Anda di halaman 1dari 33

STOIKIOMETRI

Oleh : Nadira, S.Si., M.Si

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENDAHULUAN
➢ Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang
ditandai dengan berubahnya satu zat menjadi zat
lain. Contohnya adalah pembakaran etanol.
etanol + oksigen karbon dioksida + air

➢ Zat mula-mula disebut pereaksi dan zat yang


terbentuk disebut hasil reaksi.

➢ Bidang kimia yang mempelajari aspek kuantitatif


unsur dalam suatu senyawa atau reaksi disebut
stoikiometri (bahasa Yunani: stoicheon = unsur;
metrain = mengukur).
HUKUM DASAR KIMIA
➢ Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan
hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukum dasar
kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif itu.

➢ Hukum-hukum tersebut antara lain :

1. Hukum Kekekalan Massa

2. Hukum Perbandingan Tetap

3. Hukum Perbandingan Berganda

4. Hukum Avogadro
1. Hukum Kekekalan Massa

➢ Pada tahun 1774, oleh Lavoisier.

➢ Percobaan memanaskan timah dan oksigen dalam wadah


tertutup.

➢ Ia mengemukakan pernyataan yang disebut hukum


kekekalan massa, yang bunyinya :

”Pada reaksi kimia, massa zat pereaksi =


massa zat hasil reaksi’’
2. Hukum Perbandingan Tetap

➢ Dirumuskan oleh Proust, dengan mempelajari


perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu reaksi.
oksigen + hidrogen air
10 gr 0,125 gr 10,125 gr
8 1 9 (perbandingan)

air oksigen + hidrogen


100 gr 88,9 gr 11,1 gr
9 8 1 (perbandingan)

➢ Hukum ini berbunyi :


”Suatu senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur
yang sama dengan perbandingan massa yang tetap’’
Contoh soal :

➢ Hasil pemeriksaan garam dari Madura dan Cirebon


menghasilkan data sebagai berikut :

Massa garam Massa natrium Massa klor


Madura 0,2925 gr 0,1150 gr 0,1775 gr
Cirebon 1,7750 gr 0,6900 gr 1,0650 gr

➢ Tunjukkan bahwa garam mempunyai perbandingan


unsur yang tetap !
3. Hukum Perbandingan Berganda
➢ John Dalton tertarik mempelajari dua unsur yang
dapat membentuk lebih dari satu senyawa.

➢ Perbandingan massa kedua unsur tersebut adalah


sebagai berikut :
karbon + oksigen karbon monoksida (I)
karbon + oksigen karbon dioksida (II)

senyawa karbon oksigen Karbon : oksigen


I 42,8 % 57,2 % 1 : 1,33
II 27,3 % 72,7 % 1 : 2.67
➢ Perbandingan oksigen bila karbon sama adalah :

1,33 : 2,67 = 1 : 2
➢ Berdasarkan kenyataan di atas, Dalton menarik
kesimpulan yang berbunyi :

”Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa,


maka perbandingan massa unsur yang satu, yang
bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya,
merupakan bilanngan bulat dan sederhana’’
4. Hukum Avogadro

➢ Pada tahun 1811, oleh Amando Avogadro.

➢ Avogadro tertarik mempelajari sifat gas dan


membuat dugaan sementara yang disebut hipotesis
Avogadro :

”Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang


volumenya sama mempunyai jumlah molekul yang sama”
T, P, V T, P, V T, P, V

Gas hidrogen Gas oksigen Gas karbon dioksida


KONSEP MOL
➢ Reaksi kimia adalah reaksi antara partikel
pereaksi menjadi partikel hasil reaksi.

➢ Dalam reaksi kimia terjadi perubahan suatu zat


menjadi zat lain, seperti :
Fe + S FeS 2H2 + O2 2H2O
1 at 1 at 1 r.s 2 kul 1 kul 2 kul
(at = atom; kul = molekul; r.s = rumus senyawa)

➢ Jumlah partikel tersebut mempunyai perbandingan


tertentu dan tetap.
➢ Untuk dapat menghitung perbandingannya, maka harus
dicari hubungan antara massa zat dengan jumlah
pertikelnya.

𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 (𝒈𝒓) 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂 (𝒈𝒓)


Mol unsur = Mol senyawa =
𝑨𝒓 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝑴𝒓 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓

➢ Konsep mol di atas sangat penting dalam ilmu kimia,


karena berguna dalam menentukan jumlah partikel
zat jika diketahui massanya, dan sebaliknya,
menentukan massa jika diketahui partikelnya

➢ Dalam perhitungan umum yang dipakai adalah mol,


bukan jumlah partikel.
❖ Cara Menentukan Mol Zat di Laboratorium
➢ Di dalam laboratorium tidak tersedia zat dalam
bentuk gas murni, tetapi dapat dibuat atau
dihasilkan dari suatu reaksi.
➢ Berikut ini adalah persamaan gas ideal yang dapat
dipakai untuk menghitung mol :

𝑷𝑽
PV = 𝒏𝑹𝑻 atau n=
𝑹𝑻

➢ Keterangan : n = jumlah molekul (mol)


P = tekanan (atm)
V = volume gas (L)
R = tetapan gas (0,082)
(oK = oC + 273) T = suhu gas (dalam Kelvin, K)
CONTOH SOAL
➢ 12,3 L gas oksigen (O2) pada suhu 27oC mempunyai
tekanan 1,5 atm. Tentukan :
a. mol oksigen b. massa oksigen
Jawab :
a. T = (27O + 273O) K = 300OK
𝑷𝑽
n =
𝑹𝑻
𝟏,𝟓 𝒙 𝟏𝟐,𝟑
= mol
𝟎,𝟎𝟖𝟐 𝒙 𝟑𝟎𝟎
= 0,75 mol
b. 0,75 mol O2 = 0,75 x 32 gr
= 23 gr
LATIHAN SOAL
➢ Tentukan massa gas ammonia (NH3) pada suhu
50OC, tekanan 1,2 atm, dan volume 50 L.
RUMUS KIMIA
 Dalam kimia dikenal tiga macam rumus, yaitu :
rumus empiris (RE), rumus molekul (RM) dan
struktur molekul.

RUMUS EMPIRIS
 Rumus empiris (RE) : Perbandingan atom unsur
dalam senyawa.
◊ Contoh :
1. Dalam etana terdapat karbon dan hidrogen dengan
perbandingan atomnya 1 : 3
2. Glukosa mengandung karbon, oksigen dan
hidrogen dengan perbandingan 1 : 2 : 1
(CH3)n (CH2O)n
RE etana RE glukosa
RUMUS MOLEKUL
 Rumus molekul (RM) : menyatakan baik jenis
maupun jumlah atom yang terdapat dalam satu
molekul.

◊ Contoh :
Kita kembali ke contoh etana dan glukosa di atas. Dari
penyelidikan ternyata etana dan glukosa mempunyai n
masing-masing 2 dan 6, sehingga RM-nya adalah :

C2H6 C6H12O6
RM etana RM glukosa
STRUKTUR MOLEKUL
 Gambaran melokul suatu senyawa secara lengkap
disebut strukur molekul.

 Cukup sulit menggambarkan struktur molekul yang


sesungguhnya pada kertas, tetapi dapat
disederhanakan menjadi :
Penentuan Rumus Molekul Senyawa
 Berikut ini adalah cara mengolah data hasil percobaan
untuk menentukan RE dan RM, sebagai berikut :

 63,5 gr tembaga bereaksi dengan 8,0 gr oksigen.


Tentukan RE senyawa yang terbentuk !
63,5 8,0
Jawab : RE = 𝐶𝑢 𝑂 = 𝐶𝑢1,0 𝑂0,5 = 𝐶𝑢2 𝑂
63,3 18
LATIHAN SOAL
 Suatu senyawa mengandung 5,2 gr seng, 0,96 gr karbon,
dan 3,48 gr oksigen. Tentukan RE senyawa !
 Suatu senyawa mengandung 40% karbon, 6,67%
hidrogen dan 53,3% oksigen. Tentukan RM senyawa jika
Mr = 180.
BILANGAN OKSIDASI
➢ Suatu unsur dapat bergabung dengan unsur lain
membentuk senyawa dengan valensi tertentu.

➢ Istilah valensi dikemukakan oleh Wichelhaus (thn


1868) yang berarti jumlah ikatan suatu unsur
terhadap yang lainnya.

➢ Valensi biasanya dilambangkan dengan sebuah garis


(tangan) seperti :
➢ Bilangan oksidasi (biloks) : muatan suatu atom
dalam senyawa yang digunakan untuk berikatan.
No. Unsur Biloks Contoh
1. Unsur bebas 0 Fe, Na, Cu, H2, O2, P4
2. Senyawa netral 0 HCl, KBr, Na2SO4
3. Ion Muatannya Cl- = -1, SO42- = -2, Ca2+ = +2
4. Atom H dlm senyawa +1 HCl, H2SO4, HCLO4
5. Atom O dlm senyawa -2 H2O, HNO3, NOH
6. Atom F dlm senyawa -1 HF, LiF, CaF2
7. Gol. Alkali +1 NaCl, KOH, Li2SO4
8. Gol. Alkali Tanah +2 CaO, BaCO, SrSO4

➢ Contoh : Tentukan biloks unsur :

a. S dalam H2SO4 c. Mn dalam NaMnO4

b. Cr dalam K2Cr2O4 d. S dalam K2S4O6


❖ Jenis Reaksi
➢ Berdasarkan perubahan biloks unsurnya, reaksi
dapat dibagi 2, yaitu :

1. Reaksi Metatesis

2. Reaksi Redoks (Reduksi Oksidasi)

1. Reaksi Metatesis
 Reaksi metatesis : reaksi yang tidak menimbulkan
perubahan biloks unsur, yang terjadi hanya pertukaran
pasangan ion.
◊ Contoh :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
(Na+ Cl-) (Ag+ NO3-) + (Ag+ Cl-) (Na+ NO3-)
H2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2HCl
(2H+ SO42-) (Ba2+ 2Cl-) (Ba2+ SO42-) (2H+ 2CL-)
2. Reaksi Redoks
 Reaksi redoks : reaksi yang mengakibatkan ada unsur
yang mengalami perubahan biloks.
 Unsur yang mengalami kenaikan biloks = teroksidasi
 Unsur yang mengalami penurunan biloks = tereduksi

◊ Contoh :
2Na + Cl2 2NaCl
(Na = teroksidasi; Cl2 = tereduksi)

Cu + 4HNO3 Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O


(Cu = teroksidasi; N = tereduksi)
❖ Menentukan Reaksi Redoks
➢ Dengan mencari biloks semua unsur dalam suatu reaksi,
kita dapat mengetahui reaksi tersebut redoks atau
metatesis, serta menentukan unsur yang teroksidasi dan
tereduksi.

Contoh :

(I) 2Na + Cl2 2NaCl

(II) Fe + 2HCL FeCl2 + H2

(III) Na2S + CaCl2 CaS + 2HCl


❖ Penentuan Rumus Senyawa Ion
➢ Biloks berguna dalam menuliskan rumus senyawa
antara ion positif dan ion negatif.

➢ Rumus senyawa tersebut harus sedemikian rupa


sehingga biloks senyawa = 0, atau jumlah muatan
positif dan negatifnya sama.

Contoh :

a. Na+ dan SO42- b. Fe2+ dan 2Cl-

Jawab :

a. 2Na+ + SO42- Na2SO4

b. Fe2+ + 2Cl- FeCl2


PERSAMAAN REAKSI
➢ Suatu reaksi tidak boleh melanggar hukum kekekalan
massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum dan
sesudah reaksi harus sama.

➢ Contoh :

hidrogen + oksigen air


H2 + O2 H2O (persamaan reaksi)
2H2 + O2 2H2O (penyetaraan reaksi)

hidrogen + nitrogen amonia


H2 + N2 NH3 (persamaan reaksi)
3H2 + N2 2NH3 (penyetaraan reaksi)

➢ Angka-angka di depan unsur dan senyawa disebut


koefisien reaksi.
LATIHAN SOAL

1) Setarakan persamaan reaksi berikut ini :

a. CO + O2 CO2
b. SO2 + O2 SO3
c. P4 + O2 P2O5

d. Al + S Al253
e. CH4 + O2 CO2 + H2O
KEMOLARAN
➢ Banyak zat kimia yang terdapat di laboratorium atau di
pasaran tidak dalam keadaan murni, tetapi berupa
larutan, seperti larutan HCl, H2SO4 dan HNO3.

➢ Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada


konsentrasi dan volumenya.

➢ Satuan konsentrasi yang umum dipakai adalah molar


(M). Kemolaran adalah jumlah mol zat dalam tiap liter
larutan.
𝒏 Ket. n = mol zat terlarut
Kemolaran (M) =
𝑽 V = volume larutan (Liter)
❖ Cara Membuat Larutan
➢ Di laboratorium seringkali dibutuhkan larutan dalam
volume dan kemolaran tertentu.

➢ Oleh karena itu, kita harus dapat membuat suatu


larutan dari padatan atau larutan pekatnya.

➢ Contoh :

Buatlah 300 ml larutan NaOH 1,5 M

➢ Larutan encer dapat dibuat dari larutan pekat dengan


mengambil sejumlah larutan pekat dan ditambah air
sampai volume tertentu.

M1.V1 = M2.V2
PERHITUNGAN KIMIA
➢ Sebelum menghitung kuantitas (massa atau mol) suatu
reaksi kima, kita harus mengetahui wujud semua zat
yang terlibat dalam reaksi apakah padat, cair, gas atau
larutan.

Fe(s) + S(s) FeS(s)

Na(s) + H2O(l) NaOH(aq) + H2(g)


Dimana : s = solid (padat)

l = liquid (cair)

g = gas

aq = aqueous (dalam larutan air)


❖ Reaksi Stoikiometrik
➢ Artinya : Jika semua pereaksi habis bereaksi menjadi
hasil reaksi.

➢ Contoh :

Jika 28 g besi direaksikan dengan belerang menjadi


besi sulfide, maka tentukan :

a. Belerang yang diperlukan

b. Besi sulfida yang terbentuk

➢ Jawab :

???????
❖ Reaksi Non stoikiometrik (Pereaksi Terbatas)
➢ Artinya : Jika salah satu pereaksi tidak habis bereaksi
(bersisa).

➢ Kuantitas hasil reaksi dihitung dari kuantitas stoikiometrik


pereaksi terkecil.

➢ Misal :

5 pria + 7 wanita 5 pasang

9 pria + 6 wanita 6 pasang


➢ Contoh :

11,5 g natrium direaksikan dengan 48 g oksigen.


Tentukanlah :

a. Massa Na2O yang terbentuk

b. Massa pereaksi yang tersisa

➢ Jawab :
TERIMA KASIH

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Anda mungkin juga menyukai