Anda di halaman 1dari 16

Makalah Struktur Atom

Disusun oleh :

1. Azzury Alfarabi (20034046)


2. Zurahma (20034084)

Dosen Pengampu : Dr. Fatni Mufit,S.Pd.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Materi teori atom bersifat abstrak dan tidak dapat diamati langsung oleh siswa. Kenyataan ini
mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep teori atom secara menyeluruh.
Kebanyakan siswa menerima pembelajaran teori atom seperti mempelajari sejarah, atau sesuatu
yang sudah ada dan harus mereka terima sebagaimana adanya.
Selama ini paradigma yang mendominasi pembelajaran teori atom di sekolah adalah teacher-
centered, dimana guru melakukan proses transfer pengetahuan dengan berperan sebagai sumber
informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Hal ini menimbulkan asumsi siswa, bahwa untuk
mempelajari teori atom mereka hanya perlu menyiapkan kapasitas memori yang cukup besar untuk
menyimpan semua konsep-konsep yang dijelaskan oleh guru di kelas.
Atom merupakan bagian terkecil penyusun suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian dalam
atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan negatif. Partikel dasar penyusun inti atom
adalah proton dan neutron, sementara partikel dasar penyusun kulit atom adalah elektron.
Berdasarkan penelitian, banyak siswa yang belum mampu memahami konsep struktur atom karena
kurangnya pembahasan yang lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji tentang
struktur atom lebih dalam seperti konsep-konsep dasar dan aplikasinya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan struktur atom?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan spektrum atom hidrogen?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan teori atom Bohr?
1.2.4 Apa saja kelemahan teori atom Bohr?
1.2.5 Bagaimana aplikasi teori atom Bohr?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan teori atom mekanika gelombang?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan struktur atom
1.3.2 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan spektrum atom hidrogen
1.3.3 Untuk mengetahui tentang teori atom Bohr
1.3.4 Untuk mengetahui kelemahan teori atom Bohr
1.3.5 Untuk mengetahui aplikasi teori atom Bohr
1.3.6 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teori atom mekanika gelombang
BAB II

PEMBAHASAN

1. Struktur Atom
Satuan terkecil dari materi adalah atom. Semua atom terdiri atas komponen yang sama yaitu
sebuah inti dan elektron. Inti sebuah atom memiliki komponen didalamnya, yaitu proton dan
neutron. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
Semua elektron bermuatan negatif (–) dan semua proton bermuatan positif (+) sedangkan
neutron netral. Elektron yang bermuatan negatif ditarik oleh proton yang bermuatan positif
pada inti atom. Elektron tidak meninggalkan inti, meskipun ada gaya sentrifugal yang terjadi
akibat kecepatan elektron. Atom memiliki elektron di bagian luarnya sedangkan proton dalam
jumlah yang sama di bagian pusatnya, sehingga muatan listrik atom berada dalam keadaan
seimbang. Namun, baik volume maupun massa proton lebih besar daripada elektron. Walaupun
demikian, muatan listrik total keduanya tetap sama besar.

2. Perkembangan Teori Atom


Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).Hasil
eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan
partikel-partikel tersebut di dalam atom.

• Model Atom Dalton


Dalton merumuskan bahwa Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak
dapat dibagi lagi. Suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur
yang berbeda. Sementara itu menurut Dalton suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom
unsur lain. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan yang
sederhana.
Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen. Reaksi kimia
merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
• Model Atom J.J Thomson
Thomson merupakan salah satu peneliti elektron mengemukakan model atom. Dalam
model atom Thomson, atom dimodelkan terdiri atas bahan bermuatan positif dan elektron
bermuatan negatif yang tersebar merata dalam muatan positif tersebut. Jadi, dalam model
Thomson atom dimodelkan seperti roti kismis dengan elektron seolah-olah kismisnya dan
muatan positif seolah-olah rotinya.
• Model Atom Rutherford
Adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan lempengan emas tipis dengan sinar
alfa mengejutkan Rutherford. Partikel α yang terpantul itu telah menabrak sesuatu yang
sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan J.J Thomson
dimana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannnya (tidak
mengindikasikan adanya bagian yang lebih padat).
Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan penghamburan sinar α dengan mengajukan
gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar massa dan muatan positif
atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Jarak dari
inti hingga kulit atom disebut jari-jari atom. Ukuran jari-jari atom adalah sekitar 10-8cm,
sedangkan jari-jari inti atom adalah 10-13cm. Jadi, sebagian besar dari atom merupakan
ruang hampa. Bila diameter inti diibaratkan 1cm, maka penampang atom ibarat lapangan
bulat dengan diameter 1km.

1. Inti Atom
Inti atom merupakan kumpulan dari dua jenis nukleon (partikel penyusun inti), yaitu proton
yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan atau netral. Inti atom merupakan
salah satu bagian dari atom yang bermuatan positif. Inti atom dikelilingi elektron yang
bermuatan negatif.

2. Proton
Proton ditemukan pertama kali oleh Eugen Goldstein (1850-1930). Ia melakukan eksperimen
dengan tabung sinar katode. Dari eksperimennya, Goldstein menemukan fakta bahwa
apabila katode tidak berlubang, maka gas yang ada di belakang katode tetap gelap. Jika
katode diberi lubang, maka gas yang ada dibelakang katode akan berpijar.
Bukti tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode, kemudian menerobos
lubang pada katode dan memijarkan gas yang ada dibelakang katode. Radiasi tersebut
dinamakan dengan sinar anode atau sinar positif. Partikel yang berasal dari anode ternyata
bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh dari gas hidrogen yang
kemudian dikenal sebagai Proton. Ditemukan bahwa massa satu proton = 1837 x 9,11.10-8
gram = 1,673 x 10-24 gram. Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu sendiri
dan hampir sebagian besar tersusun dari proton dan neutron.

3. Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel dasar ketiga yang terletak dalam
inti, yaitu neutron. Neutrom tersebut didapat setelah ditemukan permasalahan bahwa jika
hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron sangat kecil dan
dapat diabaikan) ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk sesuai dengan
massa atom jadi, dalam inti pasti ada partikel lain. Massa sebuah neutron adalah 1,675 x 10-
24 gram, hampir sama atau boleh dianggap sama oleh massa sebuah proton.

4. Elektron
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Dasar dari penemuan
elektron ini adalah percobaan yang dilakukan Sir Humthry Davy pada tahun 1821, yang
dikenal dengan percobaan hantaran listrik melalui tabung hampa.
Thomson membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom,bahkan
Thomson mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron (e/m), yaitu
1,759 x 108 Coulomb/gram. Jumlah elektron dalam suatu atom merupakan nomor atom
suatu atom.
5. Kulit Atom
Kulit atom adalah lintasan elektron beredar mengelilingi atom. Peredaran elektron berada di
dalam kulit lintasan yang berdiri dari beberapa tingkatan energi elektron. Tingkat yang paling
rendah adalah kulit yang paling dekat dengan kulit atom, yakni kulit K. Kemudian tingkatan
energi yang lebih tinggi lagi adalah kulit L,M,N,O, dan seterusnya.
Ada tujuh kulit elektron disekeliling inti atom. Pada setiap kulit terdapat elektron dalam
jumlah tertentu.
Menurut hukum Pauli, jumlah elektron yang terdapat dalam kulit atom sesuai dengan rumus
2n2 dimana n adalah nomor kulit. Untuk lengkapnya, perhatikan komposisi jumlah elektron
dalam kulit atom pada tabel berikut!

Tabel 2.1.2 Komposisi Jumlah Elektron Dalam Kulit Atom

Nomor Kulit Jumlah Elektron Maksimum Pada Tiap


Kulit (n) Kulit (2n2)

1 K 2 x 12 = 2 elektron
2 L 2 x 22 = 8 elektron
3 M 2 x 32 = 18 elektron

4 N 2 x 42 = 32 elektron

5 O 2 x 52 = 50 elektron

6. Nomor Atom dan Nomor Massa


Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel
penyusun atom, dikenal dengan istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A).
• Nomor Atom (Z)
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom dan diberikan lambang Z. Nomor
atom ini merupakan ciri khas suatu unsur, karena atom bersifat netral sehingga jumlah
proton sama dengan jumlah elektronnya. Nomor atom juga menunjukkan jumlah
elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur.
• Nomor Massa (A)
Oleh sebab massa elektron sangat kecil, sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom
yaitu proton dan neutron. Nomor massa ditulis tegak keatas sebelum lambang unsur.

1. Spektrum Atom

Setiap unsur mempunyai spektrum yang unik. Garis-garis khas dalam spektrum atom dapat
digunakan dalam analisis kimia. Bila garis-garis spektrum pancar dari unsur diketahui, maka identitas
unsur dengan cepat ditentukan. Secara umum spektrum atom adalah berkas cahaya yang
dipancarkan oleh suatu atom. Apabila atom dipanaskan sampai tidak memecah maka atom akan
mengalami eksitasi atau atom dalam keadaan tidak stabil, maka atom akan berusaha kembali
kekeadaan semula yang stabil sambil melepaskan energi yang kelebihan dalam bentuk cahaya.
Spektrum menghasilkan cahaya yang relatif sedikit komponen panjang gelombang yang biasa
disebut dengan spektrum diskontinu atau spektrum atom (spektrum garis). Sedangkan spektrum
yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang dikatakan spektrum kontinu.

Sejak ditemukannya metode spektroskopi untuk mempelajari unsur-unsur dalam alam, penelitian
tentang unsur-unsur tersebut semakin pesat baik yang menyangkut penelitian dan pengembangan
unsur itu sendiri maupun aplikasi dan manfaatnya pada kehidupan manusia. Salah satu aktivitas
penelitian dan pengembangan terhadap unsur adalah menyangkut teknologi pengamatan spektrum
yang dipancarkan.

Setiap unsur mempunyai spektrum atom yang khas. Bisa diumpamakan sebagai sidik jari atom.
Robert Bunsen (1811-1899) dan Gustav Kirchhoff (1824-1887) mengembangkan spektroskop
pertama dan menggunakannya untuk mengidentifikasi suatu unsur. Pada tahun 1860, mereka
menemukan unsur baru dan menamainya Cesium dalam bahasa latin berarti biru langit. Sebab pada
unsur-unsur tersebut terdapat garis-garis biru yang khas pada spektrumnya. Mereka juga
menemukan Rubidium pada tahun 1861 dengan cara yang sama dalam bahasa latin yang berarti
merah tua. Dapat disimpulkan spektrum atom hanya terdiri atas sejumlah kecil garis dengan panjang
gelombang yang terdeskripsi dengan baik.

Atom juga dapat menyerap atom yang memancarkan cahaya. Pada tahun 1864, Maxwell
menyatakan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang listrik dan magnet
yang bergerak bersamaan menuju satu arah, tetapi dalam bidang gelombang yang saling tegak lurus.
Menurut Maxwell gelombang elektromagnetik yang diuraikan menurut panjang gelombangnya
disebut Spektrum. Berdasarkan daerahnya,spektrum sinar dapat dibagi atas sinar gama (0,2-10nm),
sinar X (10-100nm), ultraviolet (100-400nm), sinar tampak (400-700nm), inframerah (700-20000nm).

Spektrum atom dapat dihasilkan jika cahaya melalui sebuah prisma contohnya seberkas cahaya
matahari yang melewati prisma akan terurai menjadi tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan lembayung.

2. Spektrum Atom Hidrogen

Spektrum atom yang paling banyak dikaji adalah spektrum atom hidrogen. Cahaya dari lampu
hidrogen tampak oleh mata sebagai warna ungu kemerahan. Pada tahun 1913, tidak lama setelah
penemuan Planck dan Einstein, fisikawan Denmark Neils Bohr memberikan penjelasan teoretis
untuk spektrum pancar atom hidrogen. Cara penyelesaian Bohr sangat rumit dan tidak dianggap
benar dalam semua aspek detailnya. Dalam atom hidrogen, dipercaya bahwa gaya tarik elektrostatik
antara proton (diibaratkan matahari) yang positif dan elektron (diibaratkan planet) yang negatif
menarik elektron ke dalam dan gaya ini diimbangi secara tepat oleh percepatan yang disebabkan
oleh gerak melingkar elektronnya.
Apabila suatu zat dipanaskan secara terus-menerus, maka zat ini akan memancarkan cahaya dengan
bentuk spektrum yang kontinu. Pemancaran radiasi cahaya pada zat ini disebabkan oleh getaran
atom-atom penyusun zat. Akan tetapi jika suatu gas yang berada dalam tabung gas bertekanan
rendah diberi beda potensial tinggi maka gas akan memancarkan spektrum (diskontinu), yang berarti
gas hanya memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Berdasarkan hasil pengamatan tentang spektrum atom hidrogen, Balmer menemukan empat
spektrum garis pada cahaya tampak yaitu pada 410,2 nm, 434,1 nm, 486,2 nm, dan 656,3 nm yang
ternyata cocok menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

di mana untuk nA = 2 dan nB = 3, 4, dan 5


n adalah kulit atau orbital elektron
λ = panjang gelombang yang dipancarkan
R = Konstanta Rydberg = 1,097 × 107 m-1

Model atom Bohr menyertakan gagasan tentang gerakan elektron dalam orbit melingkar, namun ia
memasukkan syarat yang ketat. Tiap elektron dalam atom hidrogen hanya dapat menempati orbit
tertentu. Karena tiap orbit memiliki energi tertentu, energi yang berkaitan dengan gerakan elektron
pada orbit yang diizinkan harus mempunyai nilai yang konstan, atau terkuantitas.

Teori atom Bohr dapat menjelaskan terjadinya spektrum emisi dan absorbsi dari atom hidrogen,
karena adanya transisi elektron dari satu orbit ke orbit yang lain. Untuk atom hidrogen elektron
paling stabil bila berada pada n = 1 (pada keadaan dasar) dan jika n > 1, akan kurang stabil, disebut
keadaan tereksitasi, bila elektron kembali ke keadaan dasar akan dipancarkan energi. Suatu atom
atau molekul dapat berada dalam keadaan tereksitasi karena pengaruh pemanasan atau listrik, dan
akan kembali ke keadaan dasar dengan memeancarkan energi radiasi sebagai spektrum garis yang
besar nya sama dengan perbedaan energi antara kedua tingkat energi yang bersangkutan.

Dimana spektrum emisi merupakan sinar berasal dari zat yang memencarkan sinar dengan
gelombang tertentu, dan tampak berupa garis-garis terpisah. Sedangkan spektrum absorbs adalah
spektrum sinar yang pada bagian-bagian tertentu tidak terisi atau kosong, dan dapat terjadi bila
seberkas sinar yang mengandung berbagai panjang gelombang dilewatkan ke dalam zat yang hanya
menyerap beberapa gelombang. Gelombang yang tidak di serap jika dilewatkan ke dalam prisma
akan menghasilkan spektrum absorpsi.Hal ini memunculkan sejumlah deret garis yang dinamakan
dengan nama penemunya.

Deret Spektrum Atom Hidrogen

Tabel Menunjukkan Deret Spektrum Atom Hidrogen

Nama Seri Daerah Spektrum


Lyman (1915) Ultra-violet
Balmer (1885) Tampak
Paschen (1986) Inframerah dekat
Brackett (1922) Inframerah
Plund (1925) Inframerah jauh

Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi ternyata terdiri atas beberapa set
garis-garis spektrum yaitu satu set dalam daerah UV (ultra-violet), satu set dalam daerah tampak
(visible) dan beberapa set dalam daerah inframerah dari spektrum elektro magnetik seperti
ditunjukkan oleh gambar spketrum ini diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang
dipijarkan (artinya, teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.

3. Teori Atom Bohr

Seorang fisikawan Denmark, Neils Bohr pada tahun 1913 mengemukakan sebuah teori atom yang
dikenal dengan nama teori atom Bohr yang berbunyi:
”elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing
terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar”
Menurutnya atom ternyata mirip dengan sistem planet mini, dengan elektron-elektron mengitari inti
atom seperti halnya planet-planet mengitari matahari. Dengan alasan yang sama bahwa sistem tata
surya tidak runtuh karena tarikan gravitasi antara matahari dan tiap planet, atom juga tidak runtuh
karena tarikan elektron statik Coulomb antara inti atom dan tiap elektron.

Bohr menuliskan teori bahwa momentum sudut sebuah elektron, L, dikuantisasi menjadi:
dengan n adalah bilangan bulat dan h adalah konstanta Planc. Dimulai dari asumsi ini, hukum
Coulomb dan persaman gerak melingkar menunjukkan bahwa elektron dengan n satuan momentum
sudut akan mengorbit proton pada jarak r menurut persamaan:

dengan m adalah massa elektron dan e adalah muatan sebuah elektron. Agar sederhana maka ditulis
menjadi:

h = konstanta plank 6,6x10^-34 Js

m = massa elektron 9x10^-31 kg

e = muatan elektron 1,6x10^-19 Coulomb

ε₀ = permitivitas ruang hampa: 8,85 x 10⁻¹² C²/Nm

Dengan a0, disebut radius Bohr, sama dengan 0.0529 nm. Radius Bohr adalah radius orbit terkecil
yang diperbolehkan. Energi elektron juga dapat dihitung menurut rumus:

Ke adalah konstanta Coulomb (9 x 10^9 Nm^2/C^2)

Maka asumsi Bohr bahwa momentum sudut dikuantisasi berarti sebuah elektron hanya dapat
meempati orbit tertentu disekitar nukleus, dan hanya dapat memiliki energi tertentu.
Konsekuensinya adalah bahwa elektron tidak akan menabrak nukleus: ia tidak terus melepas energi
dan tidak dapat lebih dekat ke nukleus dari a0 (radius Bohr). Elektron kehilangan energi dengan
melompat dari orbit awalnya ke orbit yang lebih rendah; kelebihan energi dilepaskan dalam bentuk
foton. Sebaliknya, elektron yang menyerap foton mendapat energi, maka ia melompat ke orbit yang
makin jauh dari nukleus.

Selanjutnya, Bohr juga berhasil menjelaskan terjadinya spektrum yang bersifat diskrit. Dimana diskrit
merupakan peristiwa elektron dalam atom yang hanya dapat bergerak dalam lintasan-lintasan
tertentu. Bohr mempostulatkan bahwa gelombang elektromagnetik alam dipecahkan bila elektron
berpindah dari orbit yang berenergi lebih tinggi ke orbit yang berenergi lebih rendah. Sebaliknya,
elektron dapat berpindah ke orbit yang energinya lebih tinggi bila mendapat energi dari gelombang
elektromagnetik dari luar. Karena orbit bersifat diskrit, maka energi yang muncul dari spektrum dari
spektrum atom hidrogen juga diskrit. Ini menjawab teka-teki yang tak dapat dijawab oleh model
atom Rutherford.

4. Aplikasi Teori Atom Bohr


Manfaat dan aplikasi dari model atom Bohr dalam kehidupan sehari-hari adalah :
• Berkaitan dengan gaya tarik memberikan gaya sentripetal yaitu mengenai Coulumb. Yang
aplikasinya dalam kehidupan kita adalah arus yang dihantarkan oleh tenaga listrik yang
dapat memberikan penerangan pada kehidupan kita
• Bohr juga menjelaskan tentang spektrum pancar karena spektrum garis dijelaskan dalam
atom hidrogen. Artinya pancaran itu dapat dikatakan sebagai cahaya. Cahaya yang
dijelaskan pada Bohr adalah sebagai spektrum garis yang dapat memancarkan cahaya-
cahaya. Misalnya dalam kehidupan kita yaitu terjadinya loncatan api listrik dalam tabung
berisi uap suatu zat, dengan mengikuti proses yang ada maka garis cahaya yang nampak itu
berwarna biru-hijau dan diterapkan dalam kehidupan kita untuk lampu hijau lalu lintas
• Dalam spektrum garis ada kaitan dengan ultra violet yaitu dimana ultra violet memancarkan
radiasi, seperti inframerah yang contohnya pada Handphone.

5. Kelemahan Teori Atom Bohr


Model atom Bohr dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen. Akan tetapi,
model ini mempunyai kelemahan, antara lain:
• Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen secara akurat, tetapi
gagal menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks.
• Asumsi bahwa elektron mengelilingi inti dalam orbit melingkar tidak sepenuhnya benar
karena orbit yang berbentuk elips dimungkinkan.
• Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan adanya garis-garis halus pada spektrum atom
hidrogen. Hal ini dikarenakan Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel. Teori atom
selanjutnya menggunakan sifat dualisme elektron, yaitu elektron sebagai partikel dan
elektron sebagai gelombang. Sifat ini menyebabkan posisi elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan dengan pasti akan tetapi merupakan keboleh jadian.Teori atom Bohr tidak dapat
menjelaskan adanya modifikasi pengaruh medan magnet dalam atom hidrogen.

6. Teori Atom Mekanika Gelombang

Jika satu garis spektrum hidrogen diperhatikan dengan cermat ternyata terdiri atas garis-garis kecil
yang sangat berdekatan. Fakta ini tidak dapat dijelaskan oleh Bohr dan merupakan kelemahan
teorinya. Kemudian para ahli berupaya mendapatkan teori yang lebih meyakinkan. Perhatian
diarahkan pada sifat khusus partikel, seperti foton, elektron, dan neutron. Akhirnya melahirkan teori
atom mekanika gelombang.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai model atom mekanika
gelombag ini, yaitu:

• Max Planck, menyatakan bahwa gelombang electromagnet harus dipandang sebagai


gelombang dan partikel
• Louis de Brougli, menyatakan bahwa electron tidak memiliki lintasan tertentu dan
menempati jarak-jarak tertentu dari inti atom. Gerakan materi adalah suatu gerakan
gelombang, dengan demikian elektron yang merupakan materi juga merupakan gerakan
gelombang
• Warner Heisenberg, menyatakan bahwa tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus
posisi elektron dalam ruang, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan
elektron pada jarak tertentu dari inti atom
• Erwin Scrodinger, berhasil merumuskan persamaan untuk menggambarkkan elektron pada
atom dengan mnggunakan model atom modern. Model ini menyatakan bahwa elektro-
elektron dalam atom mengelilingi inti atom pada tingkat energy tertentu.

Hukum-hukum fisika klasik sering dianggap sebagai kebenaran yang bersifat universal. Dalam fisika
klasik, sifat-sifat fisika dapat diramalkan dengan pasti.Akan tetapi, hukum fisika klasik ini memiliki
masalah dengan eksperimen kuantum, yaitu kecenderungan yang tampaknya tidak dapat dihindari
manusia ketika mempengaruhi situasi dan kecepatan partikel yang begitu kecil. Hal ini terjadi hanya
pada pengamatan partikel saja dan membuat para fisikawan kuantum frustasi.

Selama tahun 1920-an melalui suatu percobaan hipotesis Niels Bohr dan Werner Heisenberg
berusaha menentukan sampai berapa jauh kecepatan yang dapat diperoleh dalam penentuan sifat-
sifat partikel sub-atomik. Dalam percobaan hipotesisnya, mereka menggunakan variabel x sebagai
kedudukan partikel dan variabel p sebagai momennya. Kesimpulan dari percobaan hipotesis ini
adalah bahwa dalam pengukuran kecepatan dan kedudukan partikel sub-atomik selalu terdapat
ketidakpastian atau dengan kata lain “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.

Persamaan yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg ini begitu penting sebab
persamaan ini memperlihatkan bahwa kedudukan dan momen suatu partikel tidak dapat diukur
dengan ketepatan tinggi sekaligus. Gerakan lintasannya pun tidak dapat diramalkan dengan pasti.

Penemuan prinsip ketidakpastian oleh Heisenberg ini memunculkan suatu teori baru mengenai
model atom, yakni model atom mekanika gelombang. Model atom mekanika gelombang
dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Berdasarkan prinsip ketidakpastian Heisenberg,
terdapat suatu daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron yang
disebut dengan orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

1. Ciri khas model atom mekanika gelombang


• Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya tidak stasioner
seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang
disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya
elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom).
• Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
(Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).
• Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang
pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

2. Orbital Atom dalam Mekanika Gelombang

Istilah orbital atom dapat secara langsung merujuk pada daerah tertentu pada sekitar atom yang
ditentukan oleh fungsi matematis kemungkinan penemuan elektron didaerah tersebut. Secara
spesifik, orbital atom menyatakan keadaan-keadaan kuantum yang mungkin dari suatu elektron
dalam sekumpulan elektron di sekeliling atom. Kita dapat menganalogikan orbital atom ini seperti
planet yang mengelilingi matahari. Namun bila beranalogi menggunakan planet mengelilingi
Matahari, elektron tidak dapat digambarkan sebagai partikel padat, sehingga orbital atom pula tidak
akan menyerupai lintasan revolusi planet. Orbital atom dapat dianalogikan lebih akurat dengan cara
mengilustrasikan atmosfer dan planet dimana atmosfer (sebagai elektron) yang berada di sekeliling
planet kecil (sebagai inti atom).

Orbital atom dengan persis menggambarkan bentuk geometri atmosfer ini hanya ketika terdapat
satu elektron yang ada dalam atom. Ketika elektron yang lebih banyak ditambahkan pada suatu
atom, elektron tambahan tersebut cenderung mengisi volume ruang di sekeliling inti atom secara
merata sehingga kumpulan elektron (kadang-kadang disebut "awan elektron") tersebut umumnya
cenderung membentuk daerah probabilitas penemuan elektron yang berbentuk bola.

Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling inti atom dengan momentum sudut yang
pasti diargumenkan dengan penuh keyakinan oleh Niels Bohr pada tahun 1913, dan fisikawan
Jepang Hantaro Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit elektron seawal tahun
1904.Namun adalah penyelesaian persamaan Schrodinger pada tahun 1926 untuk gelombang
elektron pada atom yang memberikan fungsi matematis orbital atom modern.

Oleh karena itu, berbeda dengan "orbit" mekanika klasik, istilah "orbit" elektron pada atom
digantikan dengan istilah orbital, yang diciptakan oleh kimiawan Robert Mulliken pada tahun
1932.Orbital atom umumnya dideskripsikan sebagai fungsi gelombang dengan bilangan kuantumn, l,
m yang berkorespondensi dengan energi, momentum sudut, dan arah momentum sudut pasangan
elektron secara berurutan.Setiap kombinasi tiga bilangan kuantum n, l, m dan berkaitan
denganorbital elektron yang berbeda-beda. Semua orbital yang mempunyai nilai bilangan kuantum
n yang sama, dikatakan berada dalam kulit elektron utama atau peringkat utama yang sama dan
semua orbital yang mempunyai nilai l yang sama dikatakan berada dalam sub kulit atau sub
peringkat yang sama. Tiap-tiap orbital (ditentukan oleh sehimpunan bilangan kuantum yang
berbeda) yang secara maksimal hanya dapat menampung dua elektron ini memiliki nama klasik
s,p,d, dan f. Nama-nama ini berasal dari karakteristik yang terpantau pada garis spektroskopi
masing-masing, yakni sharp, principal, diffuse, dan fundamental. Nama orbital setelah orbital f
dinamakan secara alfabetis mulai dari g. Setiap jenis orbital memiliki bentuk geometri yang khas.
Berikut penjelasan untuk tiap jenis orbital:
- Orbital s
Orbital yang paling sederhana adalah orbital s dimana pada setiap subkulit s terdiri atas 1
buah orbital yang berisi 2 elektron. Orbital s berbentuk bola simetri yang menunjukkan
bahwa elektron memiliki kerapatan yang sama, jika jarak dari inti atom juga sama. Ukuran
orbital atom dipengaruhi oleh besarnya nilai bilangan kuantum utama, yaitu semakin besar
nilai bilangan kuantum utamanya, maka ukuran orbital atomnya juga semakin besar.

Gambar Bentuk Orbital S

- Orbital p
Orbital p berbentuk seperti balon terpilin. Kepadatan elektron tidak tersebar merata,
melainkan terkonsentrasi dalam dua daerah yang terbagi sama besar dan terletak pada dua
sisi berhadapan dari inti yang terletak di tengah. Subkulit p terdiri atas 3 orbital dan tiap
orbital bentuknya sama. Hanya saja meskipun memiliki bentuk yang sama, ketiganya
memiliki arah orientasi yang berbeda.

Gambar Orbital Atom Bentuk P

- Orbital d
orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang kompleks dan orientasi yang berbeda.
Empat orbital memiliki bentuk yang sama, sementara satu orbital bentuknya berbeda.
Keempat orbital tersebut mempunyai kepadatan elektron yang bentuknya sama tetapi
memiliki perbedaan pada arah berkumpulnya kepadatan elektron. Sementara satu orbital
lagi bentuknya berbeda dari yang keempat orbital sebelumnya, namun energi yang dimiliki
oleh orbital ini sama dengan keempat orbital tersebut
.
Gambar Orbital Bentuk D

- Orbital f
Orbital f memiliki bentuk orbital yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan orbital
s, p dan d. Setiap subkulit f mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital f ini
hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya lebih dalam.

Gambar Orbital Atom Bentuk F


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Atom merupakan sebuah materi yang paling kecil. Didalamnya terdapat inti atom dan dibagian
luarnya terdapat electron. Elektron ditarik oleh proton pada inti atom. Sebagaimana firman Allah
bahwa segala sesuatu yang diciptakan berpasang-pasangan, begitu halnya pula dengan atom.
Beberapa ilmuwan turut mengemukakan teori tentang atom, diantaranya John Dalton (1805),
kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr
(1914).

Setiap unsure mempunyai spectrum atom. Secara umum spektrum atom adalah berkas cahaya yang
dipancarkan oleh suatu atom. Alat spektroskopi mempermudah para ilmuwan untuk mempelajari
unsur-unsur dan spektrumnya. Spektrum atom yang paling banyak dikaji adalah spektrum atom
hidrogen. Cahaya dari lampu hidrogen tampak oleh mata sebagai warna ungu kemerahan.

Neils Bohr mengemukakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu disekitar
inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar.
Manfaat dan aplikasi dari model atom Bohr dalam kehidupan sehari-hari salah satunya arus yang
dihantarkan oleh tenaga listrik.

2. Saran

Dalam penulisan makalah, penulis mengalami kesulitan terutama dalam mendapatkan referensi dan
memahami bahasa buku referensi tersebut. Sehingga informasi yang didapat kurang disampaikan
secara maksimal dalam makalah ini. Sebaiknya, pembaca juga mencari referensi lain untuk
menambah wawasan yang lebih banyak.
Daftar pustaka

https://slideplayer.info/slide/13975783/

http://desilfa.blogspot.com/2016/04/struktur-atom.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/struktur-atom.pdf

Anda mungkin juga menyukai