Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA ANORGANIK 1

IKATAN KIMIA

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Fajri Khatami : 1603115384

Ririn Safitri : 1603110742

Syahfitri Handayani : 1603121699

Dosen Pengampu : Halida Sophia, M.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT dengan segala Rahmat dan Hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah “KIMIA ANORGANIK I” dengan tepat waktu.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Halida Sophia M.Si. selaku dosen
kimi anorganik. Kami berharap makalah ini dapat membantu kami beserta teman-
teman dalam memahami dan mempelajari ikatan kimia dan struktur molekulnya.
Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangaun untuk pembelajaran penulis kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Pekanbaru, 1 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3. Tujuan............................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3

2.1. Pengertian Ikatan Kimia ................................................................................3

2.2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia................................................................................3

2.3. Teori VSEPR ...............................................................................................12

BAB III PENUTUP .............................................................................................17

3.1. Kesimpulan..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera
dalam tabel. Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak
118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini
disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang
lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih
atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang
unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya (sifat
dari unsur-unsur sebelum bereaksi).

Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh
penerapan unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian
besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting
untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh,
dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus
senyawa H2O. Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Tanpa kita
sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur yang
berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya
kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian
membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa
pengertian dari senyawa kimia.

Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau
berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau
senyawa yang sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain
dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan
kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan
VIIIA pada sistem periodik. Golongan unsur gas mulia memperlihatkan
kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini
disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan

1
unsur lain membentuk senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet.
Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai
unsur bebas seperti unsur gas mulia. Hal ini memperlihatkan adanya kecenderungan
dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil
dibandingkan dengan atom unsur bebasnya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan
mempelajari tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak
akan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang pengertian dari ikatan kimia?
2. Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kimia?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia.
2. Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu
bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya
menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui
ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang
membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.

2.2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia


Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam
gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder.

2.2.1 Ikatan Primer

Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif
besar. Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

1. Ikatan ion
Ada beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
- Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion
positif dan ion negatif.
- Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
- Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom
yang lain.
- Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi ganda.
Ciri-ciri senyawa ionik:
- Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
- Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
- Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam kristal
sulit bergerak.

3
Contoh Pembentukan Ikatan Ion

Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif rendah.
Artinya mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur nonlogam
dengan daya tarik elektron yang relatif besar. Artinya klorin mempunyai
kecenderungan besar untuk menarik elektron. Ketika natrium direaksikan dengan
klorin, klorin akan menarik elektron dan natrium. Natrium berubah menjadi ion
positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi ion negatif (Cl-). Ion ion tersebut
kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya Coulomb sehingga membentuk
NaCl.

Gambar 1.1

Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi
karena adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif dan
negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat perbedaan
daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya tarik elektron
yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur tersebut
membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik elektronnya relatif besar
adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik
elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan
unsur nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.

Rumus Kimia Senyawa Ion

Sesuai dengan aturan oktet, atom natrium akan melepas 1 elektron,


sedangkan atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin
membutuhkan 1 atom natrium. Akan tetapi, tidak bisa diartikan bahwa satu ion Na +
hanya terikat pada satu ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap atom Na+ dikelilingi oleh
6 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga
dimensi berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan
bahwa perbandingan ion Na+ dan Cl- adalah 1:1.

4
2. Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
- Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar
atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam, serta
mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
- Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh dua
atom.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.

Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen

Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan


penyerapan elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen mempunyai
daya tarik elektron yang cukup besar. Oleh karena peasangan elektron yang
terbentuk ditarik oleh kedua inti atom hidrogen yang berikatan, kedua atom tersebut
menjadi saling terikat. Ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama
pasangan elektron ini yang dimaksud dengan ikatan kovalen.

Gambar 1.2

Rumus Kimia Senyawa Kovalen

Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus


molekul dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang
dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak
selalui dipatuhi, terdapat beberapa senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet.
Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan

5
O adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O
dan H mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua,
sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.

Gambar 1.3

Struktur Lewis atau Rumus Struktur Senyawa Kovalen

Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom


dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan
kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu
molekul dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur
diperoleh dari rumus Lewis, setiap pasangan elektron ikatan pada rumus lewis
digambarkan dengan sepotong garis.

Rumus Rumus Lewis Rumus


Molekul Bangun (Rumus
Struktur)
H2 H:H H–H
HCl H Cl H – Cl
H2O HO H–O
H H
Tabel 1.1

Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan
kovalen koordinasi.

a. Kovalen polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi
pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan

6
Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan.
Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai
momen dipol.
b. Kovalen non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan
kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan
kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-
atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur
yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0
(nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.

Kovalen Polar Kovalen Non Polar


Larut dalam air Tidak dapat larut dalam
air
Memiliki pasangan Tidak memiliki pasangan
elektron bebas elektron bebas
Berakhir ganjil, kecuali Berakhiran genap
BX3 dan PX5
Contoh: NH3, PCl3, H2O, Contoh: F2, Cl2, Br2, I2,
HCl, HBr, SO3, N2O5, Cl2O5 O2, H2, N2, CH4, SF6, PCl5, BCl3
Tabel 1.2

c. Kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari
pemakaian bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan
atom yang lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika
atom penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang bereaksi
dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3. Atom N dalam NH3
sudah memenuhi kaidah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di lain
pihak, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun

7
belum memenuhi kaidah oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari
BCl3) dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari
atom N.
3. Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam, yaitu:
- Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom
logam.
- Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk karena
penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah yang tertentu.
- Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari
logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.

Ikatan logam terjadi karena adanya delokalisasi elektron. Sebagaimana


telah diketahui bahwa unsur logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga
kulit terluar atom logam relatif longgar. Kejadian seperti itu memungkinkan
elektron valensi dapat berpindah-pindah. Mobilitas elektron dalam logam sangat
bebas, menyebabkan elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, atau
disebut juga delokalisasi. Elektron-elektron valensi yang mengalami delokalisasi
tersebut membentuk satu awan yang membungkus ion-ion positif logam di
dalamnya.

Perbedaan mendasar dan hal-hal lainnya mengenaik ikatan ionik, kovalen,


dan kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:

Perbedaan Ion Kovalen Kovalen


Koordinasi
Proses Serah terima Penggunaan Penggunaan
Pembentukan elektron antar bersama pasangan bersama pasangan
atom elektron dimana elektron yang
tiap atom hanya berasal dari
menyumbang salah satu atom.
elektron. X+YaX:Y
X+YaX:Y

8
Atom yang Logam + Nonlogam + Nonlogam +
terlibat Nonlogam Nonlogam Nonlogam
Titik leleh dan Tinggi Rendah (kecuali Rendah
titik didih pada padatan
kovalen seperti
intan)
Kelarutan Larut dalam air Sukar larut dalam Sukar larut dalam
namun sukar larut air namun larut air namun larut
dalam pelarut dalam pelarut dalam pelarut
organik seperti organik. organik.
aseton, alkhohol,
eter dan Benzena.
Daya Hantar Lelehan dan Tidak dapat Tidak dapat
Listrik larutannya menghantarkan menghantarkan
mengantarkan listrik (namun ada listrik (namun ada
listrik beberapa beberapa
larutannya yang larutannya yang
menghantarkan menghantarkan
listrik) listrik)
Contoh NaCl, LiF, CaO, HF, H2O, PCl3, NH4+, SO4-2,
CaBr2, AlCl3 BCl3, CO2 POCl3, H3NBF3,
SO3
Tabel 1.3

2.2.2 Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)

Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul
dari dipol atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah
antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa
gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan
titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk
memutuskannya, sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik
didih suatu senyawa.

9
1. Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-
molekul dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman
mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga gaya ini bisa disebut gaya London.
Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak dalam orbital.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu
molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk
dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol
ini dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul
dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih
yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekulnya relatif kira-kira
sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu
kamar. Contohnya adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas
mulia seperti helium (He), dan sebagainya.
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain
kerumitan molekul dan ukuran molekul.
a. Kerumitan Molekul
• Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana,
sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
• Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
b. Ukuran Molekul
• Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul
berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan
Gaya London besar.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga
gaya londonnya juga semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen
yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih

10
yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut dibandingkan dengan
senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas
antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin
besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar
ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),
terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan
hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki
ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.

Gambar 1.4

Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial
positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen
dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom
dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam
molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga
terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan
molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen
intermolekul.
3. Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals.
Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol
terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian, ada kebiasaan

11
untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul
dalam suatu zat berikut.
- Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah
satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia,
hidrogen, dan nitrogen.
- Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol
selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

2.3. Teori VSEPR


Teori tolakan antara pasangan elektron (VSEPR, Valence Shell Electron
Pair Repulsion), merupakan penjabaran sederhana dari rumusan Lewis yang
berguna untuk memprediksikan bentuk molekul poliatom berdasarkan struktur
Lewis-nya. Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh Nevil Sidgwick dan
Herbet Powel pada tahun 1940, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ronald
Gillespie dan Ronald Nyholm.
Ide dasar teori VSEPR adalah adanya tolakan antara pasangan elektron
sehingga pasangan elektron tersebut akan menempatkan diri pada posisi sejauh
mungkin dari pasangan elektron lainnya. Posisi pasangan elektron satu dengan yang
lain yang semakin berjauhan akan menyebabkan tolakan antar mereka menjadi
semakin kecil. Pada posisi yang paling jauh yang dapat dicapai, tolakan antar
pasangan elektron menjadi minimal.

Tolakan antar pasangan elektron terjadi antara pasangan elektron non-ikat


yang terlokalisasi pada atom pusat dan elektron ikat secara ikatan koordinasi.
Pasangan elektron non-ikat suatu atom tidak digunakan untuk berikatan dengan
atom lain, sedangkan pasangan elektron ikat digunakan untuk berikatan dengan
atom lain dengan cara pemakaian elektron secara bersama-sama. Teori VSEPR
mengasumsikan bahwa masing-masing molekul akan mencapai geometri tertentu
sehingga tolakan pasangan antar elektron di kulit valensi menjadi minimal.
Karena ikatan kovalen terbentuk dari pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh dua atom yang berikatan, perubahan sudut ikat menyebabkan
perubahan posisi relatf pasangan elektron di sekitar atom pusat. Bila dua elektron
saling mendekat, maka akan terjadi gaya tolak menolak di antara kedua elektron
tersebut. Konsekuensinya, dalam terminologi energi, kedua elektron akan saling

12
menjauhi. Teori VSEPR, memaparkan prosedur untuk memprediksi bentuk
molekul dengan energi potensial terendah sebagai akibat adanya tolakan pasangan
elektron. Teori VSEPR mengasumsikan bahwa setiap atom akan mencapai bentuk
dengan tolakan antar elektron yang dalam kulit terluar seminimal mungkin.

2.3.1 Peranan Ikatan Rangkap Dua dan Rangkap Tiga dalam Teori VSEPR
Senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua atau tiga, memainkan
peranan yang penting pada penentuan bentuk molekul suatu senyawa. Geometri di
sekitar atom pusat ditentukan oleh banyaknya tempat ditemukannya pasangan
elektron , bukan ditentukan oleh banyaknya pasangan elektron valensi.

Berdasar struktur Lewis ion karbonat, terdapat empat pasangan elektron


pada atom pusat (atom C). Pasangan elektron tersebut terlokalisasi di tiga tempat,
yaitu di dua ikatan tunggal C-O, dan 1 ikatan rangkap dua C=O. Tolakan antar
pasangan elektron diminimalkan dengan cara mendistribusikan ketiga atom oksigen
ke sudut-sudut segitiga ekuilateral. Berdasarkan hal tersebut dapat diprediksikan
bahwa ion karbonat mengadopsi bentuk molekul segitiga datar (trigonal planar),
o
seperti pada BF3, dengan sudut ikat 120 .

2.3.2 Aturan Elektron Non-ikat Pada Teori VSEPR


Teori VSEPR memprediksikan elektron valensi atom pusat dalam. Karena
elektron non-ikat tidak bisa ditempatkan pada posisi yang akurat, prediksi bentuk
molekul tidak bisa dilakukan secara langsung. Tetapi hasil yang dikemukakan oleh
teori VSEPR dapat digunakan untuk memprediksi posisi atom pusat dalam
molekul. Posisi atom pusat ini ditentukan secara eksperimental. Keberadaan

13
pasangan elektron non-ikat akan sedikit mengubah situasi pembentukan geometri
molekul senyawa. Tiga tipe tolakan yang terjadi, adalah:
a. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron ikat
b. Tolakan antara pasangan elektron ikat dengan pasangan elektron non-ikat
c. Tolakan antara pasangan elektron non-ikat dengan pasangan elektron non-ikat.
2.3.3 Bilangan Sterik
Penentuan bentuk molekul yang diadposi oleh suatu senyawa dapat
dilakukan dengan cara menentukan bilangan sterik (steric number, SN) atom pusat.
Bilangan sterik (SN) didefinisikan sebagai penjumlahan atom yang terikat pada
atom pusat dan jumlah pasangan elektron non-ikat.
Bilangan sterik molekul ditentukan berdasarkan struktur Lewis senyawa
yang bersangkutan. Apabila pada senyawa AB , dengan n adalah atom yang terikat
n

pada atom pusat, tidak terdapat pasangan elektron non-ikat, maka bilangan sterik
atom pusat sama dengan jumlah atom yang terikat pada atom pusat, yaitu n. SN =
+jumlah atom yang terikat pada atom pusat jumlah pasangan elektron non-ikat pada
atom pusat. yaitu n. Ikatan rangkap dua dan tiga dalam penentuan bilangan sterik
dihitung sama dengan ikatan tunggal. Misalnya pada molekul CO 2. terdapat dua

ikatan rangkap dua dari atom oksigen yang terikat pada atom pusat C, sehingga
tidak ada lagi pasangan elektron non-ikat pada atom C. Maka bilangan sterik CO2

adalah 2.
Teori VSEPR digunakan untuk memprediksi bentuk molekul suatu
senyawa dengan mempertimbangkan:
• jumlah atom yang terikat pada atom pusat
• jumlah pasangan elektron non-ikat
• ikatan rangkap dua dan rangkap tiga.

14
Jumlah Jumlah
Sudut Rumus Bentuk Cont.
A PEI PEB
ikatan (AXnEm) Molekul senyawa
(X) (E)

Linear 180 2 0 AX2 CO2

Trigonalplan
120 3 0 AX3 BF3
ar

Planar huruf
2 1 AX2E SO2
V

Tetrahedral 4 0 AX4 CH4

Piramida
3 1 AX3E NH3
trigonal

Planar bentuk
2 2 AX2E2 H2O
V

Bipiramidatr
5 0 AX5 PCl5
igonal

Bipiramida
4 1 AX4E SF4
trigonal

15
Planar bentuk
3 2 AX3E2 ClF3
T

Linear 2 3 AX2E3 XeF2

Oktahedral 90 6 0 AX6 SF6

Piramida
5 1 AX5E BrF5
segiempat

Segiempat
4 2 AX4E2 X
datar

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ikatan kimia terjadi karena adanya kecenderunga suatu atom untuk
menangkap atau melepas elektron sehingga mencapai kestabilan. Ikatan kimia
secara umum terbagi menjadi dua yaitu, ikatan antar atom dan ikatan antar molekul.
Ikatan antar atom melibatkan ikatan ion atau ikatan elektrovalen, ikatan kovalen,
ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Dan ikatan atar molekul melibatkan
ikatan van der walls dan ikatan hidrogen. Teori VSEPR digunakan untuk
memprediksi bentuk molekul suatu senyawa dengan mempertimbangkan:
• jumlah atom yang terikat pada atom pusat
• jumlah pasangan elektron non-ikat
• ikatan rangkap dua dan rangkap tiga

17
DAFTAR PUSTAKA
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik Ujian
Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.

Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sukardjo.1990. Ikatan Kimia. Yogykarta: Rineka Cipta


Surdia, Noer Mansdojoeriah.1993. Ikatan dan Struktur Molekul. Bandung: ITB
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.

Utomo, M. Pranjoto.2007.Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi. Yogyakarta:


UGM
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2012/12/ikatan-kimia.html

http://herisuheri90.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-ikatan-kimia.html

http://kimlemoet.wordpress.com/2013/11/10/ikatan-kimia-kelas-x/

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4315/f3.htm

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-
hidrogen/

https://alkafyuone.wordpress.com/tag/gaya-london/

18

Anda mungkin juga menyukai