Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Zat memiliki partikel penyusun yang terdiri dari tiga penyusun.


Partikel penyusun zat meliputi atom, molekul, dan ion. Atom adalah satuan
dasar materi yang terkecil, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron
yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti tersebut. Istilah atom berasal
dari Bahasa Yunani (τομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi disebut juga
dengan partikel terkecil yang tidak dapat dibelah lagi. Inti atom terdiri atas
proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. (Haubold, 1998)
Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar
pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan
struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom. Membuktikan
bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan
atom. (Haubold, 1998)
Atom memliki beberapa perkembangan, dari yang masih sederhana
hingga yang sudah kompleks. Setiap proses perkembangan atom memiliki
kelebihan, kekurangan, dan model yang berbeda. Perbedaan tersebut
menjadi ciri khas masing-masing model perkembangan atom.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah kami ulas


secara singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan

1
makalah ini adalah untuk dapat mengulas perkembangan atom dari
yang sederhana hingga yang sudah kompleks dan pemahamannya tentang
materi atom dari dalton, thomson, rutherford, bohr, selain untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah fisika radiasi.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar materi atom
dari proses yang sederhana hingga menjadi kompleks yang, kami ulas dalam
makalah ini dapat dipahami oleh rekan-rekan mahasiswa yang mempelajari
materi tersebut.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN ATOM

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ada
tiga wujud zat, yaitu zat padat, zat cair dan gas. Di dalam zat terdapat
partikel penyusun. Penyusun partikel zat yaitu ion, molekul, atom. Ion
adalah atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Ion yang bermuatan
positif disebut kation sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion.
(Hartanto, 2010).
Molekul merupakan bagian terkecil dari molekul unsur atau molekul
senyawa. Molekul Unsur adalah gabungan dua atau lebih atom-atom yang
sejenis. Sedangkan Molekul Senyawa adalah gabungan dua atau lebih atom-
atom yang berlainan jenis.(Ebbin,1990)
Contoh Molekul Unsur :
1. gas Hidrogen = H2 (gabungan 2 atom H)
2. gas Oksigen = O2 (gabungan 2 atom O)
3. gas Nitrogen = N2 (gabungan 2 atom N)
4. gas Khlor = Cl2 (gabungan 2 atom Cl)
Contoh Molekul Senyawa :
1. Molekul Air = H2O (gabungan 2 atom H dan 1 atom O)
2. Molekul garam dapur (Natrium Chlorida) = NaCl (gabungan 1 atom
Na dan 1 atom Cl)
3. Molekul gas Karbon dioksida = CO2 (gabungan 1 atom C dan 2 atom
O)
4. Molekul Asam Cuka / Asam Asetat = C2H4O2 (gabungan 2 atom C,
4 atom H dan 2 atom O)
Jadi partikel penyusun dari :
a. Air = H2O adalah molekul H2O yang tersusun atas 2 atom H dan 1
atom O

3
b. Garam dapur = NaCl adalah molekul NaCl yang tersusun atas 1 atom
Na dan 1 atom Cl
c. Gas Karbon dioksida = CO2 adalah molekul CO2 yang tersusun atas 1
atom C dan 2 atom O
d. Asam cuka = C2H4O2 adalah molekul C2H4O2 yang tersusun atas 2
atom C, 4 atom H dan 2 atom O
Massa molekul dinyatakan sebagai Massa Molekul Relatif (Mr) ,
yaitu menyatakan jumlah massa atom relatif yang menyusun molekul
senyawa atau molekul unsur.
Atom merupakan partikel terkecil pentusun materi yang ada di alam
semesta. Kata atom berasal dari bahasa Yunani “atomos” yang berarti “tidak
dapat dipotong” atau “tidak dapat dibagi-bagi,” hal itu diperkenalkan oleh
democritus. Konsep atom yang tidak dapat dibagi lagi juga dikenalkan oleh
India selain Yunani. Atom memiliki proton dan elektron, maka dari itu
muatan dari atom adalah netral. Atom juga memiliki neutron.

2.2 PROTON, NEUTRON, DAN ELEKTRON


Atom dibangun oleh partikel-partikel subatom yaitu proton, neutron,
dan elektron. Proton dan neutron terletak dalam inti atom, sedangkan
elektron berada dalam ruang kebolehjadian di sekeliling atom. Ketiga
partikel pembentuk atom ini tergolong partikel dasar penyusun atom. Massa
proton dan neutron hamper sama, sedangkan massa elektron jauh lebih
kecil. Muatan elektron dan proton sama besar namun berbeda tanda.
Sedangkan neutron tidak bermuatan atau partikel netral. (Haubold, 1998)
Massa proton dan massa neutron ditetapkan sama dengan satu,
sedangkan massa elektron 1/1836 kali massa proton. Massa elektron jauh
lebih kecil dibanding massa proton. Dengan demikian massa elektron dapat
diabaikan terhadap massa proton. Massa neutron sedikit lebih besar dari
massa proton. Muatan proton ditetapkan sama dengan positif satu,
sedangkan muatan elktron sama dengan muatan proton naun berlawanan
tanda. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan.
(Haubold, 1998)

4
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 ×
10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar
1836 kali massa sebuah elektron). Pada tahun 1886, Eugene Goldstein,
membuktikan adanya muatan positif. Pembuktian dilakukan menggunakan
tabung sinar katode dimana plat katode telah diberi lubang. Ia mengamati
jalannya sinar katode yang merambat menuju anode, tenyata terdapat sinar
lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat
katode. Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah
terdiri dari muatan positif. (Nawell, 2015)
Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan
(netral) dan memiliki massa 940 MeV/c2 (1.6749 × 10-27 kg, sedikit lebih
berat dari proton. Penemuan partikel neutron diawali oleh penelitian
Rutherford, dalam eksperimennya ia berusaha menghitung jumlah muatan
positif dalam inti atom dan massa inti atom dan ia mendapati bahwa massa
inti atom hanya setengah dari massa atom. Pada tahun 1920, William Draper
Harkins, berasumsi bahwa terdapat partikel lain dalam inti atom selain
proton, partikel itu bermassa hampir sama dengan proton dan tidak
bermuatan, ia menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James
Chadwick, membuktikan keberadaan partikel neutron. Adanya penemuan
neutron ini, membuat strukur atom semakin jelas, bahwa atom tersusun atas
inti atom dengan elektron mengelilingi pada lintasan kulitnya. Inti atom
terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak
bermuatan. Sedangkan elektron bermuatan negatif. (Nawell, 2015)
Elektron adalah salah satu jenis partikel dasar pembentuk struktur
atom yang terdapat di luar inti yang bermuatan negatif 1/1836 dari massa
proton. Elektron biasa dinotasikan dengan huruf (e) kecil. Penemuan
elektron berdasarkan pada percobaan yang dilakukan oleh Crookes dengan
menggunakan alat yang disebut tabung sinar katoda dan biasa disebut juga
tabung Crookes. Pengamatannya menunjukkan sinar katoda dapat
dibelokkan mendekati kutub positif medan listrik. Ini artinya sinar katoda
bermuatan positif. Hasil pengamatan selanjutnya sinar katoda merupakan

5
partikel negative yang terdapat pada atom dan diberi nama elektron. (Curtiz,
2003)

6
2.3 PERKEMBANGAN DASAR TEORI ATOM
Dalam sebuah atom terdapat inti yang terdiri dari neutron dan proton
yang dikelilingi oleh elektron. Atom mengalami perkembangan dari tahun
ke tahunnya tentang teori teori yang membahas mengenai perkembangan
atom ini. Mulai dari tahun 1803 yang dikemukakan oleh John Dalton hingga
sekarang, penelitian terus berlanjut mengenai teori atom sebagai
penyempernuaan teori sebelumnya. Adapun perkembangan teori atom dari
tahun ke tahun sebagai berikut (Rohmah,2014):
1. Teori Atom Dalton
John Dalton (1766-1844), dalam buku karangannya yang
berjudul “New Systwm of Chemical Philosopy” berhasil merumuskan
hal tentang atom sekitar tahun 1803. Dalton menyatakan bahwa
materiterdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur
terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa
terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi
yang tetap. Pernyataannya berdasarkan eksperimen, John Dalton
menggambarkan atom seperti bola pejal. (Rohmah, 2014)
Berikut lima teori atom Dalton (Rohmah, 2014) :
a. Unsur-unsur terdiri dari partikel yang luar biasa kecil yang tidak
dapat dibagi kembali. Dalam reaksi kimia, atom tidak dapat
diciptakan, dihancurkan, atau diubah menjadi jenis unsur yang
lain.
b. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh
karena itu memiliki sifat-sifat yang serupa seperti massa dan
ukuran.
c. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat
yang berbeda.
d. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari satu jenis unsur yang
digunakan.
e. Atom-atom dari dua unsur atau lebih dapat direaksikan dalam
perbandingan-perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan
lebih dari satu jenis senyawa.

7
Kelebihan (Rohmah, 2014) :
1. Memungkinkan untuk menjelaskan hokum kombinasi kimia
2. Dalton adalah orang pertama yang mengakui perbedaan yang
bisa diterapkan antara partikel dari suatu unsur (atom) dan dari
senyawa (molekul).

Kelemahan (Rohmah, 2014) :


1. Ketidakterpisahan atom terbukti salah, karena atom dapat dibagi
lagi menjadi proton, neutron, dan elektron. Namun, atom adalah
partikel terkecil, yang sangat berpengaruh dalam reaksi kimia.
2. Atom-atom dari unsur yang sama adalah sama dalam segala hal.
Pernyataan ini salah karena atom dari beberapa unsur berbeda
dalam hal massa dan kepadatan .
3. Atom merupakan elemen yang berbeda dalam segala hal. Hal ini
telah terbukti salah dalam kasus-kasus tertentu seperti atom
argon dan atom kalsium, yang memiliki massa atom yang sama
yaitu 40. Atom unsur berbeda yang memiliki massa atom yang
sama disebut isobar.
4. Atom unsur yang berbeda bergabung dalam rasio nomor
sederhana keseluruhan untuk membentuk senyawa.
5. Teori ini gagal untuk menjelaskan keberadaan alotrop.
Perbedaan sifat arang, grafit, berlian, tidak dapat dijelaskan
karena ketiganya terdiri dari atom yang sama yaitu karbon.
2. Teori Atom J.J. Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson,
eksperimen yang dilakukannya tabung sinar katoda. Hasil
eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam
atom yang disebut elektron. Suatu bola pejal yang permukaannya
dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga
atom bersifat netral. Teori atom Thomson adalah salah satu teori yang
mencoba mendeskripsikan bentuk atom yaitu seperti bentuk roti
kismis. Diibaratkan sebagai roti kismis karena saat itu Thomson
beranggapan bahwa atom bermuatan positif dengan adanya elektron

8
bermuatan negatifdi sekelilingnya. Sampai akhir abad ke-19, konsep
mengenai bentuk atom masih berupa bola pejal layaknya bola biliar.
Pada tahun 1987, JJ. Thomson secara total mengubah konsep atom
dengan adanya penemuan elektron yang dikenal dengan teori atom
Thomson. (Rohmah, 2014)
Inti dari teori atom JJ. Thomson :
a. Atom berupa bola yang bermuatan positif dengan adanya
elektron yang bermuatan negative di sekelilingnya.
b. Muatan positif dan negative pada atom besarnya sama. Hal ini
menjadikan atom bermuatan netral. Suatu atom tidak memiliki
muatan positif dan muatan negatif yang berlebihan.

Kelebihan teori JJ. Thomson mampu membuktikan adanya


partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. Kelemahan teori atom ini,
tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
atom tersebut. (Rohmah,2014)

Penemuan Elektron, ditemukan oleh JJ. Thomson melalui


percobaan tabung sinar katoda. Pada saat itu, Thomson melihat bahwa
jika arus listrik melewati tabung vakum, ada aliran berkilau yang
terbentuk. Beliau menemukan bahwa aliran berkilau tersebut
dibelokkan ke arah plat kutub positif. Teori ini membuktikan bahwa
aliran tersebut bermuatan negatif, hal ini disebut elektron. (Rohmah,
2014)

3. Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1909, Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan
petunjuk dari Ernest Rutherford melakukan eksperimen di
Laboratorium FIsika Universitas Manchester untuk membuktikan
kebenaran teori atom Thomson. Eksperimen ini melibatkan
penembakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium dengan
muatan positif) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan
logam emas tipis dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah

9
melewati lempengan logam emas dengan layar yang dilapisi seng
sulfide (ZnS) sebagai detektor. Rutherford berpendapat bahwa apabila
struktur atom yang dikemukakan oleh Thomson adalah benar maka
sebagian besar berkas partikel alfa akan melewati lempengan logam
emas dan sebagian kecil sekali yang akan didefleksi. Setelah merunut
pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng logam emas,
maka Rutherford mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar ruang
dalam atom adalah “ruang kosong”, dan terdapat massa yang
terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan positif dimana
ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan
bagian atom, dan elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti
planet-planet kita mengelilingi matahari (Rohmah, 2014). Rutherford
menyimpulkan struktur atom tersebut berlandaskan eksperimennya
sebagai berikut (Rohmah, 2014):
1. Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati
lempengan logam emas menunjukan bahwa partikel alfa ini
melewati ruang kosong yang ada di dalam atom sehingga
dengan mudah partikel alfa ini melewati ruang kosong tersebut
tanpa hambatan yang berarti.
2. Berkas partikel alfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel
alfa tersebut berada pada posisi yang dekat dengan inti atom
yang bermuatan positif. Muatan positif dengan muatan positif
akan saling tolak menolak, hal inilah yang menyebabkan
partikel alfa dibelokan dengan sudut yang besar. dibanding
dengan massa dan muatan partikel alfa, hal inilah yang membuat
partikel alfa di pantulkan kembali.
Kelebihan Atom Rutherford (Rohmah,2014):
a. Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan
disekelilingnya terdapat elektron yang mengelilinya.
b. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas
c. Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan

10
d. Sudah dapat menerangkan / menentukan bentuk lintasan
elektron yang mengelilingi inti atom
e. Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti
f. Elektron dapat bergerak dalam lintasan apapun, dari lintasan
yang tak terhingga jumlahnya
Kekurangan Atom Rutherford (Rohmah,2014):
a. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana
letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom.
b. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi
atom menjadi tidak stabil.
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen
(H).
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam
inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron
mengelilingi inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama-
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin
lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
4. Teori Atom Bohr
Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti
berukuran sangat kecil dan bermuatan positif dikelilingi oleh elektron
bermuatan negatif yang mempunyai orbit. Niels Bohr mengajukan
teori atom Bohr ini pada tahun 1915. Karena model atom Bohr
merupakan modifikasi (pengembangan) dari model atom Rutherford,
beberapa ahli kimia menyebutnya dengan teori atom Rutherford-Bohr.
Model atom Bohr berbentuk seperti tata surya, dengan elektron yang
berada di lintasan peredaran (orbit) mengelilingi inti bermuatan positif
yang ukurannya sangat kecil. Gaya gravitasi pada tata surya secara
matematis dapat diilustrasikan sebagai gaya Coulomb antara nukleus
(inti) yang bermuatan positif dengan elektron bermuatan negatif.
(Rohmah,2014)
Berikut merupakan bunyi teori atom Bohr (Rohmah,2014) :

11
1. Elektron mengitari inti atom dalam orbit-orbit tertentu yang
berbentuk lingkaran. Orbit-orbit ini sering disebut sebagai kulit-
kulit elektron yang dinyatakan dengan notasi K, L, M, N ... dst
yang secara berututan sesuai dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.
2. Elektron dalam tiap orbit mempunyai energi tertentu yang
makin tinggi dengan makin besarnya lingkaran orbit atau makin
besarnya harga n. Energi ini bersifat terkuantisasi dan harga-
harga yang diijinkan dinyatakan oleh harga momentum sudut
elektron yang terkuantisasi sebesar n (h/2π) dengan n = 1, 2, 3, 4
... dst.
3. Selama dalam orbitnya, elektron tidak memancarkan energi dan
dikatakan dalam keadaan stasioner. Keberadaan elektron dalam
orbit stasioner ini dipertahankan oleh gaya tarik elektrostatik
elektron oleh inti atom yang diseimbangkan oleh gaya
sentrifugal dari gerak elektron.
4. Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lain yang
mempunyai energi lebih tinggi bila elektron tersebut menyerap
energi yang besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara
kedua orbit yang bersangkutan, dan sebaliknya bila elektron
berpindah ke orbit yang mempunyai energi lebih rendah akan
memancarkan energi radiasi yang teramati sebagai spektrum
garis yang besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara
kedua orbit yang bersangkutan.
5. Atom dalam molekul dikatakan dalam keadaan tingkat dasar
(ground state) apabila elektron-elektronnya menempati orbit-
orbit sedemikian sehingga memberikan energi total terendah.
Dan apabila elektron-elektron menempati orbit-orbit yang
memberikan energi lebih tinggi daripada energi tingkat dasarnya
dikatakan atom dalam tingkat tereksitasi (excited state). Atom
dalam keadaan dasar lebih stabil daripada dalam keadaan
tereksitasi.

12
Kelebihan model atom Bohr (Rohmah,2014) :
a. Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat
berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana
inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron.
b. Teori atom Bohr dapat menjelaskan tetapan Rydberg untuk garis
spektra emisi hidrogen.
Kelemahan Teori Atom Bohr (Rohmah,2014) :
Walaupun dinilai sudah revolusioner, tetapi masih ditemukan
kelemahan teori atom Bohr yaitu:
a. Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena elektron
mempunyai jari-jari dan lintasan yang telah diketahui.
b. Model atom Bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan
ground state yang salah.
c. Lemahnya penjelasan tentang prediksi spektra atom yang lebih
besar.
d. Tidak dapat memprediksi intensitas relatif garis spektra. Model
atom Bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis spektra yang
baik.
e. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Teori atom Dalton


Desain

Gambar 3.1. Teori atom dalton

Alat dan Bahan :


 Bola plasik kecil
 Sterofoam
 Lem tembak
 Plastisin
 Sedotan plastik

Cara pembuatan :

1. Sedotan plastik dipotong kurang lebih 2 cm.


2. Bola plastik diberi penyangga sedotan plastik yang sudah dipotong
kecil.
3. Sedotan dilapisi dengan plastisin dan ditempel pada sterofoam.

14
3.2 Teori atom J.J. Thomson
Desain

Gambar 3.2. Teori atom thomson

Alat dan Bahan :


 Bola plastik kecil
 Sterofoam
 Lem tembak
 Plastisin
 Sedotan plastik

Cara pembuatan :

1. Sedotan plastik dipotong kurang lebih 2 cm.


2. Bola plastik diberi penyangga sedotan plastik yang sudah dipotong
kecil.
a. Sedotan dilapisi dengan plastisin dan ditempel pada sterofoam.
b. Pada bola plastik tempel plastisin yang dibentuk bola bola kecil
sebagai elektron bermuatan negatif.

Keterangan :
Plastisin berwarna orange : proton

Plastisin berwarna ungu : elektron

15
3.3 Teori atom Rutherford
Desain

Gambar 3.3. Teori atom Rutherford

Alat dan Bahan :


 Kawat
 Bola plastik kecil
 Sterofoam
 Lem tembak
 Plastisin
 Sedotan plastik

Cara pembuatan :

1. Dipotong kawat dengan panjang kurang lebih 5 cm, dilapisi dengan


sedotan plastik, ditempel pada sterofoam dengan menggunakan
plastisin sebagai penyangga.
a. Dipotong kawat sebanyak tiga dengan ukuran yang sama, dibuat
seperti lintasan, ditengah lintasan terdapat bola pastik yang
digantung sebagai inti atom dan pada kawat dipasang plastisin
sebagai elektron yang mengelilingi inti atom. Kemudian
dipasang pada penyangga yang telah dibuat.

Keterangan
Plastisin berwarna orange : proton
Plastisin berwaran ungu : elektron

16
Plastisin berwarna hijau : neutron
Kawat : lintasan orbit

3.4 Teori atom Bohr


Desain

Gambar 3.4. Teori atom bohr

Alat dan Bahan :


 Kawat
 Bola plastik kecil
 Sterofoam
 Lem tembak
 Plastisin
 Sedotan plastik

Cara pembuatan :

1. Dipotong kawat dengan panjang kurang lebih 5 cm, dilapisi dengan


sedotan plastik, ditempel pada sterofoam dengan menggunakan
plastisin sebagai penyangga.
2. Dipotong kawat sebanyak tiga dengan ukuran yang berdeda, dibentuk
lingkaran dan dibuat seperti orbit, pada orbit yang terkecil dipasang
bola plastik yang digantung sebagi inti sel dan dipasang plastisin pada
orbit orbit, setiap tingkatan orbit berbeda beda besar kekuatan
energinya. Kemudian dipasang pada penyangga yang telah dibuat.

17
Keterangan

Plastisin berwarna orange : proton

Plastisin berwarna ungu : elektron

Plastisin berwarna hijau : neutron

Kawat : lintasan orbit

Kawat yang terdekat dengan inti atom : kulit 1

Kawat yang berada ditengah antar kawat 1 dan 2 : kulit 2

Kawat yang berada terluar : kulit 3

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

18
4.1 Hasil Desain

Gambar 4.1. Hasil desain dasar teori atom

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam perkembangan teori


atom terdapat empat tahapan. Untuk tahap pertama yaitu teori atom Dalton,
yang berupa bola pejal berwarna kuning, di sisi kiri atas gambar. Tahap
yang kedua yaitu teori atom Thomson, yang berupa bola berwarna kuning
dengan plastisin berwarna ungu dan orange.

Tahap yang ketiga yaitu teori atom Rutherford, yang berupa bola
berwarna pink yang dikelilingi tiga kawat dengan satu plastisin ungu
disetiap kawatnya. Tahap yang keempat yaitu teori atom Bohr, yang berupa
bola berwarna biru yang tampak seperti permainan bianglala. Dengan
jumlah plastisin yang berbeda di setiap kawatnya.

4.2 Pembahasan

Atom merupakan partikel terkecil penyusun suatu zat yang tidak dapat
dibagi lagi. Penelitian-penelitian tentang atom tak hanya dilakukan sekali
atau dua kali. Dalam proyek ini menjelaskan perkembangan penelitian teori
atom dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Setiap penelitian
memiliki ciri khas dan penemuan-penemuan baru yang menjadi acuan untuk
peneliti selanjutnya.

19
Pada teori atom Dalton, masih berupa bola pejal yang belum tampak
susunan-susunan elektron. Pada teori atom Thomson, mulai muncul susunan
elektron. Pada teori atom Rutherford, sudah terdapat lintasan atom. Namun,
walaupun sudah terdapat lintasan orbit, belum terdapat tingkatan
subkulit/kulit. Pada teori atom Bohr, sudah tampak subkulit/kulit. (Rohmah,
2014)

Suatu elektron yang berada pada satu lintasan dapat berpindah ke


lintasan lain. Hal ini terjadi karena pada saat elektron mendapatkan energi
dari lingkungan luar, energi yang ada pada elektron bertambah. Pada teori
atom bohr, ada tiga lintasan yaitu lintasan yang terdekat dengan inti atom,
lintasan kedua, dan lintasan yang terjauh dari inti atom. Energi terendah
suatu elektron berada pada lintasan pertama yang terdekat dengan inti atom.
Saat elektron tersebut kelebihan energi, elektron tersebut akan melepaskan
elektron ke lingkungan, proses ini disebut ionisasi.

Salah satu contoh energi dari lingkungan luar yaitu sinar X pada alat
pemeriksaan radiologi. Saat sinar X ditembakkan dan mengenai suatu zat
yang memiliki nomor atom yang tinggi. Sinar X tersebut akan diserap,
dihamburkan, dan diteruskan. Hal ini dapat mempengaruhi densitas suatu
hasil citraan radiograf. Semakin tinggi nomor atom, semakin tinggi densitas
yang diperoleh.

20
BAB V

PENUTUP

Simpulan

Dari penjelasan, pemaparan, dan penelitian diatas, dapat disimpukan bahwa


terdapat empat teori perkembangan dasar teori atom. Teori atom Dalton, yang
masih berupa bola pejal. Teori atom Thomson, teori ini menyempurnakan teori
atom sebelumnya. Pada teori atom ini sudah muncul elektron dan proton. Teori
atom Rutherford, pada teori ini telah muncul lintasan orbit. Namun, belum muncul
sub kulit/kulit, sehingga belum diketahui tingkatan tingkatan energinya. Teori
atom Bohr, telah muncul tingkatan tingkatan kulit.

Atom dapat memengaruhi hasil citraan radiograf. Setiap atom memiliki


nomor atom berbeda. Perbedaan nomor atom ini menimbulkan perbedaan densitas
antara satu zat dengan zat lain. Semakin tinggi nomor atom, semakin tinggi pula
densitas yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan elektron yang
disebabkan oleh energi dari luar.

Saran
Setiap penelitian pasti ada kekurangan jadi di setiap penelitian pasti juga
akan perbaikan. Begitupun  dengan teori-teori yang ada pada perkembangan atom
yang selalu disemprunakan. Maka, kami sebagai penyusun sadar bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan . Kami sebagai penulis memiliki keterbatasan-
keterbatasan, dan menerima kritik dan saran untuk menuju hal yang lebih baik
kedepannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumberpengertian.co/ (online). Diakses pada 9 Maret 2019

http://kimia.fmipa.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/Kimia-Dasar-I_-
Perkembangn-Teori-Atom-.pdf (jurnal, online). Diakses pada 11 Maret 2019

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112-
WIENDARTUN/19.AtomMklh.pdf (jurnal, online)

Rohmah Lailatur, 2014, Perkembangan Teori Atom, Surabaya. Diakses pada 15, 17, 18
Maret 2019

gambar design teori atom rutherford - Google Search (online). Diakses pada 20 Maret
2019

gambar design teori atom thomson - Google Search (online). Diakses pada 20 Maret
2019

gambar design teori atom bohr - Google Search (online). Diakses pada 20 Maret 2019

gambar design teori atom dalton - Google Search (online). Diakses pada 20 Maret 2019

22

Anda mungkin juga menyukai