0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan3 halaman
1. Perbedaan prinsip antara GC dan HPLC terletak pada fase geraknya, yaitu gas pada GC dan cair pada HPLC. GC juga memiliki oven untuk mengontrol suhu.
2. FID mengukur atom karbon sedangkan TCD mengukur berat molekul. EI mengionisasi melalui tabrakan elektron sedangkan CI menggunakan reaksi ion-molekul.
1. Perbedaan prinsip antara GC dan HPLC terletak pada fase geraknya, yaitu gas pada GC dan cair pada HPLC. GC juga memiliki oven untuk mengontrol suhu.
2. FID mengukur atom karbon sedangkan TCD mengukur berat molekul. EI mengionisasi melalui tabrakan elektron sedangkan CI menggunakan reaksi ion-molekul.
1. Perbedaan prinsip antara GC dan HPLC terletak pada fase geraknya, yaitu gas pada GC dan cair pada HPLC. GC juga memiliki oven untuk mengontrol suhu.
2. FID mengukur atom karbon sedangkan TCD mengukur berat molekul. EI mengionisasi melalui tabrakan elektron sedangkan CI menggunakan reaksi ion-molekul.
Jawab : proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi HPLC hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam 2. Kekurangan dan kelebihan analisis menggunakan GC dibandingkan HPLC Jawab : Keuntungan : Penggunaan kolom yang lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut.
Kekurangan :
Tehnik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap.
3. Fungsi komponen-komponen utama dari GC Jawab : Gas Pembawa : sebagai fasa gerak pada GC. Syarat mutlak dari gas pembawa fase mobil pada kromatografi gas adalah lembam dari segi kimia. Yang banyak dipakai sebagai gas pembawa pada kromatografi gas adalah Helium, Argon, Nitrogen atau campuran Argon dan Metana. Persyaratan lain dari gas pembawa adalah kemurniannya yang tinggi, sebagai contoh helium dengan kemurnian 9,995%. Gerbang Suntik : sebagai gerbang untuk memasukan sampel. Sampel yang dimasukkan ke dalam gerbang suntik merupakan suatu larutan yang mudah diatsirikan. Sampel dalam bentuk cair, diinjeksikan ke dalam gerbang suntik dengan perantaraan sebuah jarum mikro. Yang terpenting dari gerbang suntik adalah program temperature pada gerbang suntik. Umumnya temperatur di atur 500C di atas titik didih komponen yang dianalisis. Thermostat Oven : Berfungsi untuk mengatur temperature kolom. Pengaturan thermometer kolom pada kromatografi gas sangat penting, sebab pemisahan fisik komponen-komponen terjadi di dalam kolom yang sangat dipengaruhi oleh temperature di dalam oven. Kolom : tempat dimana proses kromartgrafi dasar berlangsung. Kolom memilki variasi dalam hal ukuran dan bahan isian. Tabung diisi dengan bahan padat halus dengan luas permukaan besar yang relatif inert. Padatan iitu sebenarnya hanya sebuah penyangga mekanik untuk cairan, sebelum diisi kedalam kolom, padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berpareran sebagai fasa stasioner sesungguhnya. Cairan ini harus stabil dan nonfolatil pada temperatur kolom, pemisahan dan harus sesuai untuk pemisahan tertentu. Detector : berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang diinginkan adalah detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi, noisenya rendah, responnya linear, dapat memberikan respon dengan setiap senyawa, tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan kecepatan aliran dan juga tidak mahal harganya. Recorder : Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram. 4. Perbedaan prinsip antara Flame Ionization Detector (FID) dan Thermal Conductivity Detector (TCD) Jawab : FID : bahwa jika dibakar, senyawa organik akan terurai membentuk pecahan-pecahan sederhana yang bermuatan positif, biasanya terdiri dari satu atom karbon. Pecahan ini meningkatkan daya hantar tempat lingkungan nyala yang nilainya dapat diukur dan direkam. Jadi gas efluen kolom dialirkan ke dalam suatu nyala (yang paling banyak digunakan adalah nyala hidrogen) yang dibakar oleh udara dan dua elektroda yang bermuatan ditempatkan di dalam nyala tersebut. TDC : menggunakan prinsip perbedaan konduktivitas panas dari setiap zat. Perbedaan ini akan memberikan dampak yang berbeda terhadap laju pendinginan. Temperatur merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi hambatan. Perbedaan hambatan akan memberikan perbedaan arus listrik. Perbedaan arus listrik ini akan menggerakkan perekam yang nilainya berbeda-beda bergantung kepada zat yang terdeteksi. Gas dengan berat molekul makin tinggi akan mempunyai daya hantar panas yang semakin rendah. FID mengukur jumlah atom karbon, bukan jumlah mol molekul seperti pada TCD. 5. Perbedaan prinsip antara Electron Ionization (EI) dan Chemical Ionization (CI) pada spektroskopi massa (MS) Jawab : EI : Elektron yang bertabrakan dengan molekul analit netral bisa knock off elektron lain, menghasilkan ion bermuatan positif. Proses ionisasi dapat menghasilkan ion molekul yang akan memiliki berat molekul yang sama dan komposisi unsur dari analit awal, atau dapat menghasilkan ion fragmen yang sesuai dengan bagian yang lebih kecil dari molekul analit. CI : Ionisasi kimia menggunakan reaksi ion-molekul untuk menghasilkan ion dari analit. Proses ionisasi kimia dimulai ketika pereaksi gas seperti metana, isobutana, atau amonia terionisasi oleh karena tabrakan elektron. Gas reagen dengan tekanan tinggi (atau waktu reaksi yang lama) menghasilkan reaksi ion-molekul antara ion reagen gas dan reagen gas netral. Beberapa produk dari reaksi ion-molekul dapat bereaksi dengan molekul analit untuk menghasilkan ion analit.