Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

PENGERTIAN SENYAWA ORGANIK


Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa

organik. Pada awalnya (yaitu pada sekitar tahun 1700-an) senyawa


organik

didefinisikan

sebagai

senyawa-senyawa

yang

berasal

dari

organisme hidup, sehingga mempunyai daya hidup atau vital force.


Karena memiliki vital force itulah, maka senyawa organik pada waktu itu
dianggap tidak mungkin disintesis di laboratorium seperti halnya senyawa
anorganik. Pada

tahun 1816, Chevrut menunjukkan bahwa

lemak

binatang (suatu senyawa organik) dapat dibuat menjadi sabun (suatu


senyawa anorganik), dan sebaliknya sabun (suatu senyawa anorganik)
dapat diubah menjadi asam lemak (suatu senyawa organik). Hal serupa
ditunjukkan pula oleh Wohler (1828) yang menunjukkan senyawa
anorganik garam ammonium sianat dapat diubah menjadi senyawa
organik urea. Hal tersebut mematahkan pendapat bahwa senyawa organik
harus

memiliki

vital

force

sehingga

tidak

dapat

disintesis

di

laboratorium. Jadi apakah senyawa organik itu?


Selanjutnya diketahui bahwa asam laktat yang terdapat pada susu
mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Begitu pula dengan berbagai
senyawa organik lain, ternyata selalu mengandung karbon, seringkali
bersama dengan hidrogen, dan kadang-kadang ditemukan bersama-sama
dengan unsur lain, seperti oksigen, nitrogen, sulfur, dan halogen. Oleh
karena itu, pada pertengahan abad ke-19 senyawa organik didefinisi ulang
sebagai senyawa berbasis karbon, atau didefinisikan sebagai senyawa
hidrokarbon dan turunannya. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang
tersusun dari hidrogen dan karbon. Sejak saat itu senyawa organik sering
pula disebut senyawa karbon. Berbeda dengan senyawa anorganik yang
umumnya stabil pada pemanasan suhu tinggi, senyawa organik pada
umumnya mudah terurai. Walaupun demikian, dari sekitar 8,5 juta
senyawa yang telah diketahui, lebih dari 80% di antaranya adalah
senyawa organik, sedangkan senyawa anorganik terdapat kurang dari

20%. Senyawa organik ditemukan di berbagai sendi kehidupan, pada


tanaman, binatang, mikroba, material geologis (minyak bumi, gas alam),
dan produk pabrikan (obat, plastik, cat, kertas, benang, desinfektan,
pupuk, pestisida, narkotika, pewarna, perasa, dll).
Aspek utama dari kimia organik adalah:
1. Penentuan struktur; bagaimana menemukan struktur dari senyawasenyawa baru walaupun senyawa-senyawa tersebut ada hanya
dalam jumlah kecil
2. Kimia organik teori; bagaimana untuk memahami struktur senyawa
3. Mekanisme Reaksi; bagaimana menemukan bagaimana senyawa
bereaksi dengan yang lain dan bagaimana memperkirakan reaksi
senyawa tersebut
4. Sintesis; bagaimana merancang senyawa baru dan kemudian
menbuat senyawa tersebut
5. Kimia biologi; bagaimana mencari senyawa di alam, dan bagaimana
struktur dari molekul yang aktif secara biologi tersebut dihubungkan
pada keberadaannya.
1.2

PEMBENTUKAN IKATAN
Senyawa merupakan bentuk gabungan unsur unsur sehingga

membentuk senyawa yang memiliki perbedaan sifat dari sifat semula.


Untuk membentuk senyawa khususnya pada kelompok senyawa
organik dapat terjadi karena adanya interaksi antar elektron. Interaksi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 bentuk yaitu
1. ikatan ion : senyawa yang terbentuk akibat interaksi berupa serah
terima elektron pada masing masing unsur yang terlibat, biasanya
senyawa yang terbentuk adalah senyawa anorganik
2. Ikatan kovalen : senyawa yang terbentuk akibat interaksi karena
pemakaian bersama elektron pada masing masing unsur

Contoh

Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen


Non polar
Polar

Ikatan Ion

Gambar 1.1 berbagai macam bentuk ikatan


Polaritas ikatan ditentukan oleh elektronegativitas atom-atom yang
terlibat. Seperti yang terlihat pada Tabel 1.1, karbon dan hidrogen nilai
memiliki elektronegativitas yang mirip, sehingga ikatan C-H relatif
nonpolar. Unsur-unsur yang berada pada bagian kanan dalam tabel
periodik, seperti oksigen, fluorin, dan klorin memiliki kemampuan menarik
elektron (elektronegativitas) lebih besar dibandingkan dengan karbon.
Dengan demikian, ketika atom karbon berikatan dengan salah satu dari
atom tersebut maka terbentuk ikatan yang terpolarisasi. Elektron akan
cenderung tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Dalam molekul
tersebut, atom karbon bermuatan parsial positif (+)dan atom yang lebih
elektronegatif bermuatan parsial negatif(-).
Contohnya, ikatan C-Cl adalah ikatan polar.
Tanda

panah

digunakan

untuk

menunjukan

arah

polaritas.

Berdasarkan kesepakatan, arah pergerakan elektron searah dengan arah


panah.
Selisih nilai keelektronegatifan (EN) < 0,5 maka senyawa
bersifat non polar
Selisih nilai keelektronegatifan (EN) > 0,5 maka senyawa
bersifat polar

Tabel 1.1 Nilai elektronegatifitas suatu unsur

Latihan 1.1. Tentukan jenis ikatan senyawa senyawa berikut ini


a.

CCl4

e. BeH2

b. COCl2
c.

f. C2H2O

LiF

i. CH3SH
j. CH5N

g. H2S

k. AlCl3

h. NH4+

d. BF3
MOMEN DIPOL

Ketika terjadi ikatan polar maka molekul yang terbentuk juga


bersifat polar. Nilai Polaritas secara keseluruhan dihasilkan dari polaritas
ikatan dan pengaruh elektron bebas dalam molekul. Ukuran kuantitas dari
polaritas

suatu

molekul

disebut

momen

dipol.

Momen

dipol

(),

didefinisikan sebagai besarnya muatan (e) dikali jarak antar pusat (d), dan
diberi satuan debye (D).
= e x d x 1018
di mana e = muatan elektrik dalam unit elektrostatik (esu)
d = jarak dalam sentimeter (cm)
Sebagi contoh, jika satu proton dan satu elektron (muatan e = 4.8 x 10-10
esu) sedangkan jarak keduanya adalah 1 A, sehingga momen dipolnya
sebesar:
= e x d x 1018
= (4.8 x 10-10) x (1.0 x 10-8 cm) x 10^18
= 4.8 D
Besarnya momen dipol juga menunjukkan tingkat polaritas suatu
senyawa
IKATAN BERDASARKAN JUMLAH ELEKTRON TERLUAR
Ikatan atom atom senyawa organik biasanya adalah ikatan kovalen,
atau ikatan karena adanya interaksi elektronnya. Elektron yang dapat
berinteraksi adalah elektron pada kulit terluar atau biasanya disebut
elektron valensi. Tujuan pembentukan ikatan adalah mencapai kesetabilan
elektron pada kulit terluarnya atau elektron valensinya atau mengikuti
kaidah oktet (8 elektron = 4 ikatan) atau duplet (2 elektron = 1 ikatan ;

biasanya atom hidrogen). Sehingga jumlah ikatan beberapa atom seperti


C, N, O, H dan halogen pada senyawa organik dapat diramalkan sebagai
berikut

1.3

PEMUTUSAN IKATAN

Pemutusan ikatan dalam suatu senyawa khususnya senyawa organik


dapat ditunjukkan melalui 2 cara yaitu
1. Pemutusan Homolitik
Pemutusan
sehingga

dilakukan
masing

dengan

masing

membagi

atom

rata

mempunyai

elektron
sebuah

ikatan,
elektron

sehingga membentuk atom radikal hal ini terjadi karena atom


mempunyai keelektronegatifitas yang hampir sama.
Pemutusan ini ditunjukkan oleh separo tanda panah (

Contoh

2. Pemutusan Heterolitik
Pemutusan tidak sama, sehingga terjadi pemusatan elektron pada
salah satu atom sehingga terbentuk pasangan ion hal ini terjadi
karena adanya perbedaan elektronegatifitas antara kedua atom
atau unsur.
Pemutusan ion ditunjukkan dengan Tanda panah (
Contoh

Dari kedua bentuk pemutusan ikatan diatas, khususnya pada unsur


karbon dapat dijumpai dalam beberapa bentuk transisi yaitu
C+

a.

Karbokation : karbon bermuatan positif hal ini


terjadi karena karbon hanya memiliki 3 elektron dalam
3 ikatan

b.

Karbanion : karbon bermuatan negatif hal ini terjadi


karena karbon memiliki 5 elektron dalam 3 ikatan dan
1 pasang elektron bebas

c. Radikal : karbon yang tidak memiliki muatan, tetapi


memiliki sebuah elektron tang berpasangan dan 3
buah ikata

d.

Karbena : karbon netral akibat elektron

memiliki 2 ikatan serta sepasang elektron bebas,


terdidri dari 2 jenis yaitu
Singlet,

jika

elektron

berada

orbital

yang

sama

dengan

spin

berlawanan
C

Triplet, jika elektron berada pada spin yang berbeda tetapi arah spin
sama

Latihan 1.2 Identifikasi jenis karbon apakah termasuk a. karbokation, b.


karbanion,
c radikal atau d. karbena senyawa karbon berikut ini
1.

4.

2.

5.

3.

6.

1.4

RUMUS KIMIA
Untuk memberikan gambaran mengenai senyawa organik, para

ilmuan mengembangkan suatu formula atau rumus sehingga dapat


menjadi bahasa yang sama terhadap senyawa kimia khususnya senyawa
organik. Ada beberapa formula atau rumus yang digunakan dalam kimia
organik

1.

Rumus struktur lengkap : Rumus yang menggambarkan


semua atom penyusun atom secara lengkap

H O
H

H C C O H
H

Contoh
dan

2.

Rumus struktur mampat :

Rumus yang menyederhankan

penggambaran atom penyusun


Contoh

CH3COOH

3.

dan

Rumus

CH3CH2CH3

struktur

garis

Rumus

yang

menggabarkan atom C dan H dalam bentuk garis tetapi


atom lain seperti O dan N ditulis lengkap

O
Contoh
dan

4.

Rumus

molekul

Rumus

yang

menyatkan

jumlah

sebenarnya atom atom penyusun senyawa


Contoh : C2H4O2
5.

C3H8

Rumus Empiris : Rumus perbandingan terkecil jumlah atom


atom penyusun suatu senyawa

Contoh
1.5

CH2O dan CH2n+2

INDEKS KEKURANGAN HIDROGEN (IHD/INDEX HYDROGEN

DEFICIENCY)
Untuk dapat menggambarkan struktur suatu senyawa jika rumus
molekul diketahui, maka perlu ditentukan nilai IHD senyawa tersebut

IHD C

Jika

H HALOGEN N 1
2

Nilai IHD = 0 maka kemungkinan struktur senyawa adalah

rantai
Nilai IHD = 1 maka kemungkinan struktur senyawa adalah 1)
siklik 2) rantai dengan ikatan rangkap
Nilai IHD = 2 maka kemungkinan struktur senyawa adalah 1)
siklik dengan 1 ikatan rangkap 2) rantai dengan 2
ikatan rangkap
Contoh
Buatlah rumus struktur yang mungkin dari senyawa yang mempunyai
rumus molekul
a. C3H8
b.

C5H10

Jawab
a) C3H8
1. menentukan nilai IHD = 3 8/2 0 + 0+ 1 = 0

H
2.

Nilai IHD = 0 maka kemungkinan struktur adalah

rantai terbuka dengan ikatan jenuh


b) C5H10
1. menghitunga nilai IHD = 5 10/2 0 + 0 + 1 = 1
2. Nilai IHD = 1 maka kemungkinan struktur ada 2 yaitu
a.

(Rantai dengan 1 ikatan rangkap

b.

(Siklik )

Latihan 1.3 : Buatlah struktur senyawa yang mungkin dari senyawa


berikut ini

1.6

dengan menghitung nilai IHD

a.

C6H12O6

b.

C6H6

c.

C3H6O2

d.

C4H8O2

STRUKTUR LEWIS

Teori struktur berdasarkan teori oktet. Kereaktifan atom tergantung


pada tinggi rendahnya energi elektron. Elektron pada kulit terluar
berenergi tinggi, sehingga elektron terluar ini yang menjadi penyebab
adanya sifat mengikat dari atom.
Elektron terluar = elektron valensi.
Struktur lewis merupakan struktur yang menggambarkan secara
lengkap proses pembentukan ikatan, atau penggabungan atom atom
penyusun karena interaksi elektron terluar atau elektron valensi. Atau
biasanya disebut sebagai rumus titik, dimana dirumus titik akan

terggambarkan elektron ikatan maupun elektrok tak berikatan (pasangan


elektron bebas)
Cara menentukan struktur lewis
1. Tentukan elekron valensi atom penyusun
2. Jumlahkan semua elektron valensi dengan mengkalikan indesk
atom penyusun dengan elektron valensi
3. Jumlah elektron dibagi dengan 2 (1 ikatan berisi 2 elektron)
4. Buatlah struktur atom penyusun dan beri titik atau garis yang
menyatakan jumlah elektron, dimana elektron dari atom adalah
mengikuti aturan oktet (8 elektron) atau 2 elektron
Contoh soal
C2H4
1. elektron valensi C = 4 x 2 = 8
H=1x4=4
2. Total elektron

= 12 titik

3. dibagi 2

= 12/2 = 6 (Garis)

4. digambarkan sebagai berikut

Latihan 1.4 Buatlah struktur lewis senyawa


a. Hidrazin, N2H4
b. fosgen, CoCl2
c. asam nitrit, HNO2
d. asam sianida, HCN
e. karbondioksida, CO2
f. etanol, C2H6O
1.7

MUATAN FORMAL

Muatan formal digunakan untuk menunjukkan Ketika suatu atom


atau ion berada tidak dalam keadaan sebenarnya atau memiliki
muatan. Langkah langkah untuk menentukan muatan formal
1. buatlah struktur lewis senyawa atau molekul
2. menggambarkan semua elektron baik yang berikatan maupun
yang tidak berikatan yang berada pada sekeliling atom tiap tiap
senyawa atau molekul
3. hitunglah dengan rumus berikutMuatan
ini
formal = A B
C
Dimana A = jumlah valensi e dalam atom netral
B = jumlah elektron yang diapakai bersama
C = jumlah elektron valensi yang tidak dipakai bersama
Contoh soal
Tentukan muatan formal O pada HNO3
O
H O
1.

O Langkah langkah penentuan muatan formal

Struktur lewis HNO3

2. Menggambarkan semua elektrn yang dimiliki

3. Menghitung Muatan formal


N = 5 8/2 0 = +1
O1 = 6 2/2 6 = -1
O2 = 6 4/2 4 = 0
O3 = 6 4/2 4 = 0
Muatan formal senyawa = + 1 1 = 0 (senyawa netral)
Latihan 1.5
1. Tentukan muatan positif atau negatifkah oksigen pada senyawa
a. CH3O

d. COCl2

b. CH2O

e. CO2

c. NH3OH

f. NHO2

2. Tentukan muatan formal masing masing atom pada senyawa

1.8

a.

H3NBF3

b.

CH3NH3+

KEKHASAN ATOM KARBN


Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan

dengan konfigurasi 1s 2s 2p . Empat elektron pada kulit terluar dapat


2

membentuk empat ikatan kovalen baik dengan atom karbon maupun


dengan atom lain. Kemampuan atom-atom karbon untuk membentuk
ikatan kovalen memungkinkan terbentuknya rantai karbon yang beragam.
Hal ini merupakan salah satu penyebab bagitu banyak senyawa karbon
yang dapat terbentuk. Mulai dari rantai lulus (1), bercabang (2) hingga
siklik (3)

(1)

(3)

(2)

Empat ikatan kovalen yang dapat terbentuk antar atom C dapat berupa
ikatan tunggal (ikatan sigma) atau ikatan rangkap (ikatan pi), tergantung dari
orbital yang digunakan masing-masing atom karbon tersebut.

C
Ikatan Tunggal
(Ikatan sigma)

ikatan rangkap
(satu ikatan sigma
dan 1 ikatan pi)

ikatan rangkap tiga


(Satu ikatan sigma dan 2 ikatan pi)

HIBRIDISASI ATOM KARBON sp, sp2, sp3


1. Hibridiasi sp3
Ikatan tunggal (sigma), biasanya terjadi hibridisasi sp 3 contohnya
pada pembentukan empat ikatan kovalen dengan empat atom lainnya,
seperti pada CH4, CCl4, atau H3C-CH3, ternyata keempat atom lain yang
terikat pada karbon tersebut tidak berada pada satu bidang datar, tetapi
dalam penataan tetrahedral, yaitu menempati posisi pada keempat sudut
dari suatu tetrahedron, dengan sudut ikatan sama seperti yang ditunjukan
gambar dibawah ini

Penataan

seperti

itu

menunjukkan

bahwa

atom

karbon

tidak

menggunakan orbital s atau orbital p ketika membentuk ikatan, tetapi


menggunakan orbilal baru yang mempunyai tingkat energi setara. Oleh
karena itu, munculah konsep hibridisasi, yaitu beberapa orbital yang berbeda
tingkat energinya bergabung membentuk orbital baru (disebut orbital hibrid)
yang mempunyai tingkat energi setara.
Pada CH , satu orbital 2s dan tiga orbital 2p pada karbon membentuk
4

empat orbital hibrid sp3. Keempat orbital hibrid sp3 mempunyai tingkat energi
setara dan mempunyai penataan geometris berbentuk tetrahedral. Masingmasing orbital hibrid tersebut membentuk satu ikatan sigma dengan orbital
1s dari hidrogen. Setiap ikatan

C-H mempunyai kekuatan sama (436

kJ/mol), panjang ikatan sama (109 pm), dan sudut ikatan sama (109,5 o).
Proses hibridisasi ditunjukkan diagram berikut ini

Pada etana atau H3C-CH3, dua karbon membentuk ikatan satu sama
lain melalui overlap orbital sp 3 dari setiap karbon. Tiga orbital sp3 lain pada
setiap karbon overlap dengan orbital 1s atom H untuk membentuk enam
ikatan C-H.

2. Hibridisasi sp2
Pada etena, H2C=CH2, keenam atom karbon seluruhnya terletak pada
bidang yang sama. Fakta tersebut menunjukkan atom karbon pada etena
menggunakan orbital hibrid sp2 dalam membentuk ikatan dengan atom-atom
lainnya. Pada orbital hibrid sp2, orbital 2s bergabung dengan dua orbital 2p,
menghasilkan orbital 3 orbital hibrid sp 2. Orbital sp2 mempunyai penataan
geometris segitiga datar, sehingga terletak pada satu bidang datar dengan
sudut 120o. Satu orbital p yang tersisa terletak tegak lurus pada bidang
orbital sp2.

Dua orbital sp2 dari kedua atom karbon, yang masing-masing berisi satu
elektron, overlap ujung ke ujung sehingga terbentuk ikatan C-C. Dua
orbital p yang 6 masing-masing juga berisi satu elektron, overlap sisi ke
sisi (side to side) sehingga membentuk ikatan antara atom C dan C. Jadi
antara C dan C terbentuk dua ikatan (ikatan rangkap), satu berupa ikatan
dan satu lagi berupa ikatan . Sementara itu, empat orbital 1s dari H,
masing-masing membentuk ikatan dengan 4 orbital sp2 C.

3. Hibridisasi sp
Pada etuna HCCH, ditemukan keempat atom terletak pada satu garis
(linier). Hal tersebut menunjukkan atom karbon dalam etuna menggunakan
orbital hibrid sp untuk berikatan dengan atom-atom lain. Orbital hibrid sp
pada karbon terbentuk sebagai hasil hibridisasi satu orbital 2s dan sato
orbital 2p. Dua orbital 2p yang lain tidak berubah. Penataan geometri orbital
sp adalah linier, bersudut 180o. Dua orbital p terletak tegak lurus pada orbital
sp.

Dua orbital hibrid sp dari dua atom C membentuk satu ikatan C-C,
sedangkan orbital-orbital pz dari setiap karbon membentuk ikatan p z-pz
melalui overlap sisi ke sisi, dan orbital p y overlap dengan cara serupa.
Dengan demikian, terbentuk tiga ikatan (atau ikatan rangkap tiga) antara C
dan C, yaitu satu ikatan sp2- sp2, dan dua ikatan p-p.

Dari ketiga bentuk atau proses hibridisasi atom penyusun senyawa karbon
maka dapat disimpulkan bahwa ikatan yang terbentuk adalah ikatan
sigma/ikatan tunggal pada proses hibridisasi SP3 ; ikatan pi atau ikatan
rangkap pada hibridisasi SP2 dan SP

Latihan 1.6 Buatlah hibridisasi senyawa berikut ini


a. HCN
b. H2O
1.9

c. NH3

UGUS

d. CO2

FUNGSI
Gugus fungsi merupakan bagian molekul senyawa karbon yang
mengalami reaksi kimia dan menentukan sifat fisik senyawa karbon
tersebut. Selain menentukan sifat senyawa karbon, gugus fungsi juga
dijadikan dasar klasifikasi dan penamaan senyawa karbon.

GUGUS

STRUKTU

SENYAW

Rumus umum

FUNGSI
Ene

Una
Alkoksi
Hidroksi
Merkapto
Formil

A
Alkena
Alkuna
eter
Alkohol
Merkaptan
Aldehid

O
OH
SH
O
H

Karbonil

Keton

karboksilat

Ester

(X=F,Cl,Br
atau I)
amida

NH2

Nitril
Sulfoksida

C
O

Sulfon

S
O
S

O
O

O
R

NH2

R
O

Asil halida

Amino

X
Amida

Anhidrida

O
Halida

OH

O
Anhidrida

Ester

R
O

Asam

OH

R
O

C
R C
R O R
R OH
R SH
O
R

Karboksilat

NH2

Amina

R NH2

Nitril

Sulfoksida

C
O

R S R
Sulfon

O
R S R

O
R = rantai alkil yang terikat pada gugus fungsi

Latihan 1.7 : Tentukan jenis gugus fungsi yang terikat pada senyawa
berikut ini

2.30

OH 4.86

6.74
2.18

(c)

AcO
1.17

6.69
8.91

(d).

1 17

1.10 RESONANSI
Teori resonansi mulai berkembang karena struktur lewis, yaitu
keberdaaan elektronnya tidak bisa berada pada satu atom saja
tetapi bisa berada pada atom lain penyusun senyawa tersebut. Hal
ini

dapat

terjadi

karena

proses

pergeseran

elektron

seperti

ditunjukkan gambar berikut

1. Perpindahan dari suatu ikatan pi ke sebuah atom di


sebelahnya

2. Perpindahan dari ikatan pi ke posisi ikatan diesebelahnya


X

3. Perpindahan dari suatu atom ke ikatan sebelahnya

Proses perpindahan tersebut hanya berlaku jika ikatan senyawa


tersebut adalah ikatan pi, atau adanya sepasang elektron bebas yang
dapat dipindahkan. Proses perpindahan ini juga menyebabkan suatu
senyawa tidak bisa berada pada struktur yang nyata tetapi berada

pada

bentuk

hibrida

resonansi,

dimana

struktur

nyata

adalah

gabungan struktur resonansi atau bentuk hibrida resonansi


Contoh proses resonansi
1.

NO3-

2.

CO32-

3. N2O

Struktur resonansi yang bersifat imajiner/khayal maka struktur yang


paling stabil adalah struktur yang paling layak untuk mewakili struktur
suatu senyawa. Kestabilan struktur resonansi dimulai dari yang paling
stabil jika
1. Tidak muncul muatan +/-, dan seluruh atomnya mengikuti
hukum lewis
2. Muncul salah satu muatan saja yaitu positif maupun negatif
saja
3. Muncul dua muatan + dan -, tetapi pemisahan keduanya
berada pada jarak yang paling jauh berjauhan menurut
ukuran jarak
Latihan 1.8 : Buatlah struktur hibrid resonansi senyawa berikut ini
a. HSO3-

e.

b. HCOOH

f.

c. NO2O
O P O

d.

BCl3

1.11 ASAM BASA

g.

Teori asam dan basa yang banyak diperlukan dalam konsep reaksi
dalam kimia organik. Pada perkembangannya teori asam basa
terdiri dari 3 konsep
1. Konsep asam basa arrhenius
Asam : senyawa yang bila diionisasi menghasilkan ion H+
Basa : senyawa yang bila diionkan menghasilkan ion OH2. Konsep asam basa Browstead Lowry
Asam : pemberi proton/ donor proton
Basa : Penerima Proton atau aseptor proton
3. Konsep asam basa Lewis
Dalam kimia organik konsep asam basa lewis merupakan
pusat perhatian karena dalam konsep ini titik tekan
serah terima elektron
Asam lewis : aseptor elektron
Basa Lewis : Donor elektron

Contoh ditunjukan reaksi berikut ini

Dari reaksi diatas yang berperan sebagai


asam adalah H2O karena menerima sepasang elektron
basa adalah NH3 karena memeberikan sepasang elektronnya
Hasil reaksi
Menunjukkan adanya pasangan asam-basa konjugat
Asam H2O maka pasangan konjugatnya berupa basa yaitu OHBasa NH3 maka pasangan konjugatnya berupa asam NH4+

pada

Latihan 1.9 Tentukan senyawa atau ion yang berperan sebagai asam
lewis dan basa lewis pada reaksi berikut ini
a. 4NH3 + Cu2+ Cu (NH3)42+
CH2O+BF3-

b. CH2O + BF3

CH3COO- + H3O+

c. CH3COOH + H2O
d. H2SO4 + H2O

HSO4- + H3O+

e. NH3 + HCl

NH4+ + CL-

ASAM BASA ORGANIK


A. ASAM
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi
positif. Terdapat dua macam asam organik
1. adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen,
seperti pada metil alkohol dan asam asetat.
2.

adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di


mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan
gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.

Contoh : Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat


asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam
lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol
karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi,
sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh
keelektronegativitasan dari atom oksigen.

Keasaman

aseton

diperlihatkan

dengan

basa

konjugat

yang

terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, datu dari bentuk

resonansinya

menyetabilkan

muatan

negatif

dengan

memindahkan

muatan tersebut pada atom oksigen.

B. BASA
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan
elektron

bebas

yangmengandung

yang

dapat

atom

mengikat

nitrogen

adalah

proton.
salah

Senyawa-senyawa
satu

contoh

basa

organik,tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak


sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu
dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak
sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton
dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan
proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.

1.12 ELEKTROFIL DAN NUKLEOFIL


Dalam mempelajari kimia organik khususnya ketika memasuki
pokok bahasan mengenai reaksi-reaksi kimia organik ada 2 istilah juga
yang harus dipahami yaitu:
a. Elektrofil : suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron,
aseptor elektron.
Contohnya : H+, Br+, NO2+, BF3, AlCl3 dan beberapa asam lewis yang
lainya

b. Nukleofilik : Suatu zat yang dapat mendodnorkan elektron atau


nukleus yang kelebihan elektron
Contohnya : RO-; OH-; CN-; X-; ROH; R2N

Anda mungkin juga menyukai