Modul 6 Profesional
pendispersi
3) Adsorpsi, adhesi zat-zat asing pada permukaan suatu partikel
4) Koagulasi, proses pembentukan agregat partikel-partikel koloid
hingga mencapai ukuran partikel suspensi kasar. Kecepatan
koagulasi bergantung pada jumlah muatan elektrolit.
5) Elektroforesis, migrasi partikel koloid dalam medan listrik le arah
kutub yang muatannya berlawanan.
6) Dialisis, suatu teknik pemurnian berdasarkan perbedaan ukuran
partikelnya, dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid
dalam kantung yang terbuat dari membran.
Kegiatan Belajar 3
Senyawa Organik dan Anorganik
Catatan:
Untuk penamaan senyawa ion, kata ion tidak disebutkan
Nama-nama senyawa ion yang mempunyai lebih dari satu
bilangan oksidasi dibedakan dengan menuliskan biloksnya.
Contoh:
NaCl = natrium klorida
Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
3. Homeostatis Senyawa Organik Atau Anorganik dalam Tubuh
Manusia
a. Homeostatis adalah suatu keadaan dimana komposisi kimia dan
fisiokimia suatu organisme bernilai konstan atau setimbang.
b. Parameter biologis mempengaruhi homeostatis organisme misalnya
temperatur tubuh, tekanan osmotik pada cairan, konsentrasi ion
hidrogen, kandungan protein dan gula, konsentrasi ion dan ratio ion-
ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya.
c. Setiap sel makhluk hidup memerlukan material dari lingkungan untuk
proses biosintesis dan produksi energi dan akan melepaskannya
kembali ke lingkungan dalam bentuk produk sampingan metabolisme.
4. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Bahan kayu
1) Kayu berasal dari bagian batang atau cabang serta ranting
tumbuhan yang mengeras akibat proses lignifikasi (pengayuan).
Komponen utama pada kayu adalah lignoselulosa dan senyawa
ekstraktif.
2) Sifat fisis kayu antara lain seperti kadar air (KA), kerapatan (Berat
Jenis/BJ), kembang susut dan permeabilitas kayu, sedangkan sifat
mekanis meliputi keteguhan lentur statis (static bending strength),
keteguhan tarik (tensile strength), keteguhan tekan (compressive
strength), keteguhan geser (shearing strength), kek akuan
(stiffness), keuletan (toughness), kekerasan (hardness) dan
ketahanan belah (cleavage resistance). Ada korelasi antara BJ
dengan kekuatan kayu. Semakin tinggi BJ kayu, maka kayu akans
semakin kuat.
3) Manfaat kayu antara lain: untuk peralatan masak (sendok kayu,
garfu, centong nasi), perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu,
jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu),
hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata.
b. Bahan gelas
1) Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang,
dengan kekerasan yang cukup tetapi sangat rapuh dan mudah
pecah menjadi pecahan yang tajam.
2) Sifat-sifat unggul dari gelas:
a) kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme;
b) tidak bereaksi dengan bahan kimia;
c) dapat didaur ulang;
d) tembus pandang;
e) kaku dan kuat.
3) Manfaat bahan gelas antara lain: perabotan rumah tangga (piring
gelas, cangkir gelas, botol gelas, dan lainnya), peralatan
laboratorium (tabung reaksi, pipa kaca, beker gelas, kaca
pembesar, dan lainnya), bahan bangunan atau industri seperti kaca
jendela, bola lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris
seperti manik-manik.
c. Bahan plastik
1) Plastik sintetis pertama kali ditemukan oleh Leo Hendrik
Baekeland, seorang ahli kimia berkebangsaan Belgia pada tahun
1907 dengan nama pertama bakelit. Nama ini merupakan
pendekatan nama dari penemunya yaitu baekeland. Bakelit
merupakan plastik yang tahan terhadap panas (termoplas).
2) Berdasarkan struktur penyusun bakelit, dapat dilihat bahwa bakelit
tersusun atas senyawa organik golongan formaldehid (metanal)
dan aromatik (fenol).
d. Bahan tanah liat
1) Tanah liat merupakan bahan dasar yang termasuk hidrosilikat
alumina.
2) Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila
kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat.
3) Pada umumnya, perabotan yang dibuat dari tanah liat dinamakan
keramik tetapi tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
e. Bahan serat
1) Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan
menjadi serat alami (polimer alami) yang berasal dari tumbuhan,
hewan, dan mineral contohnya wol dan sutera dan serat sintetis
(polimer sintetis) yang dibuat oleh manusia contohnya rayon,
polyester,dakron dan nilon.
2) Ciri-ciri serat yaitu kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas dimanfaatkan dalam pemanfaatan tekstil
tertentu.
3) Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah TC (Tetoron
Cotton) campuran dari polyester dan katun, dan TR (Tetoron
Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
f. Bahan karet
1) Karet alam
a) Karet secara alami diperoleh dengan menyadap (menyayat
kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan) batang pohon
karet untuk mendapatkan getah kekuning-kuningan yang
disebut dengan lateks.
b) Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang mempunyai
bobot molekul yang besar.
c) Sifat-sifat dari karet alam diantaranya warnanya agak kecoklat-
coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan
berat jenis 0,91-093, lentur, tidak tahan api, dan merupakan
isolator panas dan listrik.
2) Karet sintetis
a) Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak
bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene.
b) Senyawa penyusun karet sintetis merupakan suatu kopolimer
(polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer).
c) Sifat karet sintetis yaitu tahan terhadap suhu tinggi/panas,
minyak, pengaruh udara, dan kedap gas menjadikan karet
sintetis dapat menggantikan karet alam.
5. Hubungan Sifat Bahan dan Pemanfaatannya
a. Konduktivitas panas
1) Sifat konduktivitas panas adalah sifat yang berhubungan dengan
ukuran kemampuan zat/bahan dalam menghantarkan kalor.
Semakin besar konduktivitas panas suatu bahan, maka semakin
besar pula kemampuan bahan tersebut menghantarkan kalor.
2) Konduktivitas panas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
kepadatan dan porositas serta kandungan uap air.
b. Konduktivitas listrik
1) Konduktivitas listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu bahan
dapat menghantarkan arus listrik.
2) Aliran listrik dapat dipengaruhi oleh konduktivitas dan resistivitas
suatu bahan.
a) Bahan dengan konduktivitas baik, maka daya hantar listrik
pada bahan ini sama baiknya dengan kepekaannya terhadap
perubahan suhu.
b) Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar
pula medan listrik yang dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah
kerapatan arus.
c. Elastisitas
1) Elastisitas adalah sifat benda untuk kembali ke bentuk awal segera
setelah gaya yang mengenai benda tersebut dihilangkan.
2) Nilai elastisitas suatu bahan dipengaruhi oleh nilai modulus young
bahan tersebut. Modulus Young adalah besarnya gaya yang
bekerja pada luas penampang tertentu untuk meregangkan benda.
Satuan modulus young adalah N/m2 atau Pascal (1 Pa = 1 N/m2 ; 1
GPa = 1000 N/mm2 ).
d. Titik leleh dan titik beku
1) Titik leleh adalah suhu dimana zat berubah wujud dari padatan
menjadi cairan pada tekanan 1 atm.
2) Titik beku adalah suhu dimana zat berubah wujud dari cairan
menjadi padatan pada tekanan 1 atm.
Kegiatan Belajar 4
Zat Aditif dan Zat Adiktif
1. Zat Aditif
a. Pengertian dan fungsi zat aditif makanan
1) Zat aditif makanan adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan dan
dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk maksud
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa,
memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat
busuk.
2) Fungsi zat aditif makanan
a) Memperbaiki kualitas/gizi makanan
b) Tampilan makanan menjadi lebih baik
c) Meningkatkan cita rasa makanan
d) Makanan menjadi lebih tahan lama
b. Macam-macam zat aditif makanan
1) Zat pewarna
Tujuan pemberian warna pada makanan umumnya agar makanan
terlihat segar dan lebih menarik sehingga orang yang melihatnya
akan tertarik untuk memakannya.
a) Zat pewarna alami, zat pewarna yang diperoleh dari ekstrak
bahan alami.
b) Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia.
2) Zat pemanis
Zat pemanis adalah zat kimia yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang berfungsi untuk memberikan rasa manis.
a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, misalnya glukosa
dalam buah-buahan, fruktosa dalam madu, sukrosa dalam
batang tebu.
b) Zat pemanis sintetik, zat pemanis yang sengaja dibuat yang
tidak dapat menghasilkan energi jika zat tersebut masuk ke
dalam tubuh manusia.
3) Zat pengawet
Zat pengawet adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam
makanan atau minuman agar makanan atau minuman tersebut lebih
awet atau tahan lama. Awet artinya makanan atau minuman tetap
segar, bau dan rasanya tidak berubah, dan terlindungi dari
bakteri/jamur.
a) Zat pengawet alami, contohnya garam dapur dan gula (sukrosa).
b) Zat pengawet buatan, contohnya asam cuka digunakan untuk
pembuatan acar, natrium dan kalsium propionat digunakan
untuk pengawet roti dan kue kering.
4) Zat penyedap rasa
Zat penyedap rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan
rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
a) Zat penyedap rasa alami, diperoleh dari alam berupa rempah-
rempah.
b) Zat penyedap rasa sintetik, contohnya MSG.
5) Zat pemberi aroma
Zat pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma yang
khas pada makanan atau minuman.
a) Zat pemberi aroma alami, berasal dari ekstrak bahan alam.
b) Zat pemberi aroma sintetik, dibuat untuk menghasilkan aroma
tertentu.
6) Zat aditif lainnya
a) Antioksidan, mencegah ketengikan pada makanan.
b) Pengemulsi, membantu sistem dispersi (adonan) makanan agar
lebih homogen dan stabil.
c) Pengembang, untuk mengembangkan adonan kue.
d) Pengental, untuk mengentalkan makanan.
e) Pengeras, untuk mencegah melunaknya makanan.
f) Pengatur keasaman, untuk mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan.
2. Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Zat adiktif
1) Zat-zat yang dalam pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence).
2) Penggolongan zat adiktif
a) Stimulan, bersifat merangsang system saraf pusat. Contoh:
kafein, nikotin, kokain, dan amfetamin.
b) Depresan, bersifat menurunkan kesadaran. Contoh: alkohol,
barbiturat.
c) Halusinogen, akan mempengaruhi system saraf pusat sehingga
menyebabkan efek halusinasi. Contoh: LSA dan LSD.
3) Narkotika
a) Golongan I, digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain,
Opium, Ganja, dan lain-lain.
b) Golongan II, untuk pengobatan (pilihan terakhir), untuk terapi,
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Contoh:
morfin, petidin, fentanyl, metadon, dan lain-lain.
c) Golongan III, untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
codein, buprenorfin, etilmorfina, kodeina, dan lain-lain.
4) Bahaya rokok
Zat yang sangat berbahaya dalam rokok yaitu nikotin dan tar.
Rokok dapat menyerang paru-paru dan juga dapat menyerang
semua organ tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit.
b. Psikotropika
1) Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2) Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan:
a) Golongan I, mempunyai potensi ketergantungan yang sangat
kuat, dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: LSD, ekstasi
b) Golongan II, mempunyai potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh: amfetamin, sabu.
c) Golongan III, mempunyai potensi ketergantungan yang sedang.
Contoh: amorbarbital, mogadon.
d) Golongan IV, mempunyai potensi ketergantungan yang ringan,
boleh untuk pengobatan dengan resep dokter. Contoh:
diazepam, obat tidur.
3) Zat golongan psikotropika:
a) LSD (Lysergic Acid Diethyamide), merupakan zat psikotropika
dari golongan psikodelik yang dapat menimbulkan halusinasi.
b) Amfetamin, adalah bahan dasar dalam pembuatan ekstasi,
shabu, dan lainnya.
c. Pengaruh zat adiktif dan psikotropika terhadap pecandu
1) Ciri-ciri fisik ketergantungan zat adiktif dan psikotropika, yaitu:
a) Kehilangan nafsu makan
b) Jalannya lambat, terhuyung-huyung, dan sering menabrak
sesuatu.
c) Koordinasi gerakan kacau (sering menjatuhkan benda yang
dipegang)
d) Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat.
e) Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kaki.
f) Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.
g) Kepribadian atau sikap berubah secara drastis.
h) Gelisah dan ketakutan berlebihan
2) Pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika
a) Diri sendiri
Rusaknya sel saraf
Menimbulkan ketergantungan
Perubahan tingkah laku
Menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung, dan hati
serta beresiko mengidap HIV)
Pada dosis tidak tepat menyebabkan kematian.
b) Kehidupan sosial
Adanya perkelahian
Memicu untuk melakukan kejahatan (pencurian,
pemerkosaan)
Resiko kecelakaan
Timbulnya masalah keluarga yang menganggu ketertiban
umum
d. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
1) Keluarga
2) Masyarakat
3) Sekolah
4) Pemerintah
e. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan
1) Morfin, untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat.
2) Heroin, sebagai depresant
3) Barbiturate, untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi
4) Amfetamin (dan turunannya), untuk mengurangi depresi,
emnghilangkan rasa kantuk dan Lelah, menambah keyakinan diri
dan konsentrasi serta euphoria.
5) Metadon, zat analgesic dan terapi pecandu narkotika.
2 Daftar materi 1. Perubahan materi yang melibatkan penyerapan dan pelepasan energi.
yang sulit 2. Indikator asam dan basa.
dipahami di 3. Homeostatis senyawa organik atau anorganik dalam tubuh manusia.
modul ini
3 Daftar materi 1. Prinsip pemisahan suatu campuran.
yang sering 2. Teori atom
mengalami 3. Penggolongan koloid
miskonsepsi 4. Penamaan senyawa organik dan anorganik
5. Zat adiktif dan psikotropika