Anda di halaman 1dari 61

ilmu kimia

• Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai


komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala
atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk
materi.

Kimia Analitik
Kimia Lingkungan
Kimia Fisik
Kimia Material
Kimia Kimia Organik
Kimia Nuklir
Kimia Anorganik
Kimia Pangan
Biokimia
Kimia farmasi
MATERI
• Materi adalah sesuatu yang
menempati ruang dan mempunyai
massa. Materi dapat berupa
benda padat, cair, maupun gas.
Unsur
• Unsur tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain dengan
reaksi kimia biasa.
• Unsur terdiri dari logam dan non-logam.
• Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri
atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron. Inti atom
terdiri atas sejumlah proton dan neutron.
• Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah
"jumlah proton" dan jumah elektron suatu unsur atau ikatan
dalam inti atom tersebut. Misalnya, seluruh atom karbon
memiliki proton sebanyak 6 buah, sedangkan atom oksigen
memiliki proton sebanyak 8 buah. Jumlah proton pada
sebuah atom dikenal dengan istilah nomor atom.
• Sifat unsur bergantung pada golongan unsur dalam sistim
periodik unsur, termasuk logam dan non logam.
Senyawa
• Senyawa kimia adalah zat kimia yang
terdiri dari dua atau beberapa unsur yang
dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-
unsur pembentuknya dengan reaksi kimia.
• Sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur
penyusunnya.
Campuran
• Campuran terbentuk dari dua atau lebih zat yang
masih mempunyai sifat asalnya.
• Ketika gula dicampurkan dengan air, akan terbentuk
larutan gula (campuran gula dan air). Campuran ini
masih mempunyai sifat gula (yaitu manis) dan sifat air.
Tingkat kemanisan campuran gula dan air ini
bermacam-macam tergantung dari jumlah gula yang
ditambahkan ke dalam air. Senyawa mempunyai
komposisi yang tetap, sedang campuran tidak memiliki
komposisi yang tetap.
• Campuran dapat berupa larutan, suspensi atau koloid.
Larutan
• Larutan adalah campuran homogen.
• Ciri campuran homogen:
- tidak ada bidang batas antar komponen
penyusunnya
- komposisi di seluruh bagian adalah sama
• Komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Komponen yang jumlahnya
terbanyak dianggap sebagai pelarut. Tapi jika
larutan adalah campuran dari zat padat dan
cair, maka cairan dianggap sebagai pelarut.
Suspensi
• Suspensi adalah campuran kasar dan
tampak heterogen. Batas antar komponen
dapat dibedakan tanpa perlu
menggunakan mikroskop. Suspensi
tampak keruh dan zat yang tersuspensi
lambat laun terpisah karena gravitasi.
• Contoh: campuran kapur dan air
Koloid
• Koloid adalah campuran yang keadaannya
terletak antara larutan dan suspensi.
• Secara makroskopis koloid tampak
homogen, tetapi jika diamati dengan
mikroskop ultra akan tampak heterogen.
• Contoh: santan, air susu, cat.
• Komposisi campuran tidak tetap, oleh karena
itu sususan zat dalam campuran dinyatakan
dalam kadar zat yang membentuk campuran.
Kadar biasanya dinyatakan dalam:
1. Persen
2. PPM
STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari


hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA

1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".

Contoh:
hidrogen + oksigen hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST

"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa


adalah tetap"
Contoh:

a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H


= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3

b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0


= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

Keuntungan dari hukum Proust:


bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang
membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.

Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%
3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka
perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana".

Contoh:

Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,


NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan
massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2

4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT

dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:

a. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den
tekanan 2 atmosfir ?

Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10 P2 = 1 atmosfir

b. HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat den sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2


Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi
tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14

Jawab:
V1/V2 = n1/n2 10/1 = (x/28) / (0.1/2) x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

c. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC


Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan
dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

d. HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan
bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya
22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan
tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) V2 = 12.31 liter

B. MASSA ATOM DAN MASSA RELATIF

1. Massa Atom Relatif (Ar)


merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa
1 atom karbon 12
2. Massa Molekul Relatif (Mr)
merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan
1/12 massa 1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan
dari massa atom unsur-unsur penyusunnya.
Contoh:
Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?
Jawab:
Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220
Material Dasar ATOM
Teori atom Dalton
• Postulat dasar dari teori atom Dalton:
1. Setiap materi terdiri atas partikel yang sangat kecil
disebut atom.
2. Atom adalah bagian terkecil dari unsur yang tidak
mungkin dibagi lagi.
3. Unsur adalah materi yang terdiri atas sejenis atom.
4. Senyawa adalah materi yang terdiri atas dua jenis
atom atau lebih dengan perbandingan tetap.
5. Atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan dan
tidak dapat diubah menjadi atom lain melalui reaksi
kimia. Reaksi kimia hanyalah penataan ulang atom untuk
menghasilkan zat baru.
Partikel Sub atom
• (Thompson, Rutherford, Planck)
menemukan tiga penyusun atom yang
dikenal dengan Netron, Proton, Elektron
sebagai satu kesatuan sistem struktur
atom.
n e
p
A
Z X
• Jumlah proton pada sebuah atom dikenal
dengan istilah nomor atom (dilambangkan
dengan Z).
• Nomor Massa adalah jumlah Proton dan
Netron (dilambangkan dengan A)
• Isotop : unsur yang memiliki nomor atom
sama tetapi nomor massa berbeda
• Isoton : unsur yang memiliki jumlah netron
sama.
• Isoelektron : unsur yang memiliki jumlah
elektron sama
Perkembangan teori atom

Dalton Thompson

Rutherford
Bohr
• Teori Bohr menyebutkan elektron hanya
dapat berpindah orbit dengan melibatkan
energi
• Sehingga disempurnakan dalam teori atom
mekanika kuantum terdapat daerah
kebolehjadian lintasan elektron (kulit
K,L,M…) di sekitar inti.
• Kulit elektron ini masih memiliki subtingkat
energi yang berbeda yang disebut sebagai
orbital (s,p,d,f).
• orbital menentukan konfigurasi elektron
setiap atom dan menentukan elektron
valensi tiap atom.
Konfigurasi elektron
• Elektron valensi adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar.
Elektron valensi berperan pada pembentukan ikatan antar atom
dalam membentuk senyawa. Sehingga sifat kimia unsur banyak
ditentukan oleh elektron valensinya. Unsur yang mempunyai
elektron valensi sama, ternyata mempunyai sifat yang mirip.
• Susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron pada kulit
terluar (konfigurasi oktet). (Kecuali Helium)
• konfigurasi elektron suatu atom setiap orbital terisi elektron sesuai
aturan aufbau sehingga orbital dengan tingkat energi yg rendah
akan terisi elektron terlebih dahulu.
• Aturan Hund tentang multiplisitas berlaku untuk orbital p,d dan f
• Larangan Pauli menyatakan tidak ada 2 atau lebih elektron yang
memiliki energi sama. Sehingga satu orbital hanya dapat ditempati
oleh dua elektron dengan spin yang berlawanan
Bilangan-bilangan kuantum

Ada empat macam bilangan kuantum,


- Bilangan kuantum utama,
- Bilangan kuantum momentum angular,
- Bilangan kuantum magnetic
- Bilangan kuantum spin.
Bilangan kuantum utama (n : 1,2,3,4 ….)

Bilangan kuantum utama memberi gambaran tentang


besarnya tingkat energi yang dimiliki oleh suatu electron
dalam atom.

Bilangan kuantum utama yang melukiskan besarnya


ukuran orbital yang dihuni oleh elektron dalam atom
Bilangan kuantum azimut (l )

-Memberikan gambaran tentang bentuk orbital


yang ditempati oleh suatu elektron dalam
atom.
Suatu tingkat energi dengan bilangan kuantum
utama n akan memiliki n orbital, masing-
masing dengan harga l = 0, 1, 2, 3, …. (n-1).
Jadi untuk tingkat energi dengan n = 1 hanya
akan terdiri dari satu orbital dengan orbital
yang lain dengan harga 1 yang berbeda, maka
diadakan penamaan orbital sesuai dengan
harga 1 yang dimiliki.).
Orbital dengan:

l = 0 disebut sebagai orbital s,


l = 1 disebut orbital p,
l = 2 disebut sebagai orbital d dan orbital f
l = 3 disebut orbital f

nama ini diambil dari istilah spektroskopi: s (sharp),


p (principal); d (diffuse) dan f (fundamental).
• Bilangan Kuantum Magnetik (m )

- Menunjukkan arah orbital itu dalam ruang.


- Harga m untuk suatu orbital dengan bil.
kuantum orbital l adalah –1 ; - (l-1)…
-2 ; -1 ; 0 ; +1 ; + 2
Bilangan kuantum spin

elektron-elekron dalam suatu orbital akan mengalami rotasi


disekitar sumbunya, sehingga akan timbul momentum angular
akibat rotasi tersebut.

Momentum ini mempunyai nilai tertentu yang ditandai dengan


bilangan kuantum spin yaitu :
s = + 1/2 dan s = -1/2.

Dengan pengertian-pengertian bilangan kuantum dan sifat-sifat


orbital, maka pengisian elektron kedalam orbital-orbital dalam
suatu atom harus berdasarkan pada energi orbital dan spin
elektron.
Hal tersebut tercermin dalam tiga aturan berikut yakni: Prinsip
Aufbau, Prinsip Larangan Pauli dan Aturan Hund.
Sedangkan secara skematis, pengisian orbital-orbital atom
adalah sebagai berikut:
• Pengisian elektron kedalam orbital-orbital
dalam suatu atom harus berdasarkan pada
energi orbital dan spin elektron.

• Ada tiga aturan dalam pengisian elektron dalam


orbital yakni :
- Prinsip Aufbau,
- Prinsip Larangan Pauli dan
- Aturan Hund.
Kulit Elektron

Suatu kulit elektron adalah sekelompok orbital


dengan tingkat energi sama (n sama).

Suatu subkulit mengandung orbital-orbital


dengan betuk dan energi sama (n dan l sama).

Nars-KD-3-07 29
Kulit dan subkulit

n l m orbital energi
1 0 0 1s -RH
2 0 0 2s -RH/4
2 1 -1,0,1 2p -RH/4
3 0 0 3s -RH/9
3 1 -1,0,1 3p -RH/9
3 2 -2,-1,0,1,2 3d -RH/9
Nars-KD-3-07 30
Gambaran Orbital
Gambaran kerapatan elektron memperlihatkan
probabilitas letak elektron.

Nars-KD-3-07 31
Gambaran Orbital
Gambaran kerapatan elektron memperlihatkan
probabilitas letak elektron.

Nars-KD-3-07 32
Gambaran Orbital

• Diagram kontur adalah suatu permukaan yang


melingkari sebagian besar (misal 90%)
probabilitas kerapatan.

• Orbital s sferis:

1s 2s 3s

Nars-KD-3-07 33
Orbital p
• Orbital p (l = 1) mempunyai 2 tonjolan yang terletak
sepanjang sumbu x, y, atau z .

• Rather than ml = -1,0,1, orbital ditandai px, py, dan


p z.

Nars-KD-3-07 34
Orbital d dan f

Orbital- orbital ini memiliki bentuk rumit, tetapi


kerapatan elektron pada inti selalu nol.

Nars-KD-3-07 35
Spin Elektron

 Tahun 1928, ditemukan bahwa elektron memiliki


momentum sudut intrinsik, atau spin.
 Dalam medan magnet, rotasi sumbu hanya
memiliki 2 kemungkinan orientasi.
S
Bilangan Arah
Kuantum spin medan
magnet
ms = -½
Momen N
Nars-KD-3-07
Magnet 36
Struktur Atom
1. Inti atom.
Menurut Rutherford dn Bohr: Atom terdiri dari Inti
(muatan +) dan elektron ( muatan -)
Elektron mengelilingi inti pad lintasan ( orbit) tertentu
yg disebut kulit -------------- tingkat energi

inti

kulit
2. Lambang Atom/ unsur
X = Lambang unsur
Z = nomor Atom ( jumlah proton = jumlah elektron )
A = nomor massa ( proton + neutron )

A
X
Z

Contoh :

23 MASSA = 23 ( p + n =23)

Na No. atom = 11 ( p=e= 11 )


11 sehingga n = 23 - 11 = 12
Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa
merupakan penjumlahan dari massa atom
unsur-unsur penyusunnya.

Nars-KD-3-07 39
3. Susunan Elektron
Banyaknya elektron yang berada pada setiap kulit /
tingkat energi
dengan rumus Pauli : 2n2

Kulit K --------------maksimum = 2
Kulit L -------------- =8
kulit M ------------- = 18
dst

K
L
M
N
Distribusi elektron tiap kulit pada berbagai unsur :

No UNSUR K L M N

atom

1 H 1
2 He 2
3 Li 2 1
4 Be 2 2
5 B 2 3
6 C 2 4
7 N 2 5
8 O 2 6
9 F 2 7
10 Ne 2 8
11 Na 2 8 1
12 Mg 2 8 2
13 L 2 8 3
14 Si 2 8 4
15 P 2 8 5
16 S 2 8 6
17 Cl 2 8 7
18 Ar 2 8 8
• Isotop
Unsur yg mempunyai nomor atom sama tetapi massa berbeda
Contoh ; Hidrogen ( H-1; H-2 ; H-3 )
Karbon ( C- 12 ; C – 13 )
Oksigen ( O-16; O-17; O-18 )
• Isobar
Unsur yang mempunyai massa sma tetapi nomor atom
berbeda.
Contoh : N-14 dengn C-14
H -3 dengan He-3
• Isoton
Atom unsur-unsur yg memp. Jumlah netron yg sama: C-14 dan
N-15
• Iso elektron
Atom/ ion yg mempunyai jumlah elektron yg sama
Na + dan Ne ( 11Na + dan 10 Ne )
Beberapa nama unsur dengan simbolnya

Lithium Litium Li
Kalium Kalium K
Magnesium Magnsium Mg
Calsium Kalsium Ca
Ferrum Besi Fe
Cuprum Tembaga Cu
Zink Zeng Zn
Chlor Klor Cl
Oxygen Oksigen O
Carbon Karbon C
Phospor fosfor P
Unsur pada tubuh manusia

NO Unsur Lambang % massa No Unsur Lambang %


massa
1 Oksigen O 65 7 Kalium K 0,35

2 Karbon C 18 8 Belerang S 0,25

3 Hidrogen H 10 9 Natrium Na 0,15

4 Nitrogen N 3 10 Klor Cl 0,15

5 Kalsium Ca 2 11 Magnesium Mg 0,05

6 fosfor P 1 12 besi Fe 0,004


KONFIGURASI ELEKTRON
• Elektron ada pad lintasan tertentu ( kulit elektron ), tiap
kulit mempunyai sub kulit , dan sub kulit terdirir dr
orbital. Konfigurasi elektron adalah susunan elektron
dlm orbital-orbital..

• Aturan penyusunan elektron:

1. Prinsip aufbau (meningkat )


2. Prinsip Eksklusi Pauli
3. Aturan Hund
4. Orbital penuh dan setengah penuh
.
• .

Susunan dan hubungan bilangan kuantum


utama, azimut dan bilangan kuantum
magnetik
• .
Sub tingkat Energi Jumlah Elektron Maksimum
(Orbital) .

S 2
p 6
d 10
f 14
g 18
• Penggambaran orbital s dan orbital yang
masing-masing memiliki satu pasang
elektron.
S2 px py pz

Pengisian elektron diawali pada tingkat energi


terendah yaitu orbital 1s, dilanjutkan pada orbital 2s,
karena jumlah elektron yang tersisa 2 buah, maka
elektron akan mengisi orbital 2px, dilanjutkan dengan
orbital 2py, mengikuti aturan Hund.
Untuk mempermudah membuat konfigurasi elektron
dalam sebuah atom dapat dipergunakan bagan
pengisian elektron sebagaimana ditampilkan pada
Gambar
Prinsip aufbau
Elektron akan mengisi tingkat energi yg paling rendah menuju ke tingkat lbh
tinggi
n=1 n =2 n=3 n=4 n=5 n=6 n=7
1s 2s 3s 4s 5s 6s 7s

2p 3p 4p 5p 6p 7p

3d 4d 5d 6d

4f 5f
• Jadi urutan pengisian orbital adalah :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d
7p
Mengapa pengisian 3d setelah 4s ?--- ternyata 4s mempunyai
tingkat lebih rendah dari 3d ( 4s lbh dekat dg inti atom )
Contoh :
21 Sc artinya Sc nomor atom 21, jd jumlah elektron 21. pada
tiap orbit diisikan elektron maksimum lbh dulu dan ditulis sbg
pangkatnya.
21 Sc : 1S2 2S2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
Kulit K L M N
Jmlh elektron: 2 8 9 2
Dengan menghitung jumlah sub kulit maka dapt dihitung
jumlah elektron maksimum pada tiap kulit :
rumus jumlah orbital = n 2
jumlh elektron maks = 2 n 2
rumus ini hanya berlaku sampai kulit nomor 4
No Macam sub kulit Jumlah orbital Elektron maksimum
Kulit
n=1 S 1 2
N=2 S,p 4 8
N=3 S,p,d 9 18
N=4 S,p,d,f 16 32
N=5 S,p,d,f 16 32
N=6 S,p,d 9 18
N=7 S,p 4 8
Elektron valensi
Merupakan jumlah elektron pada kulit terluar yang
menunjukkan golongannya ( untuk golongan utama).
Elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia
suatu unsur.
Contoh : 20Ca
20Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 atau [18Ar ] 4S2
Kulit terluar n = 4, pada orbital s ada 2 elektron, jadi lektron valensi Ca
=2
Berapa elektron valensi :
a. 35Br

b. 13Al

c. 37Rb
Penempatan elektron: Prinsip Aufbau
 Untuk setiap atom netral, jumlah elektron sama
dengan nomor atomnya
 Prinsip Aufbau : untuk menyusun atom dan
menggambarkan konfigurasi elektronnya
 Pengisian dimulai dari orbital dengan tingkat energi
terendah ke tertinggi
Li:
1s 2s
atau [He]
2s
• Konfigurasi elektron hanya memperlihatkan
jumlah elektron yang menempati tiap subkulit

Nars-KD-3-07
Li: 1s2 2s1 or [He] 2s1 54
Contoh Prinsip Aufbau

Nars-KD-3-07 55
Urutan Pengisian Elektron

Kecenderungan
Pengisian elektron

Nars-KD-3-07 56
Penempatan elektron: Aturan Hund

Aturan Hund: Keadaan energi terendah adalah yang


memiliki elektron tak berpasangan yang paling
banyak.
Karbon:
Energi lebih tinggi
1s 2s 2p

Energi lebih rendah


1s 2s 2p

Nars-KD-3-07 57
Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik

• Dari konfigurasi elektron suatu atom dapat diperkirakan


letak unsur dalam Tabel Periodik.
• Konfigurasi sesungguhnya harus ditentukan dengan
percobaan.

Nars-KD-3-07 58
Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik
Mencari letak unsur dalam SPU dari konfigurasi
elektron
Periode sesuai dengan nomor kulit terluar
Golongan dapat dilihat dari jumlah serta orbital terakhir
yang ditempati elektron
Orbital Jumlah elektron Golongan
s 1-2 IA -IIA
p 1-6 IIIA - VIIIA
d 1- 5 IIIB - VIIB
d 6-8 VIIIB
f 1 - 14 lantanida atau
Nars-KD-3-07
aktinida 59
Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik

Tuliskan konfigurasi elektron untuk:


Al: 1s 2 2s2 2p6 3s2 3p1
13

[Ne] 3s2 3p1


Fe: [Ar] 4s2 3d6 [Ar]
26
4s 3d
Sn: [Kr] 5s 2 4d10 5p2
50

Pb+2: [Xe] 6s2 4f14 5d10


82

U: [Rn] 7s 2 6d1 5f3


92
Nars-KD-3-07 60
Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik

Tuliskan konfigurasi elektron untuk:


Al: 1s 2 2s2 2p6 3s2 3p1
13

[Ne] 3s2 3p1


Kulit terluar nomor 3, berarti terletak pada periode 3
Elektron terakhir pada 3p, berarti golongan IIIA

26Fe: [Ar] 4s2 3d6 [Ar]


4s 3d

Carilah untuk unsur-unsur lain

Nars-KD-3-07 61

Anda mungkin juga menyukai