REAKSI KIMIA
Suatu perubahan kimia lebih sering disebut dengan istilah reaksi kimia. Kata
kerja “bereaksi” selalu berarti “membentuk zat baru”. Zat semula kemudian
berubah disebut Pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang terbentuk disebut hasil
reaksi (produk).
Ada 4 macam petunjuk yang menandai berlangsungnya suatu reaksi kimia, yaitu:
a. Pembentukan gas
b. Pembentukan endapan
c. Perubahan warna
d. Perubahan suhu
1
Tabel pengamatan Perubahan Materi
Kawat nikel dibakar pada nyala api alat Pita magnesium di bakar pada nyala
pembakaran Bunsen. Nikel terbakar Bunsen. Magnesium terbakar dengan
membara. Ketika di dinginkan, logam itu menimbulkan cahaya terang, dan
kembali pada wujud semula. menghasilkan abu berwarna putih.
Panaskan belerang dalam tabung reaksi Panaskan belarang dalam sendok porselin
dengan api yang lemah (nyala kuning). dengan api yang kuat (nyala biru). Belerang
Tabung digoyangkan terus-menerus. Setelah meleleh, dan lamban laun jumlahnya
belerang meleleh, pemanasan dihentikan. berkurang. Akhirnya sendok itu kosong dan
Ketika didinginkan, belerang menjadi padat timbul gas yang berbau seperti bau korek
kembali seperti semula. api yang terbakar.
B. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi adalah cara pemaparan perubahan zat – zat asal (reaktan) menjadi
zat – zat baru (produk) menggunakan rumus kimia zat – zat yang terlibat dalam
2
reaksi. Contohnya “reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air”
dipaparkan sebagai berikut:
2H2(g) + O2 (g) → 2H2O (l)
Tanda panah menunjukkan arah reaksi dan dapat dibaca sebagai “membentuk” atau
“bereaksi menjadi”. Bilangan di depan rumus kimia disebut koefisien reaksi,
koefisien (1) tidak ditulis. Huruf kecil dalam tanda kurung yang mengikuti rumus
kimia menyatakan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan, yaitu:
s = padatan (solid)
l = cairan (liquid)
g = gas
aq = larutan berair (aqueous, larutan dalam air)
Persamaan Reaksi Setara
Persamaan reaksi setara adalah persamaan reaksi yang jumlah atom pada reaktan
(ruas kiri) sama dengan jumlah atom pada produk (ruas kanan ). Cara
menyetarakan persamaan reaksi yaitu dengan menambahkan angka koefisien
dan tidak boleh merubah rumus kimia zat. Contoh: Setarakan persamaan reaksi
berikut ini ! CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (l)
C: 1 1
H: 4 2 x 2 (menjadi koefisien H2O)
O: 2x2 2 + 2=4
(menjadi koefisien O2)
Sehingga diperoleh persamaan reaksi sebagai berikut:
CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (l) (Reaksi setara)
3
LATIHAN SOAL :
4
BAB II
STOIKIOMETRI
5
B. Perhitungan Ar dan Mr
a. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif (Ar) suatu unsur secara matematis dapat dituliskan:
Ar unsur X =
Mr =
C. Konsep Mol
a. Pengertian Mol
Mol adalah Satuan pokok yang dipakai dalam perhitungan kimia, 1 mol zat
dapat dinyatakan dalam:
(i) Massa zat
(ii) Volume zat
(iii) .jumlah partikel zat
b. Hubungan Mol dengan massa zat
(i) Massa 1 mol Na = 1 mol x Ar Na
Massa 1 mol Na = 1 . 23 = 23 gram.
Massa zat = mol x Mr
(ii) Massa 1 mol NaOH = 1.Mr NaOH=1. 40= 40 gram
Massa 0,5 mol NaOH= 0,5 . 40 = 20 gram
20 gram NaOH = massa NaOH = 20/40 = 0.5 mol
6
MOL ZAT = MASSA ZAT / Mr ZAT
CONTOH:
1. 10 gram CaCO₃ = ................................................mol
2. Massa 5 mol CaCO₃ = ...............gram
3. Massa 0,3 mol H₂C₂O₄ = ...........gram
4. 15 gram CH₃COOH = .......... Mol
5. 30 gram MgSO₄ = .............mol
Contoh:
7
• Jika volume tidak dihitung dalam STP
PV = n RT
Dimana: P = tekanan gas (atm)
T = temperatur (K)
8
SOAL - SOAL
1. Dalam 1 liter oksigen (TP) terdapat 2,7 x 1022 molekul oksigen. Pada suhu dan
tekanan yang sama, berapakah ?
a. Jumlah molekul nitrogen dalam 1 liter gas nitrogen ?
b. Jumlah atom helium dalam 2 liter gas helium ?
2. Diketahui massa rata – rata 1 atom klorin adalah 35,5 sma. Berapakah massa atom
relatif (Ar) klorin ?
3. Diketahui massa atom relatif beberapa unsur sebagai berikut :
H = 1, C = 12, N = 14, O = 16, Na = 23, Mg = 24, Al = 27, dan S = 32.
Tentukanlah massa molekul relatif (Mr) zat berikut :
a. HNO3
b. CO(NH2)2
c. Ca(CH3COO)2
4. Diketahui Mr dari Na2CO3.xH2O = 286. Tentukanlah nilai x dalam rumus tersebut!
9
BAB III
LARUTAN STANDAR
Beberapa satuan konsentrasi yang sering digunakan dalam membuat larutan adalah :
%B =
11
Contoh:
Hitunglah persen massa (%B) dari 25 gram NaOH yang dilarutkan dalam 75 gram air
!
Penyelesaian:
Ditanya: %B ……………..?
Jawab: %B =
%B = 25 %
%V =
Contoh:
Hitunglah persen volume dari 100 ml asam sulfat pekat yang ditambahkan air hingga
volumenya 500 ml !
Penyelesaian:
Diketahui : Volume zat terlarut = 100 ml
Volume larutan = 500 ml
Ditanya : %V ……………?
Jawab: %V =
ppm =
Contoh: Dalam sampel air limbah sebanyak 1 liter mengandung PbSO4 sebanyak
0,25 gram. Hitunglah konsentrasi PbSO4 dalam ppm ! (ρ air = 1 kg/l)
Penyelesaian:
Diketahui: massa PbSO4 = 0,25 gram = 250 mg
Massa larutan = 1 kg
Ditanya: ppm ………..?
Jawab: ppm =
Contoh: Hitunglah molalitas dari 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !
Penyelesaian:
Diketahui: massa NaOH = 4 gram
Mr NaOH = 40
Massa air = 500 gram
Ditanya: m ………?
Jawab: m=
m = (4 / 40 ) x (1000/ 500)
m = 0.1 x 2 = 0,2 m (molal)
5. Molaritas (M)
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Secara
matematis ditulis: M =
M=
13
Contoh:
Hitunglah molaritas dari 8 gram NaOH yang dilarutkan dalam 500 ml air !
(Mr NaOH = 40)
Diketahui: massa NaOH = 8 gram
Volume air = 500 ml
Mr NaOH = 40
Ditanya: M ……… ?
Jawab: M=
M = (8/40) x (1000/500)
XB =
XC =
PENGENCERAN
Pengenceran adalah penambahan pelarut pada suatu larutan. Untuk menghitung
konsentrasi atau volume setelah pengenceran, digunakan persamaan sebagai
berikut:
V1 x M1 = V2 x M2
14
M2 = Molaritas sesudah pengenceran
PENCAMPURAN
Untuk menghitung konsentrasi hasil pencampuran, maka digunakan persamaan
sebagai berikut :
MC =
V3 = Volume zat 3
M1 = Molaritas zat 1
M2 = Molaritas zat 2
M3 = Molaritas zat 3
Mc = Molaritas campuran
SOAL :
1. Apabila ingin membuat larutan dengan cara mencampurkan 30 gram NaOH dengan
70 gram air. Hitunglah :
a. Massa larutan
b. Persen massa larutan (% B)
2. Minuman bersoda dibuat dengan menambahkan sejumlah air ke dalam 50 ml
alkohol hingga volumenya menjadi 500 ml. Hitunglah:
a. Volume air yang ditambahkan
b. Persen volume larutan (% V)
3. Tentukan molalitas (m) larutan NaOH yang terbuat dari 4 gram kristal NaOH
dilarutkan dalam 500 gram air! (Diketahui Mr NaOH = 40)
4. Tentukan kemolaran (M) larutan gula yang terbuat dari 17,1 gram gula tebu
dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 ml! (Diketahui Mr gula = 342)
5. Berapa gram H2SO4 yang terdapat dalam 500 ml larutan H2SO4 0,5 M? (Diketahui
Mr H2SO4 = 98)
15
6. Dalam membuat larutan HCl 0,1 M dari 50 ml larutan HCl 0,6 M. Hitunglah volume
air yang diperlukan dalam pengenceran tersebut!
7. Sebanyak 400 ml larutan asam cuka , CH3COOH 0,1 M dicampur dengan 200 ml
larutan asam cuka 0,25 M. Hitunglah konsentrasi yang baru setelah kedua larutan
dicampur!
8. Berikan masing- masing lima contoh dari :
a. Asam
b. Basa
Tulis rumus kimia dan namanya!
16
BAB IV
LAJU REAKSI
- :- :+ =a:b:c:d
3. Hukum laju reaksi tidak dapat diramalkan dari stoikiometri reaksi, tetapi
ditentukan melalui percobaan.
17
4. Nilai bilangan pangkat pada konsentrasi setiap zat dalam hukum laju reaksi
disebut sebagai orde reaksi.
5. Untuk reaksi – reaksi yang berlangsung hanya dalam satu tahap, orde reaksi
sama dengan koefisien reaksi.
6. Hukum laju reaksi kimia dapat dijelaskan melalui aturan – aturan yang
umum berikut ini:
a. Laju reaksi pada tahap tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi
b. Hukum laju reaksi keseluruhan ditentukan oleh urutan tahap – tahap
yang mengubah pereaksi menjadi produk reaksi.
7. Hukum laju reaksi keseluruhan ditentukan oleh hukum laju pada tahap
reaksi yang paling lambat.
18
SOAL – SOAL
1. Laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 100C. Bila pada
suhu 200C suatu reaksi berlangsung selama 150 menit, maka pada suhu 500C reaksi
berlangsung selama berapa menit ?
2. Berikut ini adalah data hasil percobaan laju reaksi dari :
2Fe3+ (aq) + 3S2- (aq) → S (s) + 2FeS (s)
0,10 0,10 2
0,20 0,10 8
0,20 0,20 16
0,20 0,30 54
Tentukan !
3. Jelaskan dengan teori tumbukan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi
berikut ini:
a. Konsentrasi b. Suhu
4. Hasil percobaan terhadap laju reaksi hidrolisis sukrosa yang berlangsung pada 85 0C
sebagai berikut.
19
Waktu (menit) 0 100 200 300 400 500 600
Tentukan laju reaksi hidrolisis rata – rata dalam selang waktu 100 menit pertama !
6. Suatu reaksi akan berlangsung dua kali lebih cepat daripada semula jika suhunya
dinaikkan 100C. Pada suhu 200C reaksi tersebut berlangsung selama 80 menit, berapa
lama reaksi berlangsung pada suhu 600C ?
7. Berikut ini adalah data hasil percobaan laju reaksi dari :
2NO (g) + 2H2 (g) → N2 (g) + 2H2O (g)
Tentukan !
20
8. Jelaskan dengan teori tumbukan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi
berikut ini:
a. Luas permukaan sentuh b. Katalis
9. Hasil percobaan terhadap laju reaksi hidrolisis sukrosa yang berlangsung pada 85 0C
sebagai berikut.
Waktu 0 100 200 300 400 500 600
(menit)
Tentukan laju reaksi hidrolisis rata – rata dalam selang waktu 100 menit terakhir !
21
BAB V
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Konsep Kesetimbangan
1. Definisi kesetimbangan :
a. Keadaan sistem yang menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi pereaksi
dan produk reaksi tidak terlihat.
b. Keadaan sistem yang menunjukkan bahwa laju reaksi ke arah hasil
( produk / kanan) sama dengan laju reaksi ke arah sebaliknya (pereaksi /
reaktan / kiri). Laju ke kanan = Lajuke kiri
2. Jenis reaksi kesetimbangan
Berdasarkan wujud / fase zat – zat yang terlibat dalam persamaan reaksi,
reaksi kesetimbangan dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kesetimbangan homogen: reaksi kesetimbangan dimana semua zat yang
terlibat reaksi wujudnya sama. Contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g)
Semua zat yang terlibat dalam persamaan reaksi ini wujudnya gas.
22
b. Kesetimbangan heterogen: reaksi kesetimbangan dimana zat – zat yang
terlibat reaksi wujudnya berbeda – beda. Contoh:
2NaHCO3 (s) ↔ Na2CO3 (s) + H2O (g) + CO2 (g)
Dalam persamaan reaksi ini ada zat yang berwujud padat dan ada yang
berwujud gas.
3. Tetapan kesetimbangan (K)
Untuk reaksi umum: aA (g) + bB (g) ↔ cC (g) + dD (g)
[A], [B], [C], dan [D] berturut – turut adalah konsentrasi (mol/L): A, B, C,
dan D. Contoh: Tuliskan persamaan Kc untuk reaksi !
N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g)
Jawab: Kc =
P = Tekanan gas; ∆n = (c + d) – (a + b)
Untuk reaksi kesetimbangan heterogen, konsentrasi zat cair (liquid) dan
zat padat murni (solid) tidak berubah akibat perubahan suhu, sehingga
rasio jumlah zat terhadap volumenya tetap. Oleh karena itu, perubahan
jumlah kedua jenis fasa zat ini tidak berpengaruh terhadap arah pergeseran
kesetimbangan dan tidak dinyatakan dalam penulisan tetapan
kesetimbangan. Contoh:
2NaHCO3 (s) ↔ Na2CO3 (s) + H2O (g) + CO2 (g)
Kc = [H2O] [CO2]
Jadi zat yang wujudnya (s) dan (l) tidak ditulis di persamaan Kc.
23
B. Faktor – Faktor yang Berpengaruh pada Kesetimbangan
1. Perubahan konsentrasi (C)
C dinaikkan Kesetimbangan bergeser ke kanan C diturunkan
PEREAKSI Kesetimbangan bergeser ke kiri HASIL REAKSI
C diturunkan C dinaikkan
24
SOAL - SOAL
2. Sistem kesetimbangan yang homogen, apabila seluruh zat dalam reaksi mempunyai
….
a. jumlah mol sama d. fase zat sama
b. konsentrasi sama e. massa sama
c. volume sama
3. Sistem kesetimbangan berikut yang merupakan sistem kesetimbangan homogen
adalah ….
a. H2O(l) H2O(g) d. CaCO3(g)CaO(s) + CO2(g)
b. C(s) + H2O (g) CO (g) + H2(g) e. 2 NaHCO3(s) Na2CO3(s) + CO2(g) +
H2O(g)
c. N2(g) + 3 H2(g) 2NH3(g)
4. Persamaan kesetimbangan ozon di alam adalah : O3 O2 + O. Dikatakan
kesetimbangan tercapai apabila ….
a. O3 tidak berubah lagi d. reaksi ke kiri sama dengan reaksi ke
kanan
b. jumlah masing-masing zat sama e. laju reaksi ke kiri sama dengan laju
reaksi ke kanan
c. jumlah masing-masing zat tetap
25
5. Rumusan tetapan kesetimbangan untuk reaksi : CaCO3(s) Ca O(s) + CO2(g) adalah
….
a. Kc = [CaO][CO2]/ [CaCO3] d. Kc = [CaCO3]
b. Kc = [CaCO3]/ [CO2] [CaO] e. Kc = [CO2]
c. Kc = 1/ [CaO][CO2]
6. Rumus tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut : 2HI (g) H2(g) + I2(g) adalah
….
a. Kc = [H2][I2]/ [HI]2 d. Kc = [HI]2
b. Kc = [HI]2/ [H2 ] [I2] e. Kc = [I2]
7. Dalam suatu ruang terdapat kesetimbangan antar PCl2 = 0,1 mol. Menurut reaksi
PCl5 (g) PCl3(g)+ Cl2(g). Maka harga tetapan kesetimbangan adalah….
a. 1/5 d. 1/20
b. 1/10 e. 1/25
c. 1/15
8. Faktor-faktor berikut mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, kecuali ….
a. perubahan konsentrasi d. perubahan volume
b. penambahan katalisator e. perubahan suhu
c. perubahan tekanan
9. Diketahui reaksi kesetimbangan : 2NO (g) N2(g) + O2 (g)
Pernyataan untuk reaksi tersebut yang benar adalah ….
a. diberi katalis, reaksi bergeser ke kanan d. Ditambah gas N2, reaksi begeser
b. ditambah gas NO, reaksi bergeser ke e. Dikurangi gas N2, reaksi bergeser ke
kiri kiri
c. dikurangi gas NO, reaksi bergeser ke
kanan
10. Terdapat reaksi kesetimbangan : N2O4 (g) 2NO2(g) . Apabila tekanan diperbesar,
akan menyebabkan ….
a. reaksi bergeser ke kiri d. gas N2 O4 berkurang
b. reaksi bergeser ke kanan e. gas NO2 bertambah
c. laju reaksi ke kiri = laju reaksi kanan
26
BAB VI
27
Atau Xp = 1 – Xter
P = P0 . Xp.i i = faktor Van’t Hoff
i = 1 + (n-1)α
α = derajat ionisasi
n = jumlah ion
Kenaikan Titik Didih Larutan non elektrolit m = molalitas
(∆Tb) ∆Tb = Kb . m. Kb = tetapan kenaikan titik
Tb = Tb0 + ∆Tb didih molal (0C /
Larutan elektrolit molal)
∆Tb = Kb . m. i Tb = titik didih larutan
0
Tb = titik didih pelarut
murni
Penurunan Titik Beku Larutan non elektrolit m = molalitas
(∆Tf) ∆Tf = Kf . m. Kf = tetapan penurunan
Tf = Tf0 - ∆Tf titik beku molal (0C
Larutan elektrolit / molal)
∆Tf = Kf . m. i Tf = titik beku larutan
Tf0 = titik beku pelarut
murni
Tekanan osmotik (ᴨ) Larutan non elektrolit M = molaritas (mol / L)
ᴨ =M.R.T R = tetapan gas
Larutan elektrolit = 0,082L.atm.mol-1.K-1
ᴨ = M. R . T. i T = suhu (K)
28
SOAL :
1. Perhatikan banyaknya mol zat terlarut dalam volume pelarut yang sama banyaknya
dari beberapa larutan non elektrolit berikut:
29
BAB VII
REAKSI REDOKS
Contoh:
C + O2 CO2
b) Reaksi Reduksi
Adalah reaksi pelepasan/pengurangan oksigen dari suatu zat.
30
Contoh:
CO2 C + O2
Contoh:
Na Na+ + e-
Fe2+ Fe3+ + e-
S2- S + 2 e-
b) Reaksi Reduksi
Adalah reaksi pengikatan elektron oleh suatu zat.
Contoh:
Na+ + e- Na
Fe3+ + e- Fe2+
S + 2 e- S2-
2) Oksidasi Reduksi
Adalah reaksi yang mengalami penurunan (pengurangan) bilangan oksidasi
31
PERBEDAAN REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI
CO2 C + O2 C + O2 CO2
1) Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol, unsur bebas adalah atom yang berdiri sendiri
atau dengan teman sejenisnya.
Contoh:
Biloks Cr2O7 -2 = -2
5) Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa umumnya +1, kecuali dalam senyawanya
dengan logam, bilangan oksidasi H = -1.
Contoh:
Kecuali:
( 2x1) + biloks S + (4 x -2 ) =0
2 + biloks S -8 =0
Jadi biloks S = 8 - 2 = 6
33
Contoh:
Biloks N = +5
+1 = Biloks N + (4 x (+1))
+1 = Biloks N + 4
biloks S = +6
-2 = Biloks S + (-6)
biloks S = +4
-2 = 2 biloks Cr + (7 x -2)
-2 = 2 biloks Cr - 14
2 Biloks Cr = 14 -2 =12
Contoh Soal:
Hitung biloks :
1. C dalam H2CO3
2. P dalam H3PO4
3. Mn dalam MnO4 -1
4. C dalam C2O4 -2
5. Al dalam Al(OH)3
-1
6. Cl dalam ClO4
7. I dalam IO3-1
8. S dalam S8
9. Cr dalam CrO4 -1
10. I dalam I2.
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Dalam reaksi tersebut, bilangan oksidasi Zn bertambah dari nol menjadi +2, maka dikatakan
Zn mengalami oksidasi. Sedangkan bilangan oksidasi Cu berkurang dari +2 menjadi nol,
maka dikatakan Cu mengalami Reduksi.
Perlu diperhatikan bahwa reaksi OKSIDASI akan selalu diikuti dengan reaksi
reduksinya. Dengan demikian baik reaksi oksidasi maupun reaksi Reduksi masing-masing
merupakan setengah reaksi. Sedangkan reaksi lengkapnya disebut reaksi redoks (singkatan
35
dari Reduksi dan oksidasi). Selanjutnya zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor
dan sebaliknya zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.
Contoh:
Tentukan pereaksi yang bertindak sebagai oksidator maupun reduktor dalam persamaan
reaksi berikut:
a) Zn + H2SO4 Zn SO4 + H2
b) 2HNO2 + 2HBr 2NO + Br2 + 2H2O
Jawab:
Dengan menggunakan pedoman bilangan oksidasi maka biloks masing-masing atom dalam
senyawanya adalah sebagai berikut:
a) 0 +2
Zn + H2SO4 ZnSO4 + H2
+1 0
Akan terlihat bila biloks Zn berubah dari nol menjadi +2 maka Zn mengalami oksidasi
dan disebut reduktor sedangkan atom H (dalam H2SO4) berubah dari +1 menjadi nol
maka H mengalami reaksi Reduksi dan disebut oksidator.
-1 0
Akan terlihat bila biloks N berubah (turun) dari +3 menjadi +2, maka N (dalam HNO 2)
bertindak sebagai oksidator, sedangkan biloks Br naik dari -1 menjadi nol maka Br
(dalam HBr) bertindak sebagai reduktor.
Apabila dalam suatu reaksi redoks desidator dan reduktornya merupakan unsur
yang sama maka reaksi tersebut disebut Reaksi Autoredoks (reaksi disproporsionasi).
36
Contoh:
0 -1 +5
Dari persamaan reaksi itu biloks berubah dari 0 menjadi -1 dan +5, dengan
demikian Br mengalami penurunan biloks (oksidator) dan juga mengalami kenaikan biloks
(reduktor).
a) Tentukan reaksi oksidasi dan reduksi dengan cara melihat unsur yang mengalami
perubahan biloks. Tuliskan berapa perubahan biloks unsur tersebut
b) Samakan jumlah perubahan biloks dengan cara menambahkan angka koefisien di
depan unsur/senyawa yang mengalami perubahan biloks.
c) Samakan jumlah muatan di ruas kiri dan ruas kanan dengan cara:
1) Jika muatan di ruas kiri lebih kecil, ditambahkan H+
2) Jika muatan di ruas kiri lebih besar, ditambahkan OH-
d) Samakan jumlah atom H di ruas kiri dan kanan dengan cara menambahkan H2O
Contoh:
P + NO3- PO43- + NO
Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
Jawab:
a. 5+ (-3) 2+
Tahap 1: P + NO3- PO43- + NO
0 (+5) 5+
37
Tahap 2: 3P + 5NO3- 3PO43- + 5NO
Ditambahkan 4OH-
Tahap 4: Karena di ruas kiri ada 4 atom H, maka di ruas kanan harus
ditambahkan 2H2O
b. 5+ (-5) 2+
Tahap 1: Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
+ (+1) 3+
Ditambahkan 8H+
Tahap 4: Karena di ruas kiri ada 8 atom H, maka di ruas kanan harus
ditambahkan 4H2O
38
setengah reaksi reduksi. Penyetaraan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi
dapat diselesaikan melalui beberapa tahap berikut:
Tahap 5: Samakan jumlah elektron yang dilepas (pada reaksi oksidasi dan
elektron yang diikat (pada reaksi reduksi)
Contoh:
39
Tahap 2: MnO4- Mn2+
C2O42- 2CO2
C2O42- 2 CO2
Cl2 2Cl-
Cl2 2Cl-
41
42