Anda di halaman 1dari 10

Karya ilmiah adalah produk dari proses pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan

guna memecahkan masalah. ( Fraenkel dan Walten )

→ Masalah atau pertanyaan yang ada disusun dan diidentifikasi.

→ Hipotesis adalah jawaban sementara yang diberikan oleh si peneliti sebagai hasil dari
kegiatan penalaran berdasarkan kajian pustaka

→ Hasil pengumpulan data selanjutnya diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau
membuktikan hipotesis

→ Menghubungkan temuan penelitian dengan penelitian terdahulu ataupun membandingkan


dengan teori yang telah ada sehingga teori sebelumnya dapat diuji kebenarannya dan bahkan
dapat menghasilkan teori baru

A. Jas praktikum ( Lab – Jas )


B. Kacamata laboratorium
C. Catatan praktikum / Kertas kerja

Apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus
seperti bahaya yang mungkin terjadi
Praktikan harus menjaga ketertiban, serta keselamatan diri dan orang lain. Laporkan setiap
kecelakaan, misalnya zat tumpah, botol pecah, atau anggota badan terkena bahan kimia
kepada guru pembimbing.
llmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan,
struktur, sifat, perubahan materi serta enaergi yang menyertai perubahan tersebut. Materi
adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa

→ Sifat yang tidak memengaruhi perubahan komposisi kimia suatu zat oleh adanya perubahan
wujud/keadaan zat. Contohnya : titik didih, titik leleh, daya hantar listrik, kelarutan.

→ Sifat yang ditunjukkan oleh suatu zat ketika zat tersebut mengalami perubahan menjadi zat
lain melalui reaksi kimia. Contohnya : mudah terbakar, berkarat, mudah meledak dan beracun

Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai terbentuknya zat baru, tetapi hanya
merupakan perubahan wujud semata. Contoh : bensin menguap, air menjadi es, emas melebur.

Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai terbentuknya zat baru. Contoh : kertas
dibakar, petasan meledak, besi berkarat.

Secara umum, persamaan reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut :


Ada 4 hal yang menjadi ciri terjadinya reaksi kimia, yaitu :


1. Terjadinya perubahan warna. Misal, kertas yang semula putih jadi hitam setelah dibakar.
2. Terjadinya perubahan suhu. Misalkan untuk pembakaran, itu pasti ada perubahan suhu
yang dirasakan
3. Terbentuknya gas. Banyak reaksi kimia yang menghasilkan gas, untuk pembakaran saja
ada gas CO2 atau karbondioksida yang dihasilkan
4. Terbentuknya endapan. Endapan terjadi gara-gara suatu zat tidak bisa larut lagi. Jadi
endapan terjadi jika larutan tersebut berada dalam keadaan jenuh. Dan endapan
menunjukkan adanya reaksi kimia.

Berikut adalah beberapa contoh perubahan kimia :


- Kayu terbakat
- Besi berkarat
- Makanan membusuk
- Susu menjadi asam
- Nasi yang basi
- Penguraian sampah
- Susu diubah menjadi keju
- Kedelai menjadi tempe
- Pelapukan kayu

Prinsip kimia karena pembusukan :


1. Perubahan kimia karena pembakaran
Pembakaran adalah reaksi oksidasi di mana terjadi reaksi antara suatu zat dengan oksigen.
Jika suatu zat mengalami pembakaran, sudah pasti zat tersebut mengalami perubahan struktur
secara kimiawi, contohnya kayu dibakar menjadi arang.
2. Perubahan kimia karena korosi/perkaratan
Peristiwa oksidasi lainnya adalah korosi/perkaratan. Pada proses ini, logam akan bereaksi
dengan oksigen dan air.
3. Perubahan kimia karena pembusukan
Pembusukan yang terjadi pada makanan atau zat lain disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme. Dengan demikian, makanan atau zat yang sudah mengalami pembusukan
tidak bisa kembali ke keadaan awalnya.
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan materi atau zat baru. Artinya,
hanya bentuk fisik atau wujud zat yang berubah. Meskipun bentuk fisik dan wujud zat
berubah, tetapi sifat-sifat fisika zat tetap. Itulah mengapa perubahan fisika hanya bersifat
sementara.

Perubahan Fisika terjadi karena beberapa keadaan berikut :


1. Perubahan fisika karena perubahan wujud
Perubahan fisika karena perubahan wujud bisa disebabkan oleh pemanasan. Namun
demikian, wujud zat bisa dikembalikan ke bentuk semula, contoh es yang dibiarkan di
suhu ruang semakin lama akan mencair.
2. Perubahan fisika karena perubahan bentuk
Perubahan ini bisa disebabkan oleh pemotongan dan peremasan, contohnya kayu dipotong
menjadi kursi.
3. Perubahan fisika karena perubahan ukuran
Contoh perubahan akibat perubahan ukuran ini bisa kamu lihat pada proses penggilingan
jagung
4. Perubahan fisika karena perubahan volume
Perubahan volume bisa terjadi karena pengaruh suhu, contohnya raksa akan memuai saat
menyentuh benda bersuhu tinggi
5. Perubahan fisika karena perubahan bentuk energi
Perubahan fisika karena perubahan bentuk energi bisa kamu lihat pada proses berputarnya
kipas angin atau panasnya lampu setelah dinyalakan. Perubahan energi listrik yang terjadi
pada kipas maupun lampu tidak mengubah sifat fisika dan kimianya.
6. Perubahan fisika karena pelarutan
Saat kamu melarutkan suatu senyawa seperti garam, sebenarnya kamu hanya mengubah
bentuk garam tersebut dari butiran menjadi partikel larutan
– dilihat dari massa atom
Perbandingan massa atom antar unsur
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋
Ar Unsur X = 1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
12

Karena 1/12 massa 1 atom C-12 = 1 sma, maka


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋
Ar Unsur X = 1 𝑠𝑚𝑎

Perbandingan antara massa rata-rata suatu molekul dengan 1/12 dari massa 1 atom C-12
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
Mr = 1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
12

Mr = Σ Ar

Mol menyatakan satuan jumlah zat

Jumlah Partikel = n x L
1 mol = 6,02 x 1023 partikel = L ( bilangan Avogadro )
→ Artinya, dalam 1 mol zat terdapat 6,02 x 1023 partikel
Partikel = Atom, Molekul, Ion

1 mol Cu = 6,02 x 1023 atom Cu


1 mol H2O = 6,02 x 1023 molekul H2O
1 mol Cl- = 6,02 x 1023 ion Cl-
Meski jumlah molnya sama, tetapi massanya tentu berbeda, tergantung pada jenisnya
Massa Molar ( Mm ) – Massa yang dimiliki oleh 1 mol zat

Untuk partakel berupa atom :


𝑔𝑟𝑎𝑚
Mm = Ar ⁄𝑚𝑜𝑙

Untuk partikel berupa senyawa / molekul


𝑔𝑟𝑎𝑚
Mm = Mr ⁄𝑚𝑜𝑙

Maka → m ( massa ( gram ) ) = n ( jumlah mol ( mol ) ) x Mm ( Ar / Mr ( gram/mol) )

Volume tiap mol gas disebut Volume molar ( Vm ). Besar Vm tergantung pada suhu dan
tekanan.
V ( volume gas ( liter ) ) = n ( jumlah mol ( mol ) ) x Vm ( volume molar ( liter/mol ) )
Untuk partakel berupa atom :
𝑔𝑟𝑎𝑚
Mm = Ar ⁄𝑚𝑜𝑙

Untuk partikel berupa senyawa / molekul


𝑔𝑟𝑎𝑚
Mm = Mr ⁄𝑚𝑜𝑙

Maka → m ( massa ( gram ) ) = n ( jumlah mol ( mol ) ) x Mm ( Ar / Mr ( gram/mol) )

1. Keadaan STP ( Standard Temperature and Pressure )


Suhu : 0°C Tekanan : 1 atm
Pada keadaan STP, Vm sebesar 22,4 liter/mol

2. Keadaan RTP (Room Temperature and Pressure)


Suhu : 25°C Tekanan : 1 atm
Pada keadaan RTP, Vm sebesar 24 liter/mol
3. Keadaan tertentu dengan P dan T di luar keadaan STP dan RTP, volume gas
ditentukan dengan persamaan :
PV = nRT
Keterangan :
V = volume gas ( liter )
n = jumlah mol gas ( mol )
R = tetapan gas = 0,082 L.atm/mol.K
T = suhu mutlak gas ( K = 273 + suhu celcius )
P = tekanan gas ( atm )

4. Keadaan yang mengacu pada keadaan gas lain. Pada P dan T yang sama, volume gas
hanya bergantung pada jumlah molnya
PV = nRT
Keterangan :
V1 = volume gas 1 ( liter )
n1 = jumlah mol gas 1 ( mol )
V2 = volume gas 2 ( liter )
n2 = jumlah mol gas 2 ( mol )

Jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan


𝑛
M=𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1
M= 𝑀𝑟
𝑥 𝑉

Keterangan :
M = molaritas ( mol/L )
n = jumlah mol ( mol )
V = volume larutan ( L )
Mr = Massa molekul relatif ( gram/mol )
Jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan
𝑛
M=𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1
M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑝

Keterangan :
m = molalitas ( mol/kg )
n = jumlah mol ( mol )
p = massa pelarut ( kg )

Perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan
𝑛𝑝
Xp = (𝑛𝑝+𝑛𝑡)
𝑛𝑡
Xt = (𝑛𝑝+𝑛𝑡)

Xp + Xt = 1
Keterangan :
Xp = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
np = mol pelarut
nt = mol zat terlarut

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%massa = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%volume = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Untuk menghitung perbandingan masa unsur-unsur dalam suatu senyawa digunakan :
𝑋 𝑥 𝐴𝑟
Kadar Unsur X = 𝑥 100%
𝑀𝑟

Dimana x merupakan jumlah atom unsur X dalam 1 molekul senyawa dan indeks dari unsur
X dalam rumus kimia senyawa

Perbandingan jumlah mol dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi


𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑧𝑎𝑡 𝑋
Mol zat X = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖

Pereaksi pembatas yang habis terlebih dahulu. Cara menentukannya :


1. Menentukan jumlah mol zat-zat yang diketahui
2. Menentukan jumlah mol setiap zat dibagi dengan koefisien reaksinya masing-masing
3. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang hasilnya paling kecil

Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur
kristalnya. Jika suatu hidrat dipanaskan, sebagian atau seluruh air kristal akan lepas atau
menguap
Rumus Kimia Hidrat Nama Hidrat
Garam inggris, MgSO4.7H2O Magnesium Sulfat Heptahidrat
Terusi, CuSO4.5H2O Tembaga ( II ) Sulfat Pentahydrat
Gipsum, CaSO4.2H2O Kalsium Sulfat Dihydrat

Anda mungkin juga menyukai