Anda di halaman 1dari 89

Nama : Dewi yuliatin

NIM : 140210102102

RESUME MATERI KIMIA DASAR

Pendahuluan ilmu kimia

1) Kedudukan ilmu kimia dalam ilmu pengetahuan


Ilmu kimia mempunyai peran yang begitu luas sehingga menempati posisi unik di
antara ilmu-ilmu lainnya seperti biologi, kedokteran, farmasi, pertanian, fisika, dan
teknik (industri, sipil, mekanik), geologi, dan metalurgi.
2) Hubungan antara ilmu kimia dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain dan
matematika
1. Hubungan Ilmu Kimia dengan Biologi
Contohnya yaitu pada proses metabolisme dan proses fotosintesis.
2. Hubungan Ilmu Kimia dengan Ilmu geologi
Penentuan lokasi tambang merupakan salah satu hubungannya.
3. Hubungan Kimia dengan ilmu Kedokteran dan Farmasi
Dengan ilmu kimia, obat, vaksin, dan antibiotik ditemukan, tentunya hal itu banyak
membantu dalam penyembuhan suatu penyakit.
3) Peran fisika dalam ilmu kimia, kehidupan dan perkembangan IPTEK
Salah satu contohnya yaitu dalam penggunaan motor. Motor menggunakan bensin
untuk dapat begerak yang kemudian diproses menggunakan kabulator. Nah, bensin
tersebut dipelajari dalam ilmu kimia. Sedangkan pemrosesannya menggunakan
kabulator dipelajari dalam ilmu fisika.
4) Satuan dan pengukuran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta
mempunyai satuan.
Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran, atau
pembanding dalam suatu pengukuran tertentu.
Besaran Pokok
Besaran Turunan

Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran

1. Alat ukur panjang

Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti meteran lipat (pita),
mistar, jangka sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai tingkat
ketelitian yang berbeda.

2. Alat Ukur Massa

Ada empat macam prinsip kerja neraca, yaitu:

Prinsip kesetimbangan gaya gravitasi, contoh neraca sama lenga

Prinsip kesetimbangan momen gaya, contoh neraca dacin

Prinsip kesetimbangan gaya elastis, contoh neraca pegas untuk menimbang bahan-
bahan ku

Prinsip inersia (kelembaman), contoh neraca inersia

3. Alat Ukur Waktu

Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan, jam
dinding, jam bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di laboratorium
adalah stopwatch.
4. Alat Ukur Suhu (temperatur)

Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis termomter.

5) Ruang lingkup ilmu kimia

Ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi yaitu mengubah suatu materi menjadi
materi yang lain.Secara lengkap, Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang :

Susunan materi = mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan


perbandingan tiap komponen tersebut.

Struktur materi = mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu


materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling
berikatan.

Sifat materi = mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia.
Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.

Perubahan materi = meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan


kimia (menghasilkan zat baru).

Energi yang menyertai perubahan materi = menyangkut banyaknya energi


yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu

Materi dan Energi

1) Klasifikasi materi
Materi adaah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Materi

Zat
Campuran
murni

Unsur Senyawa Homogen Heterogen

Non
Logam Metaloid Anorganik Organik
logam

Oksida Asam Basa Garam

2) Partikel penyusun materi

1. Atom

Materi tersusun dari partikel - partikel kecil yang disebut atom. Unsur - unsur
yang berbeda memiliki atom - atom yang massanya berbeda. Atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif, dan inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron yang
bermuatan negatif.
Inti atom mengandung dua jenis partikel, yaitu :
a. proton-proton yang bermatan positif.
b. neutron-neutron yang tidak bermuatan.
Jumlah proton dalam inti sama dengan julah elektron yang mengelilingi inti, sehingga
atom bersifat netral
2. Molekul
Hasil reaksi antara atom-atom disebut molekul.
3. Ion
Ion yaitu atom-atom yang bermuatan listrik. Misalnya, senyawa natrium
klorida (garam dapur) tersusn atas dua macam partikel dasar,yakni :
a. ion natrium yang bermuatan positif atau kation.
b. ion klorida yang bermuatan negative atau anion.
3) Sifat-sifat dan perubahan materi
Sifat-sifat materi
Berdasarkan teramati atau tidaknya suatu materi
1. Sifat Fisika
Yaitu sifat materi yang dapat teramati tanpa materi mengalami
perubahan wujud. Terdiri dari massa jenis, titik lebur, titik didih, kalor
jenis, dan viskositas.
2. Sifat Kimia
Adalah sifat materi yang teramati jika materi mengalami
perubahan kimia. Terdiri dari mudah menguap, mudah terbakar, mudah
terurai, dan mudah berkarat.
Berdasarkan jumlah materi
1. Sifat Intensif
Merupakan sifat materi yang tidak tergantung pada jumlah materi. Terdiri dari
massa jenis, titik lebur, kalor jenis, viskositas, mudah menguap, mudah terbakar,
mudah terurai, dan mudah berkarat.
2. Sifat Ekstensif
Merupakan sifat materi yang tergantung pada jumlah materi. Terdiri dari
volume, massa, luas permukaan, kalor reaksi, dan perubahan entalpi.
Perubahan materi
1. Perubahan kimia
Perubahan dimana terjadi pembentukan zat baru.
Contoh : Fe + O2 Fe2O3
CaCO3 CaO + CO2
N2 + 3H2 2NH3
2. Perubahan fisika
Perubahan dimana tidak terjadi pembentukan zat baru.
Contoh : H2O H2O
4) Energi dalam materi, bentuk-bentuk energy
Energy adalah sesuatu yang menyertai perubahan materi.
Bentuk-bentuk energy :
1. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam persenyawaan kimia. Contohnya
yang terkandung dalam makanan dan minyak bumi.

2. Energi Listrik

Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak
digunakan. Energi ini dipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik melalui kawat
logam konduktor yang disebut arus listrik.
3. Energi Panas
Sumber energi panas yang sangat besar berasal dari Matahari.
4.Energi Mekanik
Energi mekanik merupakan penjumlahan dari energipotensial dan energi kinetik.
Secara matematis persamaan energi mekanik dapat dituliskan sebagai berikut.

a. Energi Potensial
Energi potensial gravitasi sebanding dengan ketinggian (h) dan massa benda
(m).
Selain kedua besaran itu, energi potensial gravitasi dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi (g) sehingga dapat dibuat persamaan energi potensial gravitasi sebagai
berikut.
Ep = mgh
Dengan:
Ep = energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
b. Energi Kinetik
Merupakan energy yang dimiliki benda yang bergerak. . Secara matematis,
energi kinetik suatu benda dapat ditulis sebagai berikut.

Ek = mv2
Dengan:
Ek : energy kinetic ( J )
M : massa ( kg )
V : kecepatan ( m/s )
5) Simbol atom suatu unsur

Keterangan : X : Lambang atom


A : Nomor massa=massa proton + massa neutron
Z : Nomor atom=proton=elektron
6) Senyawa dan rumus molekul senyawa
Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang
bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu.
Contoh:
a. H2O berarti 1 molekul air
Dalam 1 molekul air terdapat 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
b. CO2 berarti 1 molekul gas karbon dioksida
Dalam 1 molekul gas karbondioksida terdapat 1 atom karbon dan 2 atom
oksigen.
7) Penggolongan dan penamaan senyawa
A. Senyawa Anorganik
Senyawa biner ( tediri dari 2 unsur ) logam dan non logam
Cara memberi nama :
Nama logam + nama non logam + akhiran -ida
Contoh : Nacl : Natrium klorida
MgCl2 : Magnesium klorida
Untuk logam yang memiliki beberapa muatan seperti Fe, Ni, Sn, Pb,
dll maka penamaannya :
Nama logam + ( muatannya ) + nama non logam + akhiran ida
Senyawa biner non logam dan non logam
Cara memberi nama :
Jumlah non logam + nama non logam + jumlah non logam + nama
non logam + akhiran ida
Contoh : P2O5 : dipospor pentaoksida
N2O5 : dinitrogen pentaoksida
Senyawa poliatom ( terdiri dari banyak atom )
Cara memberi nama :
Nama ion positif + nama ion negative
Contoh : Fe2 + SO4-2 : besi ( II ) sulfat
B. Senyawa Organik
ALKANA
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon rantai
terbuka yang semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal (C
C). Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 (n = jumlah atom C)
Rumus struktur dan molekul beberapa senyawa alkana
Tata Nama Alkana
Untuk rantai C yang tidak bercabang :
1. Nama alkananya : di beri awalan n (normal)
Contoh : CH3 CH2 CH3 n propane
CH3 CH2 CH2 CH3 n butane
2. Untuk rantai C yang bercabang
Nama alkananya dimulai dari rantai C yang terpanjang
Contoh :CH3(8) CH2(7) CH2(6) CH2(5) CH2(4) CH(3) CH3
|

CH2(2)

CH3(1)

nama : 3-metil oktana

1. Nama alkananya di hitung dari ujung rantai yang terdekat dengan cabang. Cabang di
beri nama alkil, dengan mengganti akhiran -ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai
rumus umum CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R.

Contoh :

H3C(1) CH(2) CH2(3) CH(4) CH2(5) CH2(6) CH3(7)

| |

CH3 CH3

Nama: 2,4 dimetil heptana

1. Nama cabang yang sama cukup disebut satu kali, apabila terdapat lebih dari satu
macam cabang yang terikat pada atom C yang sama di beri tambahan awalan : di, tri,
tetra, dst.

Contoh :

CH3 CH3

| |

H3C(5) CH2(4) CH(3) C(2) CH3(1)

CH3
Nama : 2,2,3-trimetil pentana

1. Jika terdapat 2 cabang atau lebih yang memiliki nama cabang yang berbeda maka,
penamaan cabang disusun berdasarkan alphabet.

Contoh : H3C(1) CH(2) CH(3) CH2(4) CH2(5) CH2(6) CH3(7)

| |

CH3 CH2

CH3

Nama : 3-etil-2-metil heptana

1. Jika rantai C terpanjang ada 2 kemungkinan. Maka dipilih rantai yang mempunyai
cabang paling banyak.

Contoh : H3C(6) CH2(5) CH2(4) CH(3) CH2 CH3

CH(2) CH3

CH3(1)

Nama : 3-etil-2-metil heksana

ALKENA

Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan
rangkap (-C=C-). Jika mengandung dua ikatan rangkap disebut alkadiena. Jika
mengandung tiga ikatan rangkap disebut alkatriena. Rumus umum alkena yaitu : C n
H 2n (n = jumlah atom C)
TATA NAMA PADA ALKENA

1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya
sama), dengan mengganti akhiran ana menjadi ena .

2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

3) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan
rangkap mendapat nomor terkecil.

4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C
berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).

5) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.

ALKUNA

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik (senyawa karbon yang rantai C


nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang) yang memiliki ikatan rangkap
tiga (-CC-). Jika mengandung dua ikatan rangkap tiga, maka disebut alkadiuna. Jika
mengandung tiga ikatan rangkap tiga, maka disebut alkatriuna. Rumus umum Alkuna
CnH2n-n (n = jumlah atom C)

Tata Nama Senyawa Alkuna

1. Nama senyawa alkuna diakhiri dengan kata una.

Contoh: C2H2 Etuna

2. Rantai induk pada alkuna adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap tiga.

Contoh: CH3-CH2-CH2-CH-CH2C-CH2-CH3

CH3
3. Jika terdapat gugus alkil (cabang) pada rantai induk, beri nama alkil yang
sesuai, aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana dan alkena.

Contoh: CH3

CH3-CH-CC-CH2-CH3

CH3

Hitungan kimia

1) Teori atom Dalton


a) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil
b) Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi
c) Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur berbeda,
berlainan dalam massa dan sifatnya.
d) Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain
e) Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yang
berubah akibat reaksi kimia.
2) Massa sebuah atom dan massa atom relative
Massa atom relative menyatakan perbandingan antara massa sebuah isotope atom
unsur tersebut terhadap massa sebuah isotope 12C

3) Massa molekul relative


Merupakan perbandingan antara massa molekul dengan massa standar.
Mr X = massa satu molekul
1/12 massa satu atom 12C
4) Konsep mol dan tetapan Avogadro
Satu mol suatu zat adalah sejumlah zat yang mengandung 6,023 x 1023 partikel
penyusun zat tersebut. Bilangan tersebut selanjutnya disebut bilangan Avogadro.
5) Persamaan reaksi kimia
Menginformasikan :
1. Perubahan reaktan menjadi produk
2. Jumlah molekul/mol reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi
3. Volume reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi jika berwujud gas
4. Wujud reaktan dan produk
Contoh : Al2O3(S) + 3H2SO4(aq) Al2( SO4 )3(aq) + 3H2O(l)
N2(g) + 3H2 2NH3
6) Hukum-hukum dasar ilmu kimia
1. Hukum kekekalan massa ( Hukum Lavoiser )
Pada setiap reaksi kimia, jumlah massa zat-zat produk reaksi sama dengan jumlah
massa zat-zat yang ada sebelum reaksi( reaktan )
Implikasinyi :
Materi bersifat kekal, keberadaan komponen penyusun materi dalam reaksi adalah
tetap
Dalam setiap reaksi kimia tidak dapat dideteksi perubahan massa
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
2. Hukum perbandingan tetap ( Hukum proust )
Senyawa kimia tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Contoh : H2O
Jumlah atom H : jumlah atom O = 2 : 1
Massa H : massa O = 1 : 8
3. Hukum kelipatan perbandingan( perbandingan berganda )/ Hukum Dalton
Bila dua unsur( A dan B ) dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa,
misalnya AxBy( I ) dan ApBq( II ). Jika massa A1 = massa AII, maksa massa Bp : Bq
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Missal : Fe dan O dapat membentuk FeO( I ) dan Fe2O3( II )
Jika massa FeI = massa FeII, maka massa OI : OII = 2 : 3
Jika massa OI = OII, maka massa FeI : FeII = 3 : 2
4. Hukum perbandingan timbal balik
Jika dua unsur A dan B masing-masing bereaksi dengan C membentuk AC dan
BC, maka massa A : B dalam membentuk AB sama dengan massa A : B ketika
membentuk AC dan BC atau kelipatannya.
Contoh : Dalam CH4, massa C : massa H = 3 : 1, dalam CO2 massa C : massa O =
3 : 8. Jika H dan O membentuk senyawa H2O. maka massa H : massa O = 1: 8
5. Hukum perbandingan setara
Bila suatu unsur membentuk senyawa dengan unsur lain, maka perbandingan
kedua unsur tersebut merupakan perbandingan massa ekuivalen atau kelipatannya.
Massa ekuivalen suatu unsur adalah massa unsur tersebut yang dapat bereaksi
dengan 8 g O atau1g H atau 35,5 g Cl
6. Hukum penyatuan volume( Hukum Gay Lussac )
Pada kondisi temperature dan tekanan yang sama, perbandingan yang sama,
perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi sama dengan
perbandingan komponen reksinya merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Contoh : N2(g) + 3H2( g ) 2NH3( g )

Perbandingan volume

N2 bereaksi : H2 bereaksi : NH3 terjadi = 1: 3 : 2

7. Hukum Avogadro
Pada temperatur dan tekanan sama, gas jika volume sama maka memiliki jumlah
mol sama atau jumlah molekul sama.
8. Hukum Boyle
Pada suhu yang sama, tekanan berbanding terbalik dengan volume.
PV = konstan
9. Hukum Gas Ideal
PV = R ( atmL ) = 0,082
nT molK
keterangan :
P : tekanan( atm )
V : volume( L )
n: mol
T : temperatur( K )
R : tetapan gas( 0,082 L atm mol-1 K-1 )
7) Kemolaran dan ekuivalen
M = mol zat terlarut
Liter larutan

Struktur Atom

1) Partikel dasar penyusun atom

2) Orbital atom dan konfigurasi electron


Bilangan kuantum elektron
1. Bilangan kuantum utama( n )
Menyatakan ukuran dan tingkat energi orbital. Harganya yaitu 1, 2, 3,sampai
dengan 7.
2. Bilangan kuantum orbital( l )
Menunjukkan bahwa setiap kulit( tingkat energy ) terdiri dari beberapa subkulit
serta menentukan jenis subkulit dan bentuk orbital. Harganya yaitu 0, 1, 2,...( n-1 )
3. Bilangan kuantum magnetik( m )
Menentukan arah orientasi dari orbital. Harga m yaitu -1, , 0, , +1
4. Bilangan kuantum spin( s )
Menyatakan arah rotasi yang mempunyai nilai +1/2 atau -1/2.

Konfigurasi electron

1. Aturan Aufbau
Konfigurasi electron dimulai dari orbital dengan tingkat energy paling rendah.
2. Aturan Hund
Dalam mengisi orbital dengan tingkat energi yang sama tidak berpasangan
terlebih dahulu.
3. Aturan Pauli
Dalam mengisi konfigurasi elektron tidak boleh ada dua electron yang mempunyai
4 bilangan kuantum sama.
2 2 6 2 6 2 10 6 2
1S , 2S , 2P , 3S , 3P , 4S , 3d , 4P , 3S , dst.
3) Sifat-sifat atom suatu unsur
1. Jari-jari atom
adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Semakin besar nomor atom
unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga
semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti
terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin
kecilnya jari-jari
atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.
2. Afinitas electron
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas
apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali
golongan IIA dan VIIIA.
Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA..
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin
kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin
besar.
Contoh: Cl(g) + e Cl(g) (H=-348kj).
3. Energi ionisasi
Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk
melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan
energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
Dalam satu golongan ( dari atas ke bawah ), EI semakin kecil karena jari-jari atom
bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan .
Contoh : 11 Na + energi ionisasi Na+ + e.
4. Kelektronegatifan
Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu
senyawa (dalam ikatannya).Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang
besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin
kecil.

Sistem Periodik Unsur

1) Perkembangan sistem periodic


1. Logam Nonlogam( Antoine Lavoiser )
Pengelompokan yang paling sederhana ialah membagi unsur ke dalam kelompok
logam dan nonlogam.
Perbedaan Logam dan Non Logam
Logam Non Logam

1. Berwujud padat pada suhu 1. Ada yang berupa zat padat, cair,
kamar (250), kecuali raksa (Hg) atau gas pada suhu kamar
2. Mengkilap jika digosok 2. Tidak mengkilap jika digosok,
kecuali intan (karbon)
3. Merupakan konduktor yang
baik 3. Bukan konduktor yang baik

4. Dapat ditempa atau 4. Umumnya rapuh, terutama yang


direnggangkan berwujud padat

5. Penghantar panas yang baik 5. Bukan penghantar panas yang baik

Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur
yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon,
antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam
masih memiliki kelemahan.

KELEBIHAN & KEKURANGAN Unsur Menurut Antoine Lavoisier

(+) KELEBIHAN :

Sudah Mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kima, sehingga bisa dijadikan


referensi bagi ilmuwan setelahnya

(-) KELEMAHAN :

Pengelompokannya masih terlalu umum

2. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya
kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkannya menurut
kemiripan sifat yang ada. Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga
disebut Triade. Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan
massa atom-atomnya, ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini
memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom dengan sifat-sifat unsur.

Jenis Triade :
Triade Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)

Triade Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)

Triade Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)

Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade Dobereiner

KELEBIHAN & KEKURANGAN Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang


Dobereiner
(+) KELEBIHAN :
+ Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa atom (Ar) unsur yang kedua
(Tengah) merupakan massa atom rata -rata di massa atom unsur pertama dan ketiga
(-) KEKURANGAN
Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam kelompok
Triade padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam kelompok triade tersebut.
3. Oktaf Newlands
Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama A.
R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut
hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan
unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat. Hukum oktaf ini juga mempunyai
kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup
berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
4. Dmitri Ivanovich Mendeleev
Kemudian pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri
Ivanovich Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah
dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya dan persamaan sifat. Artinya, jika unsurunsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu
lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode. Sistem periodik
Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.
Kelemahan sistem ini adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya. Selain itu masih banyak unsur yang belum dikenal.
Sedangkan keunggulan sistem periodik Mendeleev adalah bahwa Mendeleev berani
mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan bahwa masih ada unsur yang
belum dikenal.
5.Sistem periodic modern
Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat
unsur merupakan fungsi periodic dari nomor atomnya.
Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan oleh
massa atom relative ( Ar ).
2) Hukum periodic
3) System periodic modern
Disusun berdasarkan konfigurasi electron atom unsur-unsur. konfigurasi electron
terakhir mirip, sifatnya mirip. Sifat kimia ditentukan oleh konfigurasi electron valensi
unsur satu golongan, konfigurasi electron terluar sama. Sedangkan dalam satu periode
jumlah kulitnya sama.
4) Kemiripan sifat unsur
Kemiripan suatu unsur ditentukan berdasarkan letaknya dalam suatu golongan. Unsur
yang terletak dalam satu golongan berarti mempunyai kemiripan sifat.
Struktur molekul
1) Macam-macam ikatan kimia
1. Ikatan ion
2. Ikatan kovalen
3. Ikatan logam
4. Ikatan hidrogen
2) peranan electron dalam ikatan kimia
Electron berperan dalam ikatan kimia, terutama electron valensi yang digunakan
dalam berikatan.
3) ikatan ion
a) Pengertian Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara atom yang melepas electron
dengan atom yang menerima electron karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik
antara ion positif dan ion negative. Apabila atom netral melepaskan electron, akan
terbentuk ion positif, jika menerima electron akan terbentuk ion negative. Golongan
IA, IIA mudah membentuk ion positif karena electron valensinya 1 sehingga mudah
melepaskan elektronnya. Sebaliknya golongan VII A mudah membentuk ion negative.
Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen atau heteropolar.
b) Anion dan Kation
Kation adalah ion yang bermuatan positif yang terbentuk oleh atom yang
melepaskan 1 atau lebih electron valensinya. Anion adalah ion yang bermuatan
negative yang terbentuk oleh atom yang menerima satu/lebih electron pada kulit
terluarnya
c) Sifat-sifat senyawa ion:
1. Dalam keadaan murni dapat menghantarkan listrik
2. Titik didih dan titik leleh tinggi
3. Berwujud padat pada suhu ruangan
4) ikatan kovalen, energy ikatan, dan macam-macam ikatan kovalen
A. Ikatan Kovalen
1) Pengertian Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat penggunaan pasangan
electron secara bersama-sama oleh dua atom yang berikatan. Ikatan ini biasanya
terjadi antara atom logam dan atom non logam. Ikatan kovalen disebut juga ikatan
non polar. Untuk menggambarkan pembentukan ikatan kovalen digunakan rumus titik
electron (Rumus Lewis)
Penulisan sruktur Lewis untuk suatu molekul:
a) Hitung seluruh electron valensi atom-atom dalam molekul.
b) Buatlah kerangak strukturnya dan hubungkan antar atom dengan sepasang electron
ikatan kovalen tunggal
c) Lengkapi 8 elektron pada atom-atom pada sekeliling atom pusat
d) letakan electron sisa pada atom pusat secara berpasangan
e) jika atom pusat kurang dari 8 elektron, susunlah ikatan rangkap sehingga tiap atom
memiliki 8 elektron. Jika merupakan ion, tambahkan atau kurangi electron agar
kembali ke atom Semula.
B. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memecahkan ikatan
kovalen antara dua atom. Suatu energi ikatan yang tinggi berarti bahwa ikatan yang
kuat dan molekul yang mengandung ikatan yang cenderung stabil dan kurang reaktif.
Senyawa yang lebih reaktif akan berisi ikatan yang memiliki energi ikatan yang
umumnya lebih rendah.
C. Macam-macam ikatan kovalen
a) Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal terjadi bila terjadi pemakaian 1 pasang electron secara
bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan
b) Ikatan kovalen rangkap dua
Bila terdapat dua pasang electron yang digunakan bersama oleh atom-atom yang
berikatan, maka terbentuk ikatan kovalen rangkap dua.
c) Ikatan kovalen rangkap tiga
Bila di antara atom yang berikatan terdapat tiga pasang electron yang digunakan
bersama, maka terbentuk ikatan kovalen rangkap tiga.
5) Teori orbital molekul, teori ikatan valensi
A. Teori orbital molekul
B. Teori ikatan valensi
Dalam teori ikatan valensi, ikatan kovalen digambarkan sebagai
tumpang tindih orbital atom. Pada ikatan kovalen normal, tumpang tindih
melibatkan dua setengah penuh atom orbital (masing-masing berisi 1 elektron
valensi). Posisi tumpang tindih adalah seperti untuk mencapai energi potensial
minimum, yang identik dengan ikatan terkuat.
6) Teori VSEPR, hibridisasi, dan bentuk molekul
A. Teori VSEPR
Teori VSEPR merupakan singkatan dari Valence Shell Electron Pair
Repulsion yang dapat digunakan untuk menentukan struktur geometri suatu
molekul berdasarkan tolakan pasangan elektron di sebuah atom terhadap atom
lainnya.
Teori ini di dasarkan pada energi tolakan dari elektron yang terdapat
pada atom dalam suatu molekul sehingga akan menyebabkan terbentuknya
suatu geometri molekul tertentu. Dalam memakai teori VSEPR ada beberapa
langkah yang harus dilakukan. Yaitu menentukan Atom pusat dari molekul
tersebut. Langkah langkahnya yaitu.
1. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.
2. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang
elektronegatif.
3. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau
susbstituen-substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku
sebagaia atom pusat.
B. Hibridisasi
Teori ini menjelaskan adanya promosi satu elektron dari orbital 2s ke
orbital 2pz membentuk empat orbital baru yang setingkat. Orbital tersebut
dinamakan orbital hibrida sp3. Kemudian terjadi empat ikatan C-H akibat
adanya pertindihan orbital 1s dari hidrogen dengan orbital sp3 dari karbon
membentuk geometri tetrahedral.
Dari penjelasan tersebut, penentuan geometri molekul menurut teori
hibridisasi atau teori ikatan valensi didasarkan bagaimana atom-atom
membagi elektron saat terjadinya ikatan. Bila dua atom berikatan secara
kovalen, orbital salah satu atom akan mengalami tumpang tindih (overlap)
dengan orbital atom lainnya. Pasangan elektron akan dibagi diantara kedua
orbital yang tumpang tindih sehingga kepadatan elektron akan terkumpul
diantara inti atom-atom yang berikatan.
Teori hibridisasi dapat dikatakan sebagai suatu teori peleburan orbital-
orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.
Secara umum berbagai tipe hibridisasi dan geometri molekulnya dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Orbital hibrida Jumlah Geometri Sudut ikatan Contoh molekul
pasangan molekul
ikatan
Sp 2 Linier 1800 BeCl2
sp2 3 Segitiga datar 1200 BCl3
sp3 4 Tetrahedral 109,50 CH4, CCl4
dsp2 4 Segiempat datar 900 Ni(CN)42-

dsp3, sp3d 5 Segitiga 1200 (equilateral) dan PCl5


bipiramida 900 (aksial)

d2sp3, sp3 d2 6 Oktahedral 900 Fe(CN)63-, SF6


C.Bentuk molekul
7) Kepolaran ikatan, kepolaran molekul
Ikatan antar atom dalam suatu molekul non polar, maka molekulnya juga non
polar
Ikatan antar atom dalam molekul polar, belum tentu molekulnya juga polar
Jika vector-vektor gaya ikattidak saling meniadakan, maka ikatannya bersifat
polar
Jika vector-vektor gaya ikat saling meniadakan, maka ikatannya bersifat polar
Wujud Zat
1) Kesetimbangan fase, variabelnya serta sifat-sifat zat
Aturan fase gibbs : F = C-P + 2
Keterangan : F = Derajat kebebasan
C = Komponen
P = Fase

2) Hukum-hukum gas
Hukum Dalton( penyatuan volume-tekanan )campuran gas
Tekanan campuran gas, sama dengan jumlah tekanan parsial gas-gas
penyusunnya.
Hukum Gay Lussac( penyatuan volume ) dalam reaksi kimia gas
Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada volume konstan (isokhorik)
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada hukum Gay
Lussac dilukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada gambar
diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik yang artinya volume sama.

Hukum Boyle

p1V1 = p2V2

Keterangan:

p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)


p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)

Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu konstan


(isotermal). Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang
disebut kurva isotermal. Perhatikan gambar diatas. Kurva isotermal
merupakan kurva yang bersuhu sama.
Hukum Boyle-Gay Lussac
Apabila hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac digabungkan,
maka diperoleh persamaan sebagai berikut.

Hukum Charles

Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)


V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Grafik hubungan volume dan suhu gas pada tekanan konstan (isobarik)

Apabila hubungan antara volume dan suhu pada hukum Charles kita lukiskan
dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva yang
terjadi disebut kurva isobarik yang artinya bertekanan sama.

Hukum Avogadro
Pada suhu yang sama, sejumlah volume yang sama dari berbagai gas
akan mempunyai jumlah partikel yang sama pula banyaknya. Hukum
Avogadro dapat dinyatakan sebagai berikut :

v/n = konstan n= jumlah mol

Hukum Graham

Pada efusi gas melalui suatu lubang ke ruang hampa, kecepatan efusi pada

suhu tertentu : V = 1/

3) Zat cair dan sifat-sifatnya

Partikel-partikel zat cair memiliki sifat sebgai berikut :


1. Jarak antar partikel tetap dan agak berjauhan.
2. Gaya tarik menarik antar partikel lemah dibandingkan zat padat.
3. Gerakan partikel lebih lincah dari pada zat padat dan partikel dapat berpindah
tempat.

Ciri-Ciri Zat Cair

Zat yang berwujud cair mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.


a. Bentuk selalu berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.
b. Volume zat cair tetap.
c. Letak molekulnya berdekatan
d. Gaya tank antarmolekulnya lemah.
e. Gerak molekulnya agak bebas, tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya. Hal
itulah yang menyebabkan bentuknya selalu berubah sesuai dengan tempatnya, tetapi
volumenya tetap.
Sifat-Sifat Zat Cair

Zat cair memiliki Sifat yang Berdasarkan partikel-partikelnya sebagai berikut :

1. Gerakan partikel lebih lincah dari pada zat padat dan partikel dapat berpindah tempat.

2. Adanya gaya tarik menarik antar partikel lemah dibandingkan zat padat.
3. Jarak antar partikel-partikel berjauhan dan tetap

4) Sistem Kristal, struktur Kristal


Kristal didefinisikan sebagai komposisi atom-atom zat padat yang
memiliki susunan teratur dan periodik dalam pola tiga dimensi. Keteraturan
susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi
adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Atom-atom
bergabung membentuk padatan (solid), atom-atom itu mengatur dirinya
sendiri dalam pola tatanan tertentu yang disebut kristal.
Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur
kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell). Sel satuan adalah bagian terkecil
dari unit struktur yang dapat menjelaskan struktur suatu kristal. Tiga sisi suatu
sel satuan disebut sudut-sudut permukaan batas (antar permukaan) seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 2. Pengulangan dari sel satuan akan mewakili
struktur secara keseluruhan.
5) Ukuran ion dan geometri Kristal
Geometri kristal dalam ruang tiga dimensi yang merupakan karakteristik
kristal memiliki pola yang berbeda-beda. Suatu kristal yang terdiri dari jutaan atom
dapat dinyatakan dengan ukuran, bentuk, dan susunan sel satuan yang berulang
dengan pola pertualangan yang menjadi ciri khas dari suatu kristal. Berdasarkan
sumbu-sumbu a, b, dan c (kisi bidang) dan sudut , , dan (kisi ruang), kristal
dikelompokkan menjadi 7 sistem kristal (hubungan sudut satu dengan sudut yang
lain) dengan 14 kisi bravais (perbandingan antara sumbu-sumbu kristal). Seperti
pada Tabel 1.
Pada Tabel 1, sel primitif diberi tanda huruf P (primitif); sel dengan simpul kisi
yang terletak pada pusat dua bidang sisi yang paralel diberi tanda C (center); sel
dengan simpul kisi dipusat setiap bidang kisi diberi tanda F (face); sel dengan
simpul kisi dipusat bagian dalam sel unit ditandai dengan huruf I (inti); huruf R
menunjukkan pada sel primitif rhombohedral.

Gambar 3. Empat belas kekisi Bravais (Milthon Ohring, 1992: 3).


6) Struktur logam, struktur moekul raksasa
A. Struktur logam
Susunan atom-atom
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain
melalui ikatan logam. Raksasa menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi
jumlah atom yang terlibat sangat bervariasi tergantung pada ukuran potongan
logam.
Koordinasi 12
Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) yakni, struktur tersebut memuat
atom sebanyak mungkin pada volum yang tersedia. Setiap atom pada struktur
mengalami 12 sentuhan dari atom tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini
digambarkan sebagai terkoordinasi 12. Tiap atom memiliki 6 sentuhan dari atom yang
lain pada tiap lapisan. Dan juga tiga atom yang menyentuhnya pada lapisan diatasnya
dan tiga atom yang lain pada lapisan dibawahnya.
Diagram yang kedua tersebut menunjukkan lapisan yang terletak di atas lapisan yang
pertama. Lapisan tersebut akan saling berhubungan dengan lapisan dibagian
bawahnya. (Keduanya tersusun dengan cara penempatan yang berbeda dengan lapisan
yang ketiga pada struktur terjejal, tetapi hal ini dipelajari pada pembahasan tingkat
dasar)
Koordinasi 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1 pada tabel
periodik) terjejal kurang efektif, atom-atom logam tersebut hanya memiliki 8
sentuhan atom tetangganya. Inilah yang disebut dengan terkoordinasi 8.
Diagram sebelah kiri menunjukkan bahwa tidak ada atom yang saling
bersentuhan satu sama lain pada satu lapisan yang sama. Atom-atom tersebut hanya
tersentuh oleh atom pada lapisan di atas dan dibawahnya. Diagram sebelah kanan
menunjukkan 8 atom (4 di atas dan 4 di bawah) yang menyentuh atom yang berwarna
gelap).
Butiran Kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira bahwa semua atom
pada sepotong logam tersusun pada cara yang teratur. Tiap potong logam terdiri dari
jumlah butiran kristal, yang sangat banyak, yang mana tiap butiran memiliki daerah
yang seragam. Pada atom yang terletak pada batas butiran dapat memiliki struktur
yang tidak lurus.
Sifat fisik logam
Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan
elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan
titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu
tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.

Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti
jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.

Daya hantar listrik

Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh


bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas butiran
kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama
atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.

Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun
atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang
tersisa sampai logam mendidih.

Daya hantar panas

Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh
elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan
elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam
melalui elektron yang bergerak.

Kekuatan dan kemampuan kerja

Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang

Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan


menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini
karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu
dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.

Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai
menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom
tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan
menjadi elastis.
Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan
menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah
secara permanen.

Kekerasan logam

Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi
oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini
mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil),
menyebabkan logam lebih keras.

Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah
dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak
pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam
menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.

Pengontrolan ukuran butiran kristal

Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran
butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.

Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi


susunan yang lebih rapi penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat logam
lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin cenderung untuk
memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam menjadi keras. Untuk
memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi.

B. Struktur Molekul

Sifat fisik substansi molekuler

Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen,
dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti
gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau
bahkan DNA).
Ikatan kovalen yang mengikat molekul secara bersamaan dengan sangat kuat,
tetapi hal itu tidak berhubungan dengan sifat fisik suatu zat. Sifat fisik suatu zat
ditentukan oleh gaya antarmolekul gaya tarik antara suatu molekul dengan
tetangganya dayatarik van der Waals atau ikatan hidrogen.

Titik leleh dan titik didih

Substansi molekuler cenderung untuk menjadi gas, cairan atau padatan yang
bertitik leleh rendah, karena gayatarik antar-molekul terhitung lemah. Anda tidak
harus memutus ikatan kovalen yang ada untuk melelehkan atau mendidihkan sebuah
zat molekuler.

Ukuran titik leleh dan titik didih akan tergantung pada kekuatan gaya
antarmolekul. Kehadiran ikatan hidrogen akan meningkatkan titik leleh dan titik
didih. Molekul yang berukuran lebih besar memungkinkan dayatarik van der Waals
yang lebih besar pula dan molekul tersebut akan lebih membutuhkan lebih banyak
banyak energi untuk pemutusan ikatannya.

Kelarutan dalam air

Kebanyakan substansi molekuler tidak larut dalam (atau hanya sangat sedikit
larut) dalam air. Substansi molekuler yang dapat larut setelah bereaksi dengan air,
atau yang lainnya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.

Kelarutan dalam pelarut organik

Substansi molekuler acapkali larut dalam pelarut organik yang berbentuk


molekul. Antara zat terlarut (zat yang larut) dan pelarut keduanya memiliki molekul-
molekul yang tertarik satu sama lain melalui gaya van der Waals. Meskipun dayatarik
tersebut akan diganggu ketika keduanya bercampur, dayatarik digantikan oleh
dayatarik yang lain yang sama antara dua molekul yang berbeda.

Daya hantar listrik

Substansi molekuler tidak akan dapat menghantarkan listrik. Seperti pada


kasus dimana elektron dapat terdelokalisasi pada molekul tertentu, tidak terdapat
kontak yang cukup antar molekul untuk memperbolehkan elektron untuk bergerak di
seluruh bagian cairan atau padatan.

Kerapatan luar biasa yang merupakan sifat dari air

Gaya ikatan hidrogen yang terjadi pada es strukturnya lebih terbuka jika
kamu membuat modelnya, kamu akan menemukan sejumlah ruang kosong yang
signifikan. Ketika es meleleh, struktur menjadi rusak dan molekul cenderung untuk
menempati ruang kosong tersebut.

Hal ini berarti bahwa air yang terbentuk mengambil jarak yang sempit
dibandingkan dengan jarak es semula. Dalam hal ini es merupakan padatan yang luar
biasa kebanyakan padatan menunjukkan kenaikan volum pada saat pelelehan.

Ketika air membeku, terjadi kebaliknya terjadi ekspansi sebagai


pembentukan ikatan hidrogen. Kebanyakan dari cairan saling kontak ketika terjadi
proses pembekuan.

Sisa ikatan hidrogen yang kaku tetap ada pada cairan air yang sangat dingin,
dan tidak menghilang sampai suhu 4C. Kerapatan air meningkat dari 0C sampai 4C
sebagai akibat dari molekul terbebas dari struktur terbuka dan mengambil ruangan
yang kosong. Setelah 4C, pergerakan termal dari molekul menyebabkan molekul
tersebut untuk bergerak menjauh dan kerapatannya menjadi turun. Hal tersebut adalah
sifat normal yang terjadi pada cairan selama dipanaskan.

Polimer

Ikatan pada polimer

Polimer seperti poly(etena) biasa disebut politena berada pada bentuk


molekul yang sangat panjang. Molekul Poli(etena) terbentuk melalui penggabungan
molekul etena pada untai atom karbon yang berikatan secara kovalen dengan menarik
hidrogen. Untai tersebut dapat becabang sepanjang rantai utama, juga mengandung
untai karbon yang menarik hidrogen. Molekul tertarik satu sama lain pada padatan
melalui gaya dispersi van der Waals.
Pengontrolan kondisi pada saat etena terpolimerisasi, memungkinkan untuk
mengontrol jumlah cabang untuk menghasilkan dua tipe polietena yang berbeda.

Polietena dengan kerapatan tinggi

Polietena dengan kerapatan tinggi memiliki rantai yang tidak bercabang.


Sedikit cabang mengakibatkan molekul untuk saling mendekat satu sama lain pada
bentuk yang teratur seperti yang sering dijumpai ada bentuk kristalin.

Karena molekul berdekatan satu sama lain, gaya dispersi menjadi lebih efektif,
dan karenanya plastik relatif lebih kuat dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi
dibanding polietena dengan kerapatan rendah.

Polietena dengan kerapatan tinggi digunakan untuk wadah barang-barang


kimia rumah tangga seperti cairan pencuci, sebagai contoh, atau mangkok atau ember.

Polietena dengan kerapatan rendah

Polietena dengan kerapatan rendah memiliki cabang pendek di sepanjang


untai. Cabang tersebut menghalangi untai tersesun dengan rapi dan rapat. Sebagai
hasilnya gaya dispersi berkurang dan kekuatan plastik lebih lemah dan titik leleh lebih
rendah. Kerapatannya lebih rendah, dan tentunya menyebabkan ruang yang kosong
pada susunan strukturnya. Polietena dengan kerapatan rendah digunakan untuk
sesuatu seperti kantong plastik.

C. Struktur molekul raksasa


Struktur ini dibentuk oleh ribuan atom yang bergabung satu sama
lain membentuk ikatan kovalen yang kuat.
Molekul ini memiliki titik leleh dan titikdidih yang tinggi karena
diperlukan energi yang besar untuk memecah ikatan ini.
Tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terdapat ion-ion ataupun
electron bebas yangdapat membawa arus
Tidak larut dalam pelarut polar maupun non polar, karena ikatan
Molekulnya terlalu kuat untuk dapat dipecah olehpelarut.
Intan (Diamond)

Intan terdiri dari atom-atom karbon yang diikat oleh ikatan kovalen.
Intan memiliki titik leleh yang sangat tinggi karena ikatan-ikatan inilah
yang harus dapat diputuskan untuk dapat melelehkan intan. Masing-masing
aton karbon mengikat 4atomkarbon lainnya. Elektron-elektron
yang dimilikinya semua digunakan untuk berikatan kovalen, sehingga
tidak terdapat elektron bebas.Itulah sebabnya intan tidakdapat
menghantarkan arus listrik ketila dilarutkan, apalagi ketika masih berupa
padatan.
Grafit
Grafit juga terdiri dari karbon-karbon, namun masing-masing atom
karbon hanya mengikat tigaatomkarbon lainnya atom-atomkarbon
diatur secara berlapis dan ikatan keempat dari tiap-tiap atomkarbon
digunakan untuk menghubungkan lapisan-lapisan tersebut (lihat garis
merah putus-putus pada diagram). Ikatan ini sangat panjang dan
elektron dapat dapatbergerak bebassepanjangstruktur bidang. Namun
pegerakan electron ini terbataspada satu bidangsaja. Itulahsebabnya
grafit dapat menghantarkan arus listrik, terbatas pada satu bidang saja,
dan tidak melewati batas lapisan yang ada.
Grafit lebih soft dibandingkanintan karena ikatan yang lemah antar
lapisan. Grafit sering dimanfaatkan sebagaipensil dan lubricant karena
lapisan dapat saling bersentuhan satu sama lain.

Kinetika Kimia

1) Arti laju reaksi, orde reaksi, hukum laju reaksi

A. Arti laju reaksi

Laju reaksi (r) adalah laju berkurangnya komsentrasi reaktan atau laju bertambahnya
konsentrasi suatu produk tiap satuan waktu.

B. Orde reaksi

Persamaan laju reaksi atau hukum laji reaksi merupakn bentuk persamaan
yang variabelnya adalah konsentrasi reaktan,pangkat konsentrasi pereaksi pada
persamaan laju reaksi disebut orde atau tingkat reaksi. Jika konsentrasi zat A dinaikan
dua kali untuk konsentrasi zat B yang tetap,laju reaksi menjadi dua kali.Pangkat
konsentrasi pereaksi pada persamaan laju raksi disebut orde atau tingkat reaksi.Jika
laju reaksi ini dituliskan dalam bentuk persamaan matematis diperoleh :
~ [A]1[B]2
Untuk menghilangkan kata sebanding,kedalam persamaan dikalikan suatu tetapan
(konstanta) k sehingga laju reaksi menjadi :
r = k [A]1[B]2
Persamaan itu disebutkan dengan Persamaan laju reaksi atau hukum laji reaksi. Secara
umum reaksi
pP + qQ rR + sS
Persamaan laju reaksi adalah sbb
r = k [P]m[Q]n
Harga k hanya bergantung pada temperatur dan katalitas

C. Hukum laju reaksi

Hukum laju reaksi dapat digunakan untuk menghitung laju suatu reaksi
melalui data konstanta laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Hukum laju reaksi juga
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi reaktan setiap saat selama reaksi
kimia berlangsung.

2) Pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap laju reaksi

1. Konsentrasi Pereaksi

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi pun semakin kecil.

2. Temperatur

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.

3) Energi aktivasi, mekanisme reaksi


A. Energi aktivasi

Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus ada pada system kimia
untuk melangsungkan reaksi kimia. Energy aktivasi suatu reaksi biasanya
dilambangkan dengan Ea dalam satuan kilojoule per mol ( Kj/mol ). Energy aktivasi
dapat dianggap sebagai pebghalang potensial ( hambatan energy ) yang memisahkan
energy potensial reaktan dan produk dari reaksi. Untuk melangsungkan reaksi,
setidaknya harus ada energy yang sama atau lebih dari energy aktivasi.

Dalam beberapa kasus, laju reaksi menurun seiring meningkatnya suhu. Hal
ini menyebabkan adanya energy aktivasi negative. Reaksi seperti ini disebut reaksi tak
berhalangan. Dalam kasus seperti ini, peningkatan suhu justru menyebabkan
menurunnya kemungkinan tumbukan molekul satu sama lain. Dari persamaan
Arrhenius, energy aktivasi dapat dinyatakan sebagai : k = Ae- Ea/RT dimana k adalah
koefisien laju reaksi, A adalah factor frekuensi untuk reaksi, R adalah konstanta gas
universal, dan T adalah suhu( K ).

4) Katalis dan inhibisi reaksi


Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Sedangkan inhibisi merupakan kebalikan dari katalis, yaitu zat yang
memperlambat laju reaksi kimia dan menaikkan energy aktivasi.
5) Teori kecepatan reaksi
Berdasarkan teori tumbukan,reaksi kimia berlangsung karena,molekul,ion,
atau atom melakukan tumbukan. Tumbukan yang dapat menyebabkan terjadinya
reaksi kimia adalah tumbukan efektif . Energi yang diperlukan untuk menghasilkan
tumbuhan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi
pengaktifan(energi aktifitas ) disimbolkan dengan Ea.Energi aktifitas adalah energi
minimum yang harus dimiliki reaktan agar reaksi dapat berlangsung,energi
pengaktifan suatu reaksi dibedakan untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

Kesetimbangan Kimia

1) Persamaan reaksi kesetimbangan

2) Syarat-syarat terjadinya kesetimbangan

Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap

Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan

Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)

Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada

Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.

3) Pergeseran kesetimbangan

Suatu sistem dalam keadaan setimbang cendrung mempertahankan kesetimbangannya,


sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa
agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.
Asas Le Chatelier
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu aksi (tindakan) maka reaksi akan
bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi itu.
Pengaruh Konsentrasi

Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperbesar maka kesetimbangan


akan bergeser ke ruas kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika salah satu
produk/hasil reaksi/ruas kanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke
ruas kiri/pereaksi/reaktan.

Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperkecil maka kesetimbangan


akan bergeser ke ruas kiri/pereaksi/reaktan. Sebaliknya jika salah satu produk/hasil
reaksi/ruas kanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kanan/produk/hasil reaksi.
Pengaruh Volume

Jika volume diperbesar (pengenceran) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah


reaksi yang jumlah molekulnya terbanyak atau ke ruas yang jumlah angka
koefiseinnya terbanyak.

Jika volume diperkecil (pemekatan) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah


reaksi yang jumlah molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka
koefiseinnya terkecil.

Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan atau
pengurangan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.
PENTING !! Angka koefisien reaksi dari zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l )
TIDAK mempengaruhi kesetimbangan yang mempengaruhi kesetimbangan adalah
senyawa dalam bentuk larutan ( aq ) dan gas ( g ). Perhatikan contoh untuk pengaruh
volume dan konsentrasi :

Pengaruh Tekanan
pengaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh volume :

Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya terkecil.

Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terterbesar atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya
terbesar.

Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan atau
pengurangan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.
Pengaruh Suhu

Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor
(endoterm).

Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas kalor (eksoterm).

Pengaruh Katalisator
Dalam suatu reaksi kesetimbangan, pengaruh katalisator adalah mempercepat
terjadinya reaksi sehingga reaksi maju dan reaksi baliknya sama-sama bertambah
kuat. Oleh karena itu, katalisator tidak mempengaruhi susunan kesetimbangan akan
tetapi mempercepat tercapainya keadaan setimbang.
Kimia Larutan
1) Komponen prnyusun larutan
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut.
2) Kepekatan larutan
A. Perbandingan zat terlarut terhadap larutan
1. Kadar
Persen
a. % w/w = massa zat terlarut x 100%
Massa larutan
b. % w/v = massa zat terlarut x 100%
Volume larutan
c. % v/v = volume zat terlarut x 100%
Volume larutan
ppm dan ppj
ppm/Bpj = mg zat terlarut tiap kg atu liter larutan
ppb /Bpm = g zat terlarut tiap kg atau liter larutan
2. Fraksi mol
Menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol
larutan. Terdiri dari fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol pelarut
XA = nA dan XB = nB
nA + nB nA + nB

Hubungan antara fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol pelarut dinyatakan
dengan rumus : XA + XB = 1
Keterangan :

XA = fraksi ml zat A

nA = mol zat A

XB = fraksi mol zat B

nB = mol zat B

3. Normalitas( N ) = ekuivalen zat terlarut tiap liter larutan


Satu ekuivalen suatu zat adalah sejumlah zat yang dapat menghasilkan atau
menetralkan satu mol ion H+ atau ion OH-
Normalitas = W zat terlarut( g ) x 100% ml/l
N zat terlarut g/ekuivalen V larutan ml
4. Molaritas( M )
Menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 ml ( 1 L ) larutan.
Satuannya adalah molar( M ).
M = n/V atau M = w/Mr x 1000/V( ml )
Keterangan :
M = molaritas ( M )
N = mol
W = massa zat terarut( gram )
V = volume larutan( ml )
5. Keformalan( F ) = massa rumus zat terlarut
Liter larutan
B. Perbandingan zat terlarut terhadap pelarut
1. Molalitas( m )
Menyatakan banyaknya mol zat zat terlarut dalam 1000 gram ( 1 kg )
pelarut. Satuannya adalah molal.
M = n x 1000 atau m = w/Mr x 1000/p
P
Keterangan :
m = molalitas larutan
n = jumlah mol zat terlarut
w = massa zat terlarut ( gram )
p = massa pelarut ( gram )
3) Pengenceran dan pencampuran larutan
Pengenceran
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat.
Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan
yang pekat. Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan
volumdiperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.

Pencampuran

Pada pencampuran dua atau lebih larutan yang sejenis tetapi konsentrasinya berbeda
maka konsentrasi larutan yang terbentuk dapat dihitung dengan persamaan berikut:

4) Sifat koligatif larutan

Sifat koligatif larutan adalh sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah
volume pelarut dan bukan massa partikel. Sifat ini ditentukan oleh banyaknya
partikel zat terlarut.

1. Penurunan tekanan uap ( P )

Tekanan uap suatu larutan adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat
itu. Semakin tinggi suhu, semakin besar tekanan uap.
P = P0.Xp atau P = P0.Xt

Hubungan antara tekanan uap dengan penurunan tekanan uap : P = P0 P

Keterangan :

P = tekanan uap

P = penurunan tekanan uap

P0 = tekanan uap pelarut murni

Xp = fraksi mol pelarut

Xt = fraksi mol terlarut

2. Kenaikan titik didih

Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik,


dari molekul yang menyebabkan cairan berada
pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau
di bagian terdalam cairan tersebut.

Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik
didih ( Tb ).
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut)
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil
kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena
itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut.
Tb = Kb m

Keterangan:
T = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan

4. Penurunan titik beku larutan( Tf )


Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan dinamakan
penurunan titik beku larutan ( Tf = freezing point).

Tf = Titik beku pelarut titik beku larutan

Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan seperti berikut.
Tf = m Kf
Keterangan:
f T = penurunan titik beku, m = molalitas larutan, Kf = tetapan penurunan titik
beku molal

4. Tekanan osmotik larutan( )


Adalah tekanan yang harus diberikan pada permukaan suatu larutan untuk
mencegah terjadinya osmosis. Osmosis adalah aliran suatu pelarut dari suatu larutan
dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan dengan konsentrasi tinggi melalui
membrane semipermiabel.

Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya


tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
J.H. Vant Hoff menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer
dengan persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut:
V = nRT
Keterangan: = tekanan osmotik, V = volume larutan (L), n = jumlah mol zat
terlarut, R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)T = suhu mutlak (K)
Persamaan dapat juga dituliskan seperti berikut.
= n/v RT

Ingat bahwa n/V merupakan kemolaran larutan (M), sehingga persamaan dapat
diubah menjadi = MRT

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Perbandingan harga sifat koligatif larutan elektrolit dengan larutan


nonelektrolit dinamakan dengan faktor Vant Hoff dan dilambangkan dengan i.
sehingga untuk larutan elektrolit berlaku rumus:
1. P = XA P i

2. Tb = K m i

3. f Tf = K m i

4. = M RT i

ket i = faktor van,t hoff = 1 + (n 1), n= jumlah ion, = derajat ionisasi


5) Teori asam basa dan reaksi protolitik

1. Teori Lavoiser
Asam merupakan zat yang mengandung oksigen. Oleh karena itu,
Lavoiser memberikan nama oksigen yang berarti pembentuk asam. Oksigen
bertanggung jawab atas sifat-sifat asam.
2. Teori Humphry Davy
Humprhy Davy menemukan bahwa Hidrogen klorida yang tidak
mengandung oksigen bersifat asam. Dengaan demikian, Davy menyimpulkan
bahwa yang bertanggung jawab atas sifat asam adalah hydrogen, bukan
oksigen.
3. Teori asam dan basa Arrhenius
Teori

Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen ( H+) dalam larutan.

Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan.

Contoh reaksi larutan asam :


H3PO4 ---> 3 H+ + PO43-
CH3COOH ---> CH3COO- + H+
Contoh reaksi larutan basa :
Al(OH)3 ---> Al3+ + 3 OH-
NH3 + H2O ---> NH4+ + OH-
Penetralan terjadi karena ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) bereaksi untuk
menghasilkan air.
Dalam reaksi lengkapnya penetralan asam dengan basa atau sebaliknya basa
dengan asam akan menghasilkan garam dan air (H2O). Sebagai contoh adalah
Natrium hidroksida (basa) yang dinetralkan dengan Asam Klorida (asam) sebagai
berikut :

Pada reaksi Natrium hidroksida di atas, ion hidrogen dari Asam klorida
bereaksi dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida menghasilkan air - sejalan
dengan teori Arrhenius. Demikian juga pada berbagai reaksi penetralan yang lain.
Namun ada pengecualian yakni pada kasus Amonia (NH3) yang direaksikan dengan
asam klorida sebagai berikut :

Dalam reaksi di atas amonia sama sekali tidak menghasilkan hidroksida (OH -)
sehingga reaksi diatas tidak terbentuk air. Kalau begitu mengapa amonia dapat
digolongkan sebagai basa ? hal itu karena amonia dengan air akan terjadi reaksi
sebagai berikut :

4. Teori asam dan basa Bronsted-Lowry


Teori

Asam adalah donor proton (ion hidrogen).

Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).

Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius


Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori
Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Bila dalam teori Arrhenius
NaOH digolongkan sebagai basa karena melepaskan OH - maka dalam teori Bronsted-
Lowry NaOH digolongkan sebagai basa karena OH- yang dihasilkan dalam
penguraian NaOH mampu menerima H+ (proton) dan membentuk H2O (air).

NH3 berperan sebagai asam karena mampu menerima H+ dan HCl berperan
sebagai asam karena mampu memberikan H+
Pasangan konjugasi

Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:

Zat amfoter
Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa
digambarkan sebagai amfoter. Zat amfoter ini akan bertindak sebagai basa bila
direaksikan dengan asan dan akan bertindak sebagai asam bila direaksikan dengan
basa.

5. Teori asam dan basa Lewis


Teori

Asam adalah akseptor pasangan elektron.

Basa adalah donor pasangan elektron.

Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry

Basa Lewis
Basa Lewis adalah donor (penyumbang) pasangan elektron. Hal yang paling
mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat
mengenai basa Bronsted-Lowry, menurut Bronsted-Lowry suatu zat disebut basa
ketika mampu menerima ion hidrogen. Tiga contoh basa menurut Bronsted-Lowry
adalah ion hidroksida, amonia dan air (saat direaksikan dengan asam), dan ketiganya
bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa
karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Tapi Teori Lewis mempunyai
alasan tersendiri kenapa ketiga2nya dapat digolongkan sebagai basa. Alasan ketiganya
bergabung dengan ion hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron
mandiri dan kedua teori itu sama2 terbukti kebenarannya sesuai dengan gambaran di
atas.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Dalam contoh reaksi2 basa di
atas bila OH-, NH3 dan H2O berperan sebagai basa maka H+ yang menerima
pasangan elektronnya disebut sebagai asam. Untuk lebih memudahkan hal ini
perhatikanlah reaksi berikut :

Dalam reaksi di atas amonia (NH3) yang menyumbangkan pasangan elektron


bertindak sebagai basa sedangkan BF3 yang menerima pasangan elektron bertindak
sebagai asam. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai
keasamannya.
6) Kesetimbangan air, derajat keasaman larutan( Ph )
Persamaan ionisasi air :

Karena berada dalam kesetimbangan, maka :


oleh karena konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam air murni adalah sama
besarnya, maka air bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam
tersebut akan melepaskan ion H + yang berakibat konsentrasi ion H + akan bertambah
banyak sehingga akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga Kw tetap,
akibatnya konsentrasi ion OH - akan berkurang. Sedangkan jika air ditambahkan basa
kedalamnya, maka basa tersebut akan terionisasi dengan melepaskan ion OH -,
akibatnya konsentrasi ion OH - dalam air akan menjadi lebih besar dan konsentrasi ion
H + akan berkurang. Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali
Kc[H2O] adalah suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut
tetapan kesetimbangan air (Kw).

Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa:

Kw = [H+].[OH-]

= (10 -7 ) 2

= 10 -14

Derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau


kebasaan suatu larutan. Secara matematis, derajat keasaman dan kebasaan dirumuskan
dengan :
pH = -log [H+] dan POH = -log [OH-]
Jika pelarut yang digunakan adalah air maka :
Kw = [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] [OH-]
-log 10-14 = -log [H+] [OH-]
14 = -log [H+] -log[OH-]
14 = pH + pOH
pH = 14 - pOH
Ukuran keasaman suatu larutan :
- Larutan asam : [H+] > 10-7 M atau pH < 7
- Larutan basa : [OH-] < 10-7 atau pH > 7
- Larutan netral : [H+] = 10-7 atau pH = 7
a. pH Asam Kuat
pH = -log a x Ma
b. pH Asam Lemah
Untuk menghitung pH asam lemah digunakan rumus :
pH = -log (akar) Ka x Ma
HA(aq) H+(aq) + A(aq)

Ka = [H+][A-]

[HA]

Ka adalah konstanta kesetimbangan asam

Karena [H+] = [A-]

Ka = [H+]2

[HA]

[H+] =[Ka[HA] ]1/2


c. pH Basa Kuat
Untuk menghitung pH basa kuat digunakan rumus :
pOH = -log b x Mb
d. pH Basa Lemah
untuk menghitung pH basa lemah digunakan rumus :
pOH = -log (akar) Kb x Mb

NH4OH NH4+ + OH

Kb = [NH4+ ][OH ]

[NH4OH ]

Karena [OH] [NH4+] maka :

Kb = [OH ]2

[NH4OH ]
NH4OH yang terurai sangat sedikit, maka:

[NH4OH] sisa [NH4OH] mula-mula Sehingga

[OH-] =[Kb[OH] ]1/2


Pada konsentrasi yang sama, makin kuat suatu asam makin besar konsentrasi
ion H+ dalam larutan sehingga harga pH-nya makin kecil. Sebaliknya, makin kuat
suatu basa makin besar konsentrasi ion OH- dalam larutan. Makin besar
konsetrasi OH- berarti makin kecil konsentrasi ion H+ dalam larutan. Dengan
demikian dapat disimpulakan bahwa makin kuat suatu basa makin besar harga pH-
nya.

7) Kelarutan dan hasil kali kelarutan


A. Definisi Kelarutan
o Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut.
o Biasanya dinyatakan dalam satuan gram / liter atau mol / liter.
o Berdasarkan definisi tersebut, maka larutan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1) Larutan jenuh.
Adalah suatu keadaan ketika suatu larutan telah mengandung suatu zat terlarut dengan
konsentrasi maksimum.
2) Larutan kurang jenuh.
Adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
3) Larutan lewat jenuh.
Adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga
menyebabkan terbentuknya endapan.
o Kelarutan zat dalam suatu pelarut dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
a) Jenis Zat Terlarut.
Setiap zat mempunyai harga kelarutan yang berbeda-beda pada suatu pelarut. Pada
umumnya, semua senyawa ion dan asam mudah larut dalam air kecuali beberapa
asam berikut ini : H2S, H2SiO3, H3AsO4 dan H3SbO4.
b) Jenis Zat Pelarut.
Pelarut dibedakan menjadi 2 yaitu : pelarut polar dan non polar.
Pada umumnya, senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa non
polar mudah larut dalam pelarut non polar.
Contoh pelarut polar : H2O dan NH3 cair.
Contoh pelarut non polar : C6H6 ( benzena ), minyak dan eter.
c) Suhu.
Pada suhu yang semakin tinggi, umumnya suatu zat akan semakin mudah larut.
Adanya kalor menyebabkan semakin renggangnya jarak antar partikel zat padat
tersebut. Akibatnya, kekuatan gaya antar partikel tersebut menjadi lemah sehingga
partikel tersebut mudah terlepas oleh adanya gaya tarik molekul-molekul air(pelarut).
Namun ada beberapa zat yang justru berkurang kelarutannya jika suhu dinaikkan.
Misalnya : zat-zat berwujud gas dan Na 2SO4. 10 H2O, kelarutannya berkurang pada
suhu di atas 32,4 oC.
B. Tetapan Hasil Kali Kelarutan ( Ksp )
Adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut
dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi
ionnya. Tetapan hasil kali kelarutan secara umum dapat dapat dirumuskan :
AB(S) pA+(aq) + qB-(aq) Ksp = [A+]p[B-]q

C. Hubungan Kelarutan ( s ) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ( Ksp )


Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan ( s ) dengan tetapan hasil kali
kelarutan ( Ksp ) yaitu :
a) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya
b) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan
koefisien reaksinya.
c) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s ) berdasarkan persamaan
tetapan hasil kali kelarutan.
Secara umum, dirumuskan : Ksp = ( n-1 ) n-1sn
Keterangan :
n = jumlah ion dari elektrolit
s = kelarutan elektrolit dalam molar ( M )
a. Larutan yang menghasilkan dua ion
AgCl Ag+(aq) + Cl-(aq)

Ksp = S.S = S2 atau S = K sp

b. Larutan yang menghasilkan tiga ion


Mg(OH)2(aq) Mg2+(aq) + 2OH-( aq)
S S S

Ksp = [ Mg2+ ][ OH- ]2 = S. (2S)2 = 4S2 atau S = 3 Ksp/ 4

c. Larutan yang menghasilkan empat ion


AgPO4(S) 3Ag+(aq) + PO4-3(aq)

Ksp = [ Ag+ ]3[ PO4-3 ] = (3S)3(S) = 27s4 atau s = 4 Ksp/ 27

D. Pengaruh Ion Senama / Sejenis terhadap Kelarutan ( s )


o Jika ke dalam larutan elektrolit yang sukar larut ditambahkan suatu larutan yang
mempunyai ion senama / sejenis, maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat /
spesi yang ditambahkan atau ke arah zat / spesi yang mengendap ( sesuai dengan asas Le
Chatelier ).
o Adanya ion senama / sejenis dalam suatu larutan menyebabkan konsentrasi salah 1
ion menjadi besar sedangkan konsentrasi ion yang lain menjadi kecil.
o Hal ini menyebabkan hasil kali kelarutan = harga Ksp-nya, karena Ksp merupakan
batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang sukar
larut dalam air.
Kesimpulan :
Keberadaan ion senama / sejenis dalam suatu larutan justru akan memperkecil
kelarutan ( s ).
Ion senama tidak akan mempengaruhi besarnya Ksp, selama suhu tidak berubah
( tetap ).
8) Sistem Koloid

A. Pengertian dan Jenis-jenis Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Koloid adalah suatu sistem campuran
metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid
berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.

PERBEDAAN LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.

Larutan Koloid Suspensi

(Dispersi Molekuler) (Dispersi Koloid) (Dispersi Kasar)

Contoh: larutan gula dalam air Contoh: campuran susu Contoh: campuran tepung
dengan air. terigu dengan air.

Homogen, tak dapat Secara makroskopis Heterogen


dibedakan, walaupun bersifat homogen,
menggunakan tetapi heterogen jika Salah satu atau
mikroskop ultra. diamati dengan semua dimensi
mikroskop ultra. partikel >100 nm.
Semua partikel
berdimensi (panjang, Partikel berdimensi Dua fase
lebar, atau tebal) < 1nm. antara 1 nm-100 nm.
Tidak stabil
Satu fase Dua fase
Tidak dapat
Stabil Pada umumnya stabil. disaring.

Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring,


kecuali dengan
penyaring ultra.

Jenis Jenis Koloid

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi


sebagai berikut :

Fase Terdispersi Pendispersi Nama koloid Contoh

Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara


homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak,
krim kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut,
hair spray di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu,
mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid

Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di


mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan
partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga
pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah
jika didiamkan.

Adsorbsi Koloid

Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat
adsorsi digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare

Muatan Koloid dan Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan


koloid.Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan
pada permukaan ini di sebut adsorpsi.

Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan
listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid
bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda
negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan


listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.

Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang


muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas
sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:

Perubahan suhu.

Pengadukan.

Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).

Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid Pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif


besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel
terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid
liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah
koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit,
tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid
liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang
cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji,
sabun, deterjen.

Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik
yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.

Dialisis

Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu
proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam
kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air
mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu
selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan
hanyut bersama air.

PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN SOL LIOFOB

Sifat-Sifat Sol Liofil Sol Liofob

Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan Tidak dapat dibuat hanya


mencampurkan fase terdispersi dengan mencampur fase
dengan medium terdispersinya terdispersi dan medium
pendisperinya
Muatan partikel Mempunyai muatan yang kecil Memiliki muatan positif atau
atau tidak bermuatan negative
Adsorpsi medium Partikel-partikel sol liofil Partikel-partikel sol liofob tidak
pendispersi mengadsorpsi medium mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat proses pendispersinya. Muatan partikel
solvasi/ hidrasi, yaitu diperoleh dari adsorpsi partikel-
terbentuknya lapisan medium partikel ion yang bermuatan
pendispersi yang teradsorpsi di listrik
sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol liofil
tidak saling bergabung
Viskositas (kekentalan) Viskositas sol liofil > viskositas Viskositas sol hidrofob hampir
medium pendispersi sama dengan viskositas medium
pendispersi
Penggumpalan Tidak mudah menggumpal Mudah menggumpal dengan
dengan penambahan elektrolit penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan.

Sifat reversibel Reversibel, artinya fase Irreversibel artinya sol liofob


terdispersi sol liofil dapat yang telah menggumpal tidak
dipisahkan dengan koagulasi, dapat diubah menjadi sol
kemudian dapat diubah kembali
menjadi sol dengan penambahan
medium pendispersinya.

Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang Memberikan efek Tyndall yang
lemah jelas
Migrasi dalam medan Dapat bermigrasi ke anode, Akan bergerak ke anode atau
listrik katode, atau tidak bermigrasi katode, tergantung jenis muatan
sama sekali partikel

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit.

Koloid Liofil Koloid Liofob

Mengadsorpsi mediumnya. Tidak mengadsorpsi mediumnya.

Dapat dibuat dengan konsentrasi yang Hanya stabil pada konsentrasi kecil.
relatif besar.
Mudah menggumpal pada
Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit.
penambahan elektrolit.
Viskositas hampir sama dengan
Viskositas lebih besar daripada mediumnya.
mediumnya.
Tidak reversibel.
Bersifat reversibel.
Efek tyndall lebih jelas.
Efek tyndall lemah

Elektrokimia
1) Larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan Elektrolit ialah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena


didalamnya mengandung Ion. Sedangkan larutan Non Elektrolit ialah larutan yang
tidak dapat menghantarkan listrik karena didalamnya tidak mengandung Ion.

Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


No Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit
1. Mengandung Ion Tidak Mengandung Ion
2. Dapat menghantarkan Listrik Tidak dapat Menghantarkan Listrik
(Konduktor) (Isolator)
3. Mempunyai Kutub (Polar) Tidak mempunyai Kutub (Non Polar)
4. Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, Jika di tes dengan alat Elektrolit tester,
maka akan menghasilkan Gelembung tidak ada Gelembung gas dan lampu
gas dan lampu menyala dengan terang tidak menyala
5. Zat Terlarutnya dapat terIonisasi Zat terlarutnya tidak dapat terIonisasi
6. a=1 atau 0<a<1 a=0
Contoh Larutan Elektrolit:

H2SO4 = Asam Sulfat


NaCl = Natrium Klorida
KOH = Kalium Hidroksida
CH3COOH = Cuka (Asam Asetat)
HCl = Asam Klorida
Contoh Larutan Non Elektrolit:
NH3 = Amoniak
CO(NH2)2 = Urea
C12H22O11 = Sukrosa
C2H5OH = Alkohol (Etanol)
CH3OH = Alkohol (Metanol)
Larutan Elektrolit Kuat&Elektrolit Lemah

Larutan Elektrolit Kuat ialah larutan yang daya hantar listrik nya baik/kuat
karena zat terlarutnya teIonisasi sempurna.
Larutan Elektrolit Lemah ialah larutan yang daya hantar listrik nya kurang
baik/lemaht karena zat terlarutnya teIonisasi sebagian.
No Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Lemah
1. a=1 a=0<a<1
2. Terionisasi Sempurna Terionisasi Sebagian
3. Daya Hantar Listriknya Baik (Kuat) Daya hantar Listriknya Kurang Baik
(Lemah)
4. Jumlah Ion nya banyak Jumlah Ion nya sedikit
5. Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, Jika di tes dengan alat Elektrolit tester,
maka akan menghasilkan Gelembung maka akan menghasilkan Gelembung
gas dan lampu menyala dengan terang gas tetapi lampu redup/tidak menyala

Contoh Larutan Elektrolit Kuat:


H2SO4 = Asam Sulfat
NaCl = Natrium Klorida
KOH = Kalium Hidroksida
HCl = Asam Klorida
Contoh Larutan Elektrolit Lemah:
CH3COOH = Cuka (Asam Asetat)
2) Reaksi oksidasi dan reduksi
A. Pengertian reaksi redoks
Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi
a. Pengikatan oksigen a. Pelepasa oksigen
b. Pelepasan electron b. Pengikatan electron
c. Kenaikan bilangan oksidasi c. Penurunan bilangan oksidasi
Contoh reaksi redoks
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
B. Penyetaraan reaksi redoks
Dalam menyetarakan jumlah atom O pada reaksi redoks, ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu :
Jika reaksi berlangsung dalam suasana asam, ruas yang kekurangan atom O
ditambah dengan H2O, jumlah H dari H2O yang ditambahkan disetarakan
dengan penambahan H+ di ruas lain.
Jika reaksi berlangsung dalm suasana basa, ruas yang kelebihan atom O
ditambah dengan H2O, jumlah H dan OH dari H2O yang ditambahkan
dsetarakan dengan penambahan OH- di ruas lain.
a. Metode setengah reaksi
Contoh : MnO4- + Cl- Mn2+ + Cl2( Asam )
-
1. Reduksi : MnO4 Mn2+
Oksidasi : Cl- Cl2
2. Setarakan jumlah atom unsur yang terlibat
MnO4- Mn2+
-
2Cl Cl2
3. Tambahkan H2O pada ruas yang kekurangan atom O
MnO4- Mn2+ + 4 H2O
2Cl- Cl2
4. Setarakan atom Hidrogen( H ) dengan menambah H+
MnO4- + 8H+ Mn2+ + 4 H2O
2Cl- Cl2
5. Setarakan muatan dengan menambah electron
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O
2Cl- Cl2 + 2e
6. Samakan jumlah electron yang diterima dengan yang dilepas dengan
perkalian silang antar electron
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O x2
-
2Cl Cl2 + 2e x5
Hasilnya menjadi
2MnO4- + 16H+ + 10e 2Mn2+ + 8 H2O
10Cl- 5Cl2 + 10e
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8 H2O
b. Metode Bilangan oksidasi
Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi

1. Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi = 0

2. Umumnya unsur H memiliki bilangan oksidasi = +1 kecuali pada senyawa hidrida =


1

3. Umumnya unsur O memiliki bilangan oksidasi = 2 kecuali pada senyawa peroksida


= 1

4. Unsur F selalu memiliki bilangan oksidasi = 1

5. Unsur logam selalu memiliki bilangan oksidasi positif yang besarnya sesuai dengan
golongannya.

6. Bilangan oksidasi ion tunggal sama dengan muatannya.

7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0

8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.

Contoh : Fe2O3 + S Fe + SO2


1. Tentukan bilangan oksidasi unsur dan perubahan bilangan oksidasi
yang terjadi.
naik
+3 -2 -2 0 +4-2

Fe2O3 + S Fe + SO2
Turun
2. Setarakan unsur-unsur yang mengalami perubaha bilangan oksidasi
Fe2O3 + S 2Fe + SO2
3. Tentukan koefisien pada senyawa yang mengalami reaksi redoks
dengan menyetarakan perubahan bilangan oksidasi yang terjadi.
naik 4x3
+3-2 -2 0 +4-2
Fe2O3 + S 2Fe + SO2
Turun 6x2
4. Persamaan reaksi redoks lengkap adalah
2Fe2O3 +3 S 4Fe + 3SO2
3) Sel Elektrokimia

Elektrokimia adalah bab yang mempelajari hubungan reaksi kimia dengan


perihal kelistrikan. Elektrokimia ada dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta
adalah tempat reaksi kimia yang menghasilkan listrik dan sel elektrolisis adalah
tempat reaksi kimia yang berlangsung karena adanya energi listrik dari luar. Reaksi
kimia dalam sel volta berlangsung spontan dan dalam sel elektrolisis berlangsung
tidak spontan. Kedua sel tersebut sama-sama mempunyai dua elektroda, yaitu katoda
dan anoda. Di katoda berlangsung reaksi reduksi dan di anoda berlangsung reaksi
oksidasi. Hal yang membedakan kedua sel tersebut adalah kutub listrik di masing-
masing kedua elektrodanya. Pada sel volta KPAN (katoda positif(+), anoda negatif(-))
dan pada sel elektrolisis KNAP (katoda negatif(-), anoda positif(+)).
SEL VOLTA (SEL GALVANI)
Setiap unsur/spesi mempunyai potensial reduksi standar (E0). Berdasarkan masing-
masing harga potensial reduksi standarnya tersusunlah deret volta. Dalam urutan deret
voltanya, spesi yang mempunyai potensial reduksi standar lebih kecil itu berada
disebelah kiri spesi yang mempunyai potensial reduksi standar lebih besar. Semakin
ke kiri dalam deret voltanya, spesi semakin mudah teroksidasi (semakin kuat sifat
reduktornya) dan semakin ke kanan spesi semakin mudah tereduksi (semakin kuat
sifat oksidatornya).
Sel volta dibuat dengan berpatokan pada nilai potensial reduksi standar setiap
spesi dalam deret voltanya. Spesi yang potensial reduksi standarnya lebih kecil akan
berperan sebagai elektroda anoda dan spesi yang potensial reduksi standarnya lebih
besar berperan sebagai elektroda katoda. Contoh:

Dalam sel volta, karena E0 Mg lebih kecil dari E0Al, maka Mg menjadi
elektroda anoda (unsur logamnya teroksidasi) dan Al menjadi elektroda katoda (ion
logamnya tereduksi).

Berikut adalah persamaan reaksi di kedua elektrodanya di A=anoda dan di K=katoda


dan persamaan reaksi selnya:

(elektron (e) disetarakan dan tidak akan merubah harga E0)


Jadi persamaan reaksi dalam sel volta tersebut adalah:

Potensial sel dihitung dengan rumus berikut ini:


Persamaan reaksi dalam sel volta dapat dirubah ke bentuk notasi selnya. Rumus notasi
sel volta adalah OKSIDASI || REDUKSI. Seperti persamaan reaksi sel volta berikut:

Maka bentuk notasi sel voltanya adalah Mg|Mg2+ || Al3+|Al.

Contoh bentuk-bentuk sel volta yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah:

1. Sel akiSel aki terdiri dari elektroda Pb (anoda) dan PbO2 (katoda). Keduanya
dicelupkan dalam larutan H2SO430%. Sel aki setelah habis bisa diisi kembali.

2. Sel kering atau baterai kering (Leclanche), Sel kering terdiri dari elektroda Zn (anoda)
dan elektroda batang karbon (katoda) yang dicelupkan ditengah-tengah pasta dari
campuran batu kawi (MnO2), NH4Cl, serbu karbon, dan sedikit air.

3. Baterai nikel-kadmium. Baterai nikel-kadmium adalah baterai kering yang bisa diisi
kembali. Sel ini terdiri dari elektoda anoda (Cd) dan elektoda katoda (NiO2 dan
sedikit air).

4. Baterai perak oksida, Baterai ini terdri dari elektroda anoda (Zn) dan elektroda katoda
(Ag2O dan sedikit air).

Proses korosi besi/pengaratan merupakan reaksi spontan sehingga termasuk ke dalam


sel volta. Dalam prosesnya, Fe bertindak sebagai anoda dan O2 yang terlarut dalam H2O
bertindak sebagai katoda. O2 yang terlarut dalam air akan mengoksidasi Fe menjadi Fe2+.
Berikut persamaan reaksi di kedua elektrodanya:

Selanjutnya Fe2+ akan terokisdasi lagi oleh O2 menjadi Fe3+ yang membentuk karat
besi (Fe2O3.xH2O).
Bangunan, jembatan, pipa, pagar rumah, terali, alat-alat dapur, dan lain-lain banyak
menggunakan bahan dari besi. Supaya besi yang digunakan sebagai bahannya tidak cepat
rusak/berkarat harus dilakukan perlakuan-perlakuan khusus terhadap besi tersebut.
Perlakuan-perlakuan khusus tersebut adalah

Membuat aliasi, Pisau supaya tidak mudah berkarat dapat menggunakan aliasi
logam/stainless steel yaitu campuraran Fe, Ni, dan Cr.

Proteksi katodik, Pipa besi yang tertanam dalam tanah agar tidak mudah berkarat
dapat dilindungi dengan proteksi katodik. Caranya: pipa besi tersebut dihubungkan ke
logam yang harga (E0)-nya lebih kecil dari harga (E0) besi.

Pelapisan. Sendok besi, agar tidak berkarat, bisa dilapisi oleh logam yang
mempunyai (E0) lebih besar dari besi, misalnya Ag.

Dicat atau dilumuri oli.

Melapisi dengan gas inert (gas mulia)

SEL ELEKTROLISIS
Reaksi kimia dalam sel elektrolisis berlangsung tidak spontan, artinya reaksi kimia dalam
sel elektrolisis baru akan terjadi kalau ada aliran listrik yang dimasukkan ke dalamnya.
Misalnya dalam larutan NaCl akan berlangsung reaksi kimia (redoks), kalau ke dalam
larutan itu dimasukkan aliran listrik.
Spesi yang tereduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis bergantung pada wujud zat yang
dilektrolisisnya. Kalau wujud zat yang dilektrolisis itu liquid/lelehan/cairan, maka yang
akan mengalami reaksi redoks adalah langsung kation-anion zatnya. Contohnya liquid
NaCl dilektrolisis, maka akan terjadi reaksi reduksi langsung kation Na nya di katoda dan
reaksi oksidasi anion Cl nya di anoda. Berikut adalah penulisan persamaan reaksinya.

Dan kalau wujud zat yang dielektrolisisnya adalah larutan, maka reaksi redoksnya
harus mengikuti kaidah-kaidah reaksi redoks elektrolisis. Berikut ini adalah kaidah-
kaidah reaksi redoks elektrolisis:
Inert: tak aktif (tidak teroksidasi), contoh: C dan Pt.
Tak inert: aktif (mudah teroksidasi), contoh: Fe, Cu, dll.

Larutan NaCl dilektrolisis dengan kedua elektrodanya dari karbon, maka karena
kationnya dari unsur golongan IA, yang mengalami reaksi reduksi di katoda adalah H2O.
Elektroda anodanya inert dan anionnya Cl, maka yang mengalami oksidasi di anoda
adalah langsung anion Cl. Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua
elektrodanya:

Contoh aplikasi sel elektrolisis ada pada penyepuhan dan pemurnian logam.
Penyepuhan adalah proses melapisi suatu logam dengan logam lain dengan cara
elektolisis.
Misalnya sendok logam besi ingin dilapisi dengan logam perak. Sendok logam besi
yang akan dilapisi logam Ag dijadikan elektroda katoda/kutub (-) dan logam Ag yang
akan melapisi sendok besi dijadikan elektroda anoda/kutub (+). Di dalam prosesnya,
logam Ag akan teroksidasi menjadi ionnya. Ion Ag (kation) yang terbentuk akan bergerak
menuju katoda/kutub (-). Dan di katoda, ion Ag akan tereduksi menjadi logamnya yang
akan melapisi sendok logam besinya. Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua
elektrodanya:

Ket: w = massa spesi (g) i = kuat arus (A) F=faraday


e = berat ekivalen (Ar/v) q= muatn listrik (coulumb)
v = valensi/muatan/biloks t = waktu (detik)

Kimia Inti dan Keradioaktivan


1) Ruang lingkup kimia inti dan keradioaktifan
A. Unsur Radioaktif

1. Kimia inti

Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom (prpton dan
neutron). Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti
merupakan reaksi inti.

2. Radiasi

Inti yang tidak stabil secara spontan akan memancarkan energi untuk mencapai
keadaan yang lebih stabil. Energi yang dipancarkan oleh inti tidak stabil disebut radiasi.
Unsur yang mengandung inti tidak stabil disebut unsur radioaktif. Unsur radioaktif
merupakan unsur-unsur yang menunjukkan peristiwa radioaktivitas.
3. Sinar-sinar radioaktif

Sifat-sifat sinar radioaktif

Partikel alfa

Inti atom helium

4 4
Lambangnya atau He
2 2

Dalam medan magnet membelok ke kutub negatif jadi bermuatan positif

Daya tembusnya kecil

Dapat mengionkan benda-benda yang dilaluinya

Sifat sinar beta


Adalah pancaran elektron dengan kecepatan mendeteksi kecepatan cahaya
0 0

Lambangnya: atau e
-1 -1

Dalam medan magnet membelok ke kutub positif maka bermuatan negatif.

Daya tembus lebih besar dari sinar alfa.

Dapat mengionkan benda-benda yang dilaluinya, tetapi tidak sehebat sinar alfa.

Sifat sinar gamma


Adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek
0

Lambangnya :
0
Tidak terpengaruh oleh medan magnet dan medan listrik.

Daya tembus sangat besar oleh karenanya sangat berbahaya.

Dapat mengionkan benda-benda yang dilaluinya tetapi tidak sehebat alfa dan beta.

Partikel-partikel lain dalam proses radioaktif : proton, neutron dan positron.

Sinar/partikel yang dipancarkan unsur radioaktif

Sinar / Massa Muatan Simbol Jenis

Partikel (SMA)

Alfa 4 +2 4 4 Partikel

atau He
2 2

Beta 0 -1 - 1 -1 Partikel
atau e
0 0

Gamma 0 0 radiasi
elektromagnetik
0

Neutron 1 0 1 Partikel

Proton 1 +1 1 1 Partikel
p atau H
1 1

Positron 0 +1 0 0 Partikel
atau e
+1 +1

4. Peluruhan radioaktif

Adalah peristiwa nuklida radioaktif memancarkan sinar/partikel radioaktif


hingga berubah menjadi inti yang stabil/lebih stabil. Nuklida adalah suatu inti atom
yang ditandai dengan jumlah proton dan neutron. Secara kimia peluruhan radiosktif
merupakan reaksi nuklir atau reaksi inti yang dapat dirumuskan dengan persamaan
kimia sebagai berikut:
a c e

X Y+ Z
b d f

Dalam proses tersebut berlaku hukum kekekalan energi dan muatan. Maka reaksi
tersebut berlaku a = c + e dan b = d + f.

Laju Peluruhan

v =k.N dengan v = laju peluruhan (keaktifan), yaitu banyaknya peluruhan dalam satu
satuan waktu. tetapan peluruhan(serupa k dalam persamaan laju reaksi),nilainya
bergantung pada jenis radioiaotop.

N = jumlah nuklida radioaktif

Waktu Paruh

Yaitu perioda waktu dimana 50% dari jml atom semula yang ada telah
meluruh.Fraksi zat radioaktif yang masih tersisa setelah n kali waktu sesuai dengan
persamaan berikut: Nt = ()n.No

No = jumlah zat radioaktif mula-mula

Nt = jumlah zat radioaktif yang masih tersisa pada waktu t

Oleh karena keaktifan sebanding dengan jumlah atom radioaktif maka: At = ()n.Ao

At=keaktifan pada waktu

Ao=keaktifan awal
Bahaya unsur-unsur radioaktif

Radiasi : dpt menguntungkan & merugikan


Partikel berenergi tinggi & sinar melepaskan e- dr atom ion
Jk tjd dlm tubuh akan berbahaya, misalnya H2O H2O2
Merusak sel darah putih
Mempengaruhi sumsum tulang anemia
Merangsang leukimia
Perubahan molekul DNA mutasi
2) Partikel dasar penyusun inti
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nucleon ( partikel
penyusun inti ) . suatu inti atom ditandai dengan jumlah proton dan neutron.
Secara umum nuklida dilambangkan dengan : ZA X
Keterangan :
X = lambang atom
Z = nomor atom = jumlah proton
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
Macam-macam nuklida :
a. Isotope : nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda.
b. Isobar : nuklida yang mempunyai nomor massa saa.
c. Isoton : nuklida yang mempunyai jumlah neuton sama.
3) Kestabilan inti

Berdasarkan stabilitasnya, nuklida digolongkan menjadi:


1. Nuklida stabil
2. Nuklida tidak stabil

Suatu unsur yang dapat dinyatakan telah mencapai kestabilan inti adalah
ketika unsur tersebut mengalami kesesuaian perbandingan neutron terhadap proton
pada pita kestabilan. Inti atom yang tidak stabil tersebut akan memancarkan energi
(disebut radiasi) untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.

Nuklida atau inti dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Unsur- unsur inti ringan yaitu unsur yang mempunyai nomor atom kurang dari 20
(Z<20). Nuklida ini stabil jika perbandingan proton dan neutron = 1:1
2. Unsur- unsur inti berat yaitu unsur yang mempunyai nomor atom lebih besar dari
83 (Z>83). Nuklida ini stabil jika perbandingan proton dan neutron = 1:1.6

Grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah neutron (N) dan jumlah
proton (Z) disebut dengan pita kestabilan. Berikut ini merupakan gambar dari pita
kestabilan inti:

Nuklida yang tidak stabil disebut dengan nuklida radioaktif. Letak dari nuklida
yang tidak stabil berada di luar pita kestabilan . Nuklida radioaktif dapat mencapai
kestabilan dengan cara:
1. Bila N/P > 1 (nuklida di atas pita kestabilan) akan stabil dengan mengurangi jumlah
neutron. Hal ini dapat terjadi bila:

2. Bila N/P < 1 (nuklida di bawah kestabilan) akan stabil dengan cara:
3. Nuklida di seberang pita kestabilan (Z > 83). Nuklida- nuklida ini dapat mencapai
kestabilan dengan cara membebeaskan proton dan neutron bersama- sama dalam
bentuk pancaran partikel alfa.

4) Reaksi-reaksi inti
Unsur radioaktif, inti-intinya meluruh menjadi inti yang lain yang lebih stabil.
Pada peristiwa peluruhan radioaktif inti-inti berubah dengan sendirinya tanpa
dipengaruhi atau berlangsung secara alami. Tetapi sebenarnya perubahan inti-inti
radioaktif juga dapat dilakukan dengan cara menembakkan partikel-pertikel yang
mempunyai energi cukup sehingga berlangsung reaksi pada unsur yang ditembaki.
Reaksi yang terjadi dinamakan reaksi nuklir. Jadi reaksi inti atau reaksi nuklir adalah
proses yang terjadi apabila partikel-pertikel nuklir (nukleon atau inti atom) saling
mengadakan kontak.

Reaksi Fusi
Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan dua inti ringan menjadi inti yang lebih berat
dan menggunakan energi pengikat yang dilepaskan. Dalam realitanya, untuk
mencapai reaksi ini terkendali merupakan hal yang sangat tidak mudah. Hal tersebut
karena inti bermuatan listrik positif dan bertolakan satu sama lain dengan kuat jika
dipaksa bersatu. Sebuah gaya yang cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya
repulsif diantara mereka agar reaksi fusi terjadi.
Agar dapat terjadi rekasi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi
sehingga reaksi fusi tersebut disebut juga dengan reaksi termonuklir. Karena untuk
bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari
merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Dengan kata lain, di semesta reaksi
fusi sepanjang waktu terjadi di matahari. Fusi hidrogen dan helium menghasilkan
energi yang sangatlah besar.

Contoh reaksi fusi:

Reaksi Fisi
Reaksi fisi merupakan reaksi nuklir dimana inti atom yang terikat oleh gaya terkuat di
alam semesta (atau gaya nuklir kuat) terbelah menjadi fragmen- fragmen. Definisi
lainnya yakni reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti menjadi dua buah inti atau
lebih disertai pemancaran energi.
Reaksi fisi (pembelahan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan
pembelahan sebuah inti berat (seperti Uranium) menjadi dua bagian hasil fisi. Lalu
kemudian melepaskan dua atau tiga neutron sambil memancarkan sebuah energi.

Berikut ini merupakan tahapan dari percobaan fisi:


1. Ditembakkan sebuah neutron pada inti uranium dengan kecepatan tinggi
2. Neutron diserap inti uranium kemudian inti uranium menjdi tidak stabil karena ada
perbedaan neutron dan proton di dalam inti
3. Lalu inti memulai pembelahan menjadi fragmen dan memancarkan energi untuk
menghilangkan ketidakseimbangan inti (mengeluarkan komponen- komponennya
dengan kecepatan tinggi)
4. Neutron diakselerasi dan uranium dibombardir dengan neutron di dalam
lingkungan khusus yang disebut reaktor
5. Uranium dibombardir dengan neutron menurut ukuran tertentu dan tidak acak. Hal
tersebut harus mempertimbangkan segala kemungkinan yakni jumlah uranium,
jumlah neutron, durasi, dan kecepatan tembak neutron.
6. Inti dibombardir dengan neutron sedemikian rupa sehingga dapat menembus inti
dalam uranium
7. Dari gumpalan inti, satu inti saja yang terbelah dua itu sudah cukup dalam
pembelahan inti
8. Setiap inti yang baru terbelah berperilaku seperti inti uranium pertama
9. Reaksi berantai dimulai dan terbebas sejumlah energy

Fisi dapat terjadi spontan atau sebagai akibat irradiasi neutron. Misalnya, fisi
inti Uranium-235 oleh neutron akan berlangsung sebagai berikut:

Salah satu contoh peluruhan Uranium (nomor massa 235 dan nomor atom 92) yang
ditampilkan dalam bentuk gambar:

Jika pembelahan inti ini terkendali, maka energinya dapat dimanfaatkan


sebagai tenaga listrik. Dan bahan utama yang digunakan sebagai sumber energi adalah
Uranium.

Uranium menjadi salah satu bahan utama karena atom uranium adalah salah
satu atom terberat, banyak proton dan neutron di dalam inti. Uranium adalah mineral
yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat radioaktif, dan digunakan dalam
berbagai bidang. Salah satu kegunaan uranium adalah sebagai bahan bakar nuklir.

Uranium memiliki sifat fisik yang khas yaitu berwarna hijau kekuning-
kuningan atau coklat tua. Bila uranium disinari cahaya ultra ungu, uranium akan
mengeluarkan cahaya fluorosensi yang sangat indah. Uranium biasanya terdapat
dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, hewan.
Uranium memiliki tiga isotop yakni:
1. Uranium- 234 kadar sangat kecil
2. Uranium- 235 kadar 0,7%. Isotop Uranium- 235 inilah yang digunakan sebagai
bahan reaktor nuklir dan senjata nuklir.
3. Uranium- 238 kadar 99,3%

Selain pembelahan inti yang terkendali, ada pula contoh reaksi inti tak
terkendali. Pembelahan inti yang tak terkendali ada dalam peristiwa bom atom.

5) Energi ikat inti

Pada inti stabil (mantap) terdapat perbedaan antara massa suatu inti dengan
massa penyusun inti (nukleon). Perbedaan ini disebut defect mass menjadi energi ikat
inti atom. Kita dapat memandang energi ikat sebagai energi tambahan yang
diperoleh ketika membentuk sebuah atom dari semua partikel penyusunnya atau
energi yang harus dipasok untuk memisahkan atom menjadi komponen-komponen.

Hubungan massa atom dan massa inti atom adalah

M (atom) = m (inti atom) + Z.me + energy ikat electron


M (A,Z) = m + Z.me + E ikat elektron

Jika diabaikan energi ikat electron dalam atom hydrogen, maka dapat dituliskan
defect mass (m) sebagai berikut:

Berdasarkan kesetaraan massa dan energi maka Energi Ikat (Binding Energi) :

B (A,Z) = [Zmp + Nmn + Zme M(A,Z)]C2

Energy ikat per nucleon MeV/nucleon


Dengan M (A,Z) = massa atom pada (A,Z) tertentu, dapat dilihat pada table massa
atom

mH = massa hidrogen = 1,0072766 u = 1,6725 x 10-27 kg


mn = massa netron = 1,0086654 u = 1,6748 x 10-27 kg

Untuk menghitung energi ikat, digunakan konversi 1 sma = 931,48 Mev/C2.

Berdasarkan energi ikat pernukleon, dapat dihitung energi yang dibutuhkan untuk
membebaskan proton (Sp) atau neutron (Sn) dari inti.

a. Energi untuk membebaskan proton (Sp)

b. Energi untuk membebaskan neutron (Sn)

Kimia Lingkungan

1) Aspek kimia dan ruang lingkup kimia lingkungan

pengertian kimia lingkungan

Kimia (dari bahasa Arab " seni transformasi" dan bahasa Yunani
khemeia "alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat
atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta
interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga
mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk
menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern,
sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh diatas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia dan biokimia
yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap
sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air;
serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin
yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat
bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.

2) Pencemaran lingkungan dan efeknya

a. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu


yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan
(keseimbangan lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat
mengganggu kesejahteraan/kelangsungan hidup manusia. Pencemaran lingkungan
meliputi pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah (daratan).

Lingkungan dapat tercemar karena:

1) Kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari lingkungan lebih besar daripada


kecepatan masuknya senyawa pengganti.

2) Rusaknya atau putusnya alur siklus biokimia.

3) Kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar daripada kecepatan

pengambilannya.

4) Masuknya senyawa yang tidak terdegredasi ke dalam lingkungan.


b. Daur Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan karena ulah manusia dan pada


akhirnya dampaknya juga akan dirasakan oleh manusia, baik secara langsung maupun
tak langsung.

2. Pencemaran Udara

Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang

menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.

a. Penyebab Pencemaran Udara

1) Faktor internal (secara alamiah), misalnya:

debu beterbangan oleh tiupan angin

abu atau debu dan gas-gas volkanik dari letusan gunung berapi

proses pembusukan sampah

2) Faktor eksternal (karena ulah manusia), misalnya:

pembakaran bahan bakar fosil

debu atau serbuk dari kegiatan industri

pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

b. Sumber Pencemar Udara

transportasi

industri

pembuangan sampah
pembakaran stasioner, dan lain-lain

c. Komponen Pencemar Udara

Karbon monoksida (CO)

Oksida nitrogen (NOx)

Oksida belerang (SOx)

Hidrokarbon

Partikel (particulate), dan lain-lain

d. Dampak Pencemaran Udara

1). Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)

Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal konsentrasinya di
udara 0,1 ppm, dan di kota dengan lalulintas padat 10 15 ppm. Dampak pencemaran
oleh gas CO antara lain:

Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai


kematian, karena CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan
hemoglobin dalam darah (Hb) :

Hb + O2 O2Hb (oksihemoglobin)

Hb + CO COHb (karboksihemoglobin)

COHb 140 kali lebih stabil daripada O2Hb.

Kadar CO Waktu kontak Dampaknya bagi tubuh

100 ppm sebentar dianggap aman

30 ppm 8 jam menimbulkan pusing dan mual

1000 ppm 1 jam pusing dan kulit berubah kemerah-merahan

1300 ppm 1 jam kulit jadi merah tua dan rasa pusing yang hebat

> 1300 ppm 1 jam lebih hebat sampai kematian


Tanda-tanda keracunan gas CO adalah: pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang
lebih berat lagi adalah: kemampuan gerak tubuh menurun, gangguan pada sistem
kardiovaskular,serangan jantung, sampai dengan kematian.

Bagi tumbuhan, kadar CO 100 ppm pengaruhnya hampir tidak ada khususnya
tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200 ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat
mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang
terdapat pada akar tumbuhan.

2). Dampak Pencemaran Oleh Oksida Nitrogen (NOx)

Gas NO tidak berbau dan tidak berwarna. Gas NO2 berbau menyengat,
berwarna coklat kemerahan. Sifat racun (toksisitas) NO2 empat kalinya NO. Organ
yang paling peka paru-paru, jika terkena NO2 akan membengkak sehingga sulit
bernapas sampai kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan kejang-
kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan.NO akan lebih
berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.Oksida nitrogen bagi tumbuhan
menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi
mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu.
Konsentrasi NO 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60 70 %. Di
udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat
menyebabkan iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan
menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog).

3). Dampak Pencemaran oleh Oksida Belerang (SOx)

SOx sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara.
Gas buang lebih banyak mengandung SO2 dibanding SO3. Dengan oksigen dari udara
SO2 menghasilkan SO3:

SO2 + O2 SO3

Gas SO2 berbau tajam dan tak mudah terbakar. Gas SO3 sangat reaktif. Dengan uap
air dari udara:

SO2 + H2O H2SO3

SO3 + H2O H2SO4

Jika ikut terkondensasi di udara dan jatuh bersama air hujan menyebabkan hujan asam.
Bagi tumbuhan kadar SOx 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-bintik
pada daun.Jika paparan lama daun menjadi berguguran.

Bagi manusia SOx menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx berubah menjadi
asam akan menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas
yang lain sampai ke paru-paru. SO2 dapat menimbulkan iritasi tenggorokan
tergantung daya tahan masing-masing(ada yang 1 2 ppm, atau 6 ppm). SO2
berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan orang yang menderita kardiovaskuler. Otot
saluran pernapasan akan mengalami kejang (spasma). Akan lebih berat lagi jika
konsentrasi SO2 tinggi dan suhu udara rendah. Pada paparan lama akan terjadi
peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti paralysis cilia (kelumpuhan
sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian. Pada
konsentrasi 6 12 ppm dengan paparan pendek yang berulang-ulang dapat
menyebabkan hiperplasia dan metaplasia sel-sel epitel yang akhirnya menjadi
kangker.

Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung warnanya
menjadi kusam kehitaman karena PbO pada cat bereaksi dengan SOx menghasilkan
PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat pengkaratan.

4). Dampak Pencemaran oleh Hidrokarbon

Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi


menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon
pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan
lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon
akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon
bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran
PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang
dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon
bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.

Berikut ini adalah toksitas benzena dan toluena:

Konsentrasi Pengaruhnya terhadap tubuh:

Benzena (ppm):
100 iritasi terhadap mukosa

3 000 lemas (0,5 1 jam)

7 500 paralysys (0,5 -1 jam)

20 000 kematian (5 10 menit)

Toluena (ppm):

200 pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8 jam.

600 gangguan syaraf, dapat diikuti kematian jika waktu kontak lama.

5). Dampak Pencemaran oleh Partikel

Partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paru-paru dapat menimbulkan berbagai

macam penyakit saluran pernapasan (pnevmokoniosis) antara lain:

Penyakit silikosis

Penyakit asbestosis

Penyakit Bisinosis

6). Dampak Pencemaran yang Lain

Pemakaian insektisida dapat menyebabkan cocarcinogenik.

Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra violet
tidak tersaring. Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak
nyaman, es kutub mencair sehingga permukaan laut naik

2. Pencemaran Air

Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air sudah
tercemar.

Pada keadaan normal:

Air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.
Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.

Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.

Air murni tanpa mineral tidak enak/segar.

Komponen Pencemar air

Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik, anorganik,
olahan bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.

1) Bahan buangan padat/butiran.

Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat dan
berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, fotosintesis dalam
air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan akan berpengaruh
terhadap kehidupan organisme dalam air.

Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,


menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air,
sehingga jumlah ikan berkurang.

Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan


menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut
berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.

2) Bahan buangan organik.

Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme.


Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang
merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3) Bahan buangan anorganik.

Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah
ini berasal dari industry yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg,
Co, misalnya pada industry kimia, elektronika, elektroplating. Ion logam Ca dan Mg
menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat besi, menimbulkan
kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa
penyalur.Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

4) Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).

Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung
mikroorganisme dan bakteri patogen.

5) Bahan buangan cairan berminyak.

Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika
mengandung senyawa volatil akan menguap.Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam
waktu lama. Bahan ini mengganggu karena:

Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.

Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.

Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak bias
mengembang.

Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena, dan
senyawa toluena.

6) Bahan buangan zat kimia, misalnya:

a) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu
lingkungan karena:

Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5


11.

Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu


mikroorganisme.

Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.


b) Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit
terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur
dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.

c) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab tumbuhnya


kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna
mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

d) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air minum.
Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym. Bersama lemak dan sisa
kulit, enzyme akan didegradasi menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan
berbau busuk (hasil peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme
akan bertambah dan memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang
berbahaya.

e) Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang (pertanian,


peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan, industri) akan terbawa air
ke lingkungan.

Akibat radiasi dapat merusak sel tubuh dan genetik.

c. Dampak/kerugian pencemaran air:

1) Air tidak bermanfaat lagi untuk keperluan rumah tangga, industri maupun
pertanian.

2) Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air tercemar oleh limbah organik
terutama dari bahan makanan merupakan tempat subur berkembangbiaknya
mikroorganisme.

Mikroorganisme merugikan yang dapat menyebabkan penyakit menular melalui air


antara lain virus diare, hepatitis A, bakteri, metazoa dan protozoa. Penyakit tidak
menular/keracunan ditimbulkan oleh air yang tercemar oleh senyawa anorganik/ion
logam.

Keracunan ion logam Cd.

Ion Cd dapat berasal dari industri yang memakai logam Cd dalam proses produksinya
misalnya industri elektroplating, pipa plastik PVC (Cd sebagai stabilisator),
hasil samping penambangan logam (timah hitam, seng), industri obat-obatan (sudah
tak banyak dipakai).

Keracunan ion Cd dapat mempengaruhi otot polos, pembuluh darah


(mengakibatkan tekanan darah tinggi dan gagal jantung), dan merusak ginjal. Kasus
keracunan ion Cd pernah menimpa penduduk Toyama, Jepang. Penduduk banyak
yang sakit pinggang bertahun-tahun semakin parah, pelunakan tulang punggung dan
menjadi rapuh, dan kematian karena gagal ginjal. Penyebabnya beras yang dimakan
mengandung Cd 1,6 ppm, karena tanaman padi diairi dengan air tercemar ion Cd
dari limbah industri seng dan timah hitam.

Keracunan ion logam Co.

Pada industri Co dipakai sebagai stabilisator, pada pabrik bir dulu dipakai
untuk menstabilkan busa bir agar bagus. Untuk proses pembentukan butir darah
merah, tubuh memerlukan Co dalam jumlah sedikit melalui vitamin B12 yang
dimakan. Bila memakan makanan yang mengandung Co 150 ppm akan merusak
kelenjar gondok (kekurangan kelenjar gondok). Jika keracunan Co sel darah
merah akan berubah, tekanan darah tinggi, pergelangan kaki membengkak
(oedema), gagal jantung terutama pada anak yang baru tumbuh.Kasus keracunan
Co pernah terjadi di Nebraska dan Ohama. Penduduk mengalami kelainan pada
otot jantung primer karena gemar minum bir yang proses pembuatannya
menggunakan Co. Di Kanada penduduk menderita gagal jantung disertai gejala
sesak napas, batuk-batuk, sakit disekitar jantung dan lambung, dan kondisi badan
lemah.

Keracunan ion logam Hg.

Industri yang menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik


plastik, campuran bahan antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal
gigi, dan fungisida. Gejala keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut
terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi tubuh melemah dan
kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di
Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat.
Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 102 ppm, karena
tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal
karena mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg sekitar 5 20 ppm.

Keracunan insektisida.

Gejalanya kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan
ginjal. Akumulasi sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda (delayed
effect) dalam bentuk kangker kulit, paru-paru, dan hati, karena insektisida bersifat
cocarcinogenic.

3. Pencemaran Tanah/Daratan

Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik bersifat
organik maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan tanah
menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia,
baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman.

Penyebab Pencemaran Tanah

Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang
memuntahkan debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan merusak
daratan/permukaan tanah.

Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang dihasilkan
oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.

Komponen Pencemar Tanah

Meliputi kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %,


plastik 5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan
logam lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan
organik akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah
terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang
dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan
logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau sawah
maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan kimia. Tanah
menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang air akan menderita. Bahan-bahan itu akan
terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya akan sampai pada manusia.

Dampak Pencemaran Tanah

Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.

Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk, lalat, tikus,
bakteri,dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab penyakit pest, kaki
gajah (filiariasis),malaria, demam berdarah, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai