Anda di halaman 1dari 15

KIMIA DASAR I

Stoikiometri I

MATERI

A.PENDAHULUAN

B.PERSAMAAN REAKSI KIMIA

C.HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

D.MASSA ATOM RELATIVE (Ar) DAN MASSA MOLEKUL RELATIVE (Mr)

E.KONSEP MOL

F.RUMUS MOLEKUL DAN RUMUS EMPIRIS

A. PENDAHULUAN

PENGERTIAN STOIKIOMETRI

Stokiometri berasal dari bahasa yunani, yaitu Stoicheion “unsur” dan


metron “mengukur”. Jadi, defenisi stoikiometri adalah “Ilmu Kimia yang
membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antar zat-zat yang terlibat dalam
suatu reaksi kimia”.

Stoikimometri digunakan:
 Mengetahui, mengukur dan menghitung jumlah zat yang tepat
pada suatu reaktan, sehingga reaksi dapat berjalan dan membentuk
produk yang diinginkan.
 Menentukan rumus kimia suatu senyawa.
 STOIKIOMETRI: hubungan kuantitatif antara reaktan dengan produk
 REAKTAN: zat (substansi) awal dalam reaksi kimia, di sebelah kiri persamaan
kimia
 PRODUK: zat yang dihasilkan dalam reaksi kimia, di sebelah kanan persamaan
kimia

Reaktan → Produk

Zn + S → ZnS

2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)

Uap hidrogen klorida dalam beker dan amonia dalam


tabung percobaan bereaksi membentuk awan amonium klorida

HCl + NH3 → NH4Cl


TATA NAMA SENYAWA KIMIA

Senyawa
kimia

Anorganik Organik

Biner Biner
Poliatom
Kovalen Ionik

Senyawa Biner Kovalen


 tersusun dari unsur non logam dan non logam.
Aturan penamaan senyawa biner kovalen
 Menentukan unsur dan jumlah atom unsur, jumlah dinyatakan dengan bahasa yunani

1 = mono- 6 = hepta-

2 = di- 7 = heksa-

3 = tri- 8 = okta-

4 = tetra- 9 = nona-

5 = penta- 10 = deka-

 Unsur yang di depan diberi nama sesuai nama unsurnya


 Unsur yang dibelakang diberi akhiran –ida
 Menggabungkan nama unsur

(jumlah unsur + nama unsur)

Contoh Oksi + ida

N2O4 Dinitrogen
tetra oksida
Nitrogen Di Tetra
Senyawa Biner Ionik
 tersusun dari unsur logam (kation) dan non logam (anion)
Aturan penamaan senyawa biner ionik
 Menentukan nama logam (kation)
 Menentukan nama non logam (anion)
 Unsur yang di depan diberi nama sesuai nama unsurnya
 Unsur yang dibelakang diberi akhiran –ida

Contoh :

Magnesium
MgCL2 klorida
Kation: Magnesium
Anion: Klorida

 Jika logam kation mempunyai lebih dari satu bilangan


oksidasi, maka bilangan oksidasi tersebut ditulis dengan
angka romawi.
Contoh :
Biloks Fe = +3

Fe2O3 → Fe3+ + O2-

Besi (III) oksida

Senyawa Poliatom
 Terdiri dari kation dan anion yang salah satu atau keduanya
merupakan ion poliatom
Aturan penamaan senyawa poliatom
 Menentukan nama kation
 Menentukan nama anion
 Menggabungkan nama kation dan anion
Berikut adalah nama ion Poliatom

Contoh

NH4Cl : Amonium klorida K2SO4 : Kalium sulfat

NaNO2 : Natrium nitrit MgSO4 : Magnesium sulfat

 Penulisan anion poliatom diberi tanda kurung


Contoh penulisan :

Ca2+ + OH- → Ca1(OH)2

Angka 1 tidak perlu di tulis, sehingga menjadi Ca(OH)2


 Latihan !!!!
1.FeS : besi (II) sulfida
2.KBr : kalium bromida
3.SF6 : sulfur tetrafluorida
4.CO : karbon monoksida
5.BaCl2 : barium klorida
6.Ag2S : perak sulfida
7.H2SO4 : asam sulfat
8.Al(NO3)3 : aluminium nitrat
9.CuSO4 : tembaga (II) sulfat
10.NH4CN : amonium sianida
11.NO2 : nitrogen dioksida
12.CS2 : karbon disulfida
13.PCl5 : fosforus pentaklorida
14.H2CO3 : asam karbonat
B. PERSAMAAN REAKSI KIMIA

PERSAMAAN KIMIA

 Merupakan representasi reaksi kimia menggunakan rumus kimia dari reaktan


dan produk
 Persamaan kimia yang setara: jumlah tiap jenis atom dalam reaktan dan
produk sama

Contoh: 1CH4 + 2O2 → 1CO2 + 2H2O

 Latihan !!!

Setarakan reaksi berikut:

 PbO2 + Pb + H2SO4 → PbSO4 + H2O


 BF3 + H2O → B2O3 + HF
 KClO3 → KCl + O2
 CH3COOH + O2 → CO2 + H2O
 K2O2 + H2O → KOH + O2
 PCl5 + AsF3 → PF5 + AsCl3
 NH3 + O2 → NO + H2O
 HSbCl4 + H2S → Sb2S3 + HCl
 NaBH4 + H2O → NaBO2 + H2

C. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

HUKUM DASAR REAKSI KIMIA

1.Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier, 1783)

“Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama dengan massa
produk reaksi”

Contoh: Magnesium + Klor → Magnesium klorida


1,0 g 2,9 g 3,9 g

H2(g) + O2(g) → H2O


1 gr 8 gr 9 gr

C(g) + 2H2(g) → CH4(g)


6 gr 2 gr 8 gr
2. Hukum Perbandingan Tetap (Proust, 1799) “Perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa selalu tetap atau tidak berubah”

Contoh : Air (H2O)

Dik : Nomor Massa atom H = 1

Nomor Massa atom O = 16

Dit : Perbandingan Massa dalam senyawa H2O ?

Penjelasan : H2 O = 2: 16

=1:8

Contoh soal:

a. Pada senyawa NH3 = massa N : massa H

= 1 Ar . N : 3 Ar . H

= 1 (14) : 3 (1)

= 14 : 3

b. Pada senyawa SO3 = massa S : massa O

= 1 Ar . S : 3 Ar . O

= 1 (32) : 3 (16)

= 32 : 48

=2:3

3. Hukum Perbandingan Berganda (Jhon Dalton)

“Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah
satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”

Contoh soal: Bila unsur nitrogen dan oksigen disenyawakan dapat terbentuk,

NO dimana massa N : O = 14 : 16 = 7 : 8

NO2 dimana massa N : O = 14 : 32 = 7 : 16

Untuk massa nitrogen yang sama banyaknya maka perbandingan massa pOksigen
pada senyawa NO : NO2 = 8 : 16 = 1 : 2
2. Hukum-Hukum Gas
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas = 0.082 liter.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V, dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2


dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
a. Perbandingan Volume (Gay-Lussac)
hukum ini berlaku jika P1 = P2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh:

𝑽𝟏 𝑵𝟏
=
𝑽𝟐 𝑵𝟐
Keterangan :
N1 = koefsien gas yang dicari
V1 = volume gas yang dicari (liter)
N2 = koefisien gas yang diketahui
V2 = volume gas yang diketahui (liter)

Contoh soal :

Tentukanlah volume pada reaksi berikut berdasarkan hukum Gay lussac?

N2 (g) + 3H2(g) → 2NH3(g)


V? 12 mL V?

Dik : Volume 3H2 (g) = 12 mL

Dit : Volume N2 (g) dan Volume 2NH3(g) ?

Penyelesaian :
𝑁1
V1 = 𝑥 𝑉2
𝑁2

1
Volume N2 (g) = 𝑥 12 mL = 4 mL
3

2
Volume 2NH3(g) = 𝑥 12 mL = 8 mL
3

Jadi, Volume N2 (g) dan Volume 2NH3(g) adalah 4 mL dan 8 mL


b. Hukum Boyle

Hukum ini berlaku jika n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh:

P1.V1 = P2.V2

Keterangan :
P1 = tekanan gas mula-mula (atm)
V1 = volume gas mula-mula (liter)
P2 = tekanan gas akhir (atm)
V2 = volume gas akhir (liter)

Contoh Soal :

1 mol gas N2 pada tekanan 2 atm pada volume 15 liter. Berapakah volume gas
pada tekanan 3 atm?

Jawab :

Diketahui : V1 = 15 liter

P1 = 2 atm

P2 = 3 atm

Ditanya : V2 ?

Penyelesaian :

P1 x V1 = P2 x V2

2 x 15 = 3 x V2

V2 = 10

Jadi, volume gas pada tekanan 3 atm adalah 10 liter.


c. Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum ini berlaku jika harga n1 = n2 sehingga diperoleh persamaan:

𝑷𝟏 𝑽𝟏 𝑷𝟐 𝑽𝟐
=
𝑻𝑰 𝑻𝟐

Keterangan :

P1 = tekanan gas mula-mula (atm)

V1 = volume gas mula-mula (liter)

P2 = tekanan gas akhir (atm)

V2 = volume gas akhir (liter)

T1 = suhu gas awal (Kelvin)


Contoh Soal :
T2 = Suhu gas akhir (Kelvin)
Gas dengan volume 7 liter pada suhu 27°C dan tekanan 2 atm dimampatkan hingga
tekanannya mencapai 6 atm pada suhu 42°C. Hitunglah volume gas sekarang?

Diketahui: V1 = 7L

T1 = 27°C = 300K T2 = 42°C = 315K

P1 = 2 atm P2 = 6 atm

Ditanyakan: V2 =?
𝑃1.𝑉1 𝑃2.𝑉2
Penyelesaian : =
𝑇1 𝑇2

2 . 7/300 = 6 .V2 /315

300 . 6 . V2 = 2 . 7 . 315

1800 V2 = 4410

V2 = 4410/1800

V2 = 2,45 L

Jadi, volume gas sekarang adalah 2,45 L.


d. Hukum Avogadro

"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung
jumlah mol yang sama"

Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol
setiap gas, volumenya 22,4 liter. Volume ini disebut sebagai volume molar gas.
𝑽𝟏 𝒏𝟏
=
𝑽𝟐 𝒏𝟐

Keterangan :

n1 = mol gas yang dicari


V1 = volume gas yang dicari (liter)
n2 = mol gas yang diketahui
V2 = volume gas yang dicari (liter)

Contoh soal :

Pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm, volume gas hidrogen (H2) adalah 10 liter dengan
jumlah mol H2 sebanyak 5 mol. Pada suhu dan tekanan yang sama, jumlah mol gas
nitrogen (N2) adalah 2 mol. Tentukan volume gas nitrogen tersebut?

Diketahui : Volume gas hidrogen (H2) = 10 liter

Mol H2 = 5 mol

Mol gas nitrogen (N2) = 2 mol

Ditanyakan : volume N2 ?
𝑉1 𝑛1
Penyelesaian : = 𝑛2
𝑉2

Volume H2 𝑚𝑜𝑙 𝐻2
=
Volume N2 𝑚𝑜𝑙 𝑁2

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻2 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑁2
Volume N2 = 𝑚𝑜𝑙 𝐻2

10 𝑥 2
= 5

= 4 Liter

Jadi, volume gas nitrogen adalah 4 Liter


D. MASSA ATOM RELATIVE (Ar) DAN MASSA MOLEKUL RELATIVE (Mr)

MASSA ATOM RELATIVE (Ar)

Atom merupakan partikel amat kecil, dan penentuan massanya diperlukan alat
khusus, yakni Spektrometer-massa. Hasil penetapan massa sebuah atom hidrogen, H
adalah 1,6736 x 10–24 gram.

Massa atom relatif (Ar)

 massa rata-rata 1 atom relatif terhadap 1/12 massa atom C-12.


 massa atom yang dituliskan dalam tabel periodik unsur

Catatan: Harga Ar dari setiap unsur telah ditabelkan dan dapat ditemukan dalam
berbagai buku/literatur kimia. Harga Ar tidak perlu dihafal, dan bila diperlukan dapat
langsung dicatat dari tabelnya; bahkan di dalam perhitungan atau soal-soal kimia,
harganya selalu dicantumkan.

Tabel Massa Atom Relatif Beberapa Unsur

MASSA MOLEKUL RELATIVE (Mr)

 Molekul merupakan hasil penggabungan atom-atom. Oleh karena itu massa


molekul merupakan penjumlahan massa dari atom-atom pembentuknya.
 Karena harga massa atom yang diterapkan merupakan massa relatif atom (Ar)
maka massa molekul yang diperoleh dari penjumlahan Ar juga merupakan
massa molekul relatif, simbol: Mr.

Mr = ΣAr
Contoh :

Molekul air (H2O)

Dik : Ar H = 1 gram/mol

Ar O = 16 gram/mol

Dit : Mr H2O ?

Penye : Mr H2O = ΣAr

Mr H2O = (Ar H x 2 ) + (Ar O x 1)

Mr H2O = (1 gram/mol x 2) + (16 gram/mol x 1)

Mr H2O = 2 + 16 gram/mol

Mr H2O = 18 gram/mol

 Berikut contoh penghitungan nilai Mr untuk beberapa tipe rumus kimia suatu senyawa.
Latihan !!!
Hitunglah nilai Mr dari rumus berikut ini
 Br2
 (NH4)3PO4
 Na2CO3.10H2O

Tugas !!!

1. Tentukanlah volume pada reaksi berikut berdasarkan hukum Gay lussac !


2C4 H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10 H2O (g)
V? 4 mL V? V?

2. Diketahui reaksi berikut ini :


2Mg + O2 → 2MgO
(4g) (32g)
Tentukan massa MgO?

3. Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ?


(Ar: C = 12 g/mol; O = 16 g/mol; Ca = 40g/mol)

4. Tentukan perbandingan senyawa berikut ini:


(Ar N = 14 g/mol, H = 1 g/mol, C = 12 g/mol, O = 16 g/mol)
a. NH3
b. CO2

5. Gas etena (C2H4) dibakar sempurna dengan oksigen sesuai reaksi berikut.
C2H4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Berapa volume gas karbon dioksida yang dihasilkan jika 4 liter gas etena
dibakar dengan oksigen secara sempurna? (semua volume diukur pada
suhu dan tekanan yang sama).

MATERI SELANJUTNYA
 KONSEP MOL
 RUMUS MOLEKUL DAN
RUMUS EMPIRIS

Anda mungkin juga menyukai