Anda di halaman 1dari 18

LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 6 Profesional

Judul Modul Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunaannya


Judul Kegiatan 1. Partikel dan Materi
Belajar (KB) 2. Larutan dan Sifatnya
3. Senyawa Organik dan Anorganik
4. Zat Aditif dan Zat Adiktif

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar Kegiatan Belajar 1
materi yang Partikel dan Materi
dipelajari
1. Materi dan keadaannya
a. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang.
b. Tiga keadaan materi, yaitu:
1) Padatan, memiliki karakteristik bentuk dan volume tetap karena
memiliki ketegaran dan kekompakan pada strukturnya, tidak
mengalir dan tidak dapat dimampatkan.
2) Cairan, memiliki karakteristik mudah mengalir, bentuk materinya
relatif tidak dapat dimampatkan dengan volume tetap, bentuk tidak
tetap karena mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya.
3) Gas, memiliki karakteristik dapat dimampatkan, dapat mengalir,
serta memiliki bentuk dan volume tidak tetap karena mengikuti
wadah yang ditempatinya.
c. Partikel adalah bagian penyusun materi yang terkecil.
d. Keberadaan partikel dalam suatu materi dapat diamati secara:
1) Proses difusi, partikel dari suatu materi dapat berpindah dari bagian
yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah,
sampai mencapai kesetimbangan. Proses difusi ini dipengaruhi oleh
massanya. Semakin besar massa partikel, maka difusinya akan
semakin lambat., dan begitu juga sebaliknya.
2) Proses osmosis, perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui
selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air)
tinggi ke konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah.
2. Partikel materi : Atom, Molekul, dan Ion
a. Atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibelah lagi.
b. Lima teori atom, yaitu:
1) Teori Atom Dalton
Materi tersusun atas sejumlah partikel yang sangat kecil yang tidak
dapat dipecah-pecah lagi. Atom-atom dalam suatu unsur identik
dalam segala hal, tetapi berbeda dengan atom unsur lainnya.
2) Teori Arom Thomson
Atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tesebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif
dan negatif bercampur jadi satu dengan jumlah yang sama, maka
secara keseluruhan atom menurut Thompon bersifat netral.
3) Teori Atom Rutherford
Seluruh muatan positif dari atom terpusat pada suatu inti yang
sangat kecil (jari-jari 10-13) dengan muatan listrik positif di mana
praktis seluruh muatan atom terpusat, dan elektron-elektron
sebanyak Z yang bergerak mengelilingi inti, dimana Z sesuai
dengan nomor atom.
4) Teori Atom Bohr
Gerakan elektron dalam orbit melingkar dimana setiap elektron
hanya dapat menempati orbit tertentu. Setiap orbit memiliki energi
tertentu, sehingga energi yang berkaitan dengan gerakan elektron
harus mempunyai nilai yang konstan atau terkuantisasi. Pada
keadaan ini elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi
lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit atau tingkat-
tingkat energi, yaitu lintasan di mana elektron berada pada keadaan
stationer, artinya tidak memancarkan energi.
5) Teori Atom Mekanika Kuantum
Teori ini menjelaskan posisi elektron dalam atom menggunakan
konsep kerapatan elektron. Daerah dengan kerapatan tinggi
menyatakan daerah yang berpeluang tinggi untuk ditempati
elektron sedangkan kebalikannya berlaku untuk daerah dengan
kerapatan yang lebih rendah.
c. Struktur Atom
Atom tersusun dari inti atom dan elektron bergerak mengelilingi inti.
Inti atom tersusun atau proton dan neutron, kecuali hidrogen tidak
memiliki neutron. Tiga macam partikel dasar penyusun atom, yaitu:
1) Elektron, penyusun atom yang bermuatan negatif.
2) Proton, penyusun atom yang bermutan positif.
3) Neutron, penyusun atom yang tidak bermuatan.
Untuk menunjukkan jumlah proton, elektron, dan neutron yang ada
dalam suatu atom, pada masing-masing lambang atom diberi identitas
nomor atom (jumlah proton) dan nomor massa (jumlah proton dan
neutron).
d. Molekul adalah gabungan dua atau lebih atom-atom yang berasal dari
unsur yang sama atau dengan atom unsur yang berbeda jenis.
e. Terdapat dua jenis molekul, yaitu:
1) Molekul unsur, adalah gabungan atom-atom dari unsur-unsur jenis.
Contoh: gas oksigen (O2), gas nitrogen (N2).
2) Molekul senyawa, adalah gabungan atom-atom unsur yang berbeda
jenis. Contoh: air (H2O), ammonia (NH3).
f. Ion adalah atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Jika
muatannya negatif dinamakan anion, sedangkan jika muatannya positif
dinamakan kation.
g. Senyawa ion adalah senyawa yang tersusun dari kation dan anion.
Contoh pada garam dapur (NaCl) mengandung jumlah ion Na + dan Cl-
yang sama.
3. Sifat Fisika dan Kimia Materi
a. Sifat fisika adalah karakteristik/ciri zat yang membedakan zat yang satu
dengan zat lainnya yang tidak melibatkan perubahan apapun ke zat lain.
Contoh sifat fisika: titik leleh, titik didih, massa jenis, viskositas, kalor
jenis, dan kekerasan.
b. Sifat kimia adalah sifat zat yang menyebabkan zat tersebut berubah
baik dengan sendirinya maupun ketika berinteraksi dengan zat lain.
Contoh sifat kimia: kemudahan untuk terbakar, proses perkaratan, dan
sebagainya.
4. Perubahan Materi dan Energi
a. Perubahan materi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) Perubahan fisika, terjadi ketika zuatu zat mengalami perubahan
pada sifat fisikanya saja dan tidak pada komposisinya. Zat yang
terlibat pada perubahan fisika akan sama antara sebelum dan setelah
perubahan.
2) Perubahan kimia, atau dikenal dengan reaksi kimia terjadi ketika
suatu zat berubah menjadi zat yang lain. Zat pada perubahan kimia
berbeda antara sebelum dan setelah perubahan.
b. Perubahan materi selalu melibatkan penyerapan dan pelepasan energi.
c. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa suatu massa (pada sistem
yang tertutup) akan tetap meski dalam reaksi terjadi beberapa proses.
5. Penggolongan Materi berdasarkan Sifat Kimia
a. Homogen (satu fasa)
b. Heterogen (dua fasa atau lebih)
6. Unsur, Senyawa, dan Campuran
a. Unsur adalah zat murni yang tidak dapat dipisahkan kembali menjadi
zat-zat lain yang llebih sederhana melalui reaksi kimia biasa. Hingga
saat ini ada 118 unsur alam dan unsur buatan yang dikelompokkan
berdasarkan sifat kimianya dalam bentuk tabel sistem periodik unsur.
Contoh: unsur natrium (Na), unsur klorin (Cl).
b. Senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat dalam
suatu materi yang dihasilkan melalui reaksi kimia biasa. Sifat senyawa
berbeda dengan sifat-sifat dari unsur pembentuknya. Contoh: garam
natrium klorida (NaCl), magnesium oksida (MgO).
c. Campuran adalah materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan
komposisi tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat awalnya.
Campuran tidak memiliki komposisi tetap dan terbentuk tanpa melalui
reaksi kimia. Contoh: campuran air teh manis.
7. Teknik Pemisahan Campuran
a. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berupa
penyaring. Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran
partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Hasil penyaringan disebut
filtrat sedangkan sisa yang tertinggal disebut residu (ampas).
b. Sublimasi adalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehinga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal.
c. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan
bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kritalisasi ada dua
cara, yaitu:
1) Kristalisasi penguapan, dilakukan dengan cara menguapkan larutan
sampai semua pelarut menguap sehingga didapatkan bahan yang
semula terlarut dalam larutan.
2) Kristalisai pendinginan, dilakukan dengan cara mendinginkan
campuran /larutan.
d. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
titik didihnya berbeda. Dasar pemisahan ini adalah perbedaan titik
didih.
e. Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar pemisahan ini adalah
kelarutan dalam pelarut tertentu.
f. Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kerapatan
zat-zat yang bergerak bersamaan dengan pelarutnya pada permukaan
suatu benda penyerap. Dasar pemisahan ini adalah kelarutan dalam
pelarut tertentu, daya absorbsi oleh penyerap, dan volatilitas (daya
penguapan).
g. Sentrifugasi, pemisahan dengan prinsip gaya sentrifugal yang diberikan
pada partikel-partikel dalam campuran sehingga lama kelamaan
partikel yang massa jenisnya lebih besar akan mengendap. Sehingga
terjadi pemisahan antara partikel padat dan pelarutnya. Contohnya
adalah pemisahan partikel dalam darah dan pemisahan partikel dalam
madu.
Kegiatan Belajar 2
Larutan dan Sifatnya

1. Sistem Koloid dan Sifat-Sifatnya


a. Koloid adalah disperse partikel berukuran sekitar 10-3 – 10-5 cm ke
seluruh medium.
b. Penggolongan koloid

c. Sifat sistem koloid


1) Efek tyndall, hamburan cahaya oleh partikel koloid
2) Gerak brown, Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium

pendispersi
3) Adsorpsi, adhesi zat-zat asing pada permukaan suatu partikel
4) Koagulasi, proses pembentukan agregat partikel-partikel koloid
hingga mencapai ukuran partikel suspensi kasar. Kecepatan
koagulasi bergantung pada jumlah muatan elektrolit.
5) Elektroforesis, migrasi partikel koloid dalam medan listrik le arah
kutub yang muatannya berlawanan.
6) Dialisis, suatu teknik pemurnian berdasarkan perbedaan ukuran
partikelnya, dilakukan dengan cara menempatkan dispersi koloid
dalam kantung yang terbuat dari membran.

2. Asam, Basa, dan Garam


a. Asam
1) Asam adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air dapat melepaskan
ion H+.
2) Asam-asam dalam keadaan murninya (tidak mengandung air)
terdiri atas molekul yang berikatan kovalen.
3) Asam kuat adalah zat asam yang terionisasi sempurna ketika
dilarutkan dalam air.
4) Asam lemah adalah zat asam yang terionisasi sebagian ketika
dilarutkan dalam air.
b. Basa
1) Basa adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air dapat melepaskan
ion OH- atau zat yang dapat menerima ion H + yang terdapat dalam
larutan.
2) Basa kuat jika zat tersebut terionisasi 17 sempurna dalam air
menghasilkan ion OH- dan kation basanya.
3) Basa lemah adalah basa yang ketika dilarutkan dalam air hanya
terionisasi sebagian.
c. Garam
1) Garam adalah suatu larutan yang dapat mempertahankan pH
larutannya jika kedalamnya ditambahkan sedikit asam atau basa.
2) Garam dikenal sebagai larutan penyangga (buffer).
3) Garam yang terionisasi sempurna dalam air bersifat menghantarkan
arus listrik.
3. Indikator Asam dan Basa
a. Indikator asam basa, antara lain:
1) Lakmus
2) Indikator alami dari ekstrak tanaman
3) Larutan indikator asam-basa
4) Indikator universal
b. pH adalah besaran untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan.
Alat ukurnya adalah pH-meter (skala 0 sampai 14).
c. Larutan bersifat asam jika mempunyai pH > 7
d. Larutan bersifat basa jika mempunyai pH < 7
e. Larutan bersifat netral jika mempunyai pH = 7, artinya tidak bersifat
asam maupun basa.
4. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
b. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik.

Kegiatan Belajar 3
Senyawa Organik dan Anorganik

1. Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik


a. Senyawa organik
1) Senyawa organik adalah senyawa molekuler dengan kandungan
utama dalam senyawa tersebut adalah atom karbon dan atom
hidrogen.
2) Contoh senyawa organik adalah glukosa (monosakarida), asam
amino, hidrokarbon alifatik (bensin, parafin, gas metana, gas
asetilena dan sebagainya), alkohol, aldehid, keton dan lainnya.
b. Senyawa anorganik
1) Senyawa anorganik adalah senyawa-senyawa diluar senyawa
organic yang mengandung unsur yang berbeda.
2) Contoh senyawa anorganik antara lain senyawa CO, CO2, CaCO3,
HCN.
c. Perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik

2. Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik


a. Penamaan senyawa organik, ditentukan dari gugus fungsi yang diikat
oleh senyawa tersebut dan jumlah ikatan C di dalamnya.
1. Nama trivial (nama lazim)
Contoh: glukosa
2. Nama IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry)
Contoh: 2,3,4,5,6-pentahidroksiheksanal
b. Penamaan senyawa anorganik
Aturan tata nama pada senyawa anorganik:
1) Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur
dengan tata nama:
Nama Indeks Unsur 1 + Nama Unsur 1 + Nama Indeks Unsur 2
+ Nama Unsur 2 + Ida

Catatan: indeks 1 (mono-) pada unsur nomor 1 tidak disebutkan.


Contoh :
HCL = Hidrogen Klorida
CO = Karbon Monoksida
CO2 = Karbondioksida
2) Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri atas kation (atom yang
melepaskan electron) dan anion (atom yang menangkap electron)
dengan tata nama:
Kation + Anion

Catatan:
 Untuk penamaan senyawa ion, kata ion tidak disebutkan
 Nama-nama senyawa ion yang mempunyai lebih dari satu
bilangan oksidasi dibedakan dengan menuliskan biloksnya.
Contoh:
NaCl = natrium klorida
Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
3. Homeostatis Senyawa Organik Atau Anorganik dalam Tubuh
Manusia
a. Homeostatis adalah suatu keadaan dimana komposisi kimia dan
fisiokimia suatu organisme bernilai konstan atau setimbang.
b. Parameter biologis mempengaruhi homeostatis organisme misalnya
temperatur tubuh, tekanan osmotik pada cairan, konsentrasi ion
hidrogen, kandungan protein dan gula, konsentrasi ion dan ratio ion-
ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya.
c. Setiap sel makhluk hidup memerlukan material dari lingkungan untuk
proses biosintesis dan produksi energi dan akan melepaskannya
kembali ke lingkungan dalam bentuk produk sampingan metabolisme.
4. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Bahan kayu
1) Kayu berasal dari bagian batang atau cabang serta ranting
tumbuhan yang mengeras akibat proses lignifikasi (pengayuan).
Komponen utama pada kayu adalah lignoselulosa dan senyawa
ekstraktif.
2) Sifat fisis kayu antara lain seperti kadar air (KA), kerapatan (Berat
Jenis/BJ), kembang susut dan permeabilitas kayu, sedangkan sifat
mekanis meliputi keteguhan lentur statis (static bending strength),
keteguhan tarik (tensile strength), keteguhan tekan (compressive
strength), keteguhan geser (shearing strength), kek akuan
(stiffness), keuletan (toughness), kekerasan (hardness) dan
ketahanan belah (cleavage resistance). Ada korelasi antara BJ
dengan kekuatan kayu. Semakin tinggi BJ kayu, maka kayu akans
semakin kuat.
3) Manfaat kayu antara lain: untuk peralatan masak (sendok kayu,
garfu, centong nasi), perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu,
jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu),
hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata.
b. Bahan gelas
1) Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang,
dengan kekerasan yang cukup tetapi sangat rapuh dan mudah
pecah menjadi pecahan yang tajam.
2) Sifat-sifat unggul dari gelas:
a) kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme;
b) tidak bereaksi dengan bahan kimia;
c) dapat didaur ulang;
d) tembus pandang;
e) kaku dan kuat.
3) Manfaat bahan gelas antara lain: perabotan rumah tangga (piring
gelas, cangkir gelas, botol gelas, dan lainnya), peralatan
laboratorium (tabung reaksi, pipa kaca, beker gelas, kaca
pembesar, dan lainnya), bahan bangunan atau industri seperti kaca
jendela, bola lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris
seperti manik-manik.
c. Bahan plastik
1) Plastik sintetis pertama kali ditemukan oleh Leo Hendrik
Baekeland, seorang ahli kimia berkebangsaan Belgia pada tahun
1907 dengan nama pertama bakelit. Nama ini merupakan
pendekatan nama dari penemunya yaitu baekeland. Bakelit
merupakan plastik yang tahan terhadap panas (termoplas).
2) Berdasarkan struktur penyusun bakelit, dapat dilihat bahwa bakelit
tersusun atas senyawa organik golongan formaldehid (metanal)
dan aromatik (fenol).
d. Bahan tanah liat
1) Tanah liat merupakan bahan dasar yang termasuk hidrosilikat
alumina.
2) Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila
kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat.
3) Pada umumnya, perabotan yang dibuat dari tanah liat dinamakan
keramik tetapi tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
e. Bahan serat
1) Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan
menjadi serat alami (polimer alami) yang berasal dari tumbuhan,
hewan, dan mineral contohnya wol dan sutera dan serat sintetis
(polimer sintetis) yang dibuat oleh manusia contohnya rayon,
polyester,dakron dan nilon.
2) Ciri-ciri serat yaitu kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas dimanfaatkan dalam pemanfaatan tekstil
tertentu.
3) Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah TC (Tetoron
Cotton) campuran dari polyester dan katun, dan TR (Tetoron
Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
f. Bahan karet
1) Karet alam
a) Karet secara alami diperoleh dengan menyadap (menyayat
kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan) batang pohon
karet untuk mendapatkan getah kekuning-kuningan yang
disebut dengan lateks.
b) Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang mempunyai
bobot molekul yang besar.
c) Sifat-sifat dari karet alam diantaranya warnanya agak kecoklat-
coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan
berat jenis 0,91-093, lentur, tidak tahan api, dan merupakan
isolator panas dan listrik.
2) Karet sintetis
a) Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak
bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene.
b) Senyawa penyusun karet sintetis merupakan suatu kopolimer
(polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer).
c) Sifat karet sintetis yaitu tahan terhadap suhu tinggi/panas,
minyak, pengaruh udara, dan kedap gas menjadikan karet
sintetis dapat menggantikan karet alam.
5. Hubungan Sifat Bahan dan Pemanfaatannya
a. Konduktivitas panas
1) Sifat konduktivitas panas adalah sifat yang berhubungan dengan
ukuran kemampuan zat/bahan dalam menghantarkan kalor.
Semakin besar konduktivitas panas suatu bahan, maka semakin
besar pula kemampuan bahan tersebut menghantarkan kalor.
2) Konduktivitas panas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
kepadatan dan porositas serta kandungan uap air.
b. Konduktivitas listrik
1) Konduktivitas listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu bahan
dapat menghantarkan arus listrik.
2) Aliran listrik dapat dipengaruhi oleh konduktivitas dan resistivitas
suatu bahan.
a) Bahan dengan konduktivitas baik, maka daya hantar listrik
pada bahan ini sama baiknya dengan kepekaannya terhadap
perubahan suhu.
b) Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar
pula medan listrik yang dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah
kerapatan arus.
c. Elastisitas
1) Elastisitas adalah sifat benda untuk kembali ke bentuk awal segera
setelah gaya yang mengenai benda tersebut dihilangkan.
2) Nilai elastisitas suatu bahan dipengaruhi oleh nilai modulus young
bahan tersebut. Modulus Young adalah besarnya gaya yang
bekerja pada luas penampang tertentu untuk meregangkan benda.
Satuan modulus young adalah N/m2 atau Pascal (1 Pa = 1 N/m2 ; 1
GPa = 1000 N/mm2 ).
d. Titik leleh dan titik beku
1) Titik leleh adalah suhu dimana zat berubah wujud dari padatan
menjadi cairan pada tekanan 1 atm.
2) Titik beku adalah suhu dimana zat berubah wujud dari cairan
menjadi padatan pada tekanan 1 atm.

Kegiatan Belajar 4
Zat Aditif dan Zat Adiktif

1. Zat Aditif
a. Pengertian dan fungsi zat aditif makanan
1) Zat aditif makanan adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan dan
dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk maksud
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa,
memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat
busuk.
2) Fungsi zat aditif makanan
a) Memperbaiki kualitas/gizi makanan
b) Tampilan makanan menjadi lebih baik
c) Meningkatkan cita rasa makanan
d) Makanan menjadi lebih tahan lama
b. Macam-macam zat aditif makanan
1) Zat pewarna
Tujuan pemberian warna pada makanan umumnya agar makanan
terlihat segar dan lebih menarik sehingga orang yang melihatnya
akan tertarik untuk memakannya.
a) Zat pewarna alami, zat pewarna yang diperoleh dari ekstrak
bahan alami.
b) Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia.
2) Zat pemanis
Zat pemanis adalah zat kimia yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang berfungsi untuk memberikan rasa manis.
a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, misalnya glukosa
dalam buah-buahan, fruktosa dalam madu, sukrosa dalam
batang tebu.
b) Zat pemanis sintetik, zat pemanis yang sengaja dibuat yang
tidak dapat menghasilkan energi jika zat tersebut masuk ke
dalam tubuh manusia.
3) Zat pengawet
Zat pengawet adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam
makanan atau minuman agar makanan atau minuman tersebut lebih
awet atau tahan lama. Awet artinya makanan atau minuman tetap
segar, bau dan rasanya tidak berubah, dan terlindungi dari
bakteri/jamur.
a) Zat pengawet alami, contohnya garam dapur dan gula (sukrosa).
b) Zat pengawet buatan, contohnya asam cuka digunakan untuk
pembuatan acar, natrium dan kalsium propionat digunakan
untuk pengawet roti dan kue kering.
4) Zat penyedap rasa
Zat penyedap rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan
rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
a) Zat penyedap rasa alami, diperoleh dari alam berupa rempah-
rempah.
b) Zat penyedap rasa sintetik, contohnya MSG.
5) Zat pemberi aroma
Zat pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma yang
khas pada makanan atau minuman.
a) Zat pemberi aroma alami, berasal dari ekstrak bahan alam.
b) Zat pemberi aroma sintetik, dibuat untuk menghasilkan aroma
tertentu.
6) Zat aditif lainnya
a) Antioksidan, mencegah ketengikan pada makanan.
b) Pengemulsi, membantu sistem dispersi (adonan) makanan agar
lebih homogen dan stabil.
c) Pengembang, untuk mengembangkan adonan kue.
d) Pengental, untuk mengentalkan makanan.
e) Pengeras, untuk mencegah melunaknya makanan.
f) Pengatur keasaman, untuk mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan.
2. Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Zat adiktif
1) Zat-zat yang dalam pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence).
2) Penggolongan zat adiktif
a) Stimulan, bersifat merangsang system saraf pusat. Contoh:
kafein, nikotin, kokain, dan amfetamin.
b) Depresan, bersifat menurunkan kesadaran. Contoh: alkohol,
barbiturat.
c) Halusinogen, akan mempengaruhi system saraf pusat sehingga
menyebabkan efek halusinasi. Contoh: LSA dan LSD.
3) Narkotika
a) Golongan I, digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain,
Opium, Ganja, dan lain-lain.
b) Golongan II, untuk pengobatan (pilihan terakhir), untuk terapi,
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Contoh:
morfin, petidin, fentanyl, metadon, dan lain-lain.
c) Golongan III, untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
codein, buprenorfin, etilmorfina, kodeina, dan lain-lain.
4) Bahaya rokok
Zat yang sangat berbahaya dalam rokok yaitu nikotin dan tar.
Rokok dapat menyerang paru-paru dan juga dapat menyerang
semua organ tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit.
b. Psikotropika
1) Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2) Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan:
a) Golongan I, mempunyai potensi ketergantungan yang sangat
kuat, dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: LSD, ekstasi
b) Golongan II, mempunyai potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh: amfetamin, sabu.
c) Golongan III, mempunyai potensi ketergantungan yang sedang.
Contoh: amorbarbital, mogadon.
d) Golongan IV, mempunyai potensi ketergantungan yang ringan,
boleh untuk pengobatan dengan resep dokter. Contoh:
diazepam, obat tidur.
3) Zat golongan psikotropika:
a) LSD (Lysergic Acid Diethyamide), merupakan zat psikotropika
dari golongan psikodelik yang dapat menimbulkan halusinasi.
b) Amfetamin, adalah bahan dasar dalam pembuatan ekstasi,
shabu, dan lainnya.
c. Pengaruh zat adiktif dan psikotropika terhadap pecandu
1) Ciri-ciri fisik ketergantungan zat adiktif dan psikotropika, yaitu:
a) Kehilangan nafsu makan
b) Jalannya lambat, terhuyung-huyung, dan sering menabrak
sesuatu.
c) Koordinasi gerakan kacau (sering menjatuhkan benda yang
dipegang)
d) Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat.
e) Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kaki.
f) Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.
g) Kepribadian atau sikap berubah secara drastis.
h) Gelisah dan ketakutan berlebihan
2) Pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika
a) Diri sendiri
 Rusaknya sel saraf
 Menimbulkan ketergantungan
 Perubahan tingkah laku
 Menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung, dan hati
serta beresiko mengidap HIV)
 Pada dosis tidak tepat menyebabkan kematian.
b) Kehidupan sosial
 Adanya perkelahian
 Memicu untuk melakukan kejahatan (pencurian,
pemerkosaan)
 Resiko kecelakaan
 Timbulnya masalah keluarga yang menganggu ketertiban
umum
d. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
1) Keluarga
2) Masyarakat
3) Sekolah
4) Pemerintah
e. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan
1) Morfin, untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat.
2) Heroin, sebagai depresant
3) Barbiturate, untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi
4) Amfetamin (dan turunannya), untuk mengurangi depresi,
emnghilangkan rasa kantuk dan Lelah, menambah keyakinan diri
dan konsentrasi serta euphoria.
5) Metadon, zat analgesic dan terapi pecandu narkotika.
2 Daftar materi 1. Perubahan materi yang melibatkan penyerapan dan pelepasan energi.
yang sulit 2. Indikator asam dan basa.
dipahami di 3. Homeostatis senyawa organik atau anorganik dalam tubuh manusia.
modul ini
3 Daftar materi 1. Prinsip pemisahan suatu campuran.
yang sering 2. Teori atom
mengalami 3. Penggolongan koloid
miskonsepsi 4. Penamaan senyawa organik dan anorganik
5. Zat adiktif dan psikotropika

Anda mungkin juga menyukai