Anda di halaman 1dari 56

Blog Pembelajaran Kimia

Belajar kimia itu asyikkkk....yukkk kita belajar.......

Rabu, 25 November 2009


MODUL V KIMIA KELAS X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang Aplikasi Hukum-hukum dasar
dalam perhitungan kimia sederhana.
Dengan mengetahui beberapa perhitungan kimia sederhana, diharapkan siswa termotivasi
untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia, yang sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula menimbulkan sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun
media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa, dan volum gas.
2. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
3. Menentukan rumus air kristal.
4. Menghitung kadar zat dalam suatu senyawa.
5. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
6. Menentukan banyak zat pereaksi ataupun hasil reaksi.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan
kimia.
E. INDIKATOR
1. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
2. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
3. Menentukan rumus air kristal.
4. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
5. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
6. Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
F. Cek Kemampuan Dasar
1. Jika kamu ingin mengetahui berat badan seseorang, alat apa yang kamu pergunakan untuk

mengukurnya ?.............................
2. Kamu sudah pernah menghitung Mr pada pelajaran sebelumnya (modul 1). Coba hitung
berapa Mr ( massa molekul relatif) dari CH4, jika diketahui Ar C = 12, H = 1.
.......................................................................................................................................
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Guru menerangkan tentang konsep mol secara singkat.
2. Siswa mendiskusikan tentang hubungan mol dengan massa molar (Mr), volume molar gas
pada kondisi STP, dengan koefisien reaksi, dan dengan hukum Guy-Lussac.
3. Presentasi hasil diskusi oleh wakil kelompok.
4. Siswa mendiskusikan tentang rumus empiris dan rumus molekul, penentuan jumlah
molekul hidrat, penentuan kadar zat dalam senyawa.
5. Presentasi perwakilan kelompok tentang hasil diskusi.
6. Guru menjelaskan tentang reaksi stoikhiometri dan non stoikhiometri.
7. Siswa mendiskusikan tentang penentuan pereaksi pembatas, serta cara menghitung banyak
zat pereaksi ataupun hasil reaksi.
8. Presentasi perwakilan kelompok tentang hasil diskusi
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
KONSEP MOL
Anda telah mempelajari atom, molekul, dan ion sebagai partikel-partikel materi. Bagaimana
caranya menghitung jumlah yang sangat banyak dari partikel-partikel materi yang berukuran
sangat kecil tersebut ?
Untuk menyederhanakan jumlah partikel yang sangat kecil ini digunakan istilah MOL. Mol
menyatakan satuan jumlah zat.
Hubungan antara jumlah mol dan jumlah partikel adalah :
Jumlah mol = jumlah partikel / L
Jumlah Partikel (molekul) = jumlah mol x L
Dengan L = bilangan avogadro = 6,02 x 10 pangkat 23 partikel/mol
Contoh :
1. Berapakah jumlah mol amonia (NH3) yang terdapat dalam 3,01 x 1026 molekul NH3 ?
Jawab :
Jumlah mol = 3,01 x 1026 / 6,02 x 1023
= 500 mol
2. Hitunglah jumlah molekul asam sulfida (H2S) jika diketahui mol H2S = 0,4.
Jawab : jumlah molekul = jumlah mol x L
= 0,4 x 6,02 x 1023
= 2,4 x 6,02 x 1023 molekul

MASSA MOLAR
Massa molar adalah massa 1 mol zat, satuannya gram/mol. Untuk senyawa, massa molarnya
sama dengan massa molekul relatif (Mr).
Contoh :
1. Tentukan massa molar Al jika diketahui Ar Al = 27.
Jawab : massa molar Al = Ar = 27 gr/mol
2. Hitunglah massa molar asam sulfat (H2SO4) jika diketahui Ar H =1, S =32, O =16)
Jawab : massa molar H2SO4 = (2 x 1) + ( 1 x 32 ) + ( 4 x 16)
= 2 + 32 + 64 = 98 gr/mol
Untuk menghitung jumlah mol zat yang diketahui jumlah massanya, dapat menggunakan
rumus berikut :
Jumlah mol = massa zat (gram) / massa molar
n = gram / Mr
massa (gram) = n x Mr
Contoh :
1. . Bila terdapat 5 gr CaCO3, maka jumlah mol zat tersebut adalah.(Ar Ca = 40, C =12, O
=16)
Jawab :
Mr CaCO3 = ( 1 x 40) + ( 1 x 12) + ( 3 x 16) = 40 + 12 + 48 = 100
n = 5 / 100
= 0,05 mol
2. Berapa gramkah massa 1,204 x 1024 molekul NaOH ?
Diketahui Ar Na = 23, H = 1, O =16
Jawab :
Mr NaOH = ( 1 x 23) + (1 x 16) + (1 x 1)
= 23 + 16 + 1 = 40
Jumlah mol = jumlah partikel / L
n = 1,204 x 1024 / 6,02 x 1023
n = 2 mol
Massa (gram) = n x Mr
= 2 mol x 40 = 80 gram NaOH
VOLUME MOLAR GAS PADA KEADAAN STANDAR (STP)
Volume suatu gas bergantung pada suhu, tekanan, dan jumlah zatnya. Hubungan ini
dirumuskan sebagai berikut :
PxV=nxRxT
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas ( Liter)
n = jumlah mol gas (mol)
T = temperatur/suhu (kelvin)
R = konstanta gas = 0,082 L.atm.mol-1K-1

Volume molar didefinisikan sebagai volume 1 mol zat dalam wujud gas. Keadaan standar
didefinisikan sebagai tekanan 1 atmosfer (atm) dan suhu 0oC ( 273 K). Satu mol gas ideal
dalam keadaan STP (standar temperatur dan tekanan) akan mengikuti suatu persamaan :
1 atm x V = 1 mol x 0,082 L.atm.mol-1K-1 x 273 K
V = 22,389 liter = 22,4 liter
Maka : hubungan antara volume pada keadaan STP dengan jumlah mol zat :
Contoh :
1. Tentukan jumlah mol 2,24 liter gas HCl pada kondisi STP.
Jawab : jumlah mol HCl = 2,24 / 22,4 = 0,1 mol
2. Tentukan volume 2 mol gas CO2 .
Jawab : volume CO2 = 2 x 22,4 = 44,8 liter
3. Berapakah volume 56 gr gas Nitrogen (N2) yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan 2
atm? (Ar N =14)
Jawab :
P = 2 atm
R = 0,082 ltr.atm mol-1 K-1
Ar N2 = 14
Massa = 56 gr
Suhu, T = 25 + 273 = 298 K
Mr N2 = 2 x 14 = 28
Mol N2 = gr / Mr
= 56 / 28
= 2 mol
Rumus gas ideal :
P.V = n .R .T
V = (n .R .T) / P
V = ( 2 x 0,082 x 298) / 2
= 24,436 liter
HUBUNGAN JUMLAH MOL DAN KOEFISIEN REAKSI
Perbandingan jumlah mol sesuai dengan perbandingan jumlah partikel, perbandingan
volume, dan perbandingan koefisian reaksi. Dirumuskan sebagai berikut :
Contoh :
1. Terdapat 4,48 l gas Hidrogen (kondisi STP) yang tepat bereaksi dengan gas Oksigen
menghasilkan air, hitunglah volume dan massa gas Oksigen yang bereaksi pada kondisi STP.
Persamaan reaksinya : 2 H2O2 H2 + O2 (Ar H = 1, O = 16)
Jawab :
dari persamaan reaksi dapat dibuat perbandingan angka koefisiennya = 2 : 1 :2
Jumlah mol = (koefisien zat yang dicari : koefisien zat yang diketahui) x jumlah mol zat yang
diketahui

Jumlah mol H2 = V / 22,4 = 4,48 / 22,4 = 0,2 mol


Jumlah mol O2 = x 0,2
= 0,1 mol
Volume O2 = mol O2 x 22,4 = 0,1 x 22,4 = 2,24 liter
Mr O2 = 2 x 16 = 32
Massa O2 = mol O2 x Mr
= 0,1 x 32
= 3,2 gr
HUBUNGAN HUKUM GUY-LUSSAC DAN JUMLAH MOL
Dari hukum Guy-Lussac dapat disimpulkan bahwa perbandingan volume gas-gas sesuai
dengan perbandingan mol, sehingga pada suhu dan tekanan yang sama (T,P sama) berlaku
hubungan :
V1 : V2 = n1 : n2
Dimana :
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
Contoh soal :
1. Berapakah volume 6,4 gr gas Metana (CH4) jika pada keadaan yang sama 1 liter gas
Nitrogen (N2) memiliki massa 1,4 gr ? (Diketahui Ar C =12, H =1, N = 14)
Jawab :
Diketahui : massa CH4 = 6,4 gr
Volume N2 = 1 liter
Massa N2 = 1,4 gr
Ditanya : volume CH4 = ....?
Mr CH4 = (1 x 12) + ( 4 x 1 ) = 12 + 4 = 16
Mr N2 = 2 x 14 = 28
Mol CH4 = gr : Mr = 6,4 : 16 = 0,4 mol
Mol N2 = gr : Mr = 1,4 : 28 = 0,05 mol
Maka :
vol CH4 : vol N2 = mol CH4 : mol N2
X : 1 = 0,4 : 0,05
X = 8 x 1 = 8 liter
Diperoleh : volume CH4 = 8 liter
PENENTUAN RUMUS EMPIRIS, RUMUS MOLEKUL,
SENYAWA HIDRAT, DAN KADAR ZAT DALAM SENYAWA
Rumus empiris merupakan rumus perbandingan jumlah mol unsur-unsur yang membentuk
suatu senyawa, contoh : (CH2O)n, (CH2)n, dan lain-lain.
Rumus molekul senyawa merupakan rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan
unsur penyusun suatu senyawa, contoh : C6H12O6 , C4H8, dan lain-lain.
Dalam penentuan rumus molekul, perlu ditentukan terlebih dahulu rumus empirisnya,

selanjutnya dengan menggunakan data Mr senyawa, dapatlah ditentukan rumus molekulnya.


Contoh soal :
1. Suatu senyawa hidrokarbon mengandung 85,7 % massa karbon, dan sisanya massa
hidrogen. Jika diketahui Mr senyawa hidrokarbon tersebut 56, tentukanlah rumus empiris dan
rumus molekul senyawa tersebut ! ( Diketahui : Ar C = 12, H = 1)
Jawab :
Diketahui : massa karbon = 85,7 %
Mr senyawa hidrokarbon = 56
Ditanya : rumus empiris dan rumus molekul
% massa hidrogen = 100 % - 85,7% = 14,3 %
Perbandingan mol C : mol H = (% massa C : Ar C) : (% massa H : Ar H)
= (85,6: 12) : ( 14,3 : 1)
= 7, 14 : 14,3
=1:2
Jadi, rumus empirisnya = (CH2)n
Mr (CH2)n = 56
( 1 x Ar C + 2 x Ar H)n = 56
{( 1 x 12) + (2 x 1)}n = 56
(12 + 2)n = 56
14 n = 56
n = 56 : 14
n=4
jadi rumus molekulnya = (CH2)4 = C4H8
2. Benzena mempunyai rumus empiris CH, dan massa molarnya adalah 78. Tentukan rumus
molekulnya, jika diketahui Ar C = 12, H = 1.
Jawab :
Diketahui : Mr CH = 78
(CH)n = 78
{( 1 x Ar C) + ( 1 x Ar H)}n = 78
{(1 x 12) + ( 1 x 1 )}n = 78
(12 + 1)n = 78
13 n = 78
n = 78 : 13
n=6
Jadi rumus molekulnya (CH)6 = C6H6
PENENTUAN SENYAWA HIDRAT
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul air. Molekul air yang terikat itu
dinamakan molekul hidrat.
Contohnya :
MgSO4 . 2H2O = mengikat 2 molekul air,
Cr2O3 . 3H2O = mengikat 3 molekul air.
Penentuan jumlah molekul hidrat adalah dengan cara memanaskan senyawa hidrat tersebut,
sehingga molekul air menguap, selisih massa sebelum dan sesudah pemanasan menunjukkan
jumlah hidrat yang dikandung senyawa tersebut.

Contoh soal :
1. Jika 39 gr MgSO4. x H2O dipanaskan, dihasilkan 30 gr MgSO4 anhidrat sesuai dengan
persamaan reaksi :
MgSO4. xH2O --> MgSO4 + x H2O
Perbandingan koefisien = 1 : 1 : x
Jika diketahui Mr MgSO4 =120 dan Mr H2O = 18, maka nilai x adalah.....
Jawab :
Diketahui : Massa MgSO4. x H2O = 39 gr , Massa MgSO4 = 30 gr
Mr MgSO4 =120 , Mr H2O = 18
Ditanya : jumlah molekul hidrat ( x ) = ...?
Massa H2O = 39 30 = 9 gr
Mol MgSO4 = 30 gr : 120 = 0,25
Mol H2O = 9 gr : 18 = 0,5
Mol MgSO4 : Mol H2O = koefisien MgSO4 : koefisien H2O
0,25 : 0,5 = 1 : x
0,5 = 1 : x
X = 1 : 0,5 = 2
Maka jumlah molekul air = 2,
senyawa tersebut adalah MgSO4. 2 H2O
PENENTUAN KADAR UNSUR DALAM SENYAWA
Hukum Proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa selalu
tetap, maka dapatlah kita menentukan perbandingan massa unsur dalam suatu senyawa yang
telah diketahui rumus kimianya. Maka untuk suatu senyawa dengan rumus XmYn berlaku
persamaan sebagai berikut :
Massa X = {( m x Ar X) / (Mr XmYn)} x massa XmYn
Dimana m = indeks zat X
Contoh soal :
1. Tentukan massa Al, S dan O dalam 171 kg senyawa Al2(SO4)3, jika diketahui Ar Al = 27,
S = 32, O = 16.
Jawab : Mr Al2(SO4)3 = (2 x Ar Al) + ( 3 x Ar S) + ( 12 x Ar O)
= ( 2 x 27) + ( 3 x 32) + ( 12 x 16)
= 342
Indeks Al = 2
Indeks S = 3
Indeks O = 12
Massa Al = {(indeks Al x Ar Al) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3
= {( 2 x 27) : 342} x 171
= 27 kg
Massa S = {(indeks S x Ar S) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3
= {( 3 x 32) : 342} x 171
= 48 kg

Massa O = {(indeks O x Ar O) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3


= {( 12 x 16) : 342} x 171
= 96 kg
2. Kadar molekul hidrat dalam senyawa FeSO4 . x H2O sebanyak 26,47 %. Jika diketahui Mr
FeSO4 = 152, dan Mr H2O = 18, maka tentukan jumlah molekul hidrat dan rumus garam
terhidrat tersebut !
Jawab : diketahui : % H2O = 26,47 %
Mr FeSO4 = 152, Mr H2O = 18
Ditanya : x = ..? , rumus garam terhidrat = ...?
% FeSO4 = 100 % - 26,47 % = 73,53 %
{( % FeSO4 : % H2O)} = {( Mr FeSO4 : ( indeks H2O x Mr H2O)}
( 73,53 : 26,47) = 152 : ( x . 18)
2,77 = 152 : 18x
18 x = 152 : 2,77
18 x = 54,9
X = 54,9 : 18
=3
Jadi, jumlah molekul hidrat = 3,
rumus molekul garam terhidrat = FeSO4 . 3 H2O
PENENTUAN PEREAKSI PEMBATAS
Tahukah kamu tentang reaksi kimia yang berlangsung secara stoikhiometri dan non
stoikhiometri ? Reaksi kimia yang berlangsung secara stoikhiometri adalah jika semua
reaktan (zat-zat yang bereaksi) habis bereaksi. Sedangkan reaksi kimia yang berlangsung
secara non stoikhiometri ada terdapat reaktan yang bersisa ( tak habis bereaksi).
Maka penentuan jumlah mol zat-zat hasil reaksi haruslah berdasarkan jumlah mol reaktan
yang habis bereaksi.
Reaktan yang habis bereaksi disebut PEREAKSI PEMBATAS. Zat yang habis bereaksi dapat
ditentukan dengan cara membagi jumlah mol dengan koefisien reaksinya, kemudian pilihlah
nilai yang paling kecil.
Contoh soal :
1. Sebanyak 28 gr logam besi (Fe) direaksikan dengan 48 gr gas oksigen (O2) menghasilkan
Fe2O3, jika diketahui Ar Fe = 56 dan O = 16, persamaan reaksi :
Fe + O2 --> Fe2O3 (reaksi belum setara)
maka tentukanlah :
a. massa Fe2O3
b. massa reaktan yang bersisa
jawab :
diketahui : massa Fe = 28 gr massa O2 = 48 gr
Ar Fe = 56 Ar O = 16
Mr Fe2O3 = ( 2 x Ar Fe) + ( 3 x Ar O) = ( 2 x 56) + ( 3 x 16) = 160
Mol Fe = gr : Mr = 28 : 56 = 0,5 mol
Mol O2 = gr : Mr = 48 : 16 = 1,5 mol

Penyetaraan reaksi : 4 Fe + 3 O2 --> 2 Fe2O3


Koefisien reaksi : 4 : 3 : 2
4 Fe + 3 O2 --> 2 Fe2O3
Mol Fe = 0,5
Mol O2 = 1,5
Mol zat / koefisien =
Mol Fe/koefisien = 0,5/4 = 0,125
Mol O2/koefisien = 1,5/3 = 0,5
Karena nilai pembagian jumlah mol terhadap koefisiennya lebih kecil,
maka Besi (Fe) adalah pereaksi pembatas.
Maka jumlah mol Fe2O3 = (koefisien Fe2O3 : koefisien Fe) x mol Fe
= ( 2 : 4 ) x 0,5 = 0,25 mol
Massa Fe2O3 = mol Fe2O3 x Mr Fe2O3
= 0,25 x 160 = 40 gr
Mol O2 yang bereaksi = (koefisien O2 : koefisien Fe) x mol Fe
= ( 3 / 4) x 0,5 = 0,375 mol
Massa O2 yang bereaksi = Mol O2 yang bereaksi x Mr O2
= 0,375 x 32
= 12 gr
Massa O2 yang bersisa = massa O2 awal - massa O2 yang bereaksi
= 48 - 12 = 36 gr
Jadi, reaktan yang bersisa adalah oksigen, dengan sisa sebanyak 36 gr.
BAB III
EVALUASI
3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)
3.1.1 Pilihan Ganda
1. Diantara rumus-rumus kimia di bawah ini, yang termasuk rumus empiris adalah.
A. C2H4
B. C2H6
C. CH3
D. C3H8
E. C6H12O6
2. Bila terdapat 5 gr CaCO3, maka jumlah mol zat tersebut adalah.(Ar Ca = 40, C =12, O
=16)
A. 0,01 mol
B. 0,1 mol
C. 0,05 mol
D. 0,5 mol
E. 0,505 mol

3. Terdapat 14 gr Nitrogen (N2), maka jumlah molekul Nitrogen adalah .(Ar N = 14)
A. 0,301 x 10 pangkat 23 molekul
B. 0,501 x 10 pangkat 23 molekul
C. 3,01 x 10 pangkat 23 molekul
D. 5, 01 x 10 pangkat 23 molekul
E. 6, 02 x 10 pangkat 23 molekul
4. Pada keadaan standar (STP), volume dari gas metana (CH4) yang jumlah massanya 32 gr
adalah..................(Ar H = 1, C = 12)
A. 0,48 liter
B. 4,48 liter
C. 4,8 liter
D. 44,8 liter
E. 48,8 liter
5. Pada suhu dan tekanan tertentu 0,5 mol gas oksigen volumenya 2 liter. Maka, volume dari
1,5 mol gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama dengan gas oksigen tersebut
adalah......
A. 0,5 liter
B. 1,5 liter
C. 2,0 liter
D. 4,0 liter
E. 6,0 liter
6. Terdapat 2 mol gas metana (CH4) yang bereaksi dengan 3 mol gas oksigen (O2) menurut
persamaan reaksi berikut :
CH4 + 2 O2 --> CO2 + 2 H2O
Maka zat yang menjadi pereaksi pembatas adalah ........
A. CH4
B. O2
C. CO2
D. H2O
E. CH4 dan O2
7. Sebanyak 0,5 mol logam Besi (Fe) direaksikan dengan 1,5 mol Oksigen (O2) sehingga
menghasilkan Fe2O3. Jika diketahui massa molekul relatif (Mr) Fe2O3 adalah 160, maka
massa Fe2O3 adalah ..................
A. 20 gr
B. 30 gr
C. 40 gr
D. 50 gr
E. 60 gr
8. Jika 39 gr MgSO4. xH2O dipanaskan, dihasilkan 30 gr MgSO4 anhidrat sesuai dengan
persamaan reaksi :
MgSO4. x H2O ----> MgSO4 + xH2O
Jika diketahui Mr MgSO4 =120 dan Mr H2O = 18, maka nilai x adalah.....
A. 2
B. 3

C. 4
D. 5
E. 6
3.1.2 ESSAY TEST
1. Suatu analisis terhadap senyawa ion menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengandung
2,82 gr natrium (Na), 4,35 gr klorin (Cl), dan 7,83 gr oksigen (O2). Tentukan rumus empiris
senyawa tersebut ! ( diketahui Ar Na = 23, Cl = 35,5, O = 16)
2. Berapakah kadar oksigen dan hidrogen dalam air (H2O) ? ( diketahui Ar H = 1, O = 16)
3. Sebanyak 2,7 gr Aluminium (Al) direaksikan dengan 49 gr asam sulfat ( H2SO4) encer
sehingga menghasilkan aluminium sulfat ,Al2(SO4)3 dan hidrogen, H2. ( Ar Al = 27, H = 1,
S = 32, O = 16). Tentukan :
a. Persamaan reaksi
b. Pereaksi pembatas
c. Reaktan yang bersisa
BAB IV
PENUTUP
Dengan selesainya modul 5 ini, kami sangat mengharapkan para peserta didik benar-benar
tuntas dalam pembelajaran Kimia kelas X semester satu dan dapat melanjutkan pembelajaran
di semester dua.
Akhir kata selamat belajar, jadikanlah membaca buku pelajaran sebagai salah satu hobbimu,
semakin rajinlah mengkaji ulang pelajaran di rumah agar berhasil dalam meraih cita-cita.
Diposkan oleh Aster's Blog di 09.34
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

MODUL IV KIMIA KELAS X


BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang Hukum-hukum dasar kimia dan
aplikasinya dalam perhitungan kimia sederhana.
Dengan mengetahui Hukum-hukum Dasar Kimia serta beberapa perhitungan kimia
sederhana, diharapkan siswa termotivasi untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia,
yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula menimbulkan
sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun
media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan

Pada akhir pembelajaran siswa mampu :


1. Membuktikan Hukum Lavoisier dan hukum Proust melalui percobaan.
2. Menganalisis data percobaan untuk membuktikan Hukum Dalton.
3. Menganalisis data percobaan untuk membuktikan Hukum Guy Lussac.
4. Menganalisis data percobaan untuk membuktikan Hukum Avogadro.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan
kimia.
E. INDIKATOR
1. Membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan
2. Membuktikan hukum Proust melalui percobaan
3. Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton)
4. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum
Gay Lussac).
5. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.
F. Cek Kemampuan Dasar
1. Tuliskan contoh reaksi kimia yang kamu lihat di kehidupan sehari-hari.
Jawab :
2. Saat kamu membakar kertas zat apa yang di hasilkan ? apa wujudnya ?
Jawab :
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Penjelasan singkat dari guru tentang hukum Lavoisier dan hukum Proust.
2. Siswa secara berkelompok melakukan praktek untuk membuktikan hukum Lavoisier dan
hukum Proust.
3. Siswa mempresentasikan hasil-hasil praktek.
4. Penjelasan singkat dari guru tentang hukum Dalton, hukum Avogadro, dan hukum Guy
Lussac.
5. Siswa berdiskusi untuk menganalisa data percobaan untuk membuktikan kebenaran hukum
Dalton, hukum Avogadro, dan hukum Guy Lussac.
6. Siswa mempresentasikan hasil-hasil diskusi.
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
HUKUM LAVOISIER
Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah sejumlah

sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka massa abu akan lebih
ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. Benarkah demikian ?
Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi
kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi. Padahal sesungguhnya, saat
kayu atau kertas dibakar, dihasilkan juga oksida karbon, uap air dan asap yang ketiganya
berwujud gas sehingga tidak dapat dilihat oleh mata, jika keseluruhan massa zat-zat hasil
pembakaran ini ditimbang, maka akan diperoleh massa zat sebelum pembakaran sama dengan
massa zat sesudah pembakaran.
Pada pelajaran /modul yang lalu, Anda telah menerapkan Hukum kekekalan massa, dalam
menyetarakan persamaan reaksi, dimana jumlah atom-atom reaktan sama dengan jumlah
atom-atom zat hasil reaksi, artinya massa zat sebelum reaksi sama dengan massa sesudah
reaksi. Inilah yang telah di teliti oleh Lavoisier, sehingga kita mengenal Hukum Kekekalan
massa (hukum Lavoisier).
Perhatikan data percobaan reaksi besi dan sulfur yang menghasilkan besi (II)sulfida pada
tabel berikut :
Tabel 1. Perbandingan Massa Besi dan Sulfur dalam pembentukan besi (II)sulfida
Massa Besi yang bereaksi, gr Massa Sulfur yang bereaksi, gr Massa Zat hasil reaksi (FeS), gr
14
28
42
56 8
16
24
32 22
44
66
88
Dari data di atas dapat dilihat bahwa massa zat sebelum reaksi sama dengan massa sesudah
reaksi.
MELAKUKAN PRAKTIKUM
LEMBAR KERJA
Lakukanlah percobaan berikut ini secara berkelompok.
Alat-alat :
1. Timbangan 3 lengan
2. Beaker Glass 250 ml 1 buah
3. Pipet tetes 2 buah
4. Tabung reaksi 1 buah
Bahan-bahan :
1. Larutan BaSO4 3 ml
2. Larutan K2CrO4 3 ml
Prosedur Kerja :
1. Sediakan tabung reaksi kosong di dalam beaker glass. Lalu timbanglah. Catat hasilnya.
2. Amati warna larutan Barium sulfat (BaSO4 ), lalu pipetlah sebanyak 3 ml. Masukkan ke
dalam tabung reaksi tadi.

3. Timbang dan catat hasilnya.


4. Amati warna larutan Kalium Kromat (K2CrO4 ), lalu pipetlah sebanyak 3 ml. Masukkan
ke dalam tabung reaksi tadi.
5. Timbang dan catat hasilnya.
6. Amati perubahan yang terjadi, baik warna maupun zat baru yang terjadi.
7. Isilah tabel berikut sesuai dengan hasil-hasil yang kamu peroleh selama praktek.
Tabel 2. Hasil-hasil percobaan
No. Karakteristik Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Warna larutan Barium sulfat (BaSO4 )
Warna larutan Kalium Kromat (K2CrO4 )
Warna larutan hasil reaksi
Warna endapan yang terjadi
Massa tabung reaksi kosong + beaker glass
Massa tabung reaksi + lar. BaSO4
Massa tabung reaksi + lar. BaSO4 + lar. K2CrO4 ..................
..................
....................gr
....................gr
-.......................
........................
....................gr
Pertanyaan !
1. Berapa massa zat-zat sebelum reaksi ? .....................gr
2. Berapa massa zat-zat sesudah reaksi ? .....................gr
3. Apakah berlaku hukum Lavoisier pada percobaan ini ?
HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)
Pada modul sebelumnya, Anda telah mempelajari rumus kimia senyawa. Dan Anda telah
mengenal berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih sebagai contoh, air
(H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur Hidrogen dan Oksigen.
Seperti Anda ketahui bahwa materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen.
Seorang ahli kimia Perancis, yang bernama Joseph Louis Proust (1754-1826), mencoba
menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Tabel 3. Hasil Eksperimen Proust
Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen,

menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen
yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun
banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan
teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:
"Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap"
Contoh:
Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang
terbentuk?
Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4
x 8 gram oksigen yaitu 32 gram.
Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa
sebanyak ( 40 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air
yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis sebagai H2 + O2==> H2O
Perbandingan Massa 1 gram : 8 gram 9 gram
Jika awal reaksi 4 gram 40 gram .. gram?
Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
Oksigen bersisa = 8 gram.
Bagaimana pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!
LATIHAN
1. Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa Magnesium
oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut.
Tabel 4. Reaksi Magnesium dengan Oksigen.
Apakah data di atas menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)? Jika
berlaku, berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam senyawa Magnesium
Oksida?
Jawab :
Data di atas sesuai dengan Hukum perbandingan tetap karena dari data 1, 2, 3, 4,
perbandingan massa Magnesium : massa Oksigen dalam senyawa Magnesium Oksida selalu
12 : 8 atau 3 : 2
2. Perbandingan, massa Fe : massa S = 7 : 4, untuk membentuk senyawa besi sulfida. Bila 30
gram besi (Fe) dan 4 gram belerang (S) dibentuk menjadi senyawa besi sulfida, berapa gram
massa besi sulfida (FeS) yang dapat terjadi?
Jawab :
Perbandingan massa Fe : massa S = 7 : 4
Bila semua unsur Fe habis, maka S diperlukan = 4/7 x 30 = 17,1 gram
Hal ini tidak mungkin, sebab hanya tersedia 4 gram S. Jadi yang habis membentuk
senyawa adalah unsur S, seberat 4 gram.
Maka, Fe yang diperlukan = x 4 gram = 7 gram
............ Massa FeS yang terjadi = 7 gram + 4 gram = 11 gram
............... .Besi (Fe) yang tersisa = ( 30 7 ) gram = 23 gram

HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA / HUKUM DALTON


Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur
bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu
senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbedabeda. Misalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari
unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.
Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan
suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan Berganda yang
bunyinya:
Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana
Contoh:
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO,
N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat pada tabel berikut
Tabel 5. Perbandingan Nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam:
N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau
.................................. ...1 : 2 : 3 ..: 4
Pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!
LATIHAN
Komposisi dua sample A dan B setelah dianalisa ternyata hanya mengandung atom karbon
dan oksigen. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel berikut::
Tabel 6. Perbandingan massa karbon : oksigen.
a. Apakah kedua sampel merupakan senyawa yang sama? Atau keduanya berbeda?
b. Apakah data tersebut mendukung hukum perbandingan tetap atau hukum.perbandingan
berganda?
Jawab :
a. Tidak sama
b. Ya, mendukung hukum perbandingan berganda karena perbandingan massa :
Karbon : Oksigen , pada senyawa I = 4 : 11 (di bagi 4)
Karbon : Oksigen , pada senyawa II = 4 : 6 (di bagi 1,5)
HUKUM GUY LUSSAC / HUKUM PERBANDINGAN VOLUME
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas
Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi
tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.
Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan
percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan
berbagai macam gas.
Berikut adalah contoh dari percobaan yang pernah dilakukan.
Tabel 7. Percobaan Gay Lussac
Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen
membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk

setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap
air.
Semua gas yang direaksikan, diukur pada suhu dan tekanan yang sama atau (T.P) sama,
memiliki perbandingan volume yg sama.
Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil percobaan
berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Data Percobaan reaksi gas
Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan
hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai
dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa :
Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
HUKUM AVOGADRO
Hipotesis Avogadro : pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama
mengandung jumlah molekul yang sama.
Berarti jika :
2 volume uap air2 volume gas Hidrogen + 1 n molekul gas Oksigen
Perhatikan bahwa dalam setiap molekul air yang dihasilkan, terdapat 1 buah atom oksigen
bukan atom oksigen. Ini membuktikan kebenaran hukum Avogadro.
Bunyi hukum Avogadro :
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan
jumlah molekulnya.
Dapat dirumuskan :
Jumlah molekul x = Volume gas x
Jumlah molekul y Volume gas y
Atau : volume gas = jumlah molekul yang dicari x Volume gas yang diketahui
Jumlah molekul yang diketahui
Contoh soal :
Sebanyak 35 L gas CO2 mengandung 4,5 x 1023 molekul. Pada suhu dan tekanan yang sama,
tentukan :
a. jumlah molekul 7 L gas Hidrogen
b. volume gas amonia yang mengandung 9 x 1023 molekul
Jawab :
a. jumlah molekul H2 = (Vol H2 / Vol CO2) x jumlah molekul CO2
= ( 7 l / 35 l ) x 4,5 x 1023
= 0,9 x 1023 molekul = 9 x 1022 molekul
b. Volume NH3 = ( jml NH3 / jml CO2) x vol CO2
= (9 x 1023 / 4,5 x 1023) x 35 l = 70 l
RANGKUMAN
1. Hukum Kekekalan Massa : massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

2. Hukum Perbandingan Tetap : perbandingan massa unsur-unsur suatu senyawa selalu tetap.
3. Hukum Perbandingan Berganda (HUKUM DALTON ) yang bunyinya: Bila dua unsur
dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap
(sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
4. HUKUM GUY LUSSAC / HUKUM PERBANDINGAN VOLUME
Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.
5. Bunyi hukum Avogadro :
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan
jumlah molekulnya.
Dapat dirumuskan :
Jumlah molekul x = Volume gas x
Jumlah molekul y Volume gas y
Atau : volume gas = jumlah molekul yang dicari x Volume gas yang diketahui
Jumlah molekul yang diketahui

BAB III
EVALUASI

3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)


3.1.1 Pilihan Ganda
1. Massa atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, dinyatakan oleh:
a. Lavoisier
b. Proust
c. Avogadro
d. Dalton
e. Gay Lussac
2. Suatu contoh hukum perbandingan berganda Dalton adalah pembentukan pasangan
senyawa
a. H2O dan HCl
b. CH4 dan CCl4
c. SO2 dan SO3
d. CO2 dan NO2
e. NH3 dan PH3
3. Perbandingan massa atom dalam suatu senyawa adalah tetap. Pernyataan ini dikemukakan
oleh
a. Lavoisier
b. Avogadro
c. Proust
d. Dalton
e. Gay Lussac
4. Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO2. Pada massa Oksigen yang sama,
maka perbandingan massa unsur N pada kedua senyawa tersebut memiliki perbandingan
( Ar N = 14 : O = 16 )
a. 1 : 2
b. 2 : 3
c. 3 : 2
d. 2 : 1
e. 1 : 3
5. 2 CO (g)Diketahui reaksi : 2 C (s) + O2 (g)
Massa atom C.... Massa atom O massa zat sisa massa CO
....6 gram............8 gram 5 gr O 9 gr
....10,5 gram........14 gram 8,75 O 15,75 gr
....15 gram........20 gram 12,5 O 22,5 gr
Perbandingan massa unsur C dan massa unsur O dalam senyawa CO adalah
a. 2 : 1
b. 3 : 2
c. 2 : 4
d. 3 : 4
e. 4 : 3
6. Jika 35 gram besi bereaksi dengan Belerang menghasilkan 55 gram besi (II) Belerang,
menurut Hukum Proust, berat belerang ( Fe : S = 7 : 4 ) sebanyak.
a. 20 gram
b. 35 gram
c. 55 gram
d. 75 gram
e. 90 gram
7. Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi, jika diukur pada suhu
dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh


a. Avogadro
b. Lavoisier
c. Proust
d. Gay Lussac
e. Dalton
8. Persamaan reaksi :
a C2H6 (g) + b O2 (g) c CO2 (g) + d H2O (g)
akan memenuhi Hukum Lavoisier, jika a, b, c, dan d berturut-turut.
a. 2, 4, 7, 6
b. 2, 7, 4, 6
c. 2, 6, 7, 4
d. 2, 4, 6, 7
e. 2, 6, 4, 7
9. Perbandingan H : O = 1 : 8 , dalam senyawa air. Jika H2O sebanyak 45 gram, maka gram
Hidrogen dan gram Oksigen adalah sebanyak.
a. 45 dan 5
b. 40 dan 5
c. 5 dan 8
d. 5 dan 9
e. 5 dan 40
3.1.2 ESSAY TEST
1. Sebanyak 12 gr logam Mg dibakar di udara menghasilkan 20 gr Magnesium Oksida
(MgO). Tentukan massa gas Oksigen yang diperlukan dalam pembakaran tersebut.
Reaksinya : MgOMg + O2 (setarakanlah reaksi ini terlebih dahulu)
2. Jika anda membakar 6 L gas C2H6 dengan gas oksigen dari udara, dimana udara
mengandung 20% gas oksigen, akan menghasilkan CO2 dan uap air (H2O). Tentukan volume
udara yang diperlukan. Reaksi : C2H6 + O2 CO2 + H2O (setarakanlah reaksi ini terlebih
dahulu)
Tugas Rumah
1. a. Bagaimana bunyi Hukum perbandingan berganda dari Dalton
b. Bagaimana perbandingan massa O dalam senyawa CO dan CO2. (dengan massa C yang
sama atau tetap) Ar C = 12, O = 16
2. Diketahui persamaan reaksi
NH3 (g)............ N2 (g) + H2 (g)
Jika volume gas H2 sebanyak 60 ml, pada (t,p) sama, tentukan :
a. Volume gas N2 dan NH3
b. Perbandingan volume antara N2 : H2 : NH3
c. Apakah berlaku Hukum Gay Lussac?

DAFTAR PUSTAKA
1. Http:/www.chem-is-try.org
2. Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung. Grafindo Media
Pratama.
Diposkan oleh Aster's Blog di 09.29
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

M O D U L III KIMIA Kelas X


TATA NAMA SENYAWA DAN
PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang tata nama senyawa dan reaksi
kimia sederhana.
Dengan mengetahui nama-nama senyawa serta beberapa reaksi kimia sederhana, diharapkan
siswa termotivasi untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia, yang sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula menimbulkan sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun
media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.

3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.


4. Menyetarakan reaksi sederhana.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana
serta persamaan reaksinya
E. INDIKATOR
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
4. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam
reaksi atau sebaliknya.
F. Cek Kemampuan Dasar
1. Tuliskan lambang kimia dari senyawa seperti air, air aki, dan garam dapur.
Jawab :
2. Tuliskan nama senyawa yang memberi rasa manis pada tebu ?
Jawab :
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa biner.
2. Siswa mendiskusikan tentang beberapa contoh senyawa biner serta aturan penamaannya.
3. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa poliatom.
4. Siswa mendiskusikan beberapa contoh senyawa poliatom serta aturan penamaannya dan
cara penamaan beberapa senyawa organik sederhana.
5. Penjelasan singkat dari guru tentang konsep dasar menyetarakan persamaan reaksi kimia
sederhana.
6. Siswa mendiskusikan cara-cara penyetaraan reaksi kimia sederhana.
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Rumus kimia unsur yang terdiri atas satu atom (monoatomik) sama dengan lambang atom
unsur tersebut. Umumnya unsur monoatomik adalah logam dan gas mulia, seperti Fe (besi),
Mg (magnesium), Ag (perak), Au (emas), Zn (seng), He (gas helium), Ar (gas argon) dan

lain-lain.
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk
molekul senyawa tersebut. Rumus molekul digolongkan menjadi dua, yaitu rumus molekul
unsur dan rumus molekul senyawa.
Rumus molekul unsur adalah rumus yang menyatakan gabungan atom-atom yang sama, yang
membentuk molekul. Rumus molekul unsur terbagi pula menjadi dua, yaitu molekul diatomik
dan poliatomik.
Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2, H2,
O2, Br2, Cl2, F2, dan lain-lain.
Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah
molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang), P4 (fosfor).
Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau lebih
yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2, HCl, NaCl, FeCl3,
C6H12O6, Mg(OH)2, CO(NH2)2, NaNO3, Na2SO4 . 5 H2O, dan lain-lain.
Untuk menyatakan jumlah unsur atau molekul, digunakan koefisien berupa angka yang
mendahului rumus kimia. Contoh : Fe artinya 1 atom besi, 4 Fe artinya 4 atom besi, 3 O2
artinya 3 molekul oksigen, 5 H2O artinya 5 molekul air, dan lain-lain.
Contoh soal : Berapakah jumlah seluruh atom dalam 2 molekul CuSO4 . 5 H2O ?
Jawab:
2 x 1 atom Cu = 2 atom Cu
2 x 1 atom S = 2 atom S
2 x 4 atom O = 8 atom O
2 x 10 atom H = 20 atom H
2 x 5 atom O = 10 atom O
Jumlah atom = 42
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari
jumlah atom penyusun suatu molekul. Contoh : perbandingan jumlah C, H, dan O dalam gula
(C6H12O6) = 6 : 12 : 6 = 1 : 2 : 1 ;
Jadi, rumus empiris C6H12O6 adalah CH2O.
Contoh-contoh soal :
1. Apa artinya penulisan berikut ini ?
a. 6 Cu
b. 2 Cl2
c. 3 NH3
d. 7 H2O
Jawab :
a. 6 atom Cu (tembaga)
b. 2 molekul gas klor (Cl)
c. 3 molekul amonia
d. 7 molekul air
2. Tentukan rumus molekul senyawa-senyawa berikut !
a. (CH2O)n dengan n = 5
b. CnH2nO2 dengan n = 3
c. CnH2n+1OH dengan n = 6

Jawab :
a. (CH2O)5 = C5H10O5, 1 atom C x 5 = 5; 2 atom H x 5 = 10; 1 atom O x 5 = 5
b. CnH2nO2 = C3H6O2, 1 atom C x 3 = 3; 2 atom H x 3 = 6
c. CnH2n+1OH = C6H13OH, 1 atom C x 6 = 6; 2 atom H x 6 = 12 + 1 = 13
3. Tentukan rumus empiris senyawa-senyawa berikut !
a. C4H8O4
b. C5H10
Jawab :
a. Perbandingan atom C : H : O = 4 : 8 : 4 = 1 : 2 : 1, jadi rumusnya CH2O
b. Perbandingan atom C : H = 5 : 10 = 1 : 2, jadi rumusnya CH2
TATA NAMA SENYAWA BINER
Dalam tata nama senyawa biner, diperlukan informasi tentang bilangan oksidasi atau tingkat
oksidasi dari suatu senyawa, karena itu, kita harus mempelajari terlebih dahulu tentang
Bilangan Oksidasi.
BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam
pembentukan suatu molekul atau ion. Nilainya bisa positif (+) ataupun negatif (-). Berikut ini
beberapa ketentuan umum dalam penetapan b.o. :
1. b.o. unsur bebas dalam bentuk monoatomik maupun poliatomik memiliki harga NOL (0).
Contoh : b.o. Fe = 0, b.o. H2 = 0, b.o. C = 0, b.o. O2 = 0
2. b.o. atom Logam memiliki harga sesuai dengan nomor golongannya, kecuali untuk logam
transisi. Contoh : logam golongan I A : Li, Na , K memiliki b.o. = +1
Logam golongan II A : Be, Mg, Ca, Sr, Ba memiliki b.o. = +2
Logam golongan III A : Al, Ga memiliki b.o. = +3
3. b.o. atom Hidrogen (H) selalu +1, kecuali pada NaH, b.o. H = -1
4. b.o. atom Oksigen (O) selalu -2, kecuali pada OF2 , b.o. O = +2,
pada H2O2 ,b.o. O = -1, pada K2O , b.o. O = -
5. Jumlah seluruh b.o. atom-atom penyusun suatu ion sama dengan muatan ion tersebut.
Contoh : b.o. ion S2- = -2, b.o. ion Fe3+ = +3,
b.o. ion Cr2O72- = -2,
6. Jumlah b.o. unsur-unsur pembentuk senyawa netral = NOL (0).
Contoh :
a. pada H2O, b.o. nya nol dimana (2 x b.o. H) + (1 x b.o.O) = < 2 x (+1)> + < 1 x (-2)>
= 2 + (-2) = 0.
b. pada Al(OH)3 , b.o. nya nol dimana (1 x b.o. Al) + (3 x b.o.H) + (3 x b.o. H)
= < 1 x (+3)> + < 3 x (-2)> + <3 x (+1)>
= 3 + (-6) + 3 = 0.

Contoh-contoh soal :
1. Tentukan b.o. atom unsur yang di cetak tebal- miring berikut ini:
a. N2O5
b. MnO4c. Na2SO4
d. Al2(SO4)3
Jawab :
a. Muatan N2O5 = ( 2 x b.o. N) + (5 x b.o. O)
0 = (2 x m ) + < 5 x (-2)>
0 = 2 m + (-10)
2 m = 10
m = 10 / 2 = 5
Jadi, b.o. N pada N2O5 = +5
b. Muatan MnO4- = (1 x b.o. Mn) + (4 x b.o. O)
-1 = (1 x m ) + < 4 x (-2)>
-1 = m + ( -8)
m = -1 + 8
m=7
Jadi, b.o. Mn pada MnO4- = +7
c. Muatan Na2SO4 = ( 2 x b.o. Na) + ( 1 x b.o. S) + ( 4 x b.o. O)
0 = < 2 x (+1)> + (1 x m ) + < 4 x (-2)>
0 = 2 + m + (-8)
m=82
m=6
Jadi, b.o. S pada Na2SO4 = +6
d. Muatan Al2(SO4)3 = (2 x b.o. Al) + (3 x b.o. S) + ( 12 x b.o. O)
0 = <2 x (+3)> + ( 3 x m) + < 12 x (-2)>
0 = 6 + 3 m + (-24)
3 m = 6 + (-24)
3 m = - 18
m = - 18 / 3 = -6
Jadi, b.o. S pada Al2(SO4)3 = -6
Nah, kita dapat memulai untuk mempelajari tata nama senyawa biner.
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur logam dan nonlogam :
Secara umum, jika kation (ion +) dan anion (ion -) pembentuk senyawa dimisalkan dengan
Ay+ dan Bx- , maka akan membentuk senyawa : AxBy,
contohnya :
1. Kation Na+ , y = 1 ; anion O2- , x = 2 , maka akan membentuk senyawa Na2O
2. Kation Ba2+ , y = 2 ; anion Cl- , x = 1, maka akan membentuk senyawa BaCl2
Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :

1. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka
nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran ida.
Contoh :
NaCl = Natrium Klorida
CaF2 = Kalsium Fluorida
Al2S3 = Aluminium Sulfida
2. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan
menggunakan angka romawi dalam tanda kurung, contohnya :
FeSO4 , muatan Fe = 2+, maka namanya : Besi (II)Sulfat (SO42- = ion sulfat)
FeCl3 , muatan Fe = 3+ , maka namanya : Besi (III)Klorida
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur-unsur nonlogam :
1. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka
romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif,
dan ditambah dengan akhiran ida. Contohnya :
NO = Nitrogen (II) Oksida , b.o. N = +2, b.o. O = -2 (O = oksigen, diganti menjadi Oksida)
NO2 = Nitrogen (IV) Oksida , b.o. N = +4
SO2 = Belerang (IV) Oksida , b.o. S = +4
SO3 = Belerang (VI) Oksida , b.o. S = +6
2. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama.
Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran ida.
Contohnya :
N2O = Dinitrogen Oksida, jumlah atom 2 = di
N2O5 = Dinitrogen pentaoksida, jumlah atom 2 = di, jumlah atom 5 = penta
P2O3 = Difosfor trioksida , jumlah atom 2 = di, jumlah atom 3 = tri
TATA NAMA SENYAWA POLIATOM
Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi
namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom
yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran
at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran it. Contohnya :
* K2SO4 = Kalium Sulfat (b.o. S pada SO4 = +6)
* K2SO3 = Kalium Sulfit (b.o. S pada SO3 = +4)
* Na3PO4 = Natrium Pospat (b.o. P pada PO4 = +5)
* Na3PO3 = Natrium Pospit (b.o. P pada PO3 = +3)
TATA NAMA ASAM DAN BASA
A. TATA NAMA ASAM
Zat asam adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan ion H+ ketika larut di dalam air.
Senyawa asam terdiri dari molekul biner dan molekul poli atom.
Untuk asam biner, tata namanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen,
lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
Contoh : HF namanya : asam Fluorida, HCl namanya asam klorida, HI namanya asam Iodida,
H2S namanya asam sulfida.
Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o.

kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi
akhiran at.
Contoh :
1. HNO2 , b.o. H = +1, b.o. O = 2 x -2 = -4, b.o. N = +3, namanya asam nitrit.
2. HNO3 , b.o. H = +1, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. N = +5, namanya asam nitrat.
3. H2SO3 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. S = +4, namanya asam sulfit.
4. H2SO4 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 4 x -2 = -8, b.o. S = +6, namanya asam sulfat.
B. TATA NAMA BASA
Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang terbentuk dari oksida logam dengan air,
contoh : NaOH, KOH, Ca(OH)2.
Tata nama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan
kata Hidroksida. Contoh : NaOH, namanya Natrium Hidroksida; KOH, namanya Kalium
Hidroksida; LiOH, namanya Litium Hidroksida; Ba(OH)2, namanya Barium Hidroksida.
C. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK SEDERHANA
Tata nama senyawa organik telah disepakati secara internasional menurut aturan IUPAC, ada
rumus-rumus tertentu untuk memberi penamaannya.
Berikut contoh senyawa organik sederhana yang tergolong senyawa Hidrokarbon misalnya
dari kelompok Alkana, rumus umumnya : CnH2n+2.
Contoh :
Jumlah Atom C=1,Rumus Senyawa = CH4, Nama Senyawa : Metana
Jumlah Atom C=2,Rumus Senyawa = C2H6, Nama Senyawa : Etana
Jumlah Atom C=3,Rumus Senyawa = C3H8, Nama Senyawa : Propana
Lebih lanjut tentang tata nama senyawa organik akan dipelajari pada semester 2 dan 5.
PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan zat baru yang sifat-sifatnya sangat
berbeda dari zat semula. Contoh reaksi kimia : nasi basi, besi berkarat, susu asam, tempe
yang dibuat dari kedelai.
Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri tanda
panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
Contoh :
HCl + NaOH --> NaCl + H2O
Zat-zat pereaksi (reaktan) : HCl dan NaOH
Zat-zat hasil reaksi : NaCl dan H2O
Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D
dimana :
A dan B = zat-zat pereaksi (reaktan)
C dan D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien

Dasar penyetaraan reaksi adalah Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier), yang
menyatakan bahwa :
Jumlah massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan jumlah massa zat-zat sesudah reaksi
Contoh :
1. Setarakan persamaan reaksi berikut :
C2H6 + O2 --> CO2 + H2O
Jawab:
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 2,
karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1
maka CO2 harus di x 2.
Persamaan reaksi menjadi : C2H6 + O2 --> 2 CO2 + H2O
b. Jumlah atom H di kiri tanda panah = 6, karena jumlah atom H di kanan tanda panah = 2
maka H2O harus di x 3.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
c. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 2, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 7
maka O2 harus di x 7/2.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + 7/2 O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
d. Agar tidak terjadi pecahan seperti 7/2, maka keseluruhan persamaan reaksi di kali
2. Maka persamaan reaksi menjadi :
2 C2H6 + 7 O2 --> 4 CO2 + 6 H2O
Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X2 = 4, di Ruas Kanan = 4
Atom H, di Ruas Kiri = 2X6 = 12, di Ruas Kanan = 6X2 = 12
Atom O, di Ruas Kiri = 7X2 = 14, di Ruas Kanan = (4X2) + (6X1) = 8 + 6 = 14
2. Setarakan persamaan reaksi berikut :
CO + O2 --> CO2
Jawab :
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 1, karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1
maka tak ada zat yang harus dikali karena sudah sama jumlahnya.
b. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 3, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 2
maka O2 harus di x 1/2.
Persamaan reaksi menjadi :
CO + 1/2 O2 --> CO2
c. Agar tidak terjadi pecahan seperti 1/2 maka keseluruhan persamaan reaksi di kali 2. Maka
persamaan reaksi menjadi :
2 CO + O2 --> 2 CO2

Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X1 = 2, di Ruas Kanan 2X1 = 2
Atom O, di Ruas Kiri = (2X1) + (1x2) = 4, di Ruas Kanan = 2X2 = 4
RANGKUMAN
1. Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk
molekul senyawa tersebut.
2. Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2,
H2, O2.
3. Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah
molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang).
4. Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau
lebih yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2.
5. Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari
jumlah atom penyusun suatu molekul.
6. Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam
pembentukan suatu molekul atau ion.
7. Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :
a. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka
nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran ida.
b. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan
menggunakan angka romawi dalam tanda kurung.
c. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka
romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif,
dan ditambah dengan akhiran ida.
d. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama.
Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran ida.
8. Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi
namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom
yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran
at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran it.
9. Untuk asam biner, tatanamanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti
hidrogen, lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
10. Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o.
kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi
akhiran at.

11. Tatanama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan
kata Hidroksida.
12. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi
kimia.
13. Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri
tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
14. Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D

BAB III
EVALUASI
3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)
3.1.1 Pilihan Ganda
1. Zat-zat berikut ini yang merupakan senyawa adalah .
A. He
B. Ne
C. CO2
D. O2
E. H2
2. Zat-zat berikut yang merupakan molekul biner adalah ..
A. HClO
B. H2O
C. Al2(SO4)3
D. K2SO4
E. Na2S2O3
3. Besi, emas, perak, seng, air raksa termasuk..
A. Senyawa biner
B. Senyawa poliatom
C. Unsur
D. Molekul poliatom
E. Senyawa Ion
4. Nama senyawa BaCl2 adalah .
A. Barium Klorida
B. Boron Klorida
C. Barium diklorida
D. Monobarium klorida
E. Monobarium diklorida
5. Nama senyawa P2O5 adalah .
A. Fosfor pentaoksida

B. Difosfor oksida
C. Difosfor trioksida
D. pentafosfor dioksida
E. Difosfor pentaoksida
6. Nama senyawa asam HNO2 dan HNO3 berturut-turut adalah .
A. Basa nitrat, basa nitrit
B. Asam nitrat, asam nitrit
C. Asam nitrit, asam nitrat
D. Basa nitrit, asam nitrat
E. Asam nitrit, basa nitrat
7. Nama senyawa C3H8 adalah .
A. Propena
B. Propuna
C. Propil
D. Propana
E. Propendiena
8. Senyawa belerang (IV) oksida mempunyai rumus molekul ..
A. SO2
B. SO
C. SO3
D. SO4
E. S2O
9. Nama senyawa FeCl3 adalah ..
A. Besi klorida
B. Besi (III) klorida
C. Besi (II) klorida
D. Feri klorin
E. Fero klorin
10. Agar setara maka persamaan reaksi berikut harus memiliki koefisien
N2 + H2 --> NH3
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 3
C. 1, 3, 2
D. 2, 1, 3
E. 2, 1, 2
3.1.2 Essay
1. Hitunglah bilangan oksidasi N pada :
a. NO
b. NO2
c. N2O5
2. Berilah nama senyawa berikut :
a. NO

b. NO2
c. N2O5
3. Berilah 3 contoh senyawa biner, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
4. Berilah 3 contoh senyawa poliatom, lengkap dengan rumus molekul serta nama
senyawanya.
5. Berilah 3 contoh senyawa asam, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
6. Berilah 3 contoh senyawa basa, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
7. Setarakan persamaan reaksi kimia berikut : C3H8 + O2 --> CO2 + H2O
3.2. Tugas rumah
1. Tentukan biloks Mn pada senyawa-senyawa berikut :
a. MnO
b. MnO2
c. Mn2O3
2. Berilah nama-nama senyawa berikut :
a. MnO2
b. K2S
c. Ba(OH)2
d. H2SO3
e. AlCl3
3. Setarakan persamaan reaksi berikut :
a. S + O2 --> SO3
b. CH4 + O2 --> CO2 + H2O
c. Zn + HCl --> ZnCl2 + H2
BAB IV
PENUTUP
Dengan selesainya modul 3 ini, kami sangat mengharapkan para peserta didik benar-benar
tuntas dalam pembelajaran tentang Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana.
Sehingga dapat melanjutkan ke modul 4 tentang Hukum-hukum Dasar dan Perhitungan
Kimia.
Akhir kata selamat belajar, jadikanlah membaca buku pelajaran sebagai salah satu hobbimu,
semakin rajinlah mengkaji ulang pelajaran di rumah agar berhasil dalam meraih cita-cita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga.
2. Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung. Grafindo Media
Pratama.
Diposkan oleh Aster's Blog di 08.38

Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

UJI KOMPETENSI KELAS XII IPA (SENYAWA CARBON)


Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 22 butir
Pilihlah satu jawaban yang anda yakin benar
1. Senyawa alkohol berikut yang termasuk alkohol primer adalah .
a. CH2(OH)CH2CH2CH3
b. CH3CH(OH)CH2CH3
c. CH3CH2CH(OH)CH3
d. CH3CH(OH)CH(OH)CH3
e. CH3C(CH3)(OH)CH2CH3
2. Nama yang tepat untuk senyawa di bawah ini adalah .
CH3CH2CH(CH3CHC2H5)CH2OH
a. 2 butil 1 butanol
b. 2 isobutil 1 butanol
c. 2 sekbutil 1 butanol
d. 2 etil 3 metil 1 pentanol
e. 3 etil 2 metil 1 pentanol
3. Nama senyawa berikut
CH3CH2OCH(CH3)CH3
adalah .
a. Etil propilete
b. Isopropoksietana
c. 1 etoksi propana
d. 2 metil 2 etoksietana
e. Etil isopropil eter
4. Yang tidak termasuk alkohol primer adalah .
a. isopentanol
b. isobutanol
c. isopropanol
d. n. pentanol
e. n. propanol
5. Jika 2 butanol dioksidasi, akan diperoleh .
a. Pentanon
b. Butanon
c. Dimetil Keton
d. Butanol
e. Asam Butanoat
6. Suatu senyawa C4H10O diketahui tidak bereaksi dengan logam Na, dan jika direaksikan
dengan HBr akan menghasilkan propanol. Senyawa itu adalah .

a. Metoksi propana
b. Etoksi etana
c. 1 butanol
d. 2 butanol
e. Propoksi metana
7. Nama lain dari metoksi propana adalah .
a. Isopropil eter
b. Metil propil eter
c. Propoksi metana
d. Propil metil eter
e. 2 butanol
8. Senyawa C4H10O mempunyai titik didih tinggi, dan jika didesidasi akan menghasilkan zat
yang dapat memerahkan kertas lakmus biru. Senyawa tersebut adalah .
a. Dietil eter
b. 2 butanol
c. 2 metil 1 proponal
d. 2 metil 2 propanal
e. 2 metil 3 propanol
9. Senyawa C5H12O yang merupakan alkohol tersier adalah .
a. 2 etil 2 propanol
b. 2 metil 2 butanol
c. isopentanol
d. 22 dimetil 2 propanol
e. 3 metil 2 butanol
10. Hasil samping industri sabun adalah .
a. etanol
b. propanol
c. etilen glikol
d. metanol
e. gliserol
11. Senyawa dengan rumus molekul CH3CH2CHO adalah golongan .
a. Alkohol
b. Alkanon
c. Aldehide
d. Alkanoat
e. Alkil Alkanoat
12. Jika butiraldehide dioksidasi akan dihasilkan .
a. Butanol
b. Butanon
c. Butanal
d. As. Butanoat
e. Butoksi
13. Etil Metil Keton merupakan hasil oksidasi dari .

a. 1, Butanol
b. 2, Butanol
c. As. Butanoat
d. Butanal
e. Butoksi
14. Suatu senyawa karbon dengan rumus molekul C3H6O, tidak bereaksi dengan reagen
Tollens tetapi jika direduksi dengan H2 menghasilkan alkohol sekunder, gugus fungsi
senyawa itu .
a. O
b. OH
c. CHO
d. CO
e. COOH
15. Senyawa yang menghasilkan aldehide, jika direduksi adalah .
a. CH3CH2OH
b. CH3CH(OH)CH3
c. CH3COCH3
d. CH3OH
e. CH3COOH
16. Senyawa CH3CH2CH(C2H5)CH2CH2COOH mempunyai nama .
a. Asam 3 Etil Heksanoat
b. Asam 4 Etil Heksanoat
c. Asam 3 Etil Oktanoat
d. Asam 4 Etil Oktanoat
e. Asam 3 Propil Pentanoat
17. Asam alkanoat mempunyai gugus fungsi .
a. OH
b. O
c. CHO
d. COOH
e. COO
18. Senyawa dengan rumus CH3CH2COOCH2CH3 merupakan golongan .
a. Alkohol
b. Eter
c. Ester
d. Keton
e. Aldehide
19. Jika Asam Alkanoat direaksikan dengan alkohol akan terjadi reaksi .
a. Esterifikasi
b. Saponifikasi
c. Hidrolisis
d. Netralisasi
e. Oksidasi

20. Hasil reaksi antara CH3CH2CH2OH dengan CH3COOH adalah .


a. Etil Propanoat
b. Etil Propil Eter
c. Propil Etil Eter
d. Dietil Eter
e. Propil Etanoat
21. Reaksi antara Asam Propanoat dengan logam Na akan menghasilkan .
a. Asam Propanoat dan air
b. Natrium Propanoat dan Air
c. Propanon dan NaOH
d. Propanol dan NaOH
e. Natrium dan NaOH
22. Ester yang memilih aroma buah pisang adalah .
a. Etil Formiat
b. Amil Asetat
c. Metil Butirat
d. Oktil Asetat
e. Amil Butirat
Diposkan oleh Aster's Blog di 08.15
Reaksi:
1 komentar: Link ke posting ini

Senin, 23 November 2009


MODUL 1 KELAS X
A.Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan awal tentang unsur-unsur yang terdapat di
alam yang telah tersusun secara teratur dalam suatu sistem periodik unsur.
Dengan mengenal unsur-unsur diharapkan siswa mampu memahami tentang atom sebagai
bahagian terkecil penyusun unsur dan siswa semakin mengagumi kebesaran dan
keMahaKuasaan Tuhan Yang Maha Esa setelah mengenal berbagai unsur yang ada di alam.
B.Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun
media pembelajaran lainnya.
C.Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1.Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
2.Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom.
3.Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur..
4.Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron).
5.Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
6.Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik.

7.Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.


8.Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
9.Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron dan keelektronegatifan.
D.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
Kompetensi Dasar : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur,
massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron.
E. INDIKATOR
1.Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
2.Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom.
3.Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
4.Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)
5.Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
6.Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik
7.Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
8.Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
9.Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron dan keelektronegatifan
Uraian Materi
PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK
Sistem Periodik Unsur (SPU) adalah pengelompokan unsur berdasarkan sifat-sifatnya yang
disajikan dalam bentuk tabel periodik.
Para ahli kimia yang pernah mengelompokkan unsur-unsur a.l. :
- J.W. Dobereiner (1828), mengelompokkan unsur yang mempunyai sifat sama, tiap
kelompok terdiri dari 3 unsur yang disebut Triade. (Hukum Triade Dobereiner)
- John A. Newlands (1863), mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom.
Setelah diteliti, unsur ke-8 mempunyai sifat yang mirip dengan unsur ke-1, unsur ke-9 mirip
dengan unsur ke-2, demikian seterusnya. Kelemahannya : hanya cocok untuk unsur yang
massa atomnya kecil. (Hukum Oktaf Newlands)
- L.Meyer dan Dimitri Mendeleyev (1869), mengelompokkan unsur menurut kenaikan massa
atom relatifnya. (Sistem Periodik Mendeleyev)
- Henry G. Moseley (1914), mengelompokkan unsur menurut kenaikan nomor atom. Disebut
juga Sistem Periodik Modern. Lajur yang horisontal disebut Periode, unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Lajur vertikal disebut Golongan, unsur-unsur disusun
berdasarkan kemiripan sifat.
PERIODE DAN GOLONGAN

SPU modern terdiri dari 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan di bagi lagi menjadi 8
golongan A ( I A hingga VIII A) dan 8 golongan B ( I B hingga VIII B). Golongan A disebut
golongan Utama, golongan B disebut golongan Transisi.
Menggunakan jembatan keledai dapat dengan mudah menghafal unsur-unsur golongan A
(utama). Misalnya :
Gol. IA : Li, Na,K, Rb, Cs, Fr : Li Na Kawin RoBi Cs Frustasi
Gol. II A : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra : Beli Mangga Cari Sirsak Bawa Rambutan
Gol. III A : B, Al, Ga, In, Tl : Bulu Alis Gadis Indah Tekali
Gol. IV A : C, Si, Ge, Sn, Pb : Cewek Sini Genit Snang Playboy
Gol. V A : N, P, As, Sb, Bi : Nona Paling Asoy Sbagai Bintang
Gol. VI A : O, S, Se, Te, Po : Oh Susi Seneng Telur Polos
Gol VII A : F, Cl, Br, I, At : Feri Culun Brenang Ih Antik
Gol. VIII A : He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn : He Nenek Ari Kriting Xenang Raun
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
- Model Atom Dalton (1803), mengemukakan bahwa semua materi mempunyai bagian
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, yang disebut Atom.
- Model Atom Thomson (1897), mengemukakan bahwa atom terdiri dari materi bermuatan
(+) dan di dalamnya tersebar elektron , bagaikan roti kismis. Secara keseluruhan atom
bersifat netral, jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-).
- Model Atom Rutherford (1910), mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang
bermuatan (+) dan massa atom terpusat pada inti. Elektron yang bermuatan (-) bergerak
mengelilingi inti pada daerah yang tersebar disekeliling inti atom.
- Model Atom Bohr (1913), mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang
bermuatan (+) dikelilingi oleh elektron pada lintasan tertentu. Dalam atom terdapat lintasan
stasioner dengan tingkat energi tertentu tempat elektron beredar mengelilingi inti tanpa
memancarkan / menyerap energi. Lintasan itu disebut juga Kulit Atom. Elektron dapat
berpindah dari 1 kulit ke kulit yang lain disertai pemancaran atau penyerapan energi.
- Model Atom Modern (Mekanika Kuantum, de Broglie Schrodinger, 1927),
mengemukakan bahwa kedudukan elektron di sekeliling inti atom digambarkan dengan
orbital. Gerakan partikel termasuk elektron merupakan Gelombang. Elektron bergerak
mengelilingi inti pada tingkat energi tertentu.
PARTIKEL DASAR PENYUSUN ATOM
1. Proton (+), P
2. Elektron (-), e
3. Neutron (netral, tak bermuatan), N
Lambang unsur secara umum di tulis :
A
X
Z
A = nomor massa Z = nomor atom X = lambang unsur
A = P + N Z = jumlah proton = jumlah elektron untuk unsur bebas
Maka : N = A - Z
KONFIGURASI ELEKTRON
Adalah penyusunan elektron berdasarkan tingkat energinya (kulit atom). Ada 2 cara

penyusunan
1. Secara per kulit ( K, L, M, N)
2. Secara per sub kulit ( s, p, d, f)
Pengisian elektron-elektron dalam orbital mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
* Aturan Aufbau : pengisian elektron dimulai dari tingkat energi paling rendah (kulit K).
* Aturan Hund : dalam orbital-orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak boleh
berpasangan dahulu sebelum seluruh orbital setingkat terisi masing-masing oleh sebuah
elektron.
* Prinsip larangan Pauli : dalam satu atom tidak mungkin ada 2 elektron mempunyai harga
ke-4 bilangan kuantum yang sama.
Konfigurasi elektron Secara Per Kulit
Syarat : jumlah elektron maksimum per kulit = 2n pangkat 2
Kulit (n) ke 1 = K, jml elektron maksimum = 2(1)pangkat 2 = 2
Kulit (n) ke 2 = L, jml elektron maksimum = 2(2)pangkat 2 = 8
Kulit (n) ke 3 = M, jml elektron maksimum = 2(3)pangkat 2 = 18
Kulit (n) ke 4 = N, jml elektron maksimum = 2(4)pangkat 2 = 32
Contoh : 3Li = 2 1 ( K = 2 e- ; L = 1 e- )
12Mg = 2 8 2 (K = 2 e- ; L = 8 e- ; M = 2 e- )
19K = 2 8 8 1 (K = 2 e- ; L = 8 e- ; M = 8 e- ; N = 1 e- )
Konfigurasi ini berlaku untuk unsur-unsur golongan utama (A).
Konfigurasi elektron Secara Per Sub Kulit*
Ada 4 bilangan kuantum :
* Bilangan kuantum utama (n) : menyatakan kulit / tingkat energi
n = 1, 2, 3, 4, dan seterusnya
* Bilangan kuantum azimuth ( l ) : menyatakan sub kulit
l = 0 , sub kulit s ( maksimum 2 e- )
l = 1 , sub kulit p ( maksimum 6 e- )
l = 2 , sub kulit d ( maksimum 10 e- )
l = 3 , sub kulit f ( maksimum 14 e- )
* Bilangan kuantum magnetik (m) : menyatakan ukuran orbital.
Untuk l = 0, maka m = 0 (1 orbital)
Untuk l = 1, maka m = -1, 0, +1 (3 orbital)
Untuk l = 2, maka m = -2, -1, 0, +1, +2 (5 orbital)
Untuk l = 3, maka m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 (7 orbital)
* Bilangan kuantum spin (s) : menyatakan arah putaran elektron.
s = + 1/2 dan s = - 1/2
* dipelajari lebih detail pada kelas XI
Cara pengisian elektron :
1 (s) 2 (s) (p) 3 (s) (p) 4 (s) 3(d) 4(p) 5 (s) 4(d) 5(p) 6 (s) 4(f) 5(d) 6(p) 7 (s) 5(f) 6(d) 7(p)
Nb. Angka 1 sampai 7 = kulit ; sub kulit = s, p, d, f
Contoh :
7N konfigurasi elektronnya = 1s2 2s2p3 atau (2He) 2s22p3
25Mn konfigurasi elektronnya = 1s2 2s2p6 3s2p6 4s2 3d5 atau (18Ar) 3d54s2

30Zn konfigurasi elektronnya = 1s2 2s2p6 3s2p6 4s2 3d10 atau (18Ar) 3d104s2
ELEKTRON VALENSI (ev)
Yaitu elektron pada kulit terluar. Penentuannya berdasarkan konfigurasi elektronnya.
Contoh : 12Mg = 2 8 2 ; Kulit terluar adalah kulit ke-3, berisi 2 e-, maka ev = 2
19K = 2 8 8 1 ; Kulit terluar adalah kulit ke-4, berisi 1 e-, maka ev = 1
7N = 2 5 ; Kulit terluar adalah kulit ke-2, berisi 5 e-, maka ev = 5
Hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik
Golongan = jumlah elektron valensi ;
Periode = kulit terluar yang telah terisi elektron
Untuk unsur utama (A) bila elektron valensi menempati sub kulit s dan p, untuk unsur transisi
(B) bila elektron valensi menempati sub kulit d atau f.
Contoh :
* 7N = 1s2 2s2p3 atau (2He) 2s22p3 ;
Kulit terluar adalah kulit ke-2, berisi 5 e-, ev = 5
Maka golongannya = V A ; periodenya = 2
* 19K = 2 8 8 1 atau (18Ar) 4s1 ;
Kulit terluar adalah kulit ke-4, berisi 1 e-, maka ev = 1
Maka golongannya = I A ; periodenya = 4
* 30Zn = 1s2 2s2p6 3s2p6 4s2 3d10 atau (18Ar) 3d104s2 ;
Kulit terluar adalah kulit ke-4, berisi 2 e-, maka ev = 2. elektron terakhir mengisi sub kulit 3d
dan 4s maka terletak pada golongan transisi ; golongannya = II B ; periodenya = 4
Massa Atom Relatif ( Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa atom relatif (Ar) unsur adalah perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap
1/12 massa satu atom isotop 12C. Satuan massa atom disingkat sma.
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa satu molekul unsur atau senyawa
terhadap 1/12 massa satu atom 12C.
Molekul merupakan gabungan atom-atom, maka Mr = jumlah Ar atom-atom penyusunnya.
Contoh :
1. Hitunglah Mr H2O ! (Ar H = 1, O = 16)
Jawab : Mr = (2 x Ar H) + (1 x Ar O) = ( 2 x 1) + (1 x 16) = 2 + 16 = 18
2. Hitunglah Mr Fe2(SO4)3 ! ( Ar Fe = 56, S = 32, O = 16)
Jawab : Mr = (2 x Ar Fe) + (3 x Ar S) + (12 x Ar O)
= ( 2 x 56) + (3 x 32) + (12 x 16)
= 112 + 96 + 192 = 400
3. Hitunglah Mr Na2S2O3. 5H2O ! (Ar Na = 23, S = 32, O =16, H = 1)
Jawab : Mr = (2 x Ar Na) + (2 x Ar S) + (3 x Ar O) + (5 x Mr H2O)
= ( 2 x 23) + (2 x 32) + (3 x 16) + ( 5 x 18)
= 46 + 64 + 48 + 90 = 248

Sifat-sifat Unsur
Logam dan non logam :
Dalam sistem periodik, dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan, sifat logam berkurang dan
sifat non logam bertambah. Unsur-unsur segolongan memiliki sifat yang mirip. Unsur
peralihan yang bersifat semi logam-non logam disebut juga metalloid, contohnya silikon (Si).
Unsur-unsur golongan IA di sebut juga golongan logam Alkali.
Unsur-unsur golongan IIA di sebut juga golongan logam Alkali tanah.
Unsur-unsur golongan VIIA di sebut juga golongan gas Halogen.
Unsur-unsur golongan VIIIA di sebut juga golongan gas Mulia.
Sifat-sifat Keperiodikan Unsur
1. Jari-jari atom (jarak elektron terluar ke inti atom) :
Dalam sistem periodik, dari atas ke bawah jari-jari atom makin besar demikian sebaliknya
dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil.
2. Keelektronegatifan (kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron) :
Dalam sistem periodik, dari atas ke bawah keelektronegatifan makin kecil demikian
sebaliknya dari kiri ke kanan keelektronegatifan makin besar.
3. Energi Ionisasi (nilai energi minimum yang diperlukan atom netral berwujud gas untuk
melepas sebuah elektron terluar/yang treikat paling lemah untuk membentuk ion positif) :
Dalam sistem periodik, dari atas ke bawah energi ionisasi makin kecil demikian sebaliknya
dari kiri ke kanan energi ionisasi makin besar.
4. Afinitas Elektron (energi yang dibebaskan oleh suatu atom berwujud gas ketika menerima
sebuah elektron) : dalam sistem periodik, dari kiri ke kanan afinitas elektron makin besar
untuk golongan : VIIA > VIA > VA
C. Rangkuman
1. Sistem Periodik Unsur (SPU) adalah pengelompokan unsur berdasarkan sifat-sifatnya yang
disajikan dalam bentuk tabel periodik.
2 Henry G. Moseley (1914), mengelompokkan unsur menurut kenaikan nomor atom. Disebut
juga Sistem Periodik Modern. Lajur yang horisontal disebut Periode, unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Lajur vertikal disebut Golongan, unsur-unsur disusun
berdasarkan kemiripan sifat.
3 Model Atom Modern (Mekanika Kuantum, Broglie Schrodinger, 1927) Elektron bergerak
mengelilingi inti pada tingkat energi tertentu.
A
4 Lambang unsur secara umum di tulis : X
Z
A = nomor massa Z = nomor atom X = lambang unsur
A = P + N Z = jumlah proton = jumlah elektron untuk unsur bebas
5 Konfigurasi elektron adalah penyusunan elektron berdasarkan tingkat energinya (kulit
atom).

6 Elektron valensi yaitu elektron pada kulit terluar. Penentuannya berdasarkan konfigurasi
elektronnya.
7 Hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik :
Golongan = jumlah elektron valensi ; Periode = kulit terluar yang telah terisi elektron.
8 Massa molekul relatif (Mr) = jumlah Ar atom-atom penyusunnya.
9 Dalam sistem periodik, dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan, sifat logam berkurang
dan sifat non logam bertambah.
10 Sifat-sifat Keperiodikan Unsur : jari-jari atom, keelektronegatifan, energi ionisasi, afinitas
elektron.
Diposkan oleh Aster's Blog di 22.47
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Minggu, 22 November 2009


KESETIMBANGAN KIMIA
Hukum Guldberg dan Wange: Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil
kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa
dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan:
a A + b B <===> c C + d D maka:
Kc = ([C]pangkat c x [D]pangkat d) / ([A]pangkat a x [B]pangkat b)
Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
- Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan
dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat
padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Contoh:
C(s) + CO2(g) <===> 2CO(g)
Kc = [CO]pangkat 2 / [CO2]

- Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc

hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.


Contoh:
Zn(s) + Cu2+(aq) <===> Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = [Zn2+] / [CO2+]

- Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu
reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam
perhitungan Kc.
Contoh:
CH3COO-(aq) + H2O(l) <===> CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Kc = ([CH3COOH] x [OH-]) / [CH3COO-]
Contoh soal:
1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:
AB(g) + CD(g) <===> AD(g) + BC(g)
Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC.
Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !
Jawab:
Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4
mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:
(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/l
Kc = ([AD] x [BC])/ ([AB] x [CD])
= <(3/4) x (3/4)> /<(1/4) x (1/4)> = 9
2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:
A(g) + 2B(g <====> 4C(g)
sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g) <===> 1/2A(g) + B(g)
Jawab:
- Untuk reaksi pertama:
K1 = [C]pangkat 4/ ([A] x [B]pangkat 2)
= 0.25

- Untuk reaksi kedua :


K2 = ([A]pangkat 1/2 x [B])/[C]pangkat 2
- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)pangkat 2
K2 = 2
PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGAN
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya
kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc
tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp


Untuk reaksi umum:
a A(g) + b B(g) <==> c C(g) + d D(g)
Harga tetapan kesetimbangan:
Kc = ([C]pangkat c . [D]pangkat d) / ([A]pangkat a . [B]pangkat b)
Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)
dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.
Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:
Kp = Kc (RT) pangkat Delta n
dimana Delta n adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).
Contoh:
Jika diketahui reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + C(s) <==> 2CO(g)
Pada suhu 300 o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalam
ruang 5 atm!
Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2 = (5 - x) atm.

Kp = (PCO)pangkat 2 / PCO2
= x pangkat 2 / (5 - x) = 16
x=4
Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atm
Diposkan oleh Aster's Blog di 19.44
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

LATIHAN SOAL MODUL 2, 3, 4, DAN 5 KELAS X


SOAL-SOAL LATIHAN
MODUL 2
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU)
KOMPETENSI DASAR :
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi,
dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk.
BENTUK SOAL : Pilihan Ganda
JUMLAH SOAL : 10 butir
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG KAMU ANGGAP BENAR!
1. Ikatan kovalen adalah ikatan antara atom dengan atom berdasarkan ..
A. Pemakaian elektron bebas
B. Serah terima elektron
C. Pemakaian elektron bersama
D. Serah terima ion positif dengan negatif
E. Pemakaian elektron bersama yang hanya berasal dari salah satu atom
2. Unsur X dengan nomor atom 19 bersenyawa dengan unsur Y yang bernomor atom 17 .
Maka rumus molekulnya serta ikatan yang terjadi adalah .
A.XY , ion
B.XY2 , kovalen
C.X2Y , ion
D.XY2 , ion
E.X2Y , kovalen
3. Berikut ini sifat-sifat unsur, sifat unsur yang bukan logam adalah
A.Dapat ditempa
B.Dapat menghantar arus listrik
C.Dapat larut dalam air dengan perbandingan tertentu
D.Dapat ditarik
E.Dapat menghantar panas
4. Senyawa yang memiliki ikatan ion adalah..
A. SO2 , NO2 , CO2
B. KOH , HCN , HsS

C. NaCl , MgBr2 , K2O


D. NH3 , H2O , SO3
E. HCl , NaI , CH4
5. Ikatan ion merupakan ikatan kimia yang terjadi antara ..
A. Ion positif dengan ion positif dengan gaya tarik menarik elektrostatis
B. Ion positif dengan ion negatif dengan gaya tarik menarik elektrostatis
C. Ion negatif dengan ion negatif dengan gaya tarik menarik elektrostatis
D. Elektron-elektron dengan gaya tarik elektrostatik
E. Atom-atom sejenis (homogen)
6. Unsur X dengan konfigurasi elektron : 2 8 7 dapat mencapai aturan Oktet dengan cara .
A.melepas 1 elektron
B.menerima 1 elektron
C.memasangkan 1 elektron
D.menerima dan memasangkan 1 elektron
E.menerima 1 pasang elektron
7. Sistem ikatan antar atom-atom logam yang khas dikenal sebagai ..
A. Ikatan ion
B. Ikatan Logam
C. Ikatan elektrovalen
D. Ikatan Kristal
E. Ikatan heteropolar
8. Berikut ini adalah senyawa-senyawa yang berikatan kovalen.
A. NaCl, HCl
B. H2 , MgCl2
C. NaBr, CH4
D. KCl , O2
E. H2O, F2
9. Berikut ini senyawa yang berikatan kovalen rangkap 3 adalah.
A. H2
B. N2
C. O2
D. F2
E. Cl2
10. Senyawa berikut yang bersifat kovalen polar adalah
A. H2O
B. CH4
C. CO2
D. N2
E. BH3
SOAL-SOAL LATIHAN
MODUL 3
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU)

KOMPETENSI DASAR :
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan
reaksinya
BENTUK SOAL : Pilihan Ganda
JUMLAH SOAL : 10 butir
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG KAMU ANGGAP BENAR!
1. Diantara zat-zat berikut yang merupakan molekul biner adalah ..
A. HClO
B. K2SO4
C. Al2(SO4)3
D. H2O
E. Na2S2O3
2. Nama senyawa BaCl2 adalah .
A. Barium Klorida
B. Boron Klorida
C. Barium diklorida
D. Monobarium klorida
E. Monobarium diklorida
3. Nama senyawa asam HNO2 dan HNO3 berturut-turut adalah .
A. Basa nitrat, basa nitrit
B. Asam nitrat, asam nitrit
C. Asam nitrit, asam nitrat
D. Basa nitrit, asam nitrat
E. Asam nitrit, basa nitrat
4. Nama senyawa C3H8 adalah .
A. Propena
B. Propuna
C. Propil
D. Propana
E. Propendiena
5. Senyawa belerang (IV) oksida mempunyai rumus molekul ..
A. SO2
B. SO
C. SO3
D. SO4
E. S2O
6. Nama senyawa FeCl3 adalah ..
A. Besi klorida
B. Besi (III) klorida
C. Besi (II) klorida
D. Feri klorin

E. Fero klorin
7. Besi, emas, perak, seng, air raksa termasuk..
A. Senyawa biner
B. Senyawa poliatom
C. Senyawa Ion
D. Molekul poliatom
E. Unsur
8. Agar setara maka persamaan reaksi berikut harus memiliki koefisien
N2 + H2 ---> NH3
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 3
C. 1, 3, 2
D. 2, 1, 3
E. 2, 1, 2
9. Agar setara maka persamaan reaksi berikut harus memiliki koefisien .
CO + O2 ---> CO2
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 3
C. 1, 3, 2
D. 2, 1, 3
E. 2, 1, 2
10.Diantara berbagai senyawa berikut yang merupakan senyawa poliatomik adalah .
A. H2O
B. NaCl
C. AgCl
D. Na3PO4
E. MgO
SOAL-SOAL LATIHAN
MODUL 4 dan 5
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU)
KOMPETENSI DASAR :
Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
BENTUK SOAL : Pilihan Ganda
JUMLAH SOAL : 11 butir
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG KAMU ANGGAP BENAR!
1.Massa atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, dinyatakan oleh.....
A. Lavoisier
B. Proust

C. Avogadro
D. Dalton
E. Gay Lussac
2. Suatu contoh hukum perbandingan berganda Dalton adalah pembentukan pasangan
senyawa
A. H2O dan HCl
B. CH4 dan CCl4
C. SO2 dan SO3
D. CO2 dan NO2
E. NH3 dan PH3
3.Persamaan reaksi :
a C2H6 (g) + b O2 (g) ---> c CO2 (g) + d H2O (g)
akan memenuhi Hukum Lavoisier, jika a, b, c, dan d berturut-turut.
A. 2, 4, 7, 6
B. 2, 7, 4, 6
C. 2, 6, 7, 4
D. 2, 4, 6, 7
E. 2, 6, 4, 7
4.Diantara rumus-rumus kimia di bawah ini, yang termasuk rumus empiris adalah.
A.C2H4
B.C2H6
C.CH3
D.C3H8
E.C6H12O6
5.Bila terdapat 5 gr CaCO3, maka jumlah mol zat tersebut adalah.(Ar Ca = 40, C =12, O
=16)
A.0,01 mol
B.0,1 mol
C.0,05 mol
D.0,5 mol
E.0,505 mol
6. Terdapat 14 gr Nitrogen (N2), maka jumlah molekul Nitrogen adalah .(Ar N = 14)
A.0,301 x 10 Pangkat 23 molekul
B.0,501 x 10 Pangkat 23 molekul
C.3,01 x 10 Pangkat 23 molekul
D.5, 01 x 10 Pangkat 23 molekul
E.6, 02 x 10 Pangkat 23 molekul
7. Pada keadaan standar (STP), volume dari gas metana (CH4) yang jumlah massanya 32 gr
adalah..................(Ar H = 1, C = 12)
A.0,48 liter
B.4,48 liter
C.4,8 liter
D.44,8 liter
E.48,8 liter

8. Pada suhu dan tekanan tertentu 0,5 mol gas oksigen volumenya 2 liter. Maka, volume dari
1,5 mol gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama dengan gas oksigen tersebut
adalah......
A.0,5 liter
B.1,5 liter
C.2,0 liter
D.4,0 liter
E.6,0 liter
9. Terdapat 2 mol gas metana (CH4) yang bereaksi dengan 3 mol gas oksigen (O2) menurut
persamaan reaksi berikut :
CH4 + 2 O2 ----> CO2 + 2 H2O
Maka zat yang menjadi pereaksi pembatas adalah ........
A.CH4
B.O2
C.CO2
D.H2O
E.CH4 dan O2
10. Sebanyak 0,5 mol logam Besi (Fe) direaksikan dengan 1,5 mol Oksigen (O2) sehingga
menghasilkan Fe2O3. Jika diketahui massa molekul relatif (Mr) Fe2O3 adalah 160, maka
massa Fe2O3 adalah ..................
A.20 gr
B.30 gr
C.40 gr
D.50 gr
E.60 gr
11. Jika 39 gr MgSO4. xH2O dipanaskan, dihasilkan 30 gr MgSO4 anhidrat sesuai dengan
persamaan reaksi :
MgSO4. xH2O ---> MgSO4 + xH2O
Jika diketahui Mr MgSO4 =120 dan Mr H2O = 18, maka nilai x adalah.....
A.2
B.3
C.4
D.5
E.6
Diposkan oleh Aster's Blog di 16.13
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

SOAL LATIHAN MODUL 1 KELAS X


SOAL-SOAL LATIHAN
MODUL 1
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS / SEMESTER : X / 1 (SATU)
KOMPETENSI DASAR :

Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif,
dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi elektron.
BENTUK SOAL : Pilihan Ganda
JUMLAH SOAL : 10 butir
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG KAMU ANGGAP BENAR!
1.Partikel berikut ini yang termasuk kelompok partikel dasar atom adalah :
A. Nukleon, meson, positron
B. Proton, elektron, neutron
C. Nukleon, proton, meson
D. Nukleon, proton, neutron
E. Nukleon, proton, elektron, dan neutron
2.Ahli yang menyatakan bahwa elektron-elektron dalam mengelilingi inti berada pada
tingkat-tingkat energi tertentu adalah
A. Dalton
B. Thomson
C. Rutherford
D. Niels Bohr
E. De Broglie
3. Unsur X mempunyai nomor atom 13 dan nomor massa 27. Secara berurutan proton,
neutron, dan elektron unsur tersebut adalah :
A. 13, 27, 13
B. 14, 27, 14
C. 13, 14, 13
D. 27, 13, 27
E. 13, 14, 27
4.Jumlah elektron ion Na+ dengan nomor atom = 11 adalah
A. 9
B. 10
C. 11
D. 12
E. 13
5. Unsur-unsur dalam SPU Modern disusun berdasarkan .
A. Kenaikan massa atom relatif
B. Kenaikan nomor atom
C.Kenaikan bilangan massa
D.Bertambahnya neutron
E.Bertambahnya jari-jari atom
6. Konfigurasi elektron yang benar dari 17K adalah . . . .
A. 2, 8, 9
B. 2, 8, 7, 2
C. 2, 8, 8, 1

D. 2, 8, 6, 3
E. 2, 8, 7
7. Suatu unsur X mempunyai 17 proton, maka letaknya dalam sistem periodik :
A. Golongan VIIIA, periode ke-3
B. Golongan VA, periode ke-4
C. Golongan VIA, periode ke-4
D. Golongan VIIA, periode ke-3
E. Golongan IIIA, periode ke-3
8. Pernyataan yang benar mengenai sifat-sifat unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah
mempunyai kecenderungan ..
A. energi ionisasi berkurang
B. keelektronegatifan bertambah
C. afinitas elektron bertambah
D. sifat logam berkurang
E. jari-jari atom berkurang
9. Konfigurasi unsur X dengan nomor atom 14 adalah..
A. 2 8 4
B. 2 4 6 2
C. 2 8 2 2
D. 2 6 2 4
E. 2 8 3 1
10. Massa molekul relatif dari natrium tiosulfat, Na2S2O3 . 5 H2O adalah.
(Ar Na = 23, S =32, O =16, H =1 )
A. 72
B. 158
C. 162
D. 248
E. 14220
Diposkan oleh Aster's Blog di 16.04
Reaksi:
Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Senin, 16 November 2009


PERSAMAAN LAJU REAKSI (HUKUM LAJU) DAN ORDER (TINGKAT)
REAKSI
Selamat berjumpa lagi siswa-siswi sekalian..........
Sekarang kita akan mempelajari tentang Hukum Laju yang dinyatakan dalam persamaan laju
reaksi serta order atau tingkat reaksi...............yuukkk kita mulai belajar..!!!
Jika diketahui suatu reaksi sebagai berikut:
aA + bB --> cC + dD
(reaktan) (produk)

Maka laju reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, dan diantaranya adalah factor
Konsentrasi reaktan. Berdasarkan hasil eksperimen, diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi reaktan, maka reaksi akan berlangsung semakin laju (cepat).
Menurut Guldberg dan Waage, laju reaksi dalam system homogen pada waktu tertentu,
berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan (pereaksi) (Paulina Hendrajanti, 2007).
Maka persamaan laju reaksi untuk reaksi:
aA + bB --> cC + dD
dapat diyatakan sbb:
v = k .[A]pangkat x . [B]pangkat y
keterangan:
v = laju reaksi (rate) , satuannya M/sec
k = konstanta laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A, satuannya Molar (M)
[B] = konsentrasi zat B, satuannya Molar (M)
x = order atau tingkat reaksi terhadap zat A
y = order atau tingkat reaksi terhadap zat B
x + y = order reaksi total
Dari persamaan laju reaksi di atas dapat dilihat hubungan antara kecepatan reaksi dengan
konsentrasi molar reaktan yang dipangkatkan dengan order atau tingkat reaksi.
Nahapa itu order atau tingkat reaksi ???
Order reaksi selalu ditemukan melalui percobaan, andaikan kita telah melakukan beberapa
percobaan untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu
reaktan misalnya A, berubah; maka ada beberapa hal sederhana yang akan kita temui:
1. laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat ganda pula.
JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4, laju reaksi pun akan menjadi 4 kali
lipat.
2. Laju reaksi berbanding terbalik dengan kuadrat konsentrasi A
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi dari A, laju reaksi akan bertambah 4 kali
lipat (2 pangkat 2). Jika konsentrasi dari A ditingkatkan tiga kali lipat, laju reaksi akan
bertambah menjadi 9 kali lipat (3 pangkat 2).
dapat dilambangkan dengan: v = k.[A]pangkat 2
Secara umum,
Dengan melakukan percobaan yang melibatkan reaksi antara A dan B, kita akan mendapatkan
bahwa laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi A dan B dengan cara :
v = k[A] pangkat x. [B] pangkat y

Hubungan ini disebut dengan persamaan laju reaksi :


Kita dapat melihat dari persamaan laju reaksi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh pangkat dari
konsentrasi dari A dan B. Pangkat-pangkat ini disebut dengan order reaksi terhadap A dan B.
Jika order reaksi terhadap A adalah 0 (nol), berarti konsentrasi dari A tidak mempengaruhi
laju reaksi.
Order reaksi total (keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order. (Sumber :
www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/order_reaksi_dan_persamaan_laju_reaksi/)
So..dapat disimpulkan bahwa order atau tingkat reaksi adalah pangkat konsentrasi reaktan
atau pereaksi pada persamaan laju reaksi.
Contoh soal :
1. Diketahui v = k[A][B]
Dalam kasus ini, order reaksi terhadap A dan B masing-masing adalah 1. Order reaksi total
adalah 2, didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order.
2. Diketahui v = k [B]pangkat 2
Pada reaksi ini, A berorder nol karena konsentrasi A tidak mempengaruhi laju dari reaksi,
sedangkan B berorder 2 , sehingga order reaksi total adalah dua.
3. Diketahui v = k[A]
Pada reaksi ini, A berorder satu dan B beroder nol, karena konsentrasi B tidak mempengaruhi
laju reaksi. Order reaksi total adalah satu.
Nahhhhh.bagaimana cara menentukan persamaan laju reaksi dan order suatu reaksi?
1. Lewat eksperimen, contoh :
Diketahui reaksi : 2A + B2 --> 2 AB
Dan setelah dilakukan eksperimen, diperoleh data sbb:
Percobaan 1 [A]= 0,1 [B]= 0,1 waktu = 80 det
Percobaan 2 [A]= 0,2 [B]= 0,1 waktu = 40 det
Percobaan 3 [A]= 0,2 [B]= 0,2 waktu = 10 det
Pertanyaan:
a. Tentukanlah persamaan laju reaksinya.
b. Berapakah waktu reaksi jiks konsentrasi A dan B2 masing-masing 0,3 M?
Jawab:
Misalkan: v = k [A]pangkat x.[B2]pangkat y
Waktu (t) berkebalikan dengan laju (v)
dimana v = 1/t maka t = 1/v. sehingga tabel di atas dapat dimodifikasi menjadi sbb:
Percobaan 1 [A]= 0,1 [B2]= 0,1 v = 1/80
Percobaan 2 [A]= 0,2 [B2]= 0,1 v = 1/40
Percobaan 3 [A]= 0,2 [B2]= 0,2 v = 1/10

Maka tentukanlah order terhadap zat A (dengan catatan, konsentrasi B harus konstan) dengan
demikian kita tetapkan untuk mengambil data percobaan 1 dan 2 lalu dibandingkan:
Rumus umum : V = k [A]pangkat x.[B2]pangkat y
V1 = k (0,1)pangkat x. (0,1)pangkat y
V2 = k (0,2)pangkat x. (0,1)pangkaty
1/80 = (0,1)pangkat x
1/40 = (0,2)pangkat x
()1 = ( )x
X=1
Maka order atau tingkat reaksi terhadap zat A adalah 1.
Maka tentukanlah order terhadap zat B (dengan catatan, konsentrasi A harus konstan) dengan
demikian kita tetapkan untuk mengambil data percobaan 2 dan 3 lalu dibandingkan:
Rumus umum : V = k [A]pangkat x.[B2]pangkat y
V2 = k (0,2)pangkat x.(0,1)pangkat y
V3 = k (0,2)pangkat x.(0,2)pangkat y
1/40 = (0,1)pangkat y
1/10 = (0,2)pangkat y
(1/4) = ( )pangkat y
(1/(2)pangkat 2 ) = ( )pangkat y
y=2
Maka order atau tingkat reaksi terhadap zat B adalah 2.
Maka sekarang diperoleh persamaan laju reaksinya sbb:
V = k [A][ B2]pangkat 2
Untuk menentukan nilai K :
Cobakan untuk percobaan 1:
V1 = k [A][ B2]pangkat 2
1/80 = k (0,1)(0,1)pangkat 2
K = 1/80 : (0,1)pangkat 3
= 12,5 mol-2 L2 sec -1
Sehingga persamaan laju reaksi yang lengkap adalah :
V = 12,5 [A][ B2]pangkat 2
b. Waktu (t) jika konsentrasi A = konsentrasi B2 = 0,3M
Maka hitunglah v terlebih dahulu:
V = 12,5 (0,3)(0,3)pangkat 2
= 0,3375 M s-1
Selanjutnya hitunglah waktu reaksi ( t = 1/v)
t = 1/v = 1/ 0,3375 = 2,96 det

2. Lewat grafik, contoh:


Dari tabel hasil eksperimen untuk reaksi A --> 2 B + C

Diperoleh data sbb:


0 [A]= 1,00 log [A]= 0,00 1/[A]= 1.00
5 [A]= 0,63 log [A]= -0,20 1/[A]= 1,6
10 [A]= 0,46 log [A]= -0,34 1/[A]= 2,2
15 [A]= 0,36 log [A]= -0,44 1/[A]= 2,8
25 [A]= 0,25 log [A]= -0,60 1/[A]= 4,0
Tentukanlah :
a. Order reaksi
b. Konstanta laju reaksi
Jawab:
a. Order reaksi dapat ditentukan dengan menggambarkan 3 grafik, yaitu:
1. Hubungan antara [A] dengan waktu (bila grafiknya linier atau berupa garis lurus, maka
reaksi order 0)
2. Hubungan antara log [A] dengan waktu (bila grafiknya linier atau berupa garis lurus, maka
reaksi order 1)
3. Hubungan antara 1/[A] dengan waktu (bila grafiknya linier atau berupa garis lurus, maka
reaksi order 2)
kesimpulan: berdasarkan hasil grafik, maka:
* Grafik [A] vs waktu, tidak linier, maka reaksi bukan order 0.
* Grafik log [A] vs waktu, tidak linier, maka reaksi bukan order 1.
* Grafik 1/[A] vs waktu, linier, maka reaksi order 2
b. Untuk menghitung nilai konstanta laju reaksi (k) adalah dengan menghitung slope atau
kemiringan grafik.
Slope = delta y / delta x
= (1,6 1) : (5-0)
= 0,6 : 5
= 0,12 L mol-1 menit-1

Anda mungkin juga menyukai