Disclaimer
Contact
About me
Privacy Policy
Google+
RSS Feeds
Search...
mata dunia
materi kuliah, makalah, pengetahuan umum sumber ilmu dan pelajaran sekolah, kimia,
matematika, fisika sains dan Teknologi terbaru
Home
Sains
Umum
Energi Terbarukan
Kesehatan
Teknik
Ilmu Sosial
Ilmu umum
Home kimia makalah materi kuliah Materi kuliah Analisis gravimetri, kimia analisis 2
KImia analisis 2
analisis gravimetri
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Analisis Gravimetri merupakan salah materi mata kuliah kimia analitik
yang sangat penting dan juga menjadi basic padap raktikum Kimia Analitik
maupun cabang ilmu kimia yang lain, dan juga merupakan materi wajib dari
kurikulum yang telah ditetapkan oleh jurusan Teknik Kimia Universitas Riau.
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk menambah pamahaman
tentang Analisis Gravimetri yang menjadi bagian dalam mata kuliah Kimia
Analitik.
B. TUJUAN
Makalah inu dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Kimia Analitik tentang Analisis Gravimetri, sebagai
pegangan bagi mahasiswa untuk memahani tentang Analisis Gravimetri, dan
menjadi refrensi penunjang bagi mahasiswa untuk mencapai keberhasilan dalam
memahami materi Analisis Gravimetri.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa
penimbangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen
dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.
Penimbangan disini merupakan penimbangan hasil reaksi setelah zat yang
dianalisis direaksikan. Hasil reaksi dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang
terjadi atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisis.
Gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Hanya saja
gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat digunakan
untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan kecil, secara relatif
akan berakibat besar. Kendati demikian gravimetri masih dipergunakan untuk
keperluan analisis karena waktu pengerjaannya yang tidak perlu terus-menerus
dilakukan analis karena setiap tahapan pengerjaan memakan waktu yang cukup
lama.
Sebagian analisis gravimetri menyangkut unsur yang akan ditentukan
menjadi senyawa murni yang stabil dan mudah diubah ke dalam bentuk yang
dapat ditimbang. Berat hasil reaksi dapat dihitung dari rumus dan berat atom
senyawa yang ditimbang. Pengendapan merupakan teknik yang paling luas
penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu hasil reaksi adalah
kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik
pengendapan.
Prinsip dasar dalam anlisis gravimetri :
1. Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi
pengendapan,
2. Secara umum dinyatakan dengan persamaan :aA + pP AaPp
3. a adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), p adalah koefisien
reaksi setara dari reaktanpengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari
zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat
ditentukkan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
4. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih agar
dicapai proses pengendapanyang sempurna.
5. Misalnya, pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion
oksalat C2O42- dapatdinyatakan dengan persamaan reaksi berikut :
Ca2+ + C2O42- CaC2O4 (s)
6. Reaksi yang menyertai pengeringan :CaC2O4 (s) CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)
7. Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil
yangmendekati
nilaisebenarnya,
harus
dipenuhi
kriteria
sempurna.
x 100%
Faktor Gravimetri =
A= anilit
P = endapan
kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk
harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring),
kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung
ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor
yang terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan
yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130 derajat celcius atau dipijarkan
sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu dekomposisi dari analit.
Pengendapan
kation
misalnya,
pengendapan
sebagai
garam
sulfida,
pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang lebih besar dari yang
sebenarnya. Kesalahan ini kadang dimbangi dengan kelarutan zat dalam pelarut
yang digunakan. Zat pengotor tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pengotoran karena pengendapan sesungguhnya adalah:
Pengendapan bersama (simultaneous precipitation). Kotoran mengendap
bersama waktu dengan endapan analit. Contoh: Al(OH) sebagai pengotor
Fe(OH)3.
Pengendapan susulan (post precipitation).
2. Pengotoran karena terbawa (Co-precipitation). Pengotoran ini tidak mengendap
melainkan hanya terbawa oleh endapan analat.
Kotoran isomorf dan dapat campur dengan inang ini dapat terjadi bila bahan
pengotoran dan endapan mempunyai kesamaan tipe rumus molekul maupun
bentuk molekul.
Kotoran larut dalam inang dimana zat sendiri larut dalam zat padat lalu ikut
terbawa sebagai kotoran. Contohnya Ba(NO3)2 dan KNO3 yang larut dalam
BaSO4 pada kedua jenis pengotoran diatas kotoran tersebar diseluruh kristal.
Kotoran teradsorpsi pada permukaan endapan. Terjadi karena gaya tarik
menarik antara ion yang teradsorpsi dan ion-ion lawannya pada permukaan
endapan
Kotoran teroklusi oleh inang (terkurung). Dapat terjadi apabila kristal tumbuh
terlalu cepat dari butirn kecil menjadi besa dalam hal ini ion tidak sempat
dilepaskan, tetapi sudah tertutup dalam kristal.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi zat pengotor tersebut adalah :
1. Sebelum membentuk endapan dengan jalan menyingkirkan bahan-bahan yang
akan mengotori
2. Selama membentuk endapan. Endapan hanya terbentuk bila larutan yang
bersangkutan lewat jenuh terhadap endapan tersebut yaitu larutan mengandung
zat itu melebihi konsentrasi larutan jenuh, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap I: Pada pengembangan ialah nukleai dalam hal ini ion-ion dari molekul
yang akan diendapkan mulai terbentuk inti yaitu pasangan beberapa ion menjadi
butir-butir miniskus (sangat kecil).
Tahap II: Pertumbuhan kristal yaitu inti tersebut menarik molekul lain sehingg
dari kumpulan hanya beberapa molekul tumbuh menjadi butiran lebih besar
4. Tahap tahap Dalam Proses Pengendapan
1. Tambahkan pereaksi pada cuplikan
2. Pisahkan komponen yang akan dianalisis dengan pengendapan
Endapan yang dikehendaki :
a. Mudah disaring dan dibersihkan dari pengotor
b. Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga tidak ada analit yang terbuang pada
saat penyaringan dan pencucian
c. Tidak reaktif terhadap udara
d. Setelah dikeringkan atau dibakar, menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya
Ukuran Partikel
Endapan yang dapat disaring harus memiliki ukuran partikel yang cukup besar
Partike
koloid
10-7 10-4 cm
Endapan
Kristalin
10-4 cm
Xn = Xo
Pemanasan Endapan
Alat yang biasanya digunakan sebagi penyaring dalam analisis gravimetri
adalah kertas Saring, Gelas Sinter, krus gooch. Alat pemanasnya adalah Oven
listrik dan tungku. Selain alat-alat diatas ada pula alat yang disebut Eksikator
dengan fungsi untuk menyimpan suatu bahan agar memiliki kadar air yang
tetap.
5. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi Organik
Prinsipnya dengan ion logam tertentu dapat membentuk senyawa
komplek organik dengan massa molekul relatif tinggi, sehingga dengan ion
logam yang sedikit didapat endapan logam yang banyak. Endapan yang didapat
tidak mengandung pengotor karena endapan orgaik tidak teroksidasi. Beberapa
pereaksi organik yang biasa digunakan yaitu :
Dimettilgloksim untuk nikel. Pereaksi berlebih harus dihindari untuk
menghindarkan pembentukan endapan pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat
digunakan sebagai pereaksi pelindung.
Cupferron untuk Fe(III) dan Cu. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan
dingin, dan endapannya di bakar kemudian ditimbang.
8-hidroksikuinolin untuk Mg ditambahkan dalam keadaan
dingin dan
endapannya dicuci air hangat. Endapan kemudian dilarutkan dalam asam dan
dititrasi.
Silisildioksim untuk Cu. Asam tartarat digunakan sebagai masking agent.
1-nitroso-2-fenol untuk Cu. Digunakan pada keadaan asam.
Asam kuinaldat untuk Cu. Metode ini sensitif dengan menggunakan pereaksi
pengompleks dan hanya mengandung 15% Cu.
Asam mandelat untuk Zr. Endapanny dibakar dan kemudian ditimbang.
Pereaksi Anorganik
Senyawa Anorganik yang digunakan dalam proses pengendapan adalah :
Asam Klorida untuk pengendapan ion logam golongan I
Hidrogen Sulfida (dalam HCl encer) untuk mengendapkan ion logam
golongan II
H2S dalam keadaan Buffer Amoniak untuk pengendapan ion logam golongan
III B
Buffer Amoniak untuk pengendapan ion logam golongan III A
Garam Amonium Karbonat (NH4)2CO3 (dalam Buffer Amoniak) untuk
pengendapan ion logam golongan IV
Natrium Fosfat ( dalam buffer Amoniak) untuk mengendapkan Ion Mg+ dari
Magnesium Amonium Fossfat MgNH4PO4.6H2O
Garam Uranil Magnesium Asetat mengendapkan ion Na+ endapan kuning
dari garam NaMg(UO2)3(C2H3O2)9
Natrium kokaanitritekbaltat (III) ntuk mengendapkan Ion K+ dari
K2NaCe(NO2)6.
b. Metode Penguapan
Digunakan untuk menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa
yang relatif mudah menguap. Yaitu dengan cara :
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
Penambahan pereaksi sehingga mudah menguap
Zat-zat yang relatif mudah menguap bisa diabsorpsi dengan suatu
absorben yang sesuai dan telah diketahui berat tetapnya.Untuk penentuan kadar
air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa pada suhu 110O- 130O C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan
menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya. Asal senyawa
tidak terurai oleh pemanasan. Atau bisa juga menggunakan zat pengering seperti
CaCl2 danMg(ClO4)2. Contoh dari metode penguapan ini adalah :
beratnya.
Penentuan NH3 dalam garam Amonium, yaitu garam ditambahkan larutan alkali
kuat berlebih dan dipanaskan. Gas NH3 yang terjadi dialirkan dalam larutan
standar asam berlebih kemudian kelebihannya dititrir dengan larutan standar
basa.
Penentuan Nitrogen dalam protein, mula-mula senyawa didestruksi dengan
H2SO4 pekat. Hasilnya ditambahkan basa berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya
krus platina. Dimana Si berubah menjadi SiF4 yang menguap, sesuai persamaan
SiO2 + 6HF H2SiF6 + 2H2O
H2SiF6 SiF4 + 2HF
c.
Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya,
misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga
mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Suatu analisis
gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif
besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam
sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat
hasil yang teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat
berupa sampel padat maupun sampel cair.
Prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan secara
elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga jika elektrolisisnya
cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan post-presipitasi.
1. Hukum Dasar dalam Elektrolisis
Hukum dasar yang digunakan dalam metode ini adalah : Hukum Faraday dan
Hukum Ohm.
Hukum Faraday I
Menyatakan hubungan antara banyaknya zat yang terendap atau terbebas pada
elektroda dengan banyaknya listrik yang diperlukan pada proses tersebut.
W=
W= Jumlah zat terendap/terbebaskan (gr)
Q = Jumlah listrik yang dibutuhkan (Colloumb)
e = berat ekivalen Elektrokimia
Berat Ekivalen elektrkimia adalah bilangan yang menyatakan banyaknya zat
yang terendap atau oleh listrik sebanyak 1 colloumb.
Contoh : arus 0,2 colloumb dialirkan pada dua keping tembaga (Cu) yang telah
ditentukan massa tetapnya. Dan dicelupkan dalam garam Kuprisulfat (CuSO4)
selama t detik. Kemudian dicuci dan dikeringkan serta ditimbang, ternyata
beratnya lebih berat dari pada sebelum dielektrolisis. Karena adanya logam Cu
yang terendapkan pada elektroda. Dimana banyaknya logam Cu yang
terendapkan bertambah setiap penambahan arus maupun waktu. Adapun listrik
yang dibutuhkan adalah : Q = i x t dengan i = arus, t = waktu dan Q = listrik
yang dibutuhkan.
Hukum Faraday II
3. Ion logam lain selain poin a.1, dimana ion tersebut akan tereduksi menjadi
logam bebasnya.
Zn++ + 2e- + Zn
Ag+ + e- Ag
b. Proses Oksidasi pada Anoda
Jika larutan mengandung :
1. Ion halida, akan tereduksi menjadi halogen
2 Hal- Hal2 + 2 e2. Ion OH- dari suatu basa, teroksidasi menjadi okisigen.
4 OH- 2 H2O + O2 + 4 e3. Anion lain selain halogen dan OH-, ion tersebut tidak teroksidasi sehingga
pelarutnya yang teroksidasi.
Elektroda selain Pt dan C
Logam lainnya yang biasa digunakan sebagai elektroda adalah : Cu, Zn, Fe, Au
dan lain-lain. Perbedaan dengan elektroda Pt dan Cu yaitu hanya pada reaksi
Anodanya sedang katodanya relatif sama. Dimana anodanya teroksidasi
menjadi ionnya. Contoh: elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Zn.
Reaksi anodanya : Zn Zn2+ + 2 e3. Tegangan Kelebihan
Pada kenyataannya besarnya tegangan peruraian tergantung pada jenis
elektroda yang digunakan dan biasanya lebih tinggi. Perbedaan besarnya
tegangan tersebut yang disebut tegangan kelebihan.
Jenis dan sifat fisik logam dari elektroda
Sifat fisik zat yang terendap atau terbebas, jika logam tegangan kelebihannya
kecil dan jika gas relatif lebih besar
Kerapatan arus yang digunakan
Perubahan konsentrasi larutan
B. Kesalahan Dalam Analisis Gravimetri
1. Kesalahan yang sering terjadi pada metode analisis gravimetri adalah
pembentukan endapan, pemurnian(pencucian), pemanasan atau pemijaran dan
penimbangan.
2. Pada pembentukan endapan kadang mengandung zat lain yang juga membentuk
endapandengan pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang lebih
besar dari yang sebenarnya. Kesalahan ini kadang dimbangi dengan kelarutan
zat dalam pelarut yang digunakan.
3. Pada proses pemurnian (pencucian endapan), dengan melakukan pencucian
bukan hanya zat pengotor sajayang larut tetapi juga zat yang dianalisis juga ikut
larut, meskipun kelarutannya jauh lebih kecil. Dengan demikan penggunaan
pencuci harus sedemikan kecil supaya kehilangan zat yang dianalisis masih
dapat diabaikan, artinya masih lebih kecil dari pada sensitivitas timbangan yang
digunakan.
4. Pada proses pembakaran atau pemijaran kadang terjadi pelepasan air yang tidak
sempurna atau sifat zatyang diendapkan yang mudah menguap (volatil).
5. Hal yang penting juga adalah adanya beberapa endapan yang mudah tereduksi
oleh karbon bila disaringdengan kertas saring seperti perak klorida, sehingga
harus disaring dengan menggunakan cawan penyaring (berpori) dapat juga
terjadi kelebihan pemijaran sehingga terjadi dekomposisi sehingga komposisi
zat tidak tentu.
6. Kesalahan juga terjadi dari suatu endapan yang telah dipijarkan akan mengalami
penyerapan air atau gaskarbondioksida selama pendinginan sehingga hasil
penimbangan menjadi lebih besar dari yang seharusnya, ini dihindari dengan
alat penggunaan penutup cawan yang rapat dan desikator yang cukup baik
selama pendinginan,
C. Contoh Soal
1. 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan menambahkan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134 gram.
Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
Penyelesaiannya:
Reaksinya Ag+ + ClAgCl (p)
Faktor gravimetri =
= 0,247
%Cl =
=
2. Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat 0,5428 gram, fosfor diendapkan
sebagai MgNH4PO4-.6H2O dan dipanggang menjadi Mg2P2O7. Jika berat
endapan panggangan adalah 0,2234 gram, hitunglah persentase P 2O5 dalam
sampel.
Penyelesaiannya:
%P2O5 =
=
=
x 100% = 16,30%
4. Berapa berat bijih pirit (FeS2 tak murni) harus diambil untuk analisis sehingga
beratendapan BaSO4yang diperoleh sama dengan setengah dari %S dalam
sampel
Penyelesaiaanya:
Jika terdapat a%S, maka berat endapan a g BaSO4
%a =
a%S =
1%S =
Berat sampel = 6,869 g
5. Suatu campuran yang hanya mengandung FeCl3 dan AlCl3 seberat 5,95 g.
Klorida diubahke bentuk oksida hidrous dan dibakar menjadi Fe2O3 dan
Al2O3. Bila campuran oksidaseberat 2,62 g, hitung %Fe dan %Al dalam
campuran awal. BM Fe=55,85 Al=26,98
Penyelesaiaanya:
berat FeCl3 + berat AlCl3 = 5,95
berat Fe2O3 + berat Al2O2 = 2,62
%Fe dan %Al ?
Berat Fe dan Al ?
mol FeCl3 = mol Fe
Berat FeCl3 =
Berat AlCl3 =
berat FeCl3 + berat AlCl3 = 5,95
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang
dilakukan dengan proses penimbangan.Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga
metode yang digunakan yaitu : metode pengendapan, metode penguapan, dan
metode elektrolisis
Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan
dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan
selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.
Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap
diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan
pereaksi untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih
sulit menguap.
Untuk metode Elektrolisis prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan
dipisahkan secara elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga
jika elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan postpresipitasi.
B. SARAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dan agar
mahasiswa lebih memahami teknik analisis gravimetri. Isi makalah ini tentunya
sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi
para pembaca bisa menambah dari referensi lain. Karena jika hanya
menggunakan makalah ini sangat sedikit didapatkan. Semoga pembaca tidak
puas dengan membaca makalah ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak
akan menambah pengetahuan anda.
DAFTAR PUSTAKA
AnalisisGravimetri.
http://www.scribd.com/doc/31589496/Analisis-
http://sitzkrieg-
awan.blogspot.com/2009/05/kimia-makalah-gravimetri.html.
Sabtu,
09/05/2009, 17:22
Shofian. 2010. AnalisisGravimetri.
topic=23812.0. 09/02/2010, 05:59
Widiarto,
Sonny.
http://forum.um.ac.id/index.php?
2009.
Gravimetri.
http://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/10/gravimetri1.pdf.
X3-PRIMA.
2009.
Gravimetri.
prima.com/2009/05/gravimetri.html. 29/05/2009
Zulfikar.
2010.
Gravimetri.
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dananalisis/gravimetri/. 31/12/2010
Related Posts:
0 komentar:
http://www.x3-
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Newer Post Older Post Home
Materi Acak
Manfaat alpokat
24/05/2015 - 0 Comment
Nasa Sudah Dapat Mengetahui Kapan Terjadinya Letusan Surya
31/12/2015 - 0 Comment
Materi Penting
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Random Post
Gas Mulia
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
Hebat LiFi Bisa Kirim Data 100 Kali Lebih Cepat dari WiFi
LiFiLiFi, adalah teknologi alternatif super cepat untuk WiFi, yang sudah terbukti
mampu dalam
PAJAK PENGHASILAN
Materi Pajak Penghasilanpajak penghasilanPAJAK PENGHASILAN
Reaktor
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
Blog Archive
Labels
agama (8) akuntansi (26) angin (2) astronomi (11) bahasa indonesia (6) biofuel (1) biologi
(25) Eksperimen kimia (3) energi terbarukan (5) farmasi (9) filsafat (8) fisika (46) gelombang
laut (1) geothermal (4) hukum (26) informatika (13) Kata motivasi (1) kebidanan (5)
kedokteran (13) keperawatan (10) kesehatan (12) kewirausahaan (1) kimia (40) lingkungan
(4) makalah (32) matematika (13) materi kuliah (87) motivasi (2) pelajaran sekolah (26)
pemgetahuan umum (2) pendidikan (9) Pengetahuan umum (58) pkn (23) psikologi (12)
sastra (3) sejarah (2) sel surya (4) sosiologi (9) statistik (2) teknik elektro (5) teknik geologi
(15) teknik informatika (16) teknik kimia (26) teknik mesin (6) teknik pertambangan (16)
teknik planologi (2) teknik sipil (15) teknologi terkini (31) tenaga air (1) umum (1)
Copyright 2014 mata dunia. All Rights Reserved New Johny Wuss - Template by CB
Blogger - Original Theme by Mastemplate
Blogging Tools: GT Metrix - Chkme - Parse HTML - Feedburner - Alexa - Google
Richsnippets - Facebook Debug
Sitemap
Disclaimer
Contact
About me
Privacy Policy
Google+
RSS Feeds
Search...
mata dunia
materi kuliah, makalah, pengetahuan umum sumber ilmu dan pelajaran sekolah, kimia,
matematika, fisika sains dan Teknologi terbaru
Home
Sains
Umum
Energi Terbarukan
Kesehatan
Teknik
Ilmu Sosial
Ilmu umum
Home kimia makalah materi kuliah Materi kuliah Analisis gravimetri, kimia analisis 2
KImia analisis 2
analisis gravimetri
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Analisis Gravimetri merupakan salah materi mata kuliah kimia analitik
yang sangat penting dan juga menjadi basic padap raktikum Kimia Analitik
maupun cabang ilmu kimia yang lain, dan juga merupakan materi wajib dari
kurikulum yang telah ditetapkan oleh jurusan Teknik Kimia Universitas Riau.
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk menambah pamahaman
tentang Analisis Gravimetri yang menjadi bagian dalam mata kuliah Kimia
Analitik.
B. TUJUAN
Makalah inu dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Kimia Analitik tentang Analisis Gravimetri, sebagai
pegangan bagi mahasiswa untuk memahani tentang Analisis Gravimetri, dan
menjadi refrensi penunjang bagi mahasiswa untuk mencapai keberhasilan dalam
memahami materi Analisis Gravimetri.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa
penimbangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen
dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.
Penimbangan disini merupakan penimbangan hasil reaksi setelah zat yang
dianalisis direaksikan. Hasil reaksi dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang
terjadi atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisis.
Gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Hanya saja
gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat digunakan
untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan kecil, secara relatif
akan berakibat besar. Kendati demikian gravimetri masih dipergunakan untuk
keperluan analisis karena waktu pengerjaannya yang tidak perlu terus-menerus
dilakukan analis karena setiap tahapan pengerjaan memakan waktu yang cukup
lama.
Sebagian analisis gravimetri menyangkut unsur yang akan ditentukan
menjadi senyawa murni yang stabil dan mudah diubah ke dalam bentuk yang
dapat ditimbang. Berat hasil reaksi dapat dihitung dari rumus dan berat atom
senyawa yang ditimbang. Pengendapan merupakan teknik yang paling luas
penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu hasil reaksi adalah
kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik
pengendapan.
Prinsip dasar dalam anlisis gravimetri :
1. Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada stokiometri reaksi
pengendapan,
2. Secara umum dinyatakan dengan persamaan :aA + pP AaPp
3. a adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), p adalah koefisien
reaksi setara dari reaktanpengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari
zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat
ditentukkan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
4. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih agar
dicapai proses pengendapanyang sempurna.
5. Misalnya, pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion
oksalat C2O42- dapatdinyatakan dengan persamaan reaksi berikut :
Ca2+ + C2O42- CaC2O4 (s)
6. Reaksi yang menyertai pengeringan :CaC2O4 (s) CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)
7. Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil
yangmendekati
nilaisebenarnya,
harus
dipenuhi
kriteria
sempurna.
x 100%
Faktor Gravimetri =
A= anilit
P = endapan
kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk
harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring),
kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung
ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor
yang terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan
yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130 derajat celcius atau dipijarkan
sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu dekomposisi dari analit.
Pengendapan
kation
misalnya,
pengendapan
sebagai
garam
sulfida,
pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang lebih besar dari yang
sebenarnya. Kesalahan ini kadang dimbangi dengan kelarutan zat dalam pelarut
yang digunakan. Zat pengotor tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pengotoran karena pengendapan sesungguhnya adalah:
Pengendapan bersama (simultaneous precipitation). Kotoran mengendap
bersama waktu dengan endapan analit. Contoh: Al(OH) sebagai pengotor
Fe(OH)3.
Pengendapan susulan (post precipitation).
2. Pengotoran karena terbawa (Co-precipitation). Pengotoran ini tidak mengendap
melainkan hanya terbawa oleh endapan analat.
Kotoran isomorf dan dapat campur dengan inang ini dapat terjadi bila bahan
pengotoran dan endapan mempunyai kesamaan tipe rumus molekul maupun
bentuk molekul.
Kotoran larut dalam inang dimana zat sendiri larut dalam zat padat lalu ikut
terbawa sebagai kotoran. Contohnya Ba(NO3)2 dan KNO3 yang larut dalam
BaSO4 pada kedua jenis pengotoran diatas kotoran tersebar diseluruh kristal.
Kotoran teradsorpsi pada permukaan endapan. Terjadi karena gaya tarik
menarik antara ion yang teradsorpsi dan ion-ion lawannya pada permukaan
endapan
Kotoran teroklusi oleh inang (terkurung). Dapat terjadi apabila kristal tumbuh
terlalu cepat dari butirn kecil menjadi besa dalam hal ini ion tidak sempat
dilepaskan, tetapi sudah tertutup dalam kristal.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi zat pengotor tersebut adalah :
1. Sebelum membentuk endapan dengan jalan menyingkirkan bahan-bahan yang
akan mengotori
2. Selama membentuk endapan. Endapan hanya terbentuk bila larutan yang
bersangkutan lewat jenuh terhadap endapan tersebut yaitu larutan mengandung
zat itu melebihi konsentrasi larutan jenuh, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap I: Pada pengembangan ialah nukleai dalam hal ini ion-ion dari molekul
yang akan diendapkan mulai terbentuk inti yaitu pasangan beberapa ion menjadi
butir-butir miniskus (sangat kecil).
Tahap II: Pertumbuhan kristal yaitu inti tersebut menarik molekul lain sehingg
dari kumpulan hanya beberapa molekul tumbuh menjadi butiran lebih besar
4. Tahap tahap Dalam Proses Pengendapan
1. Tambahkan pereaksi pada cuplikan
2. Pisahkan komponen yang akan dianalisis dengan pengendapan
Endapan yang dikehendaki :
a. Mudah disaring dan dibersihkan dari pengotor
b. Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga tidak ada analit yang terbuang pada
saat penyaringan dan pencucian
c. Tidak reaktif terhadap udara
d. Setelah dikeringkan atau dibakar, menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya
Ukuran Partikel
Endapan yang dapat disaring harus memiliki ukuran partikel yang cukup besar
Partike
koloid
10-7 10-4 cm
Endapan
Kristalin
10-4 cm
Xn = Xo
Pemanasan Endapan
Alat yang biasanya digunakan sebagi penyaring dalam analisis gravimetri
adalah kertas Saring, Gelas Sinter, krus gooch. Alat pemanasnya adalah Oven
listrik dan tungku. Selain alat-alat diatas ada pula alat yang disebut Eksikator
dengan fungsi untuk menyimpan suatu bahan agar memiliki kadar air yang
tetap.
5. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi Organik
Prinsipnya dengan ion logam tertentu dapat membentuk senyawa
komplek organik dengan massa molekul relatif tinggi, sehingga dengan ion
logam yang sedikit didapat endapan logam yang banyak. Endapan yang didapat
tidak mengandung pengotor karena endapan orgaik tidak teroksidasi. Beberapa
pereaksi organik yang biasa digunakan yaitu :
Dimettilgloksim untuk nikel. Pereaksi berlebih harus dihindari untuk
menghindarkan pembentukan endapan pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat
digunakan sebagai pereaksi pelindung.
Cupferron untuk Fe(III) dan Cu. Hal ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan
dingin, dan endapannya di bakar kemudian ditimbang.
8-hidroksikuinolin untuk Mg ditambahkan dalam keadaan
dingin dan
endapannya dicuci air hangat. Endapan kemudian dilarutkan dalam asam dan
dititrasi.
Silisildioksim untuk Cu. Asam tartarat digunakan sebagai masking agent.
1-nitroso-2-fenol untuk Cu. Digunakan pada keadaan asam.
Asam kuinaldat untuk Cu. Metode ini sensitif dengan menggunakan pereaksi
pengompleks dan hanya mengandung 15% Cu.
Asam mandelat untuk Zr. Endapanny dibakar dan kemudian ditimbang.
Pereaksi Anorganik
Senyawa Anorganik yang digunakan dalam proses pengendapan adalah :
Asam Klorida untuk pengendapan ion logam golongan I
Hidrogen Sulfida (dalam HCl encer) untuk mengendapkan ion logam
golongan II
H2S dalam keadaan Buffer Amoniak untuk pengendapan ion logam golongan
III B
Buffer Amoniak untuk pengendapan ion logam golongan III A
Garam Amonium Karbonat (NH4)2CO3 (dalam Buffer Amoniak) untuk
pengendapan ion logam golongan IV
Natrium Fosfat ( dalam buffer Amoniak) untuk mengendapkan Ion Mg+ dari
Magnesium Amonium Fossfat MgNH4PO4.6H2O
Garam Uranil Magnesium Asetat mengendapkan ion Na+ endapan kuning
dari garam NaMg(UO2)3(C2H3O2)9
Natrium kokaanitritekbaltat (III) ntuk mengendapkan Ion K+ dari
K2NaCe(NO2)6.
b. Metode Penguapan
Digunakan untuk menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa
yang relatif mudah menguap. Yaitu dengan cara :
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
Penambahan pereaksi sehingga mudah menguap
Zat-zat yang relatif mudah menguap bisa diabsorpsi dengan suatu
absorben yang sesuai dan telah diketahui berat tetapnya.Untuk penentuan kadar
air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa pada suhu 110O- 130O C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan
menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya. Asal senyawa
tidak terurai oleh pemanasan. Atau bisa juga menggunakan zat pengering seperti
CaCl2 danMg(ClO4)2. Contoh dari metode penguapan ini adalah :
beratnya.
Penentuan NH3 dalam garam Amonium, yaitu garam ditambahkan larutan alkali
kuat berlebih dan dipanaskan. Gas NH3 yang terjadi dialirkan dalam larutan
standar asam berlebih kemudian kelebihannya dititrir dengan larutan standar
basa.
Penentuan Nitrogen dalam protein, mula-mula senyawa didestruksi dengan
H2SO4 pekat. Hasilnya ditambahkan basa berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya
krus platina. Dimana Si berubah menjadi SiF4 yang menguap, sesuai persamaan
SiO2 + 6HF H2SiF6 + 2H2O
H2SiF6 SiF4 + 2HF
c.
Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya,
misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga
mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah. Suatu analisis
gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif
besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam
sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat
hasil yang teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat
berupa sampel padat maupun sampel cair.
Prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan secara
elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga jika elektrolisisnya
cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan post-presipitasi.
1. Hukum Dasar dalam Elektrolisis
Hukum dasar yang digunakan dalam metode ini adalah : Hukum Faraday dan
Hukum Ohm.
Hukum Faraday I
Menyatakan hubungan antara banyaknya zat yang terendap atau terbebas pada
elektroda dengan banyaknya listrik yang diperlukan pada proses tersebut.
W=
W= Jumlah zat terendap/terbebaskan (gr)
Q = Jumlah listrik yang dibutuhkan (Colloumb)
e = berat ekivalen Elektrokimia
Berat Ekivalen elektrkimia adalah bilangan yang menyatakan banyaknya zat
yang terendap atau oleh listrik sebanyak 1 colloumb.
Contoh : arus 0,2 colloumb dialirkan pada dua keping tembaga (Cu) yang telah
ditentukan massa tetapnya. Dan dicelupkan dalam garam Kuprisulfat (CuSO4)
selama t detik. Kemudian dicuci dan dikeringkan serta ditimbang, ternyata
beratnya lebih berat dari pada sebelum dielektrolisis. Karena adanya logam Cu
yang terendapkan pada elektroda. Dimana banyaknya logam Cu yang
terendapkan bertambah setiap penambahan arus maupun waktu. Adapun listrik
yang dibutuhkan adalah : Q = i x t dengan i = arus, t = waktu dan Q = listrik
yang dibutuhkan.
Hukum Faraday II
3. Ion logam lain selain poin a.1, dimana ion tersebut akan tereduksi menjadi
logam bebasnya.
Zn++ + 2e- + Zn
Ag+ + e- Ag
b. Proses Oksidasi pada Anoda
Jika larutan mengandung :
1. Ion halida, akan tereduksi menjadi halogen
2 Hal- Hal2 + 2 e2. Ion OH- dari suatu basa, teroksidasi menjadi okisigen.
4 OH- 2 H2O + O2 + 4 e3. Anion lain selain halogen dan OH-, ion tersebut tidak teroksidasi sehingga
pelarutnya yang teroksidasi.
Elektroda selain Pt dan C
Logam lainnya yang biasa digunakan sebagai elektroda adalah : Cu, Zn, Fe, Au
dan lain-lain. Perbedaan dengan elektroda Pt dan Cu yaitu hanya pada reaksi
Anodanya sedang katodanya relatif sama. Dimana anodanya teroksidasi
menjadi ionnya. Contoh: elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Zn.
Reaksi anodanya : Zn Zn2+ + 2 e3. Tegangan Kelebihan
Pada kenyataannya besarnya tegangan peruraian tergantung pada jenis
elektroda yang digunakan dan biasanya lebih tinggi. Perbedaan besarnya
tegangan tersebut yang disebut tegangan kelebihan.
Jenis dan sifat fisik logam dari elektroda
Sifat fisik zat yang terendap atau terbebas, jika logam tegangan kelebihannya
kecil dan jika gas relatif lebih besar
Kerapatan arus yang digunakan
Perubahan konsentrasi larutan
B. Kesalahan Dalam Analisis Gravimetri
1. Kesalahan yang sering terjadi pada metode analisis gravimetri adalah
pembentukan endapan, pemurnian(pencucian), pemanasan atau pemijaran dan
penimbangan.
2. Pada pembentukan endapan kadang mengandung zat lain yang juga membentuk
endapandengan pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang lebih
besar dari yang sebenarnya. Kesalahan ini kadang dimbangi dengan kelarutan
zat dalam pelarut yang digunakan.
3. Pada proses pemurnian (pencucian endapan), dengan melakukan pencucian
bukan hanya zat pengotor sajayang larut tetapi juga zat yang dianalisis juga ikut
larut, meskipun kelarutannya jauh lebih kecil. Dengan demikan penggunaan
pencuci harus sedemikan kecil supaya kehilangan zat yang dianalisis masih
dapat diabaikan, artinya masih lebih kecil dari pada sensitivitas timbangan yang
digunakan.
4. Pada proses pembakaran atau pemijaran kadang terjadi pelepasan air yang tidak
sempurna atau sifat zatyang diendapkan yang mudah menguap (volatil).
5. Hal yang penting juga adalah adanya beberapa endapan yang mudah tereduksi
oleh karbon bila disaringdengan kertas saring seperti perak klorida, sehingga
harus disaring dengan menggunakan cawan penyaring (berpori) dapat juga
terjadi kelebihan pemijaran sehingga terjadi dekomposisi sehingga komposisi
zat tidak tentu.
6. Kesalahan juga terjadi dari suatu endapan yang telah dipijarkan akan mengalami
penyerapan air atau gaskarbondioksida selama pendinginan sehingga hasil
penimbangan menjadi lebih besar dari yang seharusnya, ini dihindari dengan
alat penggunaan penutup cawan yang rapat dan desikator yang cukup baik
selama pendinginan,
C. Contoh Soal
1. 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan menambahkan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134 gram.
Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
Penyelesaiannya:
Reaksinya Ag+ + ClAgCl (p)
Faktor gravimetri =
= 0,247
%Cl =
=
2. Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat 0,5428 gram, fosfor diendapkan
sebagai MgNH4PO4-.6H2O dan dipanggang menjadi Mg2P2O7. Jika berat
endapan panggangan adalah 0,2234 gram, hitunglah persentase P 2O5 dalam
sampel.
Penyelesaiannya:
%P2O5 =
=
=
x 100% = 16,30%
4. Berapa berat bijih pirit (FeS2 tak murni) harus diambil untuk analisis sehingga
beratendapan BaSO4yang diperoleh sama dengan setengah dari %S dalam
sampel
Penyelesaiaanya:
Jika terdapat a%S, maka berat endapan a g BaSO4
%a =
a%S =
1%S =
Berat sampel = 6,869 g
5. Suatu campuran yang hanya mengandung FeCl3 dan AlCl3 seberat 5,95 g.
Klorida diubahke bentuk oksida hidrous dan dibakar menjadi Fe2O3 dan
Al2O3. Bila campuran oksidaseberat 2,62 g, hitung %Fe dan %Al dalam
campuran awal. BM Fe=55,85 Al=26,98
Penyelesaiaanya:
berat FeCl3 + berat AlCl3 = 5,95
berat Fe2O3 + berat Al2O2 = 2,62
%Fe dan %Al ?
Berat Fe dan Al ?
mol FeCl3 = mol Fe
Berat FeCl3 =
Berat AlCl3 =
berat FeCl3 + berat AlCl3 = 5,95
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang
dilakukan dengan proses penimbangan.Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga
metode yang digunakan yaitu : metode pengendapan, metode penguapan, dan
metode elektrolisis
Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan
dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan
selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.
Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap
diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan
pereaksi untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih
sulit menguap.
Untuk metode Elektrolisis prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan
dipisahkan secara elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga
jika elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan postpresipitasi.
B. SARAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dan agar
mahasiswa lebih memahami teknik analisis gravimetri. Isi makalah ini tentunya
sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi
para pembaca bisa menambah dari referensi lain. Karena jika hanya
menggunakan makalah ini sangat sedikit didapatkan. Semoga pembaca tidak
puas dengan membaca makalah ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak
akan menambah pengetahuan anda.
DAFTAR PUSTAKA
AnalisisGravimetri.
http://www.scribd.com/doc/31589496/Analisis-
http://sitzkrieg-
awan.blogspot.com/2009/05/kimia-makalah-gravimetri.html.
Sabtu,
09/05/2009, 17:22
Shofian. 2010. AnalisisGravimetri.
topic=23812.0. 09/02/2010, 05:59
Widiarto,
Sonny.
http://forum.um.ac.id/index.php?
2009.
Gravimetri.
http://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/10/gravimetri1.pdf.
X3-PRIMA.
2009.
Gravimetri.
prima.com/2009/05/gravimetri.html. 29/05/2009
Zulfikar.
2010.
Gravimetri.
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dananalisis/gravimetri/. 31/12/2010
Related Posts:
0 komentar:
http://www.x3-
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Newer Post Older Post Home
Materi Acak
Manfaat alpokat
24/05/2015 - 0 Comment
Nasa Sudah Dapat Mengetahui Kapan Terjadinya Letusan Surya
31/12/2015 - 0 Comment
Materi Penting
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Random Post
Gas Mulia
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
Hebat LiFi Bisa Kirim Data 100 Kali Lebih Cepat dari WiFi
LiFiLiFi, adalah teknologi alternatif super cepat untuk WiFi, yang sudah terbukti
mampu dalam
PAJAK PENGHASILAN
Materi Pajak Penghasilanpajak penghasilanPAJAK PENGHASILAN
Reaktor
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
Blog Archive
Labels
agama (8) akuntansi (26) angin (2) astronomi (11) bahasa indonesia (6) biofuel (1) biologi
(25) Eksperimen kimia (3) energi terbarukan (5) farmasi (9) filsafat (8) fisika (46) gelombang
laut (1) geothermal (4) hukum (26) informatika (13) Kata motivasi (1) kebidanan (5)
kedokteran (13) keperawatan (10) kesehatan (12) kewirausahaan (1) kimia (40) lingkungan
(4) makalah (32) matematika (13) materi kuliah (87) motivasi (2) pelajaran sekolah (26)
pemgetahuan umum (2) pendidikan (9) Pengetahuan umum (58) pkn (23) psikologi (12)
sastra (3) sejarah (2) sel surya (4) sosiologi (9) statistik (2) teknik elektro (5) teknik geologi
(15) teknik informatika (16) teknik kimia (26) teknik mesin (6) teknik pertambangan (16)
teknik planologi (2) teknik sipil (15) teknologi terkini (31) tenaga air (1) umum (1)
Copyright 2014 mata dunia. All Rights Reserved New Johny Wuss - Template by CB
Blogger - Original Theme by Mastemplate
Blogging Tools: GT Metrix - Chkme - Parse HTML - Feedburner - Alexa - Google
Richsnippets - Facebook Debug