan
kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit , sampai
jumlah yang sangat banyak. Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun
di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul
tersebut.
• Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom
yang membentuk molekul.
• Teori Domain Elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul
berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori
Domain Elekton akan menjelaskan susunan elektron dalam suatu atom yang
berikatan.
• Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif
sifat ikatan atom.
• Berdasarkan teori domain elektron, Bentuk molekul ditentukan oleh
pasangan elektron ikatan ( PEI ).
• Berdasarkan hibridisasi orbital– orbital hibrid memiliki orientasi ruang
yang menentukan struktur molekul.
Daftar Pustaka

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Johari, JMC. 2009. Kimia 2. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.


Ningsih, S.R, dkk. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA KELAS XI. Bumi Aksara:
Jakarta.

Suharsini, Maria dan Dyah Saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta:
Ganeca.
http://safi-tri.blogspot.com/2011/09/ikatan-kimia-bentuk-molekul-
berdasarkan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hibridisasi_orbital

Anda mungkin juga menyukai