Anda di halaman 1dari 23

Lanjutan

KROMATOGRAFI GAS
OLEH
PATIMAH, S.Si.,Apt
KROMATOGRAFI GAS
O Metode pemisahan campuran komponen yang
melibatkan dua fase yg tdk bercampur (fase
gerak dan fase diam), dimana gas sebagai fase
geraknya.
O Untuk analisis senyawa yg berwujud gas atau
syw yg mudah menguap.
O Untuk syw yg tdk mudah menguap atau yg
mempunyai BM tinggi hrs dibuat menjadi syw
turunan yg mudah menguap.
KLASIFIKASI KROMATOGRAFI GAS
BERDASARKAN WUJUD FASE GERAK DAN
FASE DIAM
O Kromatografi gas padat (GSC) dimana fase
diamnya berupa zat padat.
O Kromatografi gas cair (GLC)  dimana fase
diamnya berupa zat cair.
Berdasarkan bentuk pendukungnya fase
diam, KG termasuk kromatografi kolom
tertutup
KROMATOGRAFI GAS PADAT
O Dasar kerja dari G.S.C adalah adsorbs (serapan), dengan
alas an ini maka G.S.C sangat sukar untuk digunakan
secara berulang dengan hasil yang sama. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan-kenyataan bahwa :
O 1. Aktivitas dari penyerap (adsorben ) tergantung
cara pembuatannya.
O 2. Juga aktivitas tergantung pada bagaimana
diperlakukan setelah pembuatannya.
O Keadaan diatas sangat sukar untuk distandarisasi. Hal
yang inilah yang menyebabkan Reproducibility yang
rendah dari G.S.C.
PRINSIP DASAR ANALISIS
DENGAN KROMATOGRAFI GAS
O Cuplikan diinjeksikan kedalam injektor.
O Aliran gas dari gas pembawa akan membawa
cuplikan yg telah diuapkan masuk ke dalam
kolom.
O Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-
komponen dari cuplikan
O Komponen tersebut dideteksi oleh detektor
dan sinyal yg dihasilkan detektor akan
direkam oleh pencatat.
Mekanisme pemisahan
O Pemisahan komponen dlm kolom berdasarkan perbedaan laju
migrasi masing-masing komponen akibat adanya perbedaan
kesetimbangan distribusi masing-masing komponen diantara fase
gerak dan fase diam.
O Secara kuantitatif kesetimbangan tsb dinyatakan dgn koefisien
distribusi  K = Cs/Cm dimana K=koefisien distribusi Cs =
konsentrasi komponen dlm fase diam dan Cm = konsentrasi
komponen dlm fase gerak
O Jika Ki>K2komponen 1 relatif tertahan pd fase diam shg berada
lebih lama di dlm kolom dibandingkan dgn komponen 2
O Afinitas dalam fase diam menentukan waktu retensi  karaktiristik
spesifik suatu syw dasar analisis kualitatif, sedangkan luas puncak
menunjukkan konsentrasi komponen dasar analisa kuantitatif
YG SERING DIJUMPAI PADA
KG PADAT
O 1. Puncak-puncak berekor disebabkan permukaan
aktif yang tidak homogeny dari penyerap
O 2. Waktu retensi (waktu yg diperlukan dari
penyuntikan sampai terjadi puncak) relative panjang
O 3. Waktu retensi sangat tergantung pada jumlah dari
cuplikan
O 4. Kemungkinan penyerap dapat berkelakuan sebagai
katalisator aktif
Itulah sebabnya penggunaan dari G.S.C sangat terbatas, baik untuk
senyawa yang mempunyai titik didih yang rendah maupun yang
tinggi. Dalam akhir-akhir tahun ini G.S.C menjadi lebih penting
yaitu setelah diketemukan penyerap-penyerap yang lebih baik.
Perkembangan saat sekarang GSC
O menggunakan polimer-polimer yang berpori seperti
“Porapak” dan “Polypak” ( nama perdagangan ) dan juga
“Chomosorb”.
O Penyerap-penyerap ini sangan cocok untuk :
O 1. Senyawa-senyawa yang sangat polar seperti
H2O, NH3, R-NH2, R-OH dan glikol-glikol dan
asam-asam lemak rendah.
O 2. Untuk gas-gas seperti : CO2, N2O, O2 dsb.

O Didalam perdagangan dapat diperoleh porapak : P, Q, S, T,


dan N. dan yang banyak digunakan adalah “ porapak Q “
KROMATOGRAFI GAS CAIR
O KEUNTUNGAN
1. KECEPATAN sangat cepat bergerak
mengadakan kesetimbangan antara fase
diam dan fase gerak.
2. SEDERHANA mudah dioperasikan,
interprestasi langsung dari data yg
diperoleh dpt dikerjakan.
3. SENSITIF Konsentrasi kecil 100 ppm
4, PEMISAHANmampu memisahkan syw yg tdk
dpt dipisahkan dgn cara lain. Cth. As.linoleat, as,
stearat dll
5. DPT DIGUNAKAN ANALISA kualitatif dan kuantitatif
6.Dapat digunakan dlm waktu lama dan berulang-ulang.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
RETENSI
O Migrasi solut/komponen melalui kolom
dipengaruhi oleh distribusi solut dlm fase diam dan
fase gerak. Oleh karena itu retensi dikendalikan
oleh faktor yg mempengaruhi distribusi :
- komponen fase gerak
- sifat alami fase diam
- suhu
- tekanan yg mempengaruhi distribusi solut
dalam KG
PERALATAN DASAR GC
O Sumber gas
O Pengatur aliran gas (Regulator)
O Tempat injeksi (injektor)
O Kolom
O Detektor
O Rekorder/pencatat
SUMBER GAS
O Gas pembawa berfungsi membawa
contoh/sampek dari tempat penyuntikan
kedalam kolom untuk dipisahkan dan kemudian
menuju detector. Sebagai sumber gas pembawa
digunakan tangki gas bertekanan yang
dilengkapi katup pengatur tekanan untuk
menjamin tekanan yang tetap didalam kolom
sehingga didapat laju aliran yang tetap. Dengan
demikian akan menhasilkan waktu retensi yang
khas.
SYARAT GAS PEMBAWA
O a. Inert agar tidak terjadi interaksi dengan
contoh maupun fase diam
O b. Dapat meminimumkan difusi gas
O c. Mudah didapat
O d. Tdk merusak syw yg dianalisa
O e. Sesuai untuk detector yang digunakan
O F. Kemurnian gas pembawa paling sedikit
99,95% yang biasa dikenal dengan
istilah UHP (Ultra High Purity). guna
memperpanjang umur kolom dan
meningkatkan sensitivitas detektor.
Laju alir gas pembawa harus diukur dan dibuat tetap. Untuk mengukur laju alir
gas pembawa yang paling sederhana digunakan “Flowmeter” dan Stapwatch”
dalam beberapa alat, laju aliran gas pembawa dapat diketahui langsung besarnya.
INJEKTOR
O Tempat yang digunakan untuk memasukkan sampel.
Yaitu dengan :
O a. Dilengkapi dengan septum karet yang
dapat menutup kembali setelah penyuntikan.
O b. Contoh disuntikan Gas Masuk ke
kolom
O c. Tempat penyuntikan dipanaskan titik
didih komponen. Jika berupa campuran
pemanasan tidak boleh over heatingseptum karet
silicion gas yang akan menjadi kontaminan.
KOLOM
O Merupakan jantung kromatografi didalamnya terjadi
pemisahan komponen.
O Pemilihan kolom tergantung sifat komponen, syw polar
biasanya dipisahkan pada fase diam non polar dan syw
non polar pada fase diam polar.
O Suhu kolom 10 – 25 ºC diatas titik didih tertinggi
komponen, tapi lebih rendah dari suhu maksimum
kolom.
O Kolom yg lebih panjang dpt memisahkan lebih baik
namun waktu analisis juga bertambah. Semakin kecil
diameter dalam semakin baik pemisahannya.
Temperatur kolom
1.20% Liquid Phase at 30ºC
30ºC

2. 20% Liquid Phase at 40ºC


40ºC

3. 20% Liquid Phase at 50ºC


50ºC
4. 20% Liquid Phase at 60ºC
60ºC
Sistim pemanasan kolom (oven)
O Mengatur temperatur kolom, pemisahan dipengaruhi oleh
temperatur kolom.
O Syarat oven yg baik :
1. keseragaman suhu yg baik
2. kestabilan suhu yg baik
3, rentang suhu yg lebar
4, dapat utk analisis ISOTHERMAL
(temperatur diatur tetap selama analisis).
5. juga untuk analisis temperatur PROGRAM untuk
meningkatkan resolusi, efisiensi kolom dan
penyederhanaan pengerjaan analisa.
Berguna dalam mendapatkan keterulangan waktu retensi
Jenis kolom
O Kolom kemas berupa tabung terbuka dgn panjang
antara 1-5 meter dan berdiameter dalam antara 2,6-3,2
mm bahan tabung kolom kemas : logam, kaca,
plastik umum berbentuk gulungan atau huruf U agar
dpt dipasang pada ruang oven kolom yg terbatas.
O Kolom kapiler
berupa tabung terbuka dgn panjang antara 15-100
meter dan berdiameter dalam antara 0,10-0,53 mm
dgn dinding bagian dalam disaput lapisan tipis film
fase cair.
DETEKTOR
O Merupakan suatu alat yang memonitor dan untuk mendeteksi
terus menerus serta mengukur banyaknya komponen yang
keluar dari kolom yang dibawa oleh gas pembawa.

O Syarat-syarat detector yang baik


- Mempunyai waktu respon pendek
- Gangguan atom (nose) yang ditimbulkan
relative kecil
- Stabil dalam jangka waktu lama
- Murah
- Tidak merusak sampel
- mempunyai sinsitivitas yang cukup
Jenis detektor
a. Detector Konduktivitas Termal ( Thermal Conductivity
Detector = TCD
Memonitor laju panas yang dipindahkan dari kawat
pilar yang dipanaskan oleh eluat yang keluar dari kolom.
Kelebihannya :
- Merupakan detector universibel, dapat memberikan respon
pada semua senyawa.
- Tidak merusak komponen yang melewati detector sehingga
memungkinkan untuk dikumpulkan untuk digunakan lebih
lanjut.
Kekurangan :
- Kurang sensitive
- Rentang dinamik rendah
b. Detector ionisasi Nyala ( Flame Ionization Detektor = FID )
a. Hydrogen dan udara menghasilkan nyala api
memberikan energy mengionisasi hamper semua
komponen organic dan beberapa senyawa anorganik.
Detector ini memberikan respon terhadap senyawa yang
dapat diionisasi nyala api hydrogen dan udara.
b. Tidak memberikan respon hamper semua senyawa
anorganik, termasuk Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida
dan air.
c. Kelebihan detector ini adalah :
- Peka terhadap senyawa karbon, kepekaanya lebih
kurang 1000 kali detector konduktivitas termal
- Mempunyai jangkauan dinamik yang lebar
- Radiasi yang diemisikan oleh panjang gelombang
karaktiristik dari elemen tertentu untuk ini dipasang
optic yang sesuai diantara nyala api dan tabung foton
ganda.
c. Detektor Penangkap Elektron (electron Captured Detector =ECD )
- Detektor ini terdapat element radioaktif memancarkan
partikel β  dengan molekul gas pembawa tabrakan
sehingga menghasilkan energy yang cukup untuk
membentuk ion positif dari gas pembawa.
- Electron yang dipancarkan selama berlangsung ionisasi
akan ditangkap oleh elektroda positif – akan terjadi
arus listrik yang mengalir pada sirkuit eksternal. Arus ini
akan diimplikasikan dan direkam.
- Senyawa organic yang mengandung gugus elektronegatif
seperti gugus nitro, oksigen dan Halogen dapat
dimonitor dengan detector ini.
- Detector penangkap elektroda memberikan respon terhadap
senyawa yang mengandung timbale.
- Detector ini sangat bagus digunakan untuk : Analisis pestisida,
senyawa organic yang mengandung Timbal, Polychlorinated
Biphenyl (PCB), dan senyawa lain yang mengandung atom
elektronegatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai