Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR KIMIA DASAR

Nazarudin,PhD
Universitas Jambi
 Ilmu kimia :
Ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-
proses alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan.
 Secara umum ilmu kimia dibagi atas dua jenis kajian yaitu
kajian deskriptif dan kajian teoritis
 Kajian deskriptif merekam ciri-ciri (karakteristik) zat-zat
yang memperbedakan satu dari yang lain, menguraikan
kondisi zat tersebut berinteraksi, dan meringkaskan sifat-
sifat dan kegunaan zat baru (apa saja) yang dihasilkan.
 Kajian teoritis menjelaskan mengapa perubahan-perubahan
itu terjadi, dimana penjelasan ini berfokus pada tabiat
(perilaku) partikel-partikel terkecil (dari materi), yang
terlalu kecil untuk dilihat, namun banyak yang telah
dipelajari lewat pengukuran-pengukuran tak langsung.
 Pengembangan ilmu kimia banyak sekali berasal dari
fenomena, gagasan yang dibahas atau yang dipelajari oleh
ilmu-ilmu lain. Sebaliknya juga fakta dan teori kimia sangat
penting bagi siapapun yang tertarik pada ilmu-ilmu lain
seperti kedokteran, meteorology, teknologi pangan,
pertanian, teknik, dll.
1
Materi dan Energi
 Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang. Materi terdapat dalam bentuk padatan,
cairan maupun gas. Apapun bentuknya setiap materi
terdiri atas unsur, senyawa atau campuran keduanya.
 Unsur adalah zat murni yang tidak dapat dipecah lagi
menjadi zat murni lain yang lebih kecil.
 Senyawa adalah zat murni yang terbentuk dari dua atau
lebih unsur yang selalu berada dalam kombinasi tertentu
dan dalam perbandingan massa yang tetap.
 Campuran terbentuk dari dua atau lebih zat murni (unsur
atau senyawa) dengan perbandingan yang tidak tetap.
 Sifat intrinsik dari materi adalah kualitas yang bersifat
khas dari tiap contoh zat tak peduli bentuk dan ukuran
contoh itu.
 Sifat ekstrinsik dari materi adalah sifat yang tidak khas dari
zat itu sendiri. Contoh ukuran, bentuk, panjang, bobot,
dan temperatur.
 Sifat kimia adalah kualitas yang khas dari suatu zat yang
menyebabkan zat itu berubah baik sendirian maupun
dengan berinteraksi dengan zat lain yang dengan
perubahan tersebut terbentuk bahan atau zat yang lain.
Sifat kimia adalah sifat intrinsic, misalnya etil alcohol
mudah terbakar, besi berkarat, kayu melapuk.

2
 Perubahan kimia adalah perubahan yang mengakibatkan
hilangnya zat-zat dan terbentuknya zat-zat baru. Contoh :
kayu dibakar menghasilkan gas (asap), arang, abu.
Perubahan kimia dapat juga disebut reaksi kimia.
 Reaksi kimia adalah suatu peristiwa dimana terjadi
perubahan suatu zat (disebut pereaksi) menjadi zat lain
(disebut produk atau hasil reaksi), dimana perubahan ini
biasanya dapat diamati dari perubahan sifat-sifat fisik zat
yang bereaksi. Dengan kata lain pada suatu reaksi kimia
terjadi perubahan materi. Selain terjadi perubahan materi,
pada suatu reaksi kimia terjadi pula perubahan energi baik
berupa penyerapan energi (reaksi endoterm) maupun
pelepasan energi (reaksi eksoterm).
 Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang
membedakan dari zat-zat lain dan tidak melibatkan
perubahan apapun ke zat lain. Contoh : titik leleh, titik
didih, kerapatan, viskositas, kalor jenis, dan kekerasan
 Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak
mengakibatkan pembentukan zat baru. Contoh; Es meleleh
menjadi air.
 Konsep lama menyatakan: melarutkan zat padat ke dalam
suatu cairan sehingga menjadi suatu larutan adalah
perubahan fisika, namun dengan berkembangnya ilmu
kimia saat ini (baik deskriptif maupun teori) didapat

3
konsep baru yang menyatakan bahwa melarutkan zat padat
ke dalam suatu cairan sehingga menjadi suatu larutan
adalah perubahan kimia. Contoh: Gula dapat terlarut dalam
air menjadi larutan gula, larutan gula ini dapat terjadi
karena adanya ikatan kimia (ikatan hidrogen) antara gula
dan air.
 Konsep lama juga menyatakan bahwa cita rasa dan bau
adalah perubahan fisika, ternyata dengan berkembangnya
ilmu kimia saat ini (baik deskriptif maupun teori) didapat
konsep baru yang menyatakan bahwa cita rasa dan bau
adalah perubahan kimia.
 Energi suatu benda atau system adalah kemampuan benda
atau system itu melakukan kerja. Setiap perubahan kimia
maupun fisika melibatkan perubahan energi.
 Energi mempunyai berbagai bentuk yaitu energi panas,
listrik, radiasi, kimia, nuklir, dll.
 Satu bentuk energi dapat diubah kebentuk energi lain.
 Beberapa hukum yang berkaitan dengan materi dan energi
diantaranya adalah :
A.Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan, sehingga
walaupun didalam suatu reaksi kimia terjadi penyerapan
atau pelepasan energi, sebenarnya tidak terjadi kehilangan
energi melainkan terjadi perubahan bentuk energi.

4
B.Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan
materi apa saja. Hukum ini memastikan bahwa jumlah
massa zat pereaksi sama dengan jumlah massa zat hasil
reaksi.
C.Hukum susunan pasti menyatakan bahwa suatu senyawa
murni selalu tersusun dari unsur-unsur yang tetap yang
bergabung dengan perbandingan bobot yang pasti.
D.Hukum perbandingan berganda menyatakan bahwa bila
dua unsur bersenyawa membentuk lebih dari satu senyawa,
maka bobot satu unsur pada satu senyawa dengan bobot
unsur tersebut pada senyawa yang lain, berbanding sebagai
bilangan bulat sederhana.

5
STOIKIOMETRI

1. Defenisi
 Stoikiometri berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata
stoicheion yang berarti unsur dan metria yang bearti ilmu
pengukuran sehingga stoikimometri adalah ilmu yang
mempelajari tentang pengukuran materi yang berdasarkan
pada rumus-rumus kimia dan persamaan-persamaan kimia
yang berimbang

2. Konsep Mol
 Adanya suatu perbandingan massa yang tetap diantara
unsur yang membentuk senyawa memberi inspirasi bagi
Dalton (ilmuwan Inggris) untuk menyatakan keberadaan
suatu atom sebagai penyusun unsur.
 Atom suatu unsur identik, namun berbeda dengan atom
unsur yang lain. Ahli kimia memberikan symbol atom
yang spesifik untuk setiap unsur yang ada (lihat tabel
periodik).
 Untuk senyawa, ahli kimia menggunakan symbol berupa
rumus kimia. Melalui rumus kimia dapat diketahui unsur-
unsur pembentuk senyawa dan juga rasio jumlah atom
unsur penyusunnya.

6
Contohnya unsur besi diberi symbol Fe dan Sulfur diberi
symbol S. Reaksi antara Fe dan S dengan perbandingan
jumlah atom 1 : 1 menghasilkan suatu senyawa
besi(II)sulfida yang diberi symbol FeS.
 Atom sebagian besar unsur yang tergolong bukan logam
tidak berdiri sendiri melainkan ada dalam bentuk partikel
yang terdiri dari dua atom. Contohnya unsur hydrogen
(H2), oksigen (O2), nitrogen (N2), dll. Partikel ini disebut
dengan molekul unsur.
 Banyak senyawa juga berada dalam bentuk molekul, hanya
saja molekul senyawa terdiri dari paling sedikit 2 unsur
yang berbeda
 Atom dan molekul merupakan suatu zat yang sangat kecil
dan susah untuk dihitung, sehingga diperlukan suatu angka
referensi yang sangat besar. Ahli kimia telah mengambil
angka 6,02 x 1023 sebagai suatu angka referensi bagi atom
dan molekul dan menyebutnya sebagai bilangan avogadro
(NA). Seperti halnya 12 buah adalah 1 lusin, 20 adalah 1
kodi, maka bilangan avogadro adalah 1 mol.
Contohnya, disebut 1 mol tembaga apabila terdapat 6,02 x
1023 buah atom Cu dan disebut 1 mol air apabila terdapat
6,02 x 1023 molekul H2O.

7
Contoh Soal 1 :
Berapakah jumlah molekul H2O, atom H dan atom O yang
terdapat dalam 1 mol H2O?
Jawaban :
Pada 1 molekul H2O terdapat 2 buah atom H
dan 1 buah atom O
Pada 1 mol H2O terdapat :
 6,02 x 1023 molekul H2O
 2 x (6,02 x 1023) atom H
 6,02 x 1023 atom O

Contoh Soal 2 :
Diketahui terdapat 6,02 x 1023 buah atom hydrogen pada sejumlah
senyawa NaOH. Berapakah jumlah atom natrium yang terdapat
pada senyawa tersebut?
Jawaban :
Pada senyawa NaOH, atom Na dan H terdapat dalam
perbandingan 1 : 1, sehingga jumlah atom Na = jumlah atom
H = 6,02 x 1023 buah

Contoh Soal 3 :
Pada suatu senyawa diketahui terdapat 6.02 x 1023 buah atom
seng, 6.02 x 1023 buah atom sulfur dan 24.08 x 1023 buah atom
oksigen. Bagaimana rumus kimia senyawa tersebut ?

8
Jawaban :
Rumus kimia menunjukkan rasio jumlah atom unsur
penyusunnya,
Jumlah atom Zn : Jumlah atom S : Jumlah atom O
6.02 x 1023 : 6.02 x 1023 : 24.08 x 1023
1 : 1 : 4
Sehingga rumus kimianya adalah ZnSO4

9
3. Massa Atom dan Massa Molekul
 Atom adalah partikel yang terbentuk dari partikel yang
lebih sederhana yang disebut proton, electron dan netron.
Dari ketiga partikel penyusun atom ini, hanya proton dan
netron yang secara signifikan menentukan massa atom
secara keseluruhan.
 Massa satu buah proton atau netron adalah 1.67 x 10-24
gram, sedangkan massa electron hanya 1/1837 massa
proton. Karena massa electron yang sangat kecil inilah
maka didalam penentuan massa atom massa electron dapat
diabaikan.
 Semua atom dari setiap unsur memiliki jumlah proton
yang identik. Misalnya semua atom oksigen memiliki 8
buah proton, dimana tidak ada unsur lain yang memiliki
atom dengan 8 buah proton.
 Angka yang menunjukkan jumlah proton dalam sebuah
atom kemudian dikenal dengan istilah nomor atom.
 Jumlah netron pada atom sebuah unsur tidak semuanya
sama. Misalnya karbon, sebagian besar atom karbon
memiliki netron sebanyak 6 buah (Karbon-12) dan
sebagian kecil atomnya memiliki 7 buah netron (karbon-
13).
 Unsur yang memiliki atom dengan jumlah proton sama
namun jumlah netronnya berbeda disebut dengan isotop.

10
 Isotop suatu unsur dapat dibedakan melalui nomor massa.
Nomor massa adalah jumlah proton ditambah jumlah
netron. Massa atom (biasa disingkat Ar atau BA) adalah
massa rata-rata atom suatu unsur
 Satuan untuk massa atom adalah u (satuan massa atom).
Contoh : massa atom carbon adalah 12.011 u. Apabila
dihitung jumlah atom sebanyak 12.011 gram carbon, maka
akan didapat sejumlah bilangan avogadro. Dengan kata
lain 1 mol carbon memiliki massa 12.011 gram.
 Kesimpulannya adalah bahwa satu mol tidak hanya
menunjukkan atom sejumlah bilangan avogadro tetapi juga
1 mol suatu unsur memiliki massa sama dengan massa
atom unsur tersebut dalam satuan gram. Dalam
pengertian ini, satuan untuk massa atom (Ar atau BA)
adalah gram per mol.
Dari sini dapat ditarik suatu rumus mol, yaitu
massa zat ( gram)
mol zat =
massa atom zat ( gram / mol )

 Molekul, karena terbentuk dari beberapa atom, memiliki


massa sama dengan penjumlahan semua massa atom
pembentuknya. Dalam pengertian ini massa molekul
memiliki satuan u.
 Massa molekul biasa disingkat Mr atau BM.
 Sama halnya dengan massa atom suatu unsur, 1 mol suatu
senyawa memiliki massa sama dengan massa molekul
11
senyawa tersebut dalam satuan gram. Karena itu, dapat
juga diartikan bahwa didalam 1 mol H2SO4 terdapat 2 mol
H, 1 mol S, dan 4 mol O.
Mr H2SO4 = (2 x Ar H) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O)
= (2 x 1) + (1 x 32) + (4 x 16)
= 98
 Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa massa 1 buah
molekul H2SO4 adalah 98 u, yang berarti pula bahwa
sebanyak 6.02 x 1023 buah molekul H2SO4 (1 mol H2SO4)
memiliki massa 98 gram.

Contoh Soal 1:
Dengan analisis spektrometri massa ditemukan bahwa
perbandingan banyak isotop atom silicon yang terdapat di alam
adalah 92,23% 28Si, 4,67% 29Si, dan 3,10% 30Si. Hitunglah bobot
28
atom silicon tersebut bila diketahui massa inti Si, 29Si dan 30
Si
berturut turut adalah 27,977 gram/mol, 28,976 gram/mol, dan
29,974 gram/mol!
Jawaban :
BA = (jumlah isotop 28Si x massa 28Si) + (jumlah isotop 29Si x
massa 29Si) + (jumlah isotop 30Si x massa 30Si)
= (0.9223 x 27.977) + (0.0467 x 28.976) + (0.0310 x
29.974)
= 28.085 gram/mol

12
Contoh Soal 2 :
Hitung persen berat unsur yang terdapat dalam senyawa natrium
klorida (Mr = 58,5 gram/mol, Ar Na=23 gram/mol, Ar Cl= 35,5
gram/mol)
Jawaban :
1 buah molekul NaCl terdiri dari 1 buah atom Na dan 1 buah
atom Cl
dengan demikian maka dalam 1 mol NaCl (58 gram) terdapat
1 mol Na (23 gram) dan 1 mol Cl (35,5 gram)
1 x Ar Na
% berat Na =  100%
Mr NaCl
23
= 58,5
 100% = 39,3 %

1 x Ar Cl
% berat Cl =  100%
Mr NaCl
35,5
= 58,5
 100% = 60.7 %

% berat Na + % berat Cl = 100%

13
4. Rumus Molekul dan Rumus Empiris
 Rumus kimia menunjukkan jumlah relatif atom unsur-
unsur dalam suatu zat. Sebagai contoh, H2SO4
menyatakan senyawa yang dibentuk oleh 2 buah atom
hydrogen bersama setiap 1 buah atom sulfur dan 4 buah
atom oksigen.
 Jika subskrip suatu unsur dalam suatu senyawa merupakan
bilangan bulat terkecil yang menunjukkan jumlah relatif
atom-atom itu, maka rumus itu disebut rumus empiris
(rumus perbandingan).
 Rumus kimia yang menunjukkan bukan hanya jumlah
relatif atom masing-masing unsur, tetapi juga jumlah
sebenarnya dari atom-atom yang terdapat dalam satu
molekul senyawa itu disebut dengan rumus molekul.
Contoh : senyawa benzena memiliki rumus molekul C6H6
dan rumus empiris CH. Rumus empiris benzena (CH)
hanya menunjukkan bahwa benzena dibentuk oleh unsur C
dan H dengan perbandingan 1 : 1. Rumus molekul
benzena menunjukkan bahwa 1 mol senyawa benzena
dibentuk oleh 6 mol unsur C dan 6 mol unsur H.

Contoh Soal :

14
Berapa gram C6H12O6, C, H dan O yang terdapat dalam ½ mol
C6H12O6 serta tuliskan rumus empiris senyawa C6H12O6 tersebut!
Jawaban :
a. Mol C6H12O6 = massa C6H12O6 / Mr C6H12O6
Massa C6H12O6 = Mol C6H12O6 x
 (Ar C x 6) + (Ar H x 12) + (Ar O x 6)
Massa C6H12O6 = ½ (Ar C x 6) + (Ar H x 12) + (Ar O x 6)
Massa C6H12O6 = ½ x  (12 x 6) + (1 x 12) + (16 x 6)
Massa C6H12O6 = ½ mol x 180 gram/mol
Massa C6H12O6 = 90 gram
b. Didalam ½ mol C6H12O6 terdapat :
 ½ x 6 mol C = 3 mol C
Dimana beratnya = 3 mol x Ar C = 3 mol x 12 gram/mol
= 36 gram
 ½ x 12 mol H = 6 mol H
Dimana beratnya = 6 mol x Ar H = 6 mol x 1 gram/mol
= 6 gram
 ½ x 6 mol O = 3 mol O
Dimana beratnya = 3 mol x Ar O = 3 mol x 16 gram/mol
= 48 gram
c. Untuk mengecek perhitungan :
Diketahui bahwa massa suatu senyawa sama dengan jumlah
massa unsur-unsur pembentuknya
Massa C6H12O6 = massa C + massa H + massa O

15
90 gram = (36 + 6 + 48) gram
90 gram = 90 gram
d. Rumus empiris
Karena rumus empiris hanya menunjukkan jumlah relatif
atom masing-masing unsur, maka rumus empiris senyawa
diatas dapat ditulis sbb:
C : H : O = 6 : 12 : 6 = 1 : 2 : 1
sehingga rumus empirisnya adalah CH2O

16
5. Persamaan Reaksi Kimia
 Persamaan reaksi kimia adalah suatu bentuk persamaan
yang menyatakan perubahan satu atau beberapa buah
pereaksi menjadi satu atau beberapa buah hasil reaksi
(produk).
Contoh :
HCl + NaOH NaCl + H2O
HCl dan NaOH adalah pereaksi sedangkan NaCl dan H2O
adalah hasil reaksi (produk).
 Angka yang berada di depan unsur atau senyawa dalam
suatu persamaan reaksi kimia disebut dengan koefisien
reaksi.
 Koefisien reaksi menunjukkan jumlah mol unsur atau
senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia tersebut.
Contoh :
CuSO4.5.H2O CuSO4 + 5 H2O
Walaupun angka 1 tidak tertulis dalam persamaan reaksi,
CuSO4.5.H2O dan CuSO4 memiliki koefisien reaksi 1,
sedangkan H2O memiliki koefisien reaksi 5. Artinya
reaksi dehidrasi 1 mol CuSO4.5.H2O menghasilkan 1 mol
CuSO4 dan 5 mol H2O.

17
 Suatu persamaan kimia dikatakan sempurna atau
berimbang apabila persamaan kimia tersebut telah
menyatakan semua unsur atau senyawa pereaksi dan hasil
reaksinya beserta jumlah molnya.
Contoh persamaan kimia tidak sempurna atau tidak
berimbang :
o Al + S Al2S3
o CaO + P2O5 Ca3(PO4)2
Persamaan kimia diatas dapat disempurnakan menjadi
persamaan kimia yang sempurna atau berimbang menjadi :
o 2Al + 3S Al2S3
o 3CaO + P2O5 Ca3(PO4)2
 Penyempurnaan suatu reaksi kimia dilakukan dengan
menyamakan jumlah mol setiap unsur yang terlibat dalam
reaksi tersebut. Dengan demikian jumlah mol unsur
sebelum reaksi sama dengan jumlah mol unsur sesudah
reaksi (dalam produk) sesuai dengan hukum kekekalan
massa.
 Unsur yang dimaksud pada poin diatas adalah unsur yang
berdiri sendiri seperti Al dalam contoh diatas atau unsur
didalam senyawa seperti Ca dalam senyawa CaO pada
contoh diatas.

18
6. Pereaksi Pembatas
 Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil dalam hubungan stoikiometrisnya
sehingga dalam reaksi, pereaksi pembatas akan habis
sedangkan pereaksi lainnya akan meninggalkan sisa.
 Pereaksi pembatas dapat ditentukan setelah hubungan
stoikiometris pereaksi dalam suatu reaksi diketahui.

Contoh Soal :
Tentukan pereaksi pembatas dalam reaksi dibawah ini bila
diketahui sebanyak 0,1335 gram AlCl3 (BM = 133,5 gram/mol)
direaksikan dengan 0,156 gram Na2S (BM = 78 gram/mol).
AlCl3 + Na2S Al2S3 + NaCl
Jawaban :
o Sempurnakan dahulu reaksi diatas menjadi :
2 AlCl3 + 3 Na2S Al2S3 + 6 NaCl

o Berdasarkan persamaan reaksi yang sempurna diatas,


tentukan angka mol banding teoretis
AlCl3 : Na2S : Al2S3 : NaCl
2 : 3 : 1 : 6

19
o Berdasarkan informasi dari soal, tentukan mol pereaksi
yang tersedia atau hasil reaksi yang diketahui
Mol AlCl3 = massa AlCl3 / BM AlCl3
= 0,1335 gram / 133,5 gram/mol
= 0,001 mol
Mol Na2S = massa Na2S / BM Na2S
= 0,156 gram / 78 gram/mol
= 0,002 mol
Hasil reaksi berupa Al2S3 dan NaCl tidak diketahui
jumlahnya.

o Tentukan mol pereaksi yang dapat bereaksi dan


tentukan pula mol produk yang dapat terbentuk
Berdasarkan mol angka banding teoretis 2 mol AlCl3 akan
bereaksi dengan 3 mol Na2S (2:3), dengan demikian 0.001
3
mol AlCl3 akan bereaksi dengan ( x 0.001 ) = 0.0015 mol
2

Na2S.
Berdasarkan mol angka banding teoretis 2 mol AlCl3 akan
menghasilkan 1 mol Al2S3 dan 6 mol NaCl sehingga bila
hanya tersedia 0.001 mol AlCl3 maka akan terbentuk

 Mol Al2S3 = ( 1 x Mol AlCl3) = 0.0005 mol


2

 Mol NaCl = ( 6 x mol AlCl3 ) = 0.003 mol


2

20
o Berdasarkan perhitungan pada poin diatas tentukan
mol pereaksi yang berlebih (bersisa).
 AlCl3 habis bereaksi sehingga AlCl3 disebut sebagai
pereaksi pembatas
 Na2S tersedia sebanyak 0.002 mol dan bereaksi
sebanyak 0.0015 mol sehingga tersisa sebanyak 0.0005
mol Na2S.

o Tentukan bobot pereaksi yang bereaksi dan bobot hasil


reaksi yang terbentuk
 AlCl3 = mol AlCl3 x BM AlCl3
= 0.001 mol x 133.5 gram/mol
= 0.1335 gram
 Na2S = mol Na2S x BM Na2S
= 0.0015 mol x 78 gram/mol
= 0.117 gram
Na2S yang tersisa (tidak bereaksi) adalah sebanyak 0.0005
mol atau 0.0005 mol x 78 gram/mol = 0.039 gram
 Al2S3 = mol Al2S3 x BM Al2S3
= 0.0005 mol x 150 gram/mol
= 0.075 gram
 NaCl = mol NaCl x BM NaCl
= 0.003 mol x 58.5 gram/mol
= 0.1755 gram

21
o Untuk mengecek perhitungan diatas dilakukan
perhitungan sbb:
 Sesuai dengan hukum kekekalan massa, maka massa zat
sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi .
 Bobot total pereaksi mula-mula =
Bobot total hasil reaksi + Bobot sisa pereaksi
 Bobot AlCl3 mula-mula + Bobot Na2S mula-mula =
Bobot Al2S3 + Bobot NaCl + Bobot Na2S yang tersisa
 0.1335 gram + 0.156 gram =
0.075 gram + 0.1755 gram + 0.039 gram
 0.2895 gram = 0.2895 gram

o Jawaban soal diatas dapat diringkas dalam bentuk tabel


sbb:

22
2 AlCl3 + 3 Na2S Al2S3 + 6 NaCl

0 Mula-mula berat pereaksi 0.1335 gram 0.156 gram - -


1 Mol, angka banding teoritis 2 3 1 6
2 Mol pereaksi yang tersedia 0,001 0,002 - -
3 Mol yang dapat bereaksi dan 0,001 0,0015 0,0005 0.003
terbentuk
4 Mol berlebih 0 0,0005 - -
5 Bobot yang dapat bereaksi atau 0,1335 gram 0,117 gram 0,075 gram 0,1755 gram
terbentuk (dalam gram)
6 Bobot yang tidak dapat bereaksi 0 0,039 gram - -
dan terbentuk
Cek: massa pereaksi mula-mula= massa AlC3 (0.1335 gram) + massa Na2S (0.156 gram) = 0,2895

23
massa produk (hasil reaksi)+ pereaksi tersisa = Al2S3 (0,075 gr) + 6 NaCl (0,1755) + massa Na2S
tersisa (0,039) = 0,2895 gr

24
BUKU RUJUKAN:
KIMIA UNTUK UNIVERSITAS (GENERAL COLLEGE
CHEMISTRY)
PENGARANG:
KEENAN, KLEINFELTER,WOOD
ALIH BAHASA: A.HADAYANA PUDJAATMAKA
PENERBIT:
PENERBIT ERLANGGA
EDISI KE EMPAT TAHUN 1991

25

Anda mungkin juga menyukai