Anda di halaman 1dari 14

KROMATOG

RAFI GAS
Kelompok 6
Anggota Kelompok 6

Nanda Aulia
Aulia Rahma Nurul Hikmah
Pratiwi
H031201068 H031201080 H031201091
01 Pengertian
Kromatografi Gas
Kromatografi adalah metoda fisika untuk
pemisahan komponen-komponen yang terdistribusi
antara dua fasa. Pemisahan dengan kromatografi
didasarkan pada perbedaan kesetimbangan
komponen-komponen campuran di antara fasa
stasioner dan fasa gerak.
Kromatografi gas adalah jenis umum dari
kromatografi yang digunakan dalam kimia
analitik untuk memisahkan dan menganalisis
campuran yang dapat menguap tanpa terjadi
dekomposisi.
02 Prinsip dasar Kromatografi Gas
• Pada proses pemisahan secara kromatografi, sampel harus berada dalam fase
gas. Senyawa berupa larutan harus diubah menjadi gas sehingga diperlukan
temperatur tinggi pada bagian penyuntikan, kolom, dan juga detektor. Gas
yang digunakan dalam fase gerak.
• Fase gerak akan membawa senyawa contoh melalui fase diam yang berada
dalam kolom. Dengan bantuan fase gerak, senyawa contoh diteruskan ke
dalam kolom dan akhirnya ke detektor. Selama dalam kolom, proses yang
terjadi adalah elusi senyawa contoh oleh fase gerak dengan waktu
karakteristik (waktu retensi) pada suatu suhu tertentu dengan kecepatan arus
yang konstan.
• Hasil pendeteksian direkam dengan rekorder terdiri dari beberapa peak.
Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen (senyawa) yang
terdapat dalam campuran.
Komponen dan Fungsi
03 Alat

Skema Peralatan Kromatografi Gas


1. Gas Pembawa
Gas pembawa berfungsi sebagai fase bergerak. Gas pembawa adalah gas inert yang
memiliki kemurnian tinggi. Gas pembawa akan membawa uap sampel masuk ke dalam kolom
untuk dipisahkan komponen-komponen dalam campurannya dan selanjutnya akan masuk ke
dalam detektor untuk di deteksi secara individual. Gas pembawa yang umum digunakan
adalah He, N2, H2, dan Ar. Namun untuk detektor konduktivitas termal, He lebih disukai
karena konduktivitas termalnya sangat tinggi.
Gas Pembawa beserta Detektornya
GAS PEMBAWA DETEKTOR

Hidrogen TCD
Helium TCD, FID

Nitrogen TCD. FID, ECD, EPD

Argon FID

Argon+Metana 5% ECD
Karbon Dioksida TCD
2. Injector
Injector memiliki fungsi untuk memasukan, menguapkan, dan mencampurkan
uap sampel dengan gas pembawa. Temperatur injector diatur oleh blok pemanas
(heater block), umumnya diatur 50oC di atas titik didih komponen yang
dianalisis. Sampel larutan bisa langsung diinjeksikan menggunakan microsyringe.
Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu:

Injeksi langsung (direct injection), yang Injeksi terpecah (split injection), yang mana
mana sampel yang diinjeksikan akan sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam
diuapkan dalam injector yang panas dan injector yang panas dan selanjutnya
100 % sampel masuk menuju kolom. dilakukan pemecahan.

Injeksi tanpa pemecahan (splitness


injection), yang mana hampir semua sampel Injeksi langsung ke kolom (on column
diuapkan dalam injector yang panas dan injection), yang mana ujung semprit
dibawa ke dalam kolom karena katup dimasukkan langsung ke dalam kolom.
pemecah ditutup
3. Kolom
Kolom terbuat dari tabung yang dibuat berbentuk spiral terbuka. Baja
tahan karat digunakan untuk tabung kolom kromatograf bila bekerja pada
temperatur tinggi. Kolom pada kromatografi gas yang biasa digunakan
terbagi atas dua jenis kolom yaitu:

Open Tubular
Packed Column
Column
Packed Column terbuat dari Open Tubular Column lebih kecil
stainless steel atau gelas dan lebih panjang dari Packed
dengan garis tengah 3-6 mm Column. Diameter kolom terbuka
dan panjang 1-5 m. Kolom berkisar antara 0,1-0,7 mm dan
diisi dengan serbuk padat halus panjangnya berkisar antara 15-100
atau zat padat sebagai zat m. Open Tubular Column bisa
pendukung yang dilapisi zat mencapai 100 m panjangnya
cair kental yang sukar karena bagian dalam kolom tidak
menguap sebagai fase diam. terhalang oleh fasa diam.
Kolom yang berfungsi sebagai fase diam merupakan jantung dari
kromatografi. Dalam kolom terjadi proses pemisahan komponen-
komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan afinitas
masing-masing komponen terhadap fase diam dan fase gerak.
Komponen-komponen akan mengalami tiga kondisi yaitu terbawa
dengan pembawa, terdistribusi secara dinamis antara gas
pembawa dan kolom, serta tertahan atau larut dalam kolom.
4. Oven
Oven bertugas memberikan akurasi dan kestabilan suhu yang baik bagi kolom
karena salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemisahan komponen sampel di
kolom adalah suhu oven kolom. Kolom diletakan dalam oven yang bisa diatur
suhunya sesuai kebutuhan analisis.

5. Fase Stasioner
Fase stasioner akan berinteraksi dengan komponen sampel sehingga terjadi
perbedaan waktu retensi dan terpisahnya komonen-komponen senyawa.

6. Detektor
Detektor berfungsi untuk memberikan respon linear dari
komponen-komponen sampel yang telah dipisahkan dalam kolom. Detektor yang
peka terhadap komponen-komponen sampel akan mengubah kepekaan tersebut
sebagai sinyal listrik.
Ada beberapa macam detektor dalam kromatografi gas yaitu:
1. Flame Ionization Detektor (FID) atau biasa disebut sebagai detektor ionisasi nyala
adalah detektor general untuk mengukur komponen-komponen sampel yang
memiliki gugus alkil (C-H).
2. Thermal Conductivity Detektor (TCD) atau biasa disebut sebagai detektor hantaran
panas adalah detektor yang umum digunakan sebab hampir semua komponennya
memiliki daya hantar panas.
3. Electron Capture Detektor (ECD) atau biasa disebut sebagai detektor tangkapan
nyala adalah detektor khusus untuk mendeteksi senyawaan halogen organik.
4. Flame Photometric Detektor (FPD) atau biasa disebut sebagai detektor fotometri
nyala adalah detektor khusus untuk mendeteksi senyawaan sulfur, posfor dan atau
timah organik.
5. Flame Thermionic Detektor (FTD) atau biasa disebut sebagai detektor termonik
nyala adalah detektor khusus untuk mendeteksi senyawaan nitrogen dan atau posfor
organik.
7. Recorder
Recorder berfungsi merekam hasil dan mencetaknya pada sebuah
grafik. Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-
puncak, setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran
yang melalui detektor.
04 Pengukuran dan
Interpretasi Data
Analisis pada kromatografi gas dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah peak yang terdapat dalam kromatogram.
Jumlah peak tersebut menunjukkan komponen
yang terdapat dalam suatu campuran. Sementara
untuk analisis kualitatif dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu dengan luas area dan tinggi
puncak pada kromatogram.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai