Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA

MOL DAN HUKUM GAS IDEAL


Makalah ini disusun sebagai bukti hasil bukti hasil kerja kelompok

Disusun oleh:
● Daniel Reinhard Liwijaya/8
● Ellene Chang/10
● Federic Winata/12
● Jennifer Efendy/19
● Kennan Kuswandi/22
● Raymond Johnson/27
● Steven/29

SMA SANTO KRISTOFORUS II


Taman Palem Lestari Blok A/18,RT/RW 0/0,Dsn. Cengkareng Barat, Kec.
Cengkareng, Kota Jakarta Barat,Prop. DKI Jakarta 11730
Telp. 021-55954553

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat karunia dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah kimia mengenai mol
dan hukum gas ideal. Makalah ini akan membahas penjelasan tentang mol dan hukum
gas. Buku ini diperuntukkan bagi pembaca agar memberikan informasi-informasi
seputar tentang mol dan hukum gas ideal.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang mol dan hukum gas ideal
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 3 April 2018


i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………......i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………..iii
Ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Mol
Mol adalah satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah
zat. Satuan ini didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah
partikel representatif, misalnya atom, molekul, ion, elektron, atau foton, yang setara
dengan jumlah atom dalam 12 gram karbon-12 (12C), isotop karbon dengan berat
atom standar definitif 12. Jumlah ini dinyatakan sebagai bilangan Avogadro, dengan
nilai pendekatan 6,022140857×1023 mol−1. Mol adalah salah satu satuan dasar SI,
dan dilambangkan dengan mol.

Mol banyak digunakan dalam kimia sebagai cara mudah untuk menyatakan jumlah
reaktan dan produk pada reaksi kimia. Misalnya, persamaan reaksi 2 H2 + O2 → 2
H2O berarti bahwa 2 mol dihidrogen (H2) dan 1 mol dioksigen (O2) bereaksi
membentuk 2 mol air (H2O). Mol juga digunakan untuk menyatakan jumlah atom,
ion, atau entitas elementer lainnya dalam sampel zat tertentu. Konsentrasi larutan
umumnya dinyatakan sebagai molaritas, yang didefinisikan sebagai jumlah mol zat
terlarut per liter larutan.
Menurut Dalton, reaksi kimia adalah proses penataan ulang susunan atom-atom
dalam suatu molekul. Diawali dari terurainya atom-atom dari suatu molekul,
kemudian bergabung kembali dengan susunan yang berbeda membentuk molekul
berbeda.

Dalam kenyataannya, reaksi-reaksi kimia melibatkan banyak atom, molekul, atau ion.
Pada reaksi antara gas oksigen dan hidrogen terlibat triliunan molekul oksigen dan
hidrogen. Oleh karena ukurannya yang sangat kecil, maka tidak mungkin digunakan
satuan kodi, rim, lusin, atau satuan-satuan lain yang banyak dikenal dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk alasan kepraktisan, maka dalam menentukan ukuran jumlah
partikel, para ahli kimia sepakat mencari satuan yang mudah digunakan, yaitu satuan
jumlah partikel yang disebut ​mol.

satu mol adalah sejumlah partikel yang terkandung didalam suatu zat yang jumlahnya
sama dengan​ ​banyaknya atom yang terdapat didalam 12,00 gram C-12. Dari
percobaan yang dilakukan oleh Joseph Loschmidt dan kemudian dibenarkan oleh
avogadro, ternyata banyaknya atom karbon yang terdapat dalam 12,00 gram C-12
adalah 6,02x10​23 ​butir atom. Bilangan ini​ ​selanjutnya disebut dengan bilangan
avogadro/tetapan avogadro dan diberi lambang L (diambil dari nama Loschmidt).

Jadi, 1 mol zat = 6,02 x 10​23​ partikel

jadi, pertama-tama ditentukan dahulu berapa massa dari 1 mol zat, baru kemudian digunakan
sebagai patokan untuk perhitungan-perhitungan selanjutnya. Sebagai contoh pada
atom karbon. Telah diketahui bahwa setiap 12 gram C-12 berisi 6,02x10​23​ atom C.
jadi, jika seseorang ingin mengambil 3,01x10​23 ​atom karbon, maka orang tersebut
harus menimbang 6 gram karbon.

1. Massa Molar

Massa molar, simbol M, adalah massa dari satu mol sebuah unsur atau senyawa kimia. Ia
merupakan sifat fisik dari tiap-tiap senywa murni. Satuan SI untuk massa adalah
kilogram, namun atas alasan praktis dan historis, massa molar hampir selalu
dituliskan dalam satuan gram per mol (g/mol), utamanya dalam bidang kimia. Massa
molar berkaitan erat dengan massa molar relatif (Mr) suatu senyawa dan berkaitan
juga dengan berat atom standar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Namun,
massa molar haruslah dibedakan dengan massa molekul, yang merupakan massa satu
molekul dan tidak secara langsung berhubungan dengan massa atom ataupun massa
atom relatif. Satuan dalton (Da) kadang-kadang juga digunakan sebagai satuan massa
molar, utamanya dalam bidang biokimia, dengan definisi 1 Da = 1 g/mol, walaupun
sebenarnya secara kaku ia merupakan satuan massa molekul (1 Da = 1.660 538
782(83)×10–27 kg).

Massa molar sering digunakan dalam perhitungan stoikiometri dalam ilmu kimia. Tujuan
utamanya adalah sebagai faktor konversi antara jumlah gram sebuah zat murni, yang
dapat diukur secara langsung, dan jumlah mol zat tersebut, yang sulit diukur secara
langsung namun lebih penting secara kimia. Dengan ini, seseorang dapat
membandingkan jumlah molekul suatu zat terhadap zat lainnya. Jika suatu reaksi
kimia membutuhkan zat A dan B dalam jumlah molekul yang sama, namun massa
molar A dua kali lipat massa molar B, maka dalam reaksi ini akan dibutuhkan 2 gram
zat A setiap 1 gram zat B. hubungan massa dengan jumlah partikel dinyatakan dalam
massa molar, yaitu massa zat yang mengandung 6,02 x 10​23​ partikel zat tersebut.
Berdasarkan standar mol yang menyatakan bahwa di dalam 12 gram C-12 terdapat
6,0x10​23​ ​atom C-12. Jadi ​kesimpulannya,​ ​massa molar adalah massa zat yg sama
dengan massa atom/massa rumus zat tersebut dinyatakan dalam gram.

Massa molar (M) = massa 1 mol zat X = (A​r ​X) gram

Karena M​r​ dari suatu molekul atau satuan rumus kimia senyawa adalah jumlah A​r​ dari atom –
atom penyusunnya, maka,

Massa molar (M) = massa 1 mol zat AxBy = (​Mr​ ​A​x​B​y​) gram

Dengan menggunakan pengertian massa molar (M), maka jumlah mol suatu zat dapat
dihitung dengan cara,

dengan, n = jumlah mol zat (mol), a = massa zat (gram), M = massa molar (gram / mol)

contoh sederhana:
Berapa massa 1,204 x 10​24​ mol NaOH? Diketahui A​r​ Na = 23, H = 1, O = 16!
Jawab: Mr NaOH = ( 1 x 23) + (1x16) + (1x1)
= 40
Jumlah mol = jumlah partikel/L
n = 1,204 x 10​24​ / 6,02x 10​23
n = 2 mol
Massa (gram) = n x Mr = 2 mol x 40 = 80 gram

2. Volume Molar
Volume molar gas adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika pengukuran
dilakukan pada keadaan standar / STP ( Standard Temperature and pressure), yaitu
pada suhu 0 C dan tekanan gas 1 atm.
Berikut adalah volume molar beberapa gas pada keadaan standar.
Jenis gas Rumus Massa molar (gram/mol) Volume molar
Kimia pada STP (liter)
Hidrogen H​2 2 22,422
Helium He 4 22,426
Nitrogen N​2 28 22,402
Oksigen O​2 32 22,393
Metana CH​4 16 22,393
Karbon dioksida CO​2 44 22,262

Dari data hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada keadaan standar ( 0 C, 1
atm), Volume 1 mol gas adalah 22,4 liter.
V = n. mol x 22,4L/mol
dengan, V = volume gas pada 0 C, 1 atm (L), n = jumlah mol gas (mol)
contoh sederhana:
Volume 1,4 gram gas Nitrogen (N2) , (Ar N = 14) pada keadaan standar adalah?
Jawab:
n = a / Mr . n
= 1.4/2 . 14
= 0,05 mol
Volume= 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12L

Hukum-Hukum Tentang Gas


1. Hipotesis Avogadro
Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, sejunlah volume yang sama
suatu gas mengandung jumlah molekul yang sama. Dari pernyataan tersebut berarti,
apabila jumlah molekulnya sama, maka jumlah mol gas akan sama pula. Dengan
demikian, berlaku bahwa perbandingan volume gas akan sama dengan perbandingan
mol gas:

P​1 : ​V​2 = ​ ​n​1 : n


​ ​2

Contoh soal:
Sebanyak 9 L gas oksigen mengandung 9,4 × 10​22​ molekul. Pada suhu dan tekanan yang
sama, hitunglah jumlah molekul 36 L gas karbon dioksida dan volume 9,8
× 10​23​ molekul uap air!
Jawab:

2. Hukum Gas Ideal


Jika suatu gas dipanaskan, maka akan terjadi pemuaian volume. Adanya pemuaian
volume mnyebabkan terjadinya penyimpangan pada hukum yang berlaku pada gas
kecuali pada gas ideal. Beberapa hukum yang berlaku pada gas ideal adalah sebagai
berikut:

• Hukum Boyle menyatakan bahwa paada suhu tetap, tekanan dari sejumlah mol
gas yang sama berbanding terbalik dengan volumenya​,
atau P=1/V pada T tetap.

• Hukum Charles menyatakan bahwa sejumah mol gas yang sama pada tekanan
tetap berbanding lurus dengan suhu mutlaknya, atau V=T pada P tetap.
• Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan suhu tetap, volume
suatu gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas, atau V=n, pada P dan T
tetap.
Dari semua hukum diatas, dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
PV=nRT
P = Tekanan (atm)
V= Volume (L)
n = jumlah mol
R= tetapan gas ideal 0.082
T= suhu (K)
Persamaan tersebut dikenal dengan persamaan gas ideal, yang menjelaskan hubungan empat
variable (suhu, tekanan, volume, dan jumlah mol gas) terhadap perilaku gas ideal,
yaitu gas yang molekul – molekulnya dianggap tidak saling Tarik menarik, tidak
saling tolak menolak, dan volumenya dapat diabaikan terhadap volume wadahnya.
Dengan menggunakan persamaan gas ideal tersebut, maka dapat ditentukan volume,
massa dan besaran lainnya pada berbagai keadaan. Penggunaan hokum gas ideal pada
kehidupan sehari hari, misalnya untuk pengisian gas elpiji. Dalam pengisian gas elpiji
ke tabung elpiji, tidak mungkin ditimbang, tetapi dengan cara mengukur tekanannya.
Contoh soal:

DAFTAR PUSTAKA
Liwijaya, Daniel Reinhard dan Kennan Kuswandi. 2018. Hukum gas ideal. Jakarta : SMA St.
Kristoforus 2.
Chang, Ellene dan Steven. 2018. Massa molar. Jakarta : SMA St. Kristoforus 2.
Winata, Federic. 2018. Volume molar. Jakarta : SMA St. Kristoforus 2.
Efendy, Jennifer. 2018. Mol. Jakarta : SMA St. Kristoforus 2.
Johnson, Raymond. 2018. Hipotesis Avogadro. Jakarta : SMA St. Kristoforus 2.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini. Semoga bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam ejaan
penulisan dan kalimat yang kurang jelas atau sulit dimengerti. Kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kelompok kami semoga berkenan di hati dan kepada para pembaca kami ucapkan terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai