Nim : 044965788
Mata Kuliah : Kimia Dasar
SESI 1
RUANG LINGKUP KIMIA
Lingkup kimia sangat luas, yaitu dapat meliputi seluruh alam dan segala sesuatu yang hidup
maupun tidak. Kimia tidak hanya memperhatikan komposisi dan perubahan, tetapi juga
energi dan perubahannya.
CABANG-CABANG KIMIA
Berdasar ilmu yang terkandung, kimia diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar, yaitu : kimia
organik dan kimia anorganik. Selain itu, kimia dapat dibagi pula berdasarkan bidangnya,
yaitu kimia analisis, kimia biologi (biokimia), kimia fisik, geokimia, dan radio kimia.
DEFINISI-DEFINISI DASAR DALAM KIMIA
1. Materi Sesuatu yang membutuhkan tempat dan mempunyai massa. Massa tidak hanya
meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan dipegang, tetapi juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat dan dipegang
2. Massa dan Berat Massa adalah ukuran banyaknya materi dalam objek. Sedangkan berat
adalah gaya hasil tarikan (gravitasi) terhadap suatu massa.
3. Substansi Murni dan Campuran Substansi murni mengandung 1 macam materi yang selalu
mempunyai komposisi dan sifat yang sama. Sedangkan campuran adalah kombinasi 2 atau
lebih substansi. Ada 2 macam campuran, yaitu heterogen (komponen yang secara fisik saling
terpisah) dan homogen (komponen beda tidak tampak).
4. Sifat Fisika dan Kimia Sifat fisika yaitu sifat yang dimiliki oleh substansi yang
memberikan perubahan secara fisik. Sedangkan sifat kimia yaitu sifat yang memberikan
perubahan secara kimia/perubahan komposisi.
5. Unsur dan Senyawa Unsur biasanya dinyatakan dengan simbol yang merupakan kombinasi
huruf. Sedangkan senyawa adalah substansi yang merupakan gabungan 2 atau lebih unsur
dengan perbandingan tertentu.
6. Reaksi Kimia, suatu peristiwa bergabungnya zat pereaksi atau reaktan menghasilkan
produk sebagai hasil reaksi.
7. Mol, suatu besaran dalam ilmu kimia yang menyatakan jumlah tertentu sesuatu.
8. Rumus Kimia, simbol untuk penamaan unsur dan senyawa serta melibatkan simbol dan
perbandingan atom unsur dalam senyawa.
9. Satuan Pengukuran
STRUKTUR ATOM
A. Teori Atom Thomson
Menurut Thomson atom berbentuk seperti agar-agar yang tersusun dari muatan listrik positif
dan negatif, dengan muatan positif atau proton tersebar secara seragam dalam bulatan atom,
dan muatan negatif atau elektron tertanam di dalamnya.
B. Model Atom Rutherford
1. Atom terdiri atas inti bermuatan positif yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran
keseluruhan atom, dan dikelilingi oleh distribusi elektron yang jumlahnya sama dengan
jumlah muatan inti.
2. Model ini dapat dianggap analog dengan sistem tatasurya dengan matahari sebagai inti
yang dikelilingi oleh planet-planetnya sebagai elektron.
3 Karena jumlah elektron sama dengan muatan inti, maka muatan atom secara keseluruhan
adalah netral
4. Menurut Rutherford kebanyakan massa atom terkonsentrasi pada inti.
C. Model Atom Bohr
Untuk mengatasi kekurangan teori atom Rutherford, Böhr berhasil menerangkan struktur
atom dengan menggunakan teori kuantum Planck (1900) yang menyatakan bahwa atom
hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi dalam bentuk kuantum yang energinya
berbanding lurus dengan frekuensi radiasi.
D. Model Atom Mekanika Gelombang
De Broglie (1924) mengemukakan bahwa materi dapat bersifat sebagai gelombang. Menurut
De Broglie setiap partikel dapat bersifat sebagai gelombang yang panjang gelombangnya.
SESI 2
SUSUNAN BERKALA
Dalam susunan berkala, unsur-unsur kimia diletakkan dalam 7 kolom horizontal yang
disebut periode dan dalam 18 kolom vertila yanh disebit golongan. Dalam susunan berkala
terdapat periode 1 hanya mempunyai 2 unsur, yaitu hidrogen (H) dan helium (He), periode 2
dan periode 3, masing masing mempunyai delapan unsur. Pada periode 4 dan periode 5
masing masing mempunyai delapan belas unsur. Sedangkan pada periode 6 dan periode 7
(belum lengkap) masing-masing mempunyai tiga puluh dua unsur. 1. Golongan 1A, Logam
Alkali Yang termasuk di dalam golongan ini adalah, litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
rubidium (Rb), dan sesium (Cs), sedangkan hidrogen (H) tidak termasuk logam alkali, karena
hidrogen termasuk bukan logam. 2. Golongan IIA, Logam Alkali Tanah Termasuk di dalam
golongan ini adalah, berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium
(Ba), dan radium (Ra). 3. Golongan IIIA Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan ini
ialah, boron (B), aluminium (Al), galium (Ga), indium (In), dan talium (Ti). 4. Golongan IVA
Termasuk dalam golongan ini ialah, karbon (C), silikon (Si), (Ge), timah putih (Sn), dan
timah hitam atau timbal (Pb). 5. Golongan VA Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan
ini ialah, nitrogen (N), fosfor (P), arsenik (As), antimoni (Sb), dan bismut (Bi). 6. Golongan
VIA Termasuk dalam golongan ini ialah, oksigen (O), sulfur (S), selenium (Se), telurium
(Te), dan polonium (Po). 7. Golongan VIIA, Halogen Unsur-unsur yang termasuk di dalam
golongan halogen ialah, fluor (F). klor (CI), brom (Br), iod (1), dan astatin (At). 8. Golongan
VIIIA, Gas Mulia (Gas Nobel) Unsur-unsur yang termasuk di dalam golongan ini adalah,
helium (He). neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Beberapa
unsur logam dan bukan logam dalam sejumlah kecil (trace elements) sangat dibutuhkan untuk
perkembangan tubuh manusia, yaitu : Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Mangan (Mn),
Iod (I), dan Flour (F).
KONFIGURASI ELEKTRON
Ada tiga aturan atau prinsip yang berlaku dalam penentuan konfigurasi elektron suatu atom,
aturan tersebut yaitu, aturan atau Prinsip Aufbau, Prinsip Larangan Pauli, dan aturan atau
Prinsip Hund. Penamaan konfigurasi elektron adalah sebagai berikut:
1s→2s→2p→3s→3p→4s→3d→4p→5s→4d→5p→6s→4f→5d→6p→7s→5f→6d Sifat
berkala atom : jari-jari atom, energi potensiap, elwkteonwgativitas, dan afinitas elektron.
SESI 3
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN STOIKIOMETRI
Pada prinsipnya dasar dan perhitungan-perhitungan dalam stoikiometri adalah konsep mol
(metode mol). Ada beberapa tahap dasar yang dapat diikuti yaitu:
1. Hitung jumlah mol satuan elementer (atom, satuan rumus, molekul atau ion) dari unsur,
senyawa, atau ion dari massa atom volume dari zat yang diketahui.
2. Untuk menghitung jumlah mol besaran yang tidak diketahui, gunakan perbandingan
koefisien reaksi dari persamaan reaksi yang sudah disetarakan.
3. Tahap selanjutnya adalah menentukan massa atau volume dari besaran yang tidak
diketahui tersebut dan satuan yang ditanyakan.
SESI 4
SIMBOL LEWIS
Untuk menggambarkan elektron yang ada di kulit terluar suatu atom digunakan simbol
Lewis, yang diambil dari nama ahli kimia Amerika G.N. Lewis (1875-1946). Simbol Lewis
untuk suatu unsur digambarkan dengan sejumlah titik atau tanda x atau bulatan yang
mengelilingi simbol unsur tersebut sesuai dengan jumlah elektron pada kulit terluar unsur
tersebut.
KEELEKTRONEGATIFAN
Keelekteonegatifan = energi ionisasi + Afinitas Elektron ÷ 2
IKATAN ION
Ikatan ion terjadi jika satu atau lebih elektron dipindahkan dari kulit terluar atom suatu unsur
ke kulit terluar atom unsur lain yang lebih elektronegatif.
IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen terjadi sebagai akibat dari penggunaan pasangan elektron bersama antar
atom-atom yang saling berikatan. Ikatan kovalen melibatkan pemakaian bersama elektron di
antara atom- atom, yang dapat digambarkan melalui struktur Lewis. Sifat Senyawa Kovalen:
a. Pada temperatur kamar biasanya berupa gas, cairan, atau padatan dengan titik leleh rendah.
Gaya antar molekul lemah, meskipun ikatan kovalen itu sendiri merupakan ikatan yang kuat.
b. Melarut dalam pelarut non-polar, seperti benzena dan beberapa diantaranya dapat
berantaraksi dengan pelarut polar.
c. Padatan, larutan, atau leburannya tidak menghantarkan listrik.
IKATAN LOGAM
Yang termasuk ikatan primer atau ikatan kimia antar atom adalah ikatan logam. Logam
adalah penghantar panas dan penghantar listrik yang baik, pada umumnya keras, dapat
ditempa, direnggangkan, memiliki titik leleh dan tink didih yang tinggi.
IKATAN DWIKUTUB INDUKSI
Jika molekul terdiri dari 2 unsur yang berbeda, unsur yang lebih elektronegatif lebih kuat-
menarik pasangan elektron ikatan. Oleh karena itu salah satu ujung ikatan relatif lebih negatif
dari ujung yang lainnya, ikatan demikian disebut ikatan dwikutub induksi.
IKATAN VAN DER WAALS
Ikatan yang disebabkan oleh antaraksi yang sangat lemah oleh dipol- dipol dalam atom
disebut ikatan Van der Waals. Ikatan ini terjadi karena adanya elektron yang berada lebih
lama di satu bagian atom daripada bagian atom lainnya.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen terbentuk jika molekul polar yang mengandung satu atom hidrogen terikat
pada atom yang sangat elektronegatif seperti F. O, atau N.
SESI 5
LARUTAN BUFFER
Suatu larutan yang mengandung asam lemah dan basa konyugasinya atau basa lemah dan
asam konyugasinya disebut larutan buffer atau larutan dapar atau larutan penyangga.
SESI 6
KECEPATAN REAKSI
Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk per
satuan waktu. Dirumuskan dalam persamaan berikut: Reaksi: R→ P v = – d[R] ÷ dt Atau, v =
+ d[P] ÷ dt Keterangan : R = pereaksi (reaktan) P = hasil reaksi (produk) v = kecepatan reaksi
t = waktu reaksi d[R] = perubahan konsentrasi pereaksi d[P] = perubahan konsentrasi produk
– d[R] ÷dt = kecepatan pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu
+ d[P] ÷ dt = kecepatan penambahan konsentrasi salah satu produk dalam satu satuan waktu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi, Menaikkan konsentrasi berarti menaikkan jumlah molekul per satuan volum,
sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul- molekul akan bertambah besar
pula. Jadi dapat dikatakan bahwa kenaikan konsentrasi pereaksi akan memperbesar kecepatan
reaksi.
2. Temperatur, Akibat kenaikan temperatur, energi kinetik dari partikel akan bertambah
besar, berarti partikel-partikel akan bergerak dengan kecepatan lebih tinggi, sehingga
memperbesar jumlah tumbukan tiap satuan waktu. Jadi, jika temperatur reaksi dinaikkan,
maka reaksi akan berjalan lebih cepat
3. Luas Permukaan Bidang Sentuh, Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri,
memperbesar luas permukaan untuk mempercepat kecepatan reaksi sering dilakukan. 4.
Katalisator, Kecepatan reaksi sering kali dapat ditingkatkan jika ditambahkan zat-zat tertentu,
biasanya dalam jumlah kecil, pada campuran reaksi.
SESI 7
SENYAWA ORGANIK
Ciri-Ciri Umum :
a. Atom-atomnya membentuk ikatan kovalen, sehingga mudah terurai pada pemanasan mulai
70°C.
b. Titik leleh dan titik didihnya rendah, berbentuk gas atau cairan pada suhu kamar, karena
ikatan kovalen umumnya membentuk senyawa nonpolar. Ini terutama untuk senyawa organik
dengan jumlah atom karbon yang sedikit.
c. Karena bersifat nonpolar, maka senyawa organik umumnya hanya larut dalam pelarut
organik seperti kloroform.