Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KIMIA

” DASAR-DASAR PENGENALAN KIMIA, STIKIOMETRI,

TERMOKIMIA DAN KINETIKA KIMIA “

DISUSUN OLEH :

RAHMAT SUSILO

A1I122027

KELAS B

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini hingga selesai.Makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah wawasan kajian mipa. Kami berharap semoga

makalah ini dapat menambah pengetahuan, memberikan manfaat, maupuninspirasi bagi para

pembaca tentang konsep di dalamnya.Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya

bahwa masih adakekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karenaitu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kendari, 30 Desember 2022

Rahmat Susilo
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karna mana

setiap hari tidak lepas dari zat kimia. kimia termasuk dalam rumpan ilmu Pengetahuan Alam ,

yang mempelajari gejala khusus yang terjadi segala sesuai yang berhubungan dengan zat

yaitu komposisi, struktur dan sifat, amformasi, dinamika dan energetika zat. Ilmu kimia

tempelajari tentang teori, aturan-aturan, fakta, deskripsi dan peristilahan kimia (Depdiknus,

2006)

Materi yang disajikan dalam pembelajaran kimia sarat dengan konsep yang kompleks

dan Sebagian abstrak, sehingga diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar

yang membangun konsep tersebut. Banyak konsep kimia yang lupa diserap dan dipahami

oleh peserta didik dalam waktu relatif singkat sehingga hanyak peserta didik yang

menganggap ilmu kimia sebagai pelajaran yang wajib, akibatnya banyak peserta didik yang

kurang berhasil dalam belajar.

Materi atom dan Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang bersifat

teoritis, sehingga utk mempermudah penyampaiannya kepada peserta didik diperlukan sama
perangkat pembelajaran yang dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan

sehari-hari Unik pembelajaran berkualitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang

dapat membantu peserta didik memahami dan menguasai materi kimia dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah dasar-dasar kimia dan pengenalannya?

2. Apakah itu stikiometri dan penerapannya dalam kimia ?

3. Apakah itu termokimia ?

4. Apa itu kinetika dalam kimia?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui apa dasar-dasar pengenalan kimia

2. Untuk mengetahui apa itu stikiometri

3. Untuk mengetahui apa itu termokimia

4. Untuk mengetahui kinetika kimia

BAB II

PEMBAHASAN

BAB 1 DASAR-DASAR PENGENALAN KIMIA

A. Teori Perkembangan Atom

• Menurut Democritus, pembelahan materi sifatnya tidak sinambung, artinya pada suatu

ketika pembelahan akan sampai kepada suatu partikel terkecil yang tidak dapat

dibelah lagi. Partikel itu dinamakan


• Partikel : Bagian terkecil dari suatu materi yang dapat berupa atom, molekul dan ion.

Atom Dalton

Materi tersusun atas sejumlah partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dipecah-pecah lagi.

Partikel itu dinamakan atom.

Atom Thomson

Dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana atom terdiri atas materi bermuatan positif

dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.

Atom Rutherford

Atom terdiri atas suatu inti yang kecil (jari-jari 10-13) dengan muatan listrik positif di mana

praktis seluruh muatan atom terpusat, dan elektron-elektron sebanyak Z yang bergerak

mengelilingi inti.

Z adalah sesuai dengan nomor atom.

Atom Bohr

Teori atom Bohr memungkinkan kita untuk menjelaskan spektrum garis atom hidrogen

B. STRUKTUR ATOM

1) Electron

Partikel dasar penyusun atom yang bermuatan negatif

2) Proton

Partikel dasar penyusun atom yang bermuatan positif

3) Neutron

Partikel dasar penyusun atom yang tidak bermuatan


C. PARTIKEL-PARTIKEL DASAR ATOM

Partikel dasar penyusun atom adalah proton, netron dan elektron. Inti atom terdiri dari

proton dan netron dikelilingi elektron yang terletak pada kulit atom. Atom bersifat netral

berarti jumlah proton (muatan positif) sama dengan jumlah elektron (muatan negatif).

Nomor Atom (Z) dan Nomor Massa (A).

A = Nomor Massa menyatakan jumlah p

dan n X = lambang unsur

Z = Nomor Atom menyatakan jumlah p atau e

D. ISOTOP, ISOBAR DAN ISOTON

a) Isotop ialah atom dari unsur yang sama tetapi berbeda massanya.

Contoh:
12
6C : 6 proton, 6 elektron, 6 neutron

13
6C : 6 proton, 6 elektron, 7 neutron

Perbedaan massa pada isotop disebabkan perbedaan jumlah neutron.

b) Isobar ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi

mempunyai nomor massa yang sama.

Contoh: 14 C dengan 14 N; 24 Na dengan 24 Mg


6 7 11 12

c) Isoton ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi

mempunyai jumlah neutron sama.

Contoh : 13 C dengan 14 N; 31 P dengan 32 S

2.2 PARTIKEL SENYAWA

A. MOLEKUL DAN ION

Molekul : gabungan dua atau lebih atom-atom yang berasal dari unsur yang sama atau

dengan atom unsur yang berbeda jenis. Terdapat dua jenis molekul, yaitu molekul unsur dan

molekul senyawa.

Molekul unsur adalah Gabungan atom-atom dari unsur-unsur sejenis.

Contoh :

gas oksigen (O2);

gas nitrogen (N2);

gas klor (Cl2)

Molekul senyawa adalah Gabungan atom-atom unsur yang berbeda jenis.

Contoh :

air (H2O); belerang dioksida (SO); ammonia (NH3); karbon dioksida (CO2).
B. RUMUS MOLEKUL

Rumus kimia yang memberikan jumlah atom-atom unsur secara tepat dalam molekul.

C. RUMUS STRUKTUR

Rumus kimia yang menunjukan bagaimana atom-atom terikat satu sama lain secara kimia di

dalam molekul.

Selain atom dan molekul, sebagai partikel penyusun materi di alam, ada pula kelompok

materi yang tersusun atas ion-ion Ion adalah atom atau gugus atom yang bermuatan listrik.

Yaitu Anion dan Kation.

1. KATION

Kation adalah ion yang bermuatan positif, ada juga pengertian lain yaitu atom yang bermutan

positif jika kekurangan elektron.

2. ANION

Anion adalah ion yang bermuatan positif, dan bisa juga di artikan atom yang bermuatan

negatif jika kelebihan elektron.

Sifat Fisika

Tidak melibatkan perubahan apapun ke zat lain.

Contoh :

titik lelah, titik didih, massa jenis, viskositas, kalor jenis, dan kekerasan.

Sifat Kimia

Sifat zat yang menyebabkan zat tersebut berubah baik dengan sendirinya maupun ketika

berinteraksi dengan zat lain.

Contoh :
kemudahan untuk terbakar, kemudahan untuk mengelami proses perkaratan, kerentanan

untuk mengalami pelapukan, dan sebagainya.

2.3 PERUBAHAN MATERI DAN ENERGI

Perubahan Fisika

Perubahan fisika tidak terdapat perubahan pada komposisi, Perubahan fisika terjadi

ketika suatu zat mengalami perubahan pada sifat fisikanya saja dan tidak pada komposisinya,

• Contoh : ketika es meleleh,

• Perubahan kimia

Perubahan komposisi. Perubahan kimia atau lebih dikenal dengan reaksi kimia terjadi

ketika suatu zat berubah menjadi zat yang lain.

• Contoh perubahan kimia : proses perkaratan besi, penguraian air menjadi hidrogen dan

oksigen ketika diberikan arus listrik.

Gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat dalam suatu materi yang dihasilkan

melalui reaksi kimia biasa. Sifat senyawa berbeda dengan sifat-sifat dari unsur

pembentuknya.

Contoh : senyawa garam natrium klorida (NaCl), salah satu senyawa yang terdapat dalam

garam dapur adalah hasil dari reaksi antara unsur natrium (Na) dengan unsur klorin (Cl).

1) CAMPURAN

Campuran adalah materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi

tidak tetap dan masih memiliki sifa-sifat zat awalnya. Pada campuran senyawa-senyawa
pembentuknya bergabung tanpa melibatkan ikatan kimia. Campuran dapat digolongkan

menjadi campuran homogen (serbasama) dan campuran heterogen (serbaneka).

a. CAMPURAN HOMOGEN (SERBASAMA)

• Penyusun campuran tidak dapat dibedakan, namun sifat masing-masing komponen

penyusunnya masih tampak.

• Misalnya rasa manis dari gula, warna coklat-merah dari teh, dan wujud cair dari air.

b. CAMPURAN HETEROGEN (SERBANEKA)

Contoh : Air kopi, campuran tanah dengan pasir dan kerikil

Cara membedakan zat tunggal (senyawa atau unsur) dari campuran adalah Zat

tunggal memiliki titik didih dan atau titik leleh yang tetap pada satu titik, Campuran titik didih

atau titik lelehnya berentang karena senyawanya tidak murni. Campuran dapat dipisahkan

dengan menggunakan proses fisika, dan Zat tunggal senyawa hanya dapat dipisahkan

menjadi unsur-unsurnya dengan menggunakan reaksi kimia.

Terdapat beberapa cara pemisahan campuran :

1. Berdasarkan perbedaan ukuran partikel (pengayakan atau penyaringan atau filtrasi)

2. Beradasarkan perbedaan titik didih (destilasi atau penyulingan.

3. Berdasarkan perbedaan muatan (elektroforesis),

4. Beradasarkan perbedaan kelarutan (ekstraksi, rekristraslisasi, kromatografi).

2) FILTRASI

Filtrasi atau penyarigan : metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari

cairannya dengan menggunakan alat berupa penyaring.


3) SUBLIMASI

Sublimasi : Metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa

melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.

4) KRISTALISASI

• Kristalisasi : metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam

suatu larutan.

5) DESTILASI

Destilasi : Metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang

terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang titik didihnya berbeda.

6) EKSTRAKSI

Ekstraksi : metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut

yang sesuai.

7) KROMATOGRAFI :

Cara pemisahan berdasarkan perbedaan kerapatan zat-zat yang bergerak bersamaan

dengan pelarutnya pada permukaan suatu benda penyerap.

8) SENTRIFUGASI :

Teknik pemisahan campuran yang dilakukan dengan memanfaatkan gaya sentripetal.

BAB 2 STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA


Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi

Langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi

kimia: Langkah 1:

Tulis persamaan reaksi tak seimbang, perhatikan rumus molekulnya yang

benar. Langkah 2:

Persamaan reaksi dibuat seimbang dengan cara menyesuaikan koefisien yang dijumpai

pada rumus bangun pereaksi dan hasil reaksi, sehingga diperoleh jumlah setiap macam

atom sama pada kedua sisi anak panah.

Contoh soal:

Larutan asam klorida (HCl) ditambahkan ke dalam larutan Na2CO3 hsil reaksinya adalah

natrium klorida (NaCl), gas karbon dioksida

Langkah 1

Tuliskan persamaan reaksi yang belum setara dengan cara menuliskan rumus molekul

pereaksi dan hasil reaksi yang benar.

Langkah 2

Tempatkan koefisien di depan rumus molekul agar reaksinya seimbang. Kita mulai

dengan Na2CO3. Dalam rumus molekul hanya ada dua atom Na, untuk membuat

seimbang kita tempatkan koefisien 2 di depan NaCl. Dengan demikian diperoleh:

Meskipun jumlah Na sudah seimbang, tetapi Cl belum seimbang, hal ini dapat diperbaiki

dengan cara menempatkan koefisien 2 di depan HCl. Ternyata penempatan angka ini

menyebabkan hidrogen juga menjadi seimbang.


Perhatikan bahwa tindakan ini juga menyeimbangkan hidrogen dan perhitungan dengan

cepat tiap unsur menunjukkan bahwa persamaan tersebut sekarang telah seimbang.

Perhitungan Berdasarkan Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam. Sebagai contoh kita

ambil pembakaran etanol, C2H5OH.

Pada tingkat molekul yang submikroskopik, kita dapat memandang sebagai reaksi

antara molekul-molekul individu.

1 molekul C2H5OH + 3 molekul O2 → 2 molekul CO2 + 3 molekul

H2O. Kita bisa menuliskan persamaan reaksi di atas sbb:

2 molekul C2H5OH + 6 molekul O2 → 4 molekul CO2 + 6 molekul

H2O. Asalkan perbandingan koefisiennya tetap yaitu 1:3:2:3.

Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya bahwa 1 mol terdiri atas 6,022 x

1023 molekul. Sehingga kita dapat juga menuliskan persamaan reaksi tersebut dalam

satuan mol sbb:

1 mol C2H5OH + 3 mol O2 → 2 mol CO2 + 3 mol H2O.

1 mol C2H5OH = 3 mol O2

1 mol C2H5OH = 2 mol

O2 1 mol C2H5OH = 3

mol O2

3 mol O2 = 2 mol CO2

3 mol O2 = 3 mol H2O

2 mol CO2 = 3 mol


Contoh soal:

Berapa jumlah molekul oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran 1,80 mol C2H5OH.

Persamaan reaksi yang terjadi adalah sbb:

Solusi

Koefisien dari persamaan reaksi ini memperlihatkan hubungan:

Mol O2 = 3 x mol C2H5OH = 3 x 1,80 = 5,40 mol.

Contoh soal

Reaksi aluminium dengan oksigen sbb:

Berapa jumlah gram O2 yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?

Solusi

Mol O2 = 3/4 mol Al

Mol O2 = 3/2 0,3 mol = 0,225

Massa O2 = mol O2 x Mr O2 = 0,225 x 32 =7,2 gram.

Perhitungan Pereaksi Pembatas

Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita tidak memperhatikan berapa
jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan reagen-reagen tersebut.

Seringkali terjadi satu atau lebih reagen berlebih dan dan bila hal ini terjadi maka suatu

reagen sudah habis digunakan sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2 dan

1 mol O2 dicampur dan terjadi reaksi dengan persaman reaksinya.

Koefisien reaksi itu menyatakan bahwa dalam persamaan tersebut 1 mol O2 akan

mampu bereaksi seluruhnya karena kita mempunyai lebih dari 2 mol H2 yang diperlukan.

Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2 untuk bereaksi sempurna dengan semua

O2. Pada akhir reaksi kita akan memperoleh sisa H2 yang tidak bereaksi sebersar 3 mol.

Dalam contoh ini O2 diacu sebagai pereaksi pembatas karena bila habis tidak ada

reaksi lebih lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk (H2O) yang dapat terbentuk.

BAB 3 TERMOKIMIA

1. Pengertian Termokimia

Termokimia adalah cabang kimia yang mempelajari tentang hubungan antara panas dan reaksi kimia.

Termokimia menggunakan hukum kekekalan energi untuk menentukan perubahan entalpi dalam
reaksi kimia.

2. Hukum Kekekalan Energi

Hukum kekekalan energi adalah hukum yang menyatakan bahwa energi tidak dapat dihapus atau
diciptakan, hanya dapat diubah bentuknya. Hukum ini dapat dituliskan dengan rumus:

ΔE = Q + W

Dimana ΔE adalah perubahan energi, Q adalah panas yang diterima oleh sistem, dan W adalah kerja
yang dilakukan oleh sistem.

3.Enthalpi
Enthalpi adalah ukuran kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu sistem dalam keadaan tetap
tekanan dan suhu. Enthalpi dapat dituliskan dengan rumus:

ΔH = Qp

4. Endothermik dan Eksoerimik

Reaksi endothermik adalah reaksi kimia yang menyerap panas dari lingkungannya, sehingga suhu
lingkungan menurun. Reaksi eksoerimik adalah reaksi kimia yang mengeluarkan panas ke
lingkungannya, sehingga suhu lingkungan meningkat.

5.Hukum Hess

Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi dalam reaksi kimia hanya
tergantung pada kondisi awal dan akhir, tidak peduli dengan jalur yang dilalui oleh reaksi. Hukum ini
dapat dituliskan dengan rumus:

ΔH = ΔHf – ΔHr

Dimana ΔH adalah perubahan entalpi, ΔHf adalah entalpi akhir, dan ΔHr adalah entalpi awal.

6. Enthalpi Pengaktifan

Enthalpi pengaktifan adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu reaksi kimia. Enthalpi
pengaktifan dapat dituliskan dengan rumus:

Ea = ΔH/R

Dimana Ea adalah enthalpi pengaktifan, ΔH adalah perubahan entalpi, dan R adalah konstanta gas
universal.

7. Konsep Energi Aktivasi

Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu reaksi kimia

8. Konsep Entropi

Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem. Entropi dapat dituliskan dengan rumus:
ΔS = ΔSsys + ΔSuniv

Dimana ΔS adalah perubahan entropi, ΔSsys adalah perubahan entropi sistem, dan ΔSuniv adalah
perubahan entropi lingkungan.

9. Entropi

Hukum entropi adalah hukum yang menyatakan bahwa entropi sistem akan meningkat apabila reaksi
terjadi. Hukum ini dapat dituliskan dengan rumus:

ΔS > 0

Dimana ΔS adalah perubahan entropi.

10.Enthalpi Formasi

Enthalpi formasi adalah entalpi yang diperlukan untuk membentuk suatu senyawa dari unsur-unsurnya
dalam keadaan standar. Enthalpi formasi dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHf = ΣΔHf (produk) – ΣΔHf (reaktan)

Dimana ΔHf adalah entalpi formasi, ΔHf (produk) adalah entalpi formasi produk, Dan ΔHf (reaktan)

adalah entalpi formasi reaktan.

11.Konsep Enthalpi Standar

Enthalpi standar adalah entalpi yang diukur pada kondisi standar, yaitu tekanan 1 atm dan suhu 25° .

Enthalpi standar dapat digunakan untuk menghitung entalpi reaksi pada kondisi yang berbeda dari
kondisi standar. Enthalpi reaksi standar dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHrxn = ΣΔHf (produk) – ΣΔHf (reaktan)

Dimana ΔHrxn adalah entalpi reaksi standar, ΔHf (produk) adalah entalpi formasi produk, dan ΔHf
(reaktan) adalah entalpi formasi reaktan.
12. Konsep Entalpi Reaksi

Entalpi reaksi adalah perubahan entalpi yang terjadi selama suatu reaksi kimia. Entalpi reaksi dapat
dituliskan dengan rumus:

ΔHrxn = ΣΔH (produk) – ΣΔH (reaktan)

Dimana ΔHrxn adalah entalpi reaksi, ΔH (produk) adalah entalpi produk, dan ΔH (reaktan) adalah
entalpi reaktan.

13. Konsep Enthalpi Kirchhoff

Enthalpi Kirchhoff adalah entalpi yang diperlukan untuk mengubah suatu senyawa dari satu keadaan
ke keadaan lain tanpa mempengaruhi entalpi formasi. Enthalpi Kirchhoff dapat dituliskan dengan
rumus:

ΔH = ΔHf + ΔHp

Dimana ΔH adalah entalpi Kirchhoff, ΔHf adalah entalpi formasi, dan ΔHp adalah entalpi
pengubahaΔH

14.Konsep Enthalpi Pengubahan

Enthalpi pengubahan adalah entalpi yang diperlukan untuk mengubah suatu senyawa dari satu
keadaan ke keadaan lain tanpa mempengaruhi entalpi formasi. Enthalpi pengubahan dapat dituliskan
dengan rumus:

ΔHp = ΔH – ΔHf

Dimana ΔHp adalah entalpi pengubahan, ΔH adalah entalpi Kirchhoff, dan Δ

15.Konsep Enthalpi Ionisasi

Enthalpi ionisasi adalah entalpi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari atom menjadi ion
positif. Enthalpi ionisasi dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHion = ΣΔHion (ion)


Dimana ΔHion adalah entalpi ionisasi, dan ΔHion (ion) adalah entalpi ionisasi ion.

16. Konsep Enthalpi Afinitas Elektron

Enthalpi afinitas elektron adalah entalpi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari atom
menjadi ion negatif. Enthalpi afinitas elektron dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHae = ΣΔHae (ion)

Dimana ΔHae adalah entalpi afinitas elektron, dan ΔHae (ion) adalah entalpi afinitas elektron ion.

17.Konsep Enthalpi Hidrolisis

Enthalpi hidrolisis adalah entalpi yang diperlukan untuk memecah suatu senyawa menjadi ion-ion
dengan menggunakan air. Enthalpi hidrolisis dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHh = ΣΔHh (ion)

Dimana ΔHh adalah entalpi hidrolisis, dan ΔHh (ion) adalah entalpi hidrolisis ion.

18. Konsep Enthalpi Disosiasi

Enthalpi disosiasi adalah entalpi yang diperlukan untuk memecah suatu senyawa menjadi ion-ion
dengan menggunakan bahan lain selain air. Enthalpi disosiasi dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHd = ΣΔHd (ion)

Dimana ΔHd adalah entalpi disosiasi, dan ΔHd (ion) adalah entalpi disosiasi ion.

19.Konsep Enthalpi Ligasi

Enthalpi ligasi adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat ion-ion menjadi senyawa. Enthalpi ligasi
dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHl = ΣΔHl (senyawa)

Dimana ΔHl adalah entalpi ligasi, dan ΔHl (senyawa) adalah entalpi ligasi senyawa.
20. Konsep Enthalpi Ligasi Jaringan

Enthalpi ligasi jaringan adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat ion-ion menjadi senyawa
dengan membentuk jaringan kristal. Enthalpi ligasi jaringan dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHlj = ΣΔHlj (senyawa)

Dimana ΔHlj adalah entalpi ligasi jaringan, dan ΔHlj (senyawa) adalah entalpi ligasi jaringan senyawa.

21. Konsep Enthalpi Ligasi Covalen

Enthalpi ligasi covalen adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat atom-atom menjadi senyawa
dengan membentuk ikatan covalen. Enthalpi ligasi covalen dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHlc = ΣΔHlc (senyawa)

Dimana ΔHlc adalah entalpi ligasi covalen, dan ΔHlc (senyawa) adalah entalpi ligasi covalen senyawa.

22. Konsep Enthalpi Ligasi Ionik

Enthalpi ligasi ionik adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat ion-ion menjadi senyawa dengan

membentuk ikatan ionik. Enthalpi ligasi ionik dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHli = ΣΔHli (senyawa)

Dimana ΔHli adalah entalpi ligasi ionik, dan ΔHli (senyawa) adalah entalpi ligasi ionik senyawa.

23. Konsep Enthalpi Ligasi Kovalen-Ionik

Enthalpi ligasi kovalen-ionik adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat atom-ion menjadi senyawa
dengan membentuk ikatan kovalen-ionik. Enthalpi ligasi kovalen-ionik dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHlki = ΣΔHlki (senyawa)

Dimana ΔHlki adalah entalpi ligasi kovalen-ionik, dan ΔHlki (senyawa) adalah entalpi ligasi
kovalen-ionik senyawa.

24. Konsep Enthalpi Ligasi Metalik


Enthalpi ligasi metalik adalah entalpi yang diperlukan untuk mengikat atom-atom menjadi senyawa
dengan membentuk ikatan metalik. Enthalpi ligasi metalik dapat dituliskan dengan rumus:

ΔHlm = ΣΔHlm (senyawa)

Dimana ΔHlm adalah entalpi ligasi metalik, dan ΔHlm (senyawa) adalah entalpi ligasi metalik

senyawa.

BAB 4 KINETIKA KIMIA

Kinetika kimia adalah studi tentang kecepatan ( ) atau laju ( ) reaksi kimia.

Salah satu tujuan utama mempelajari kinetika kimia adalah untuk mempelajari faktor-faktor

yang mempengaruhi reaksi kimia.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dibagi atas empat

kelompok :

Sifat kimia molekul pereaksi dan hasil reaksi (produk). Bila semua faktor lain sama

maka susunan kimia molekul atau ion akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia.

Konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Bila dua buah molekul beraksi satu dengan

yang lain, maka kedua molekul tersebut harus bertemu atau bertumbukan.

Kebolehjadian antar molekul untuk bertumbukan di dalam sistem homogen (satu

jenis fasa, biasanya gas atau larutan) makin besar jika konsentrasi makin besar. Di
dalam sistem reaksi heterogen, dimana pereaksi berada pada fasa terpisah,

kecepatan reaksi tergantung pada luas kontak antar fasa. Karena luas permukaan

makin besar bila ukuran partikel makin kecil, maka penurunan ukuran partikel akan

menaikkan kecepatan reaksi.

Pengaruh temperatur. Hampir semua jenis reaksi kimia berlangsung lebih cepat

bila temperaturnya dinaikkan.

Pengaruh zat lain yang disebut katalis. Kecepatan beberapa reaksi kimia,

termasuk hampir semua reaksi biokimia, dipengaruhi oleh zat yang disebut katalis.

Secara keseluruhan selama reaksi, katalis tidak mengalami perubahan atau

pengurangan.

Mempelajari bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi kecepatan reaksi juga

tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Contohnya :

Kondisi reaksi dapat diatur sedemikian untuk memperoleh produk yang secepat

mungkin. Hal ini sangat penting dalam industri.

Kondisi reaksi dapat diatur agar berlangsung selambat mungkin. Hal ini sangat

membantu pengendalian pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya dalam

merusak bahan makanan.

Bagi ahli kimia salah satu manfaat paling penting yang dapat diperoleh dalam

mempelajari kecepatan reaksi kimia adalah pengetahuan tentang bagaimana proses

lengkap perubahan kimia itu dapat terjadi. Ternyata, umumnya reaksi kimia tidak

berlangsung hanya satu tahap tetapi merupakan kumpulan dari serangkaian tahap-tahap

reaksi sederhana. Rangkaian reaksi ini disebut mekanisme reaksi. Jadi, mempelajari

kecepatan reaksi dapat memberi petunjuk tentang mekanisme reaksi yang terjadi.

Dengan demikian kita memperoleh wawasan alasan-alasan sangat mendasar


(fundamental) kenapa zat-zat kimia bereaksi.

Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung 2 arah, yaitu hasil

reaksi dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan

produk konstan. Reaksi kimia mencapai kesetimbangan jika laju reaksi ke kanan sama

dengan laju reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam system

kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan kimia dapat dituliskan dengan

mencantumkan panah bolak balik. Panah tersebut menyatakan bahwa reaksi

berlangsung dua arah.

Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia dapat

dikelompokkan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.

Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang zat-zat yang terlibat dalam

reaksi memiliki fase yang sama.kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan

yang zat-zat terlibat dalam reaksi memiliki fase yang berbeda.Konsentrasi larutan adalah

salah satu faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Pengertian oksidasi dan reduksi dapat ditinjau berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :

Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan

oksigen.

Contoh:
Si + O2 → SiO2

4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3

Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran

juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll.

Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat.

Contoh:

2 CuO → 2 Cu + O2

H2O → H2 + O2

Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron

Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan penangkapan

elektron. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron

Contoh:

Na → Na + + e

Zn → Zn +2 +

2e Al → Al+3

+ 3e

Reduksi adalah peristiwa penangkapan

elektron Contoh:

Na + + e → Na

Fe +3 + e → Fe
+2

Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya

hanya melibatkan reaksi suatu zat dengan oksigen.


Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi

Oksidasi adalah peristiwa naiknya / bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur,

sedangkan reduksi adalah peristiwa turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi.

BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan

sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang

dibentuknya.

Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:

Biloks atom dalam unsur adalah nol

Contoh Na, Fe, O2 , H2 memiliki biloks nol

Total biloks senyawa adalah nol

Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol

Biloks ion sesuai dengan muatannya

Contoh Na +1 ( = +1), O -2 ( = -2), Fe +3 (= +3)

Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya adalah

+ 1 Contoh Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1

Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya adalah

+ 2 Contoh: Biloks Ca dalam CaCO3 adalah + 2

Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya adalah

– 1 Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah

– 1
Biloks unsur oksigen dalam senyawanya

adalah – 2 Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3

Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya adalah

+ 1 Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4

Catatan Penting:
BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan

sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang

dibentuknya.

Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:

Biloks atom dalam unsur adalah nol

Contoh Na, Fe, O2 , H2 memiliki biloks nol

Total biloks senyawa adalah nol

Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol

Biloks ion sesuai dengan muatannya

Contoh Na +1 ( = +1), O -2 ( = -2), Fe +3 (= +3)

Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya

adalah + 1 Contoh Biloks atom Na dalam NaCl

adalah + 1

Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya

adalah + 2 Contoh: Biloks Ca dalam CaCO3 adalah +

Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya

adalah – 1 Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2

adalah – 1

Biloks unsur oksigen dalam senyawanya

adalah – 2 Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3

Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya

adalah + 1 Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4


Catatan Penting:

OKSIDATOR DAN REDUKTOR

Oksidator adalah istilah untuk zat yang mengalami reduksi (biloksnya turun),

sedangkan Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi (biloksnya

naik/bertambah).

Contoh:

Pada reaksi 2Na + 2H2O → 2NaOH + H2

Reduktor adalah Na sebab biloksnya naik dari 0 ke +1

Oksidator adalah H2O sebab biloks H berubah dari +1

ke 0

Selesaikan soal berikut ini!

Tentukan termasuk oksidasi atau reduksi

IO3 - → I2

Cl2 → ClO –

AsO3 3- → AsH3

Cr 2+ → CrO4 -2

C2O4-2 → CO2

Tentukan oksidator dan reduktor dari persamaan reaksi berikut

Sn + SnCl4 → 2 SnCl2

Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
2KI + Cl2 → 2KCl + I2

CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O

MnO2 + 4HBr → MnBr2 + 2H2O + Br2

2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 →K2SO4 + 2MnSO4 + 10 CO2 + 8 H2O

Fe2O3 + HCl → FeCl3 + H2O

TATA NAMA SENYAWA

Senyawa biner adalah senyawa yang dibentuk oleh dua macam unsur, dapat terdiri

ataslogam dan non logam atau keduanya non logam. Untuk senyawa yang terdiri atas

logam dan non logam, maka unsur logam dituliskan terlebih dahulu diikuti dengan non

logam.

Untuk unsur-unsur logam yang mempunyai lebih dari satu macam bilangan oksidasi

diberi nama berdasarkan system Stock, yaitu dengan membubuhkan angka Romawi yang

sesuai dengan bilangan oksidasi unsure logam dalam tanda kurung dibelakang nama

logam dan diikuti nama unsure non logam dengan akhiran ida.

Contoh:

FeCl2 besi(II)klorida

FeCl3 besi(III)klorida

Cu2O tembaga(I)oksida

CuO tembaga(II)oksida

SnCl2 timah(II)klorida

SnCl4 timah(IV)klorida
Latihan: Tuliskan rumus senyawa berikut

besi(II)sulfida

raksa(I)klorida

timah(IV)nitrat

kobal(III)karbonat

titan(IV)oksida

raksa(II)sulfat

mangan(II)hidroksida

besi(III)fosfat

BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan

sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang

dibentuknya.

Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:

a). Biloks atom dalam unsur adalah nol

Contoh Na, Fe, O2 , H2 memiliki biloks nol

b). otal biloks senyawa adalah nol

Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol

Biloks ion sesuai dengan muatannya

Contoh Na +1 ( = +1), O -2 ( = -2), Fe +3 (= +3)

Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya adalah


+ 1 Contoh Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1

Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya adalah

+ 2 Contoh: Biloks Ca dalam CaCO3 adalah + 2

Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya adalah

– 1 Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah

– 1

Biloks unsur oksigen dalam senyawanya

adalah – 2 Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3

Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya adalah

+ 1 Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4

Catatan Penting:

OKSIDATOR DAN REDUKTOR

Oksidator adalah istilah untuk zat yang mengalami reduksi (biloksnya turun),

sedangkan Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi (biloksnya

naik/bertambah).

Contoh:

Pada reaksi 2Na + 2H2O → 2NaOH + H2

Reduktor adalah Na sebab biloksnya naik dari 0 ke +1

Oksidator adalah H2O sebab biloks H berubah dari +1

ke 0

Anda mungkin juga menyukai