Anda di halaman 1dari 164

Atom

Kimia

Atom adalah suatu satuan dasar materi,


yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. Inti atom terdiri atas
proton yang bermuatan positif, dan
neutron yang bermuatan netral (kecuali
pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh
gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom
demikian pula dapat berikatan satu sama
lainnya, dan membentuk sebuah molekul.
Atom yang mengandung jumlah proton
dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah
proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut
sebagai ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron
yang terdapat pada inti atom tersebut.
Jumlah proton pada atom menentukan
unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan isotop unsur
tersebut.
Atom helium

Ilustrasi atom helium


yang memperlihatkan
inti atom (merah
muda) dan distribusi
awan elektron
(hitam). Inti atom
(kanan atas) berbentuk simetris bulat,
walaupun untuk inti atom yang lebih rumit ia
tidaklah selalu demikian.

Klasifikasi

Satuan terkecil unsur kimia

Sifat-sifat

Kisaran massa 1,67 × 10−27sampai


dengan
4,52 × 10−25kg
Muatan listrik nol (netral) ataupun
muatan ion

Kisaran diameter 62 pm (He) sampai


dengan 520 pm (Cs)

Komponen Elektron dan inti


atom yang terdiri dari
proton dan neutron

Portal Kimia

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani


(ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat
dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan
meletakkan dasar-dasar pemikiran ini
dengan menunjukkan bahwa zat-zat
tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih
jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, para fisikawan berhasil
menemukan struktur dan komponen-
komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak
dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara
relatif atom dianggap sebuah objek yang
sangat kecil yang memiliki massa yang
secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan
menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9%
massa atom berpusat pada inti
atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron
yang bermassa hampir sama. Setiap
unsur paling tidak memiliki satu isotop
dengan inti yang tidak stabil, yang dapat
mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini
dapat mengakibatkan transmutasi, yang
mengubah jumlah proton dan neutron
pada inti.[2] Elektron yang terikat pada
atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras
tersebut dengan menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan
perbedaan energi antara aras. Elektron
pada atom menentukan sifat-sifat
kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi
sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Sejarah
Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-
satuan terpisah yang tidak dapat dibagi
lagi menjadi satuan yang lebih kecil telah
ada selama satu milenium. Namun,
pemikiran tersebut masihlah bersifat
abstrak dan filosofis, daripada
berdasarkan pengamatan empiris dan
eksperimen. Secara filosofis, deskripsi
sifat-sifat atom bervariasi tergantung
pada budaya dan aliran filosofi tersebut,
dan sering kali pula mengandung unsur-
unsur spiritual di dalamnya. Walaupun
demikian, pemikiran dasar mengenai
atom dapat diterima oleh para ilmuwan
ribuan tahun kemudian, karena ia secara
elegan dapat menjelaskan penemuan-
penemuan baru pada bidang kimia.[3]

Referensi paling awal mengenai konsep


atom dapat ditilik kembali kepada zaman
India kuno pada tahun 800 sebelum
masehi,[4] yang dijelaskan dalam naskah
filsafat Jainisme sebagai anu dan
paramanu.[4][5] Aliran mazhab Nyaya dan
Vaisesika mengembangkan teori yang
menjelaskan bagaimana atom-atom
bergabung menjadi benda-benda yang
lebih kompleks.[6] Satu abad kemudian
muncul Referensi mengenai atom di
dunia Barat oleh Leukippos, yang
kemudian oleh muridnya Demokritos
pandangan tersebut disistematiskan.
Kira-kira pada tahun 450 SM, Demokritos
menciptakan istilah átomos (bahasa
Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak
dapat dipotong" ataupun "tidak dapat
dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos
mengenai atom bukanlah usaha untuk
menjabarkan suatu fenomena fisis
secara rinci, melainkan suatu filosofi
yang mencoba untuk memberikan
jawaban atas perubahan-perubahan yang
terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa juga
terjadi di India, namun demikian ilmu
pengetahuan modern memutuskan untuk
menggunakan istilah "atom" yang
dicetuskan oleh Demokritos.[3]
Demokritos juga mengatakan bahwa
atom dalam air sangat licin sehingga air
bisa mengalir ke mana-mana sementara
atom dalam garam ditutupi duri-duri
tajam sehingga terasa asin dilidah.

Kemajuan lebih jauh pada pemahaman


mengenai atom dimulai dengan
berkembangnya ilmu kimia. Pada tahun
1661, Robert Boyle mempublikasikan
buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di
dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi
"corpuscules", yaitu atom-atom yang
berbeda. Hal ini berbeda dengan
pandangan klasik yang berpendapat
bahwa materi terdiri dari unsur-unsur
udara, tanah, api, dan air.[7] Pada tahun
1789, istilah element (unsur) didefinisikan
oleh seorang bangsawan dan peneliti
Prancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan
dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih
jauh lagi dengan menggunakan metode-
metode kimia.[8]

Aristoteles mengatakan bahwa ada 4


elemen dasar dibumi dan bila semuanya
digabungkan akan menjadi senyawa-
senyawa yang kita lihat. Saat itu
muridnya bertanya: "Apakah bisa kita
membuat emas bila menggabungkan
semua elemen dasar tadi?" Aristoteles
menjawab "Iya". Itu membuat penasaran
para ilmuwan semana 200 tahun setelah
itu. Pada tahun 1669, ahli kimia Jerman
Hennig Brand menyuling 60 ember air
kencing karena ia mengira di dalamnya
ada emas betulan (karena air kencing
berwarna kuning keemasan) dan
hasilnya peralatan kimianya perpendar
dalam gelap. Dia menamainya Fosforus
(Fosfor) yang diambil dari kata Yunani
"Fosforos" yang berarti bintang senja. Dia
adalah orang pertama pada era Masehi,
yang sebelumya adalah penemuan
Arsenik 300 SM.[9]

Berbagai atom dan molekul yang


digambarkan pada buku John Dalton,
A New System of Chemical Philosophy
(1808).

Pada tahun 1803, John Dalton


menggunakan konsep atom untuk
menjelaskan mengapa unsur-unsur
selalu bereaksi dalam perbandingan
yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-
gas tertentu lebih larut dalam air
dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia
mengajukan pendapat bahwa setiap
unsur mengandung atom-atom tunggal
unik, dan atom-atom tersebut selanjutnya
dapat bergabung untuk membentuk
senyawa-senyawa kimia.[10][11]

Teori partikel ini kemudian


dikonfirmasikan lebih jauh lagi pada
tahun 1827, yaitu ketika botaniwan
Robert Brown menggunakan mikroskop
untuk mengamati debu-debu yang
mengambang di atas air dan
menemukan bahwa debu-debu tersebut
bergerak secara acak. Fenomena ini
kemudian dikenal sebagai "Gerak Brown".
Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan
pendapat bahwa fenomena ini
disebabkan oleh gerak termal molekul
air, dan pada tahun 1905 Albert Einstein
membuat analisis matematika terhadap
gerak ini.[12][13][14] Fisikawan Prancis
Jean Perrin kemudian menggunakan
hasil kerja Einstein untuk menentukan
massa dan dimensi atom secara
eksperimen, yang kemudian dengan pasti
menjadi verifikasi atas teori atom
Dalton.[15]

Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap


sinar katode, pada tahun 1897 J. J.
Thomson menemukan elektron dan sifat-
sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan
konsep atom sebagai satuan yang tidak
dapat dibagi-bagi lagi.[16] Thomson
percaya bahwa elektron-elektron
terdistribusi secara merata di seluruh
atom, dan muatan-muatannya
diseimbangkan oleh keberadaan lautan
muatan positif (model puding prem).

Namun pada tahun 1909, para peneliti di


bawah arahan Ernest Rutherford
menembakkan ion helium ke lembaran
tipis emas, dan menemukan bahwa
sebagian kecil ion tersebut dipantulkan
dengan sudut pantulan yang lebih tajam
dari yang apa yang diprediksikan oleh
teori Thomson. Rutherford kemudian
mengajukan pendapat bahwa muatan
positif suatu atom dan kebanyakan
massanya terkonsentrasi pada inti atom,
dengan elektron yang mengitari inti atom
seperti planet mengitari matahari.
Muatan positif ion helium yang melewati
inti padat ini haruslah dipantulkan
dengan sudut pantulan yang lebih tajam.
Pada tahun 1913, ketika bereksperimen
dengan hasil proses peluruhan radioaktif,
Frederick Soddy menemukan bahwa
terdapat lebih dari satu jenis atom pada
setiap posisi tabel periodik.[17] Istilah
isotop kemudian diciptakan oleh
Margaret Todd sebagai nama yang tepat
untuk atom-atom yang berbeda namun
merupakan satu unsur yang sama. J.J.
Thomson selanjutnya menemukan teknik
untuk memisahkan jenis-jenis atom
tersebut melalui hasil kerjanya pada gas
yang terionisasi.[18]

Model atom hidrogen Bohr yang


menunjukkan loncatan elektron
antara orbit-orbit tetap dan
memancarkan energi foton
dengan frekuensi tertentu.

Sementara itu, pada tahun 1913


fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang
model atom Rutherford dan mengajukan
pendapat bahwa elektron-elektron
terletak pada orbit-orbit yang
terkuantisasi serta dapat meloncat dari
satu orbit ke orbit lainnya, meskipun
demikian tidak dapat dengan bebas
berputar spiral ke dalam maupun keluar
dalam keadaan transisi.[19] Suatu
elektron haruslah menyerap ataupun
memancarkan sejumlah energi tertentu
untuk dapat melakukan transisi antara
orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya
dari materi yang dipanaskan memancar
melalui prisma, ia menghasilkan suatu
spektrum multiwarna. Penampakan
garis-garis spektrum tertentu ini berhasil
dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.[20]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada


tahun 1916 dijelaskan oleh Gilbert
Newton Lewis sebagai interaksi antara
elektron-elektron atom tersebut.[21] Atas
adanya keteraturan sifat-sifat kimiawi
dalam tabel periode kimia,[22] kimiawan
Amerika Irving Langmuir tahun 1919
berpendapat bahwa hal ini dapat
dijelaskan apabila elektron-elektron pada
sebuah atom saling berhubungan atau
berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu.
Sekelompok elektron diperkirakan
menduduki satu set kelopak elektron di
sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun


1922 memberikan bukti lebih jauh
mengenai sifat-sifat kuantum atom.
Ketika seberkas atom perak ditembakkan
melalui medan magnet, berkas tersebut
terpisah-pisah sesuai dengan arah
momentum sudut atom (spin). Oleh
karena arah spin adalah acak, berkas ini
diharapkan menyebar menjadi satu garis.
Namun pada kenyataannya berkas ini
terbagi menjadi dua bagian, tergantung
dari apakah spin atom tersebut
berorientasi ke atas ataupun ke
bawah.[23]

Pada tahun 1926, dengan menggunakan


pemikiran Louis de Broglie bahwa
partikel berperilaku seperti gelombang,
Erwin Schrödinger mengembangkan
suatu model atom matematis yang
menggambarkan elektron sebagai
gelombang tiga dimensi daripada
sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi
penggunaan bentuk gelombang untuk
menjelaskan elektron ini adalah bahwa
adalah tidak mungkin untuk secara
matematis menghitung posisi dan
momentum partikel secara bersamaan.
Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip
ketidakpastian, yang dirumuskan oleh
Werner Heisenberg pada 1926. Menurut
konsep ini, untuk setiap pengukuran
suatu posisi, seseorang hanya bisa
mendapatkan kisaran nilai-nilai
probabilitas momentum, demikian pula
sebaliknya. Walaupun model ini sulit
untuk divisualisasikan, ia dapat dengan
baik menjelaskan sifat-sifat atom yang
terpantau yang sebelumnya tidak dapat
dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh
sebab itu, model atom yang
menggambarkan elektron mengitari inti
atom seperti planet mengitari matahari
digugurkan dan digantikan oleh model
orbital atom di sekitar inti di mana
elektron paling berkemungkinan
berada.[24][25]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa


mengizinkan dilakukannya pengukuran
massa atom secara tepat. Peralatan
spektrometer ini menggunakan magnet
untuk membelokkan trayektori berkas
ion, dan banyaknya defleksi ditentukan
dengan rasio massa atom terhadap
muatannya. Kimiawan Francis William
Aston menggunakan peralatan ini untuk
menunjukkan bahwa isotop mempunyai
massa yang berbeda. Perbedaan massa
antar isotop ini berupa bilangan bulat,
dan ia disebut sebagai kaidah bilangan
bulat.[26] Penjelasan pada perbedaan
massa isotop ini berhasil dipecahkan
setelah ditemukannya neutron, suatu
partikel bermuatan netral dengan massa
yang hampir sama dengan proton, yaitu
oleh James Chadwick pada tahun 1932.
Isotop kemudian dijelaskan sebagai
unsur dengan jumlah proton yang sama,
namun memiliki jumlah neutron yang
berbeda dalam inti atom.[27]

Pada tahun 1950-an, perkembangan


pemercepat partikel dan detektor partikel
mengizinkan para ilmuwan mempelajari
dampak-dampak dari atom yang
bergerak dengan energi yang tinggi.[28]
Neutron dan proton kemudian diketahui
sebagai hadron, yaitu komposit partikel-
partikel kecil yang disebut sebagai kuark.
Model-model standar fisika nuklir
kemudian dikembangkan untuk
menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam
hal interaksi partikel subatom ini.[29]
Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di
Bell Labs mengembangkan sebuah
teknik untuk menurunkan temperatur
atom menggunakan laser. Pada tahun
yang sama, sekelompok ilmuwan yang
diketuai oleh William D. Phillips berhasil
memerangkap atom natrium dalam
perangkap magnet. Claude Cohen-
Tannoudji kemudian menggabungkan
kedua teknik tersebut untuk
mendinginkan sejumlah kecil atom
sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini
mengizinkan ilmuwan mempelajari atom
dengan presisi yang sangat tinggi, yang
pada akhirnya membawa para ilmuwan
menemukan kondensasi Bose-
Einstein.[30]
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal
sangatlah kecil untuk digunakan dalam
aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini,
berbagai peranti yang menggunakan
sebuah atom tunggal logam yang
dihubungkan dengan ligan-ligan organik
(transistor elektron tunggal) telah
dibuat.[31] Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk memerangkap dan
memperlambat laju atom menggunakan
pendinginan laser untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai
sifat-sifat atom.[32]
Komponen-komponen atom

Partikel subatom

Walaupun awalnya kata atom berarti


suatu partikel yang tidak dapat dipotong-
potong lagi menjadi partikel yang lebih
kecil, dalam terminologi ilmu
pengetahuan modern, atom tersusun
atas berbagai partikel subatom. Partikel-
partikel penyusun atom ini adalah
elektron, proton, dan neutron. Namun
hidrogen-1 tidak mempunyai neutron.
Demikian pula halnya pada ion hidrogen
positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini,
elektron adalah yang paling ringan,
dengan massa elektron sebesar
9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan
negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil
sedemikiannya tiada teknik pengukuran
yang dapat digunakan untuk mengukur
ukurannya.[33] Proton memiliki muatan
positif dan massa 1.836 kali lebih berat
daripada elektron (1,6726 × 10−27 kg).
Neutron tidak bermuatan listrik dan
bermassa bebas 1.839 kali massa
elektron[34] atau (1,6929 × 10−27 kg).

Dalam model standar fisika, baik proton


dan neutron terdiri dari partikel elementer
yang disebut kuark. Kuark termasuk ke
dalam golongan partikel fermion dan
merupakan salah satu dari dua bahan
penyusun materi dasar (yang lainnya
adalah lepton). Terdapat enam jenis
kuark dan tiap-tiap kuark tersebut
memiliki muatan listrik pecahan sebesar
+2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari
dua kuark naik dan satu kuark turun,
manakala neutron terdiri dari satu kuark
naik dan dua kuark turun. Perbedaan
komposisi kuark ini memengaruhi
perbedaan massa dan muatan antara
dua partikel tersebut. Kuark terikat
bersama oleh gaya nuklir kuat yang
diperantarai oleh gluon. Gluon adalah
anggota dari boson tolok yang
merupakan perantara gaya-gaya
fisika.[35][36]

Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon untuk lolos


dari inti pada berbagai isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron


yang terikat bersama pada pusat atom.
Secara kolektif, proton dan neutron
tersebut disebut sebagai nukleon
(partikel penyusun inti). Diameter inti
atom berkisar antara 10−15 hingga 10−14
m.[37] Jari-jari inti diperkirakan sama
dengan fm, dengan A adalah
jumlah nukleon.[38] Hal ini sangatlah kecil
dibandingkan dengan jari-jari atom.
Nukleon-nukleon tersebut terikat
bersama oleh gaya tarik-menarik
potensial yang disebut gaya kuat
residual. Pada jarak lebih kecil daripada
2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya
elektrostatik yang menyebabkan proton
saling tolak menolak.[39]

Atom dari unsur kimia yang sama


memiliki jumlah proton yang sama,
disebut nomor atom. Inti atom yang
mempunyai nomor atom, nomor massa,
dan waktu paruh tertentu disebut
nuklida. Suatu unsur dapat memiliki
jumlah neutron yang bervariasi. Variasi
ini disebut sebagai isotop. Isobar adalah
unsur-unsur yang mempunyai nomor
massa sama tetapi nomor atom
berbeda. Isoton unsur-unsur yang
mempunyai jumlah elektron yang sama
tetapi nomor massa dan nomor atom
berbeda. Jumlah proton dan neutron
suatu atom akan menentukan nuklida
atom tersebut, sedangkan jumlah
neutron relatif terhadap jumlah proton
akan menentukan stabilitas inti atom,
dengan isotop unsur tertentu akan
menjalankan peluruhan radioaktif.[40]

Neutron dan proton adalah dua jenis


fermion yang berbeda. Asas
pengecualian Pauli melarang adanya
keberadaan fermion yang identik (seperti
misalnya proton berganda) menduduki
suatu keadaan fisik kuantum yang sama
pada waktu yang sama. Oleh karena itu,
setiap proton dalam inti atom harusnya
menduduki keadaan kuantum yang
berbeda dengan aras energinya masing-
masing. Asas Pauli ini juga berlaku untuk
neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi
proton dan neutron yang menduduki
keadaan kuantum yang sama.[41]

Untuk atom dengan nomor atom yang


rendah, inti atom yang memiliki jumlah
proton lebih banyak daripada neutron
berpotensi jatuh ke keadaan energi yang
lebih rendah melalui peluruhan radioaktif
yang menyebabkan jumlah proton dan
neutron seimbang. Oleh karena itu, atom
dengan jumlah proton dan neutron yang
berimbang lebih stabil dan cenderung
tidak meluruh. Namun, dengan
meningkatnya nomor atom, gaya tolak-
menolak antar proton membuat inti atom
memerlukan proporsi neutron yang lebih
tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya.
Pada inti yang paling berat, rasio neutron
per proton yang diperlukan untuk
menjaga stabilitasnya akan meningkat
menjadi 1,5.[41]
Gambaran proses fusi nuklir yang
menghasilkan inti deuterium
(terdiri dari satu proton dan satu
neutron). Satu positron (e+)
dipancarkan bersamaan dengan
neutrino elektron.

Jumlah proton dan neutron pada inti


atom dapat diubah, walaupun hal ini
memerlukan energi yang sangat tinggi
oleh karena gaya atraksinya yang kuat.
Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel
atom bergabung membentuk inti yang
lebih berat. Sebagai contoh, pada inti
Matahari, proton memerlukan energi
sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya
tolak-menolak antar sesamanya dan
bergabung menjadi satu inti.[42] Fisi nuklir
merupakan kebalikan dari proses fusi.
Pada fisi nuklir, inti dipecah menjadi dua
inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya
terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti
atom juga dapat diubah melalui
penembakan partikel subatom berenergi
tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah
proton dalam inti, atom tersebut akan
berubah unsurnya.[43][44]

Jika massa inti setelah terjadinya reaksi


fusi lebih kecil daripada jumlah massa
partikel awal penyusunnya, maka
perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan
pancaran energi (misalnya sinar gama),
sebagaimana yang ditemukan pada
rumus kesetaraan massa-energi Einstein,
E = mc2, dengan m adalah massa yang
hilang dan c adalah kecepatan cahaya.
Defisit ini merupakan bagian dari energi
pengikatan inti yang baru.[45]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang


lebih besar dengan nomor atom lebih
rendah daripada besi dan nikel (jumlah
total nukleon sama dengan 60) biasanya
bersifat eksotermik, yang berarti bahwa
proses ini melepaskan energi.[46] Adalah
proses pelepasan energi inilah yang
membuat fusi nuklir pada bintang dapat
dipertahankan. Untuk inti yang lebih
berat, energi pengikatan per nukleon
dalam inti mulai menurun. Ini berarti
bahwa proses fusi akan bersifat
endotermik.[41]

Awan elektron

Sumur potensial yang


menunjukkan energi minimum
V(x) yang diperlukan untuk
mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu
partikel dengan energi E dibatasi
pada kisaran posisi antara x1 dan
x 2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh


proton dalam inti atom melalui gaya
elektromagnetik. Gaya ini mengikat
elektron dalam sumur potensi
elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti
bahwa energi luar diperlukan agar
elektron dapat lolos dari atom. Semakin
dekat suatu elektron dalam inti, semakin
besar gaya atraksinya, sehingga elektron
yang berada dekat dengan pusat sumur
potensi memerlukan energi yang lebih
besar untuk lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya,


memiliki sifat seperti partikel maupun
seperti gelombang (dualisme
gelombang-partikel). Awan elektron
adalah suatu daerah dalam sumur
potensi di mana tiap-tiap elektron
menghasilkan sejenis gelombang diam
(yaitu gelombang yang tidak bergerak
relatif terhadap inti) tiga dimensi.
Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom,
yakni suatu fungsi matematika yang
menghitung probabilitas suatu elektron
akan muncul pada suatu lokasi tertentu
ketika posisinya diukur.[47] Hanya akan
ada satu himpunan orbital tertentu yang
berada di sekitar inti, karena pola-pola
gelombang lainnya akan dengan cepat
meluruh menjadi bentuk yang lebih
stabil.[48]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom


pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan
satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden


terhadap aras energi elektron tertentu.
Elektron dapat berubah keadaannya ke
aras energi yang lebih tinggi dengan
menyerap sebuah foton. Selain dapat
naik menuju aras energi yang lebih tinggi,
suatu elektron dapat pula turun ke
keadaan energi yang lebih rendah
dengan memancarkan energi yang
berlebih sebagai foton.[48]

Energi yang diperlukan untuk


melepaskan ataupun menambah satu
elektron (energi pengikatan elektron)
adalah lebih kecil daripada energi
pengikatan nukleon. Sebagai contohnya,
hanya diperlukan 13,6 eV untuk
melepaskan elektron dari atom
hidrogen.[49] Bandingkan dengan energi
sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk
memecah inti deuterium.[50] Atom
bermuatan listrik netral oleh karena
jumlah proton dan elektronnya yang
sama. Atom yang kekurangan ataupun
kelebihan elektron disebut sebagai ion.
Elektron yang terletak paling luar dari inti
dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom
terdekat lainnya. Dengan cara inilah,
atom dapat saling berikatan membentuk
molekul.[51]

Sifat-sifat

Sifat-sifat nuklir

Berdasarkan definisi, dua atom dengan


jumlah proton yang identik dalam intinya
termasuk ke dalam unsur kimia yang
sama. Atom dengan jumlah proton sama
namun dengan jumlah neutron berbeda
adalah dua isotop berbeda dari satu
unsur yang sama. Sebagai contohnya,
semua hidrogen memiliki satu proton,
namun terdapat satu isotop hidrogen
yang tidak memiliki neutron (hidrogen-1),
satu isotop yang memiliki satu neutron
(deuterium), dua neutron (tritium), dll.
Hidrogen-1 adalah bentuk isotop
hidrogen yang paling umum. Kadang-
kadang ia disebut sebagai protium.[52]
Semua isotop unsur yang bernomor
atom lebih besar daripada 82 bersifat
radioaktif.[53][54]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk


secara alami di Bumi, 269 di antaranya
belum pernah terpantau meluruh.[55]
Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang
diketahui memiliki satu atau lebih isotop
stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur
lebih tinggi dari 83 tidak memiliki isotop
stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya
memiliki satu isotop stabil, manakala
jumlah isotop stabil yang paling banyak
terpantau pada unsur timah dengan 10
jenis isotop stabil.[56]

Massa

Karena mayoritas massa atom berasal


dari proton dan neutron, jumlah
keseluruhan partikel ini dalam atom
disebut sebagai nomor massa. Massa
atom pada keadaan diam sering
diekspresikan menggunakan satuan
massa atom (u) yang juga disebut dalton
(Da). Satuan ini didefinisikan sebagai
seperduabelas massa atom karbon-12
netral, yang kira-kira sebesar
1,66 × 10−27 kg.[57] Hidrogen-1 yang
merupakan isotop teringan hidrogen
memiliki bobot atom 1,007825 u.[58]
Atom memiliki massa yang kira-kira
sama dengan nomor massanya dikalikan
satuan massa atom.[59] Atom stabil yang
paling berat adalah timbal-208,[53]
dengan massa sebesar
207,9766521 u.[60]

Para kimiawan biasanya menggunakan


satuan mol untuk menyatakan jumlah
atom. Satu mol didefinisikan sebagai
jumlah atom yang terdapat pada 12 gram
persis karbon-12. Jumlah ini adalah
sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula
dengan nama tetapan Avogadro. Dengan
demikian suatu unsur dengan massa
atom 1 u akan memiliki satu mol atom
yang bermassa 0,001 kg. Sebagai
contohnya, Karbon memiliki massa atom
12 u, sehingga satu mol karbon atom
memiliki massa 0,012 kg.[57]

Ukuran

Atom tidak memiliki batasan luar yang


jelas, sehingga dimensi atom biasanya
dideskripsikan sebagai jarak antara dua
inti atom ketika dua atom bergabung
bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini
bervariasi tergantung pada jenis atom,
jenis ikatan yang terlibat, jumlah atom di
sekitarnya, dan spin atom.[61] Pada tabel
periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya periode (atas ke bawah).
Sebaliknya jari-jari atom akan cenderung
meningkat seiring dengan menurunnya
nomor golongan (kanan ke kiri).[62] Oleh
karena itu, atom yang terkecil adalah
helium dengan jari-jari 32 pm, manakala
yang terbesar adalah sesium dengan jari-
jari 225 pm.[63] Dimensi ini ribuan kali
lebih kecil daripada gelombang cahaya
(400–700 nm), sehingga atom tidak
dapat dilihat menggunakan mikroskop
optik biasa. Namun, atom dapat dipantau
menggunakan mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian


kecilnya lebar satu helai rambut dapat
menampung sekitar 1 juta atom
karbon.[64] Satu tetes air pula
mengandung sekitar 2 × 1021 atom
oksigen.[65] Intan satu karat dengan
massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar
1022 atom karbon.[catatan 2] Jika sebuah
apel diperbesar sampai seukuran
besarnya Bumi, maka atom dalam apel
tersebut akan terlihat sebesar ukuran
apel awal tersebut.[66]
Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T½)


beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan
jumlah proton N (dalam satuan detik).

Setiap unsur mempunyai satu atau lebih


isotop berinti tak stabil yang akan
mengalami peluruhan radioaktif,
menyebabkan inti melepaskan partikel
ataupun radiasi elektromagnetik.
Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari
inti sangat besar dibandingkan dengan
jari-jari gaya kuat (hanya bekerja pada
jarak sekitar 1 fm).[67]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang


paling umum adalah:[68][69]

Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti


memancarkan partikel alfa (inti helium
yang terdiri dari dua proton dan dua
neutron). Hasil peluruhan ini adalah
unsur baru dengan nomor atom yang
lebih kecil.
Peluruhan beta, diatur oleh gaya
lemah, dan dihasilkan oleh
transformasi neutron menjadi proton,
ataupun proton menjadi neutron.
Transformasi neutron menjadi proton
akan diikuti oleh emisi satu elektron
dan satu antineutrino, manakala
transformasi proton menjadi neutron
diikuti oleh emisi satu positron dan
satu neutrino. Emisi elektron ataupun
emisi positron disebut sebagai partikel
beta. Peluruhan beta dapat
meningkatkan maupun menurunkan
nomor atom inti sebesar satu.
Peluruhan gama, dihasilkan oleh
perubahan pada aras energi inti ke
keadaan yang lebih rendah,
menyebabkan emisi radiasi
elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi
setelah emisi partikel alfa ataupun
beta dari peluruhan radioaktif.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya
yang lebih jarang meliputi pelepasan
neutron dan proton dari inti, emisi lebih
dari satu partikel beta, ataupun
peluruhan yang mengakibatkan produksi
elektron berkecepatan tinggi yang bukan
sinar beta, dan produksi foton berenergi
tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai


karakteristik periode waktu peluruhan
(waktu paruh) yang merupakan lamanya
waktu yang diperlukan oleh setengah
jumlah sampel untuk meluruh habis.
Proses peluruhan bersifat eksponensial,
sehingga setelah dua waktu paruh, hanya
akan tersisa 25% isotop.[67]
Momen magnetik

Setiap partikel elementer mempunyai


sifat mekanika kuantum intrinsik yang
dikenal dengan nama spin. Spin
beranalogi dengan momentum sudut
suatu objek yang berputar pada pusat
massanya, walaupun secara kaku
partikel tidaklah berperilaku seperti ini.
Spin diukur dalam satuan tetapan Planck
tereduksi (ħ), dengan elektron, proton,
dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ,
atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang
bergerak di sekitar inti atom selain
memiliki spin juga memiliki momentum
sudut orbital, manakala inti atom
memiliki momentum sudut pula oleh
karena spin nuklirnya sendiri.[70]

Medan magnet yang dihasilkan oleh


suatu atom (disebut momen magnetik)
ditentukan oleh kombinasi berbagai
macam momentum sudut ini. Namun,
kontribusi yang terbesar tetap berasal
dari spin. Oleh karena elektron mematuhi
asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua
elektron yang dapat ditemukan pada
keadaan kuantum yang sama, pasangan
elektron yang terikat satu sama lainnya
memiliki spin yang berlawanan, dengan
satu berspin naik, dan yang satunya lagi
berspin turun. Kedua spin yang
berlawanan ini akan saling menetralkan,
sehingga momen dipol magnetik totalnya
menjadi nol pada beberapa atom
berjumlah elektron genap.[71]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi,


adanya keberadaan elektron yang tak
berpasangan menyebabkan atom
tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-
orbital atom di sekeliling atom tersebut
saling bertumpang tindih dan penurunan
keadaan energi dicapai ketika spin
elektron yang tak berpasangan tersusun
saling berjajar. Proses ini disebut
sebagai interaksi pertukaran. Ketika
momen magnetik atom feromagnetik
tersusun berjajaran, bahan yang tersusun
oleh atom ini dapat menghasilkan medan
makroskopis yang dapat dideteksi.
Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik
memiliki atom dengan momen magnetik
yang tersusun acak, sehingga tiada
medan magnet yang dihasilkan. Namun,
momen magnetik tiap-tiap atom individu
tersebut akan tersusun berjajar ketika
diberikan medan magnet.[71][72]

Inti atom juga dapat memiliki spin.


Biasanya spin inti tersusun secara acak
oleh karena kesetimbangan termal.
Namun, untuk unsur-unsur tertentu
(seperti xenon-129), adalah mungkin
untuk memolarisasi keadaan spin nuklir
secara signifikan sehingga spin-spin
tersebut tersusun berjajar dengan arah
yang sama. Kondisi ini disebut sebagai
hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki
aplikasi yang penting dalam pencitraan
resonansi magnetik.[73][74]

Aras-aras energi

Ketika suatu elektron terikat pada


sebuah atom, ia memiliki energi
potensial yang berbanding terbalik
terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal
ini diukur oleh besarnya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron
dari atom dan biasanya diekspresikan
dengan satuan elektronvolt (eV). Dalam
model mekanika kuantum, elektron-
elektron yang terikat hanya dapat
menduduki satu set keadaan yang
berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan
berkorespondensi terhadap aras energi
tertentu. Keadaan energi terendah suatu
elektron yang terikat disebut sebagai
keadaan dasar, manakala keadaan energi
yang lebih tinggi disebut sebagai
keadaan tereksitasi.[75]

Agar suatu elektron dapat meloncat dari


satu keadaan ke keadaan lainnya, ia
haruslah menyerap ataupun
memancarkan foton pada energi yang
sesuai dengan perbedaan energi
potensial antar dua aras tersebut. Energi
foton yang dipancarkan adalah
sebanding dengan frekuensinya.[76] Tiap-
tiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya masing-masing. Hal ini
bergantung pada muatan inti, subkelopak
yang terisi dengan elektron, interaksi
elektromagnetik antar elektron, dan
faktor-faktor lainnya.[77]

Contoh garis absorpsi spektrum.

Ketika suatu spektrum energi yang


berkelanjutan dipancarkan melalui suatu
gas ataupun plasma, beberapa foton
diserap oleh atom, menyebabkan
elektron berpindah aras energi. Elektron
yang tereksitasi akan secara spontan
memancarkan energi ini sebagai foton
dan jatuh kembali ke aras energi yang
lebih rendah. Oleh karena itu, atom
berperilaku seperti bahan penyaring yang
akan membentuk sederetan pita
absorpsi. Pengukuran spektroskopi
terhadap kekuatan dan lebar pita
spektrum mengizinkan penentuan
komposisi dan sifat-sifat fisika suatu
zat.[78]

Pemantauan cermat pada garis-garis


spektrum menunjukkan bahwa beberapa
memperlihatkan adanya pemisahan
halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-
orbit yang merupakan interaksi antara
spin dengan gerak elektron terluar.[79]
Ketika suatu atom berada dalam medan
magnet eksternal, garis-garis spektrum
terpisah menjadi tiga atau lebih
komponen. Hal ini disebut sebagai efek
Zeeman. Efek Zeeman disebabkan oleh
interaksi medan magnet dengan momen
magnetik atom dan elektronnya.
Beberapa atom dapat memiliki banyak
konfigurasi elektron dengan aras energi
yang sama, sehingga akan tampak
sebagai satu garis spektrum. Interaksi
medan magnet dengan atom akan
menggeser konfigurasi-konfigurasi
elektron menuju aras energi yang sedikit
berbeda, menyebabkan garis spektrum
berganda.[80] Keberadaan medan listrik
eksternal dapat menyebabkan
pemisahan dan pergeseran garis
spektrum dengan mengubah aras energi
elektron. Fenomena ini disebut sebagai
efek Stark.[81]

Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu


atom dalam keadaan yang tak
terkombinasi disebut sebagai kelopak
valensi dan elektron dalam kelopak
tersebut disebut elektron valensi. Jumlah
elektron valensi menentukan perilaku
ikatan atom tersebut dengan atom
lainnya. Atom cenderung bereaksi
dengan satu sama lainnya melalui
pengisian (ataupun pengosongan)
elektron valensi terluar atom.[82] Ikatan
kimia dapat dilihat sebagai transfer
elektron dari satu atom ke atom lainnya,
seperti yang terpantau pada natrium
klorida dan garam-garam ionik lainnya.
Namun, banyak pula unsur yang
menunjukkan perilaku valensi berganda,
atau kecenderungan membagi elektron
dengan jumlah yang berbeda pada
senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan
kimia antara unsur-unsur ini cenderung
berupa pembagian elektron daripada
transfer elektron. Contohnya meliputi
unsur karbon dalam senyawa organik.[83]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan


dalam tabel periodik yang menampilkan
sifat-sifat kimia suatu unsur yang
berpola. Unsur-unsur dengan jumlah
elektron valensi yang sama
dikelompokkan secara vertikel (disebut
golongan). Unsur-unsur pada bagian
terkanan tabel memiliki kelopak
terluarnya terisi penuh, menyebabkan
unsur-unsur tersebut cenderung bersifat
inert (gas mulia).[84][85]

Keadaan

Gambaran pembentukan
kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam


keadaan materi yang berbeda-beda
tergantung pada kondisi fisik benda,
yakni suhu dan tekanan. Dengan
mengubah kondisi tersebut, materi dapat
berubah-ubah menjadi bentuk padat, cair,
gas, dan plasma.[86] Dalam tiap-tiap
keadaan tersebut pula materi dapat
memiliki berbagai fase. Sebagai
contohnya pada karbon padat, ia dapat
berupa grafit maupun intan.[87]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom


dapat membentuk kondensat Bose-
Einstein, di mana efek-efek mekanika
kuantum yang biasanya hanya terpantau
pada skala atom terpantau secara
makroskopis.[88][89] Kumpulan atom-
atom yang dilewat-dinginkan ini
berperilaku seperti satu atom super.[90]
Identifikasi

Citra mikroskop penerowongan payaran


yang menunjukkan atom-atom individu
pada permukaan emas (100).

Mikroskop penerowongan payaran


(scanning tunneling microscope) adalah
suatu mikroskop yang digunakan untuk
melihat permukaan suatu benda pada
tingkat atom. Alat ini menggunakan
fenomena penerowongan kuantum yang
mengizinkan partikel-partikel menembus
sawar yang biasanya tidak dapat
dilewati.
Sebuah atom dapat diionisasi dengan
melepaskan satu elektronnya. Muatan
yang ada menyebabkan trayektori atom
melengkung ketika ia melalui sebuah
medan magnet. Jari-jari trayektori ion
tersebut ditentukan oleh massa atom.
Spektrometer massa menggunakan
prinsip ini untuk menghitung rasio massa
terhadap muatan ion. Apabila sampel
tersebut mengandung sejumlah isotop,
spektrometer massa dapat menentukan
proporsi tiap-tiap isotop dengan
mengukur intensitas berkas ion yang
berbeda. Teknik untuk menguapkan atom
meliputi plasma gandeng induktif-
spektroskopi emisi atom (inductively
coupled plasma-atomic emission
spectroscopy, ICP-AES) dan plasma
gandeng induktif-spektrometri massa
(inductively coupled plasma-mass
spectrometry, ICP-MS), keduanya
menggunakan plasma untuk
menguapkan sampel analisis.[91]

Metode lainnya yang lebih selektif adalah


spektroskopi pelepasan energi elektron
(electron energy loss spectroscopy), yang
mengukur pelepasan energi berkas
elektron dalam suatu mikroskop elektron
transmisi ketika ia berinteraksi dengan
sampel. Tomografi kuar atom memiliki
resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan
dapat secara kimiawi mengidentifikasi
atom-atom individu menggunakan
spektrometri massa waktu lintas.[92]

Spektrum keadaan tereksitasi dapat


digunakan untuk menganalisis
komposisi atom bintang yang jauh.
Panjang gelombang cahaya tertentu
yang dipancarkan oleh bintang dapat
dipisahkan dan dicocokkan dengan
transisi terkuantisasi atom gas bebas.
Warna bintang kemudian dapat
direplikasi menggunakan lampu lucutan
gas yang mengandung unsur yang
sama.[93] Helium pada Matahari
ditemukan dengan menggunakan cara ini
23 tahun sebelum ia ditemukan di
Bumi.[94]
Asal usul dan kondisi
sekarang
Atom menduduki sekitar 4% densitas
energi total yang ada dalam alam
semesta terpantau, dengan densitas
rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[95] Dalam
galaksi Bima Sakti, atom memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi, dengan
densitas materi dalam medium
antarbintang berkisar antara 105 sampai
dengan 109 atom/m3.[96] Matahari sendiri
dipercayai berada dalam Gelembung
Lokal, yaitu suatu daerah yang
mengandung banyak gas ion, sehingga
densitas di sekelilingnya adalah sekitar
103 atom/m3.[97] Bintang membentuk
awan-awan padat dalam medium
antarbintang, dan proses evolusioner
bintang akan menyebabkan peningkatan
kandungan unsur yang lebih berat
daripada hidrogen dan helium dalam
medium antarbintang. Sampai dengan
95% atom Bima Sakti terkonsentrasi
dalam bintang-bintang, dan massa total
atom ini membentuk sekitar 10% massa
galaksi.[98] Massa sisanya adalah materi
gelap yang tidak diketahui dengan
jelas.[99]

Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul


satu detik setelah kejadian Dentuman
Besar. Dalam masa waktu tiga menit
sesudahnya, nukleosintesis Dentuman
Besar kebanyakan menghasilkan helium,
litium, dan deuterium, dan mungkin juga
beberapa berilium dan boron.[100][101][102]
Atom pertama (dengan elektron yang
terikat dengannya) secara teoretis
tercipta 380.000 tahun sesudah
Dentuman Besar, yaitu ketika alam
semesta yang mengembang cukup
dingin untuk mengizinkan elektron-
elektron terikat pada inti atom.[103] Sejak
saat itulah, inti atom mulai bergabung
dalam bintang-bintang melalui proses
fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur
yang lebih berat sampai dengan besi.[104]
Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang
angkasa melalui spalasi sinar
kosmis.[105] Hal ini terjadi ketika sebuah
proton berenergi tinggi menumbuk inti
atom, menyebabkan sejumlah besar
nukleon berhamburan. Unsur yang lebih
berat daripada besi dihasilkan di
supernova melalui proses r dan di
bintang-bintang AGB melalui proses s.
Kedua-duanya melibatkan penangkapan
neutron oleh inti atom.[106] Unsur-unsur
seperti timbal kebanyakan dibentuk
melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur
lain yang lebih berat.[107]
Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi


dan termasuk pula seluruh makhluk
hidupnya pernah berada dalam bentuk
yang sekarang di nebula yang runtuh dari
awan molekul dan membentuk Tata
Surya. Sisanya merupakan akibat dari
peluruhan radioaktif dan proporsinya
dapat digunakan untuk menentukan usia
Bumi melalui penanggalan
radiometrik.[108][109] Kebanyakan helium
dalam kerak Bumi merupakan produk
peluruhan alfa.[110]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang


pada awal pembentukannya tidak ada
dan juga bukan merupakan akibat dari
peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara
berkesinambungan dihasilkan oleh sinar
kosmik di atmosfer.[111] Beberapa atom
di Bumi secara buatan dihasilkan oleh
reaktor ataupun senjata nuklir.[112][113]
Dari semua Unsur-unsur transuranium
yang bernomor atom lebih besar
daripada 92, hanya plutonium dan
neptunium sajalah yang terdapat di Bumi
secara alami.[114][115] Unsur-unsur
transuranium memiliki waktu paruh
radioaktif yang lebih pendek daripada
umur Bumi,[116] sehingga unsur-unsur ini
telah lama meluruh. Pengecualian
terdapat pada plutonium-244 yang
kemungkinan tersimpan dalam debu
kosmik.[108] Kandungan alami plutonium
dan neptunium dihasilkan dari
penangkapan neutron dalam bijih
uranium.[117]

Bumi mengandung sekitar


1,33 × 1050atom.[118] Pada atmosfer
planet, terdapat sejumlah kecil atom gas
mulia seperti argon dan neon. Sisa 99%
atom pada atmosfer bumi terikat dalam
bentuk molekul, misalnya karbon
dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen
diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-
atom saling berikatan membentuk
berbagai macam senyawa, meliputi air,
garam, silikat, dan oksida. Atom juga
dapat bergabung membentuk bahan-
bahan yang tidak terdiri dari molekul,
contohnya kristal dan logam padat
ataupun cair.[119][120]

Bentuk teoretis dan bentuk langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di bagian paling


kanan

Manakala isotop dengan nomor atom


yang lebih tinggi daripada timbal (62)
bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau
stabilitas" yang diajukan untuk beberapa
unsur dengan nomor atom di atas 103.
Unsur-unsur super berat ini kemungkinan
memiliki inti yang secara relatif stabil
terhadap peluruhan radioaktif.[121] Atom
super berat yang stabil ini kemungkinan
besar adalah unbiheksium, dengan 126
proton 184 neutron.[122]

Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel


antimaterinya masing-masing dengan
muatan listrik yang berlawanan.
Sehingga, positron adalah antielektron
yang bermuatan positif, dan antiproton
adalah proton yang bermuatan negatif,
Ketika materi dan antimateri bertemu,
keduanya akan saling memusnahkan.
Terdapat ketidakseimbangan antara
jumlah partikel materi dan antimateri.
Ketidakseimbangan ini masih belum
dipahami secara menyeluruh, walaupun
terdapat teori bariogenesis yang
memberikan penjelasan yang
memungkinkan. Antimateri tidak pernah
ditemukan secara alami.[123][124] Namun,
pada tahun 1996, antihidrogen berhasil
disintesis di laboratorium CERN di
Jenewa.[125][126]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya


yang dibuat dengan menggantikan satu
proton, neutron, ataupun elektron dengan
partikel lain yang bermuatan sama.
Sebagai contoh, elektron dapat
digantikan dengan muon yang lebih
berat, membentuk atom muon. Jenis
atom ini dapat digunakan untuk menguji
prediksi fisika.[127][128][129]

Lihat pula
Massa atom relatif
Molekul
Unsur
Elektron
Proton
Neutron
Inti atom

Catatan
1. Kebanyakan isotop mempunyai
jumlah nukleon lebih banyak dari
jumlah elektron. Dalam kasus
hydrogen-1, yang mempunyai satu
elektron and satu nukleon, protonnya
, atau 99,95% dari total
massa atom.
2. Satu karat sama dengan 200
miligram. Berdasarkan definisi,
karbon-12 memiliki 0,012 kg per mol.
Tetapan Avogadro sekitar
6 × 1023 atom per mol.

Referensi
1. Haubold, Hans (1998). "Microcosmos:
From Leucippus to Yukawa" (https://web.
archive.org/web/20081001172401/http://
www.columbia.edu/~ah297/unesa/univer
se/universe-chapter3.html) . Structure of
the Universe. Common Sense Science.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.colu
mbia.edu/~ah297/unesa/universe/univer
se-chapter3.html) tanggal 2008-10-01.
Diakses tanggal 2008-01-17.
2. Staff (2007-08-01). "Radioactive Decays"
(http://www2.slac.stanford.edu/vvc/theor
y/nuclearstability.html) . Stanford Linear
Accelerator Center, Stanford University.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20090607115741/http://www2.slac.stanf
ord.edu/vvc/theory/nuclearstability.html)
dari versi asli tanggal 2009-06-07.
Diakses tanggal 2007-01-02.
3. Ponomarev (1993:14-15).
4. (Inggris)A. Pablo Iannone. Dictionary of
World Philosophy (http://books.google.co
m/books?id=7wBmBO3vpE4C&printsec=f
rontcover&dq=Dictionary+of+world+philo
sophy&hl=id&cd=1#v=onepage&q=The%2
0earliest%20version%20of%20atomism%
20can%20be%20found%20in%20Jainism
&f=false) . hlm. 62. ISBN 0-415-17995-5.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20230327112750/https://books.google.c
om/books?id=7wBmBO3vpE4C&printsec=
frontcover&dq=Dictionary+of+world+philo
sophy&hl=id&cd=1#v=onepage&q=The%2
0earliest%20version%20of%20atomism%
20can%20be%20found%20in%20Jainism
&f=false) dari versi asli tanggal 2023-03-
27. Diakses tanggal 2010-06-09.
5. (Inggris)Hajime Nakamura (1992). A
comparative history of ideas (http://book
s.google.com/books?id=Gpulmza7BBYC&
pg=PA145&dq=atomism+Indian&as_brr=3
&hl=id&cd=4#v=onepage&q=atomism%20
Indian&f=false) . Shri Jainendra Press.
hlm. 145. ISBN 81-208-1004-x Periksa
nilai: invalid character |isbn= (bantuan).
Diakses tanggal 2010-06-09.
6. (Inggris)Ben-Ami Scharfstein (1998). A
comparative history of world philosophy:
from the Upanishads to Kant (http://book
s.google.com/books?id=iZQy2lu70bwC&l
pg=PA189&dq=Vaisheshika%20atom%20
anu%20paramanu&hl=id&pg=PA189#v=o
nepage&q=Vaisheshika%20atom%20an
u%20paramanu&f=false) . State
University of New York Press. hlm. 189.
ISBN 0-7914-3683-7. Diarsipkan (https://w
eb.archive.org/web/20230327112829/htt
ps://books.google.com/books?id=iZQy2lu
70bwC&lpg=PA189&dq=Vaisheshika+ato
m+anu+paramanu&hl=id&pg=PA189#v=o
nepage&q=Vaisheshika%20atom%20an
u%20paramanu&f=false) dari versi asli
tanggal 2023-03-27. Diakses tanggal
2010-06-09.
7. Siegfried (2002:42–55).
8. "Lavoisier's Elements of Chemistry" (htt
p://web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVP
REFann.HTML) . Elements and Atoms. Le
Moyne College, Department of Chemistry.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20070501102647/http://web.lemoyne.ed
u/~giunta/EA/LAVPREFann.HTML) dari
versi asli tanggal 2007-05-01. Diakses
tanggal 2007-12-18.
9. "Periodic Table Database |
Chemogenesis" (https://www.meta-synth
esis.com/webbook/35_pt/pt_database.ph
p?button=pre-1900+Formulations) .
www.meta-synthesis.com. Diarsipkan (htt
ps://web.archive.org/web/201905022321
23/https://www.meta-synthesis.com/web
book/35_pt/pt_database.php?Button=pre-
1900+Formulations) dari versi asli
tanggal 2019-05-02. Diakses tanggal
2019-03-25.
10. Wurtz (1881:1–2).
11. Dalton (1808).
12. Einstein, Albert (1905). "Über die von der
molekularkinetischen Theorie der Wärme
geforderte Bewegung von in ruhenden
Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" (htt
ps://web.archive.org/web/200603180607
24/http://www.physik.uni-augsburg.de/an
nalen/history/papers/1905_17_549-560.p
df) (PDF). Annalen der Physik (dalam
bahasa German). 322 (8): 549–560.
doi:10.1002/andp.19053220806 (https://
doi.org/10.1002%2Fandp.19053220806) .
Diarsipkan dari versi asli (http://www.phys
ik.uni-augsburg.de/annalen/history/paper
s/1905_17_549-560.pdf) (PDF) tanggal
2006-03-18. Diakses tanggal 2007-02-04.
13. Mazo (2002:1–7).
14. Lee, Y. K. (1995). "Brownian Motion" (http
s://web.archive.org/web/2007121806140
8/http://www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_
95/journal/vol4/ykl/report.html) .
Imperial College, London. Diarsipkan dari
versi asli (http://www.doc.ic.ac.uk/~nd/su
rprise_95/journal/vol4/ykl/report.html)
tanggal 2007-12-18. Diakses tanggal
2007-12-18.
15. Patterson, Gary (2007). "Jean Perrin and
the triumph of the atomic doctrine" (htt
p://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17602
746) . Endeavour. 31 (2): 50–53.
doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.endeavour.200
7.05.003) . Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20081218094147/http://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17602746)
dari versi asli tanggal 2008-12-18.
Diakses tanggal 2008-11-07.
16. The Nobel Foundation (1906). "J.J.
Thomson" (http://nobelprize.org/nobel_pri
zes/physics/laureates/1906/thomson-bi
o.html) . Nobelprize.org. Diarsipkan (http
s://web.archive.org/web/2013050712520
0/http://www.nobelprize.org/nobel_prize
s/physics/laureates/1906/thomson-bio.ht
ml) dari versi asli tanggal 2013-05-07.
Diakses tanggal 2007-12-20.
17. "Frederick Soddy, The Nobel Prize in
Chemistry 1921" (http://nobelprize.org/no
bel_prizes/chemistry/laureates/1921/sod
dy-bio.html) . Nobel Foundation.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080409210519/http://nobelprize.org/n
obel_prizes/chemistry/laureates/1921/so
ddy-bio.html) dari versi asli tanggal
2008-04-09. Diakses tanggal 2008-01-18.
18. Thomson, Joseph John (1913). "Rays of
positive electricity" (http://web.lemoyne.e
du/~giunta/canal.html) . Proceedings of
the Royal Society. A 89: 1–20. Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/201903080
14919/http://web.lemoyne.edu/~giunta/c
anal.html) dari versi asli tanggal 2019-
03-08. Diakses tanggal 2007-01-18.
19. Stern, David P. (May 16, 2005). "The
Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of
the Atom" (https://web.archive.org/web/2
0070820084047/http://www-spof.gsfc.na
sa.gov/stargaze/Q5.htm) . NASA
Goddard Space Flight Center. Diarsipkan
dari versi asli (http://www-spof.gsfc.nasa.
gov/stargaze/Q5.htm) tanggal 2007-08-
20. Diakses tanggal 2007-12-20.
20. Bohr, Niels (December 11, 1922). "Niels
Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922,
Nobel Lecture" (http://nobelprize.org/nob
el_prizes/physics/laureates/1922/bohr-le
cture.html) . The Nobel Foundation.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080415183736/http://nobelprize.org/n
obel_prizes/physics/laureates/1922/bohr
-lecture.html) dari versi asli tanggal
2008-04-15. Diakses tanggal 2008-02-16.
21. Lewis, Gilbert N. (1916). "The Atom and
the Molecule". Journal of the American
Chemical Society. 38 (4): 762–786.
doi:10.1021/ja02261a002 (https://doi.or
g/10.1021%2Fja02261a002) .
22. Scerri, Eric R. (2007). The Periodic Table
(https://archive.org/details/periodictableit
s00scer) . Oxford University Press US.
hlm. 205 (https://archive.org/details/perio
dictableits00scer/page/n227) –226.
ISBN 0195305736.
23. Scully, Marlan O. (1987). "On the theory of
the Stern-Gerlach apparatus".
Foundations of Physics. 17 (6): 575–583.
doi:10.1007/BF01882788 (https://doi.org/
10.1007%2FBF01882788) .
24. Brown, Kevin (2007). "The Hydrogen
Atom" (http://www.mathpages.com/hom
e/kmath538/kmath538.htm) .
MathPages. Diarsipkan (https://web.archi
ve.org/web/20080513082947/http://ww
w.mathpages.com/home/kmath538/kmat
h538.htm) dari versi asli tanggal 2008-
05-13. Diakses tanggal 2007-12-21.
25. Harrison, David M. (2000). "The
Development of Quantum Mechanics" (htt
p://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInter
est/Harrison/DevelQM/DevelQM.html) .
University of Toronto. Diarsipkan (https://
web.archive.org/web/20071225095938/h
ttp://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInt
erest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html)
dari versi asli tanggal 2007-12-25.
Diakses tanggal 2007-12-21.
26. Aston, Francis W. (1920). "The
constitution of atmospheric neon".
Philosophical Magazine. 39 (6): 449–55.
27. Chadwick, James (December 12, 1935).
"Nobel Lecture: The Neutron and Its
Properties" (http://nobelprize.org/nobel_p
rizes/physics/laureates/1935/chadwick-l
ecture.html) . Nobel Foundation.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20071012100351/http://nobelprize.org/n
obel_prizes/physics/laureates/1935/chad
wick-lecture.html) dari versi asli tanggal
2007-10-12. Diakses tanggal 2007-12-21.
28. Kullander, Sven (August 28, 2001).
"Accelerators and Nobel Laureates" (htt
p://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/a
rticles/kullander/) . The Nobel
Foundation. Diarsipkan (https://web.archi
ve.org/web/20080413064924/http://nobe
lprize.org/nobel_prizes/physics/articles/k
ullander/) dari versi asli tanggal 2008-04-
13. Diakses tanggal 2008-01-31.
29. Staff (October 17, 1990). "The Nobel Prize
in Physics 1990" (http://nobelprize.org/no
bel_prizes/physics/laureates/1990/press.
html) . The Nobel Foundation. Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/200805141
00040/http://nobelprize.org/nobel_prizes/
physics/laureates/1990/press.html) dari
versi asli tanggal 2008-05-14. Diakses
tanggal 2008-01-31.
30. Staff (October 15, 1997). "The Nobel Prize
in Physics 1997" (http://nobelprize.org/no
bel_prizes/physics/laureates/1997/) .
Nobel Foundation. Diarsipkan (https://we
b.archive.org/web/20080409211854/htt
p://nobelprize.org/nobel_prizes/physics/l
aureates/1997/) dari versi asli tanggal
2008-04-09. Diakses tanggal 2008-02-10.
31. Park, Jiwoong; et al. (2002). "Coulomb
blockade and the Kondo effect in single-
atom transistors" (http://adsabs.harvard.e
du/abs/2002Natur.417..722P) . Nature.
417 (6890): 722–25.
doi:10.1038/nature00791 (https://doi.org/
10.1038%2Fnature00791) . Diarsipkan (ht
tps://web.archive.org/web/20080112041
123/http://adsabs.harvard.edu/abs/2002
Natur.417..722P) dari versi asli tanggal
2008-01-12. Diakses tanggal 2008-01-03.
32. Domokos, P. (1994). "Single-atom
interference method for generating Fock
states" (http://adsabs.harvard.edu/abs/1
994PhRvA..50.3340D) . Physical Review
a. 50: 3340–44.
doi:10.1103/PhysRevA.50.3340 (https://d
oi.org/10.1103%2FPhysRevA.50.3340) .
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20181005050018/http://adsabs.harvard.e
du/abs/1994PhRvA..50.3340D) dari versi
asli tanggal 2018-10-05. Diakses tanggal
2008-01-03.
33. Demtröder (2002:39–42).
34. Woan (2000:8).
35. Particle Data Group (2002). "The Particle
Adventure" (http://www.particleadventure.
org/) . Lawrence Berkeley Laboratory.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20070104075936/http://www.particleadv
enture.org/) dari versi asli tanggal 2007-
01-04. Diakses tanggal 2007-01-03.
36. Schombert, James (April 18, 2006).
"Elementary Particles" (http://abyss.uoreg
on.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html) .
University of Oregon. Diarsipkan (https://
web.archive.org/web/20110830212645/h
ttp://abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectu
res/lec07.html) dari versi asli tanggal
2011-08-30. Diakses tanggal 2007-01-03.
37. (Inggris)Basic Knowledge of Radiation
and Radioisotopes (Scientific Basis, Safe
Handling of Radioisotopes and Radiation
Protection). Japan Radioisotope
Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9
C2040.
38. Jevremovic (2005:63).
39. Pfeffer (2000:330–336).
40. Wenner, Jennifer M. (October 10, 2007).
"How Does Radioactive Decay Work?" (htt
p://serc.carleton.edu/quantskills/method
s/quantlit/RadDecay.html) . Carleton
College. Diarsipkan (https://web.archive.o
rg/web/20080511173156/http://serc.carl
eton.edu/quantskills/methods/quantlit/R
adDecay.html) dari versi asli tanggal
2008-05-11. Diakses tanggal 2008-01-09.
41. Raymond, David (April 7, 2006). "Nuclear
Binding Energies" (https://web.archive.or
g/web/20021201030437/http://physics.n
mt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/n
ode216.html) . New Mexico Tech.
Diarsipkan dari versi asli (http://physics.n
mt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/n
ode216.html) tanggal 2002-12-01.
Diakses tanggal 2007-01-03.
42. Mihos, Chris (July 23, 2002). "Overcoming
the Coulomb Barrier" (http://burro.cwru.ed
u/Academics/Astr221/StarPhys/coulom
b.html) . Case Western Reserve
University. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20060912013620/http://burro.
cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/c
oulomb.html) dari versi asli tanggal
2006-09-12. Diakses tanggal 2008-02-13.
43. Staff (March 30, 2007). "ABC's of Nuclear
Science" (https://web.archive.org/web/20
061205215708/http://www.lbl.gov/abc/B
asic.html) . Lawrence Berkeley National
Laboratory. Diarsipkan dari versi asli (htt
p://www.lbl.gov/abc/Basic.html) tanggal
2006-12-05. Diakses tanggal 2007-01-03.
44. Makhijani, Arjun (March 2, 2001). "Basics
of Nuclear Physics and Fission" (http://w
ww.ieer.org/reports/n-basics.html) .
Institute for Energy and Environmental
Research. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20070116045217/http://www.i
eer.org/reports/n-basics.html) dari versi
asli tanggal 2007-01-16. Diakses tanggal
2007-01-03.
45. Shultis et al. (2002:72–6).
46. Fewell, M. P. (1995). "The atomic nuclide
with the highest mean binding energy" (htt
p://adsabs.harvard.edu/abs/1995AmJP
h..63..653F) . American Journal of
Physics. 63 (7): 653–58.
doi:10.1119/1.17828 (https://doi.org/10.1
119%2F1.17828) . Diarsipkan (https://we
b.archive.org/web/20130731171738/htt
p://adsabs.harvard.edu/abs/1995AmJP
h..63..653F) dari versi asli tanggal 2013-
07-31. Diakses tanggal 2007-02-01.
47. Mulliken, Robert S. (1967). "Spectroscopy,
Molecular Orbitals, and Chemical
Bonding". Science. 157 (3784): 13–24.
doi:10.1126/science.157.3784.13 (http
s://doi.org/10.1126%2Fscience.157.3784.
13) . PMID 5338306 (https://www.ncbi.nl
m.nih.gov/pubmed/5338306) .
48. Brucat, Philip J. (2008). "The Quantum
Atom" (https://web.archive.org/web/2006
1207032136/http://www.chem.ufl.edu/~it
l/2045/lectures/lec_10.html) . University
of Florida. Diarsipkan dari versi asli (htt
p://www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/
lec_10.html) tanggal 2006-12-07.
Diakses tanggal 2007-01-04.
49. Herter, Terry (2006). "Lecture 8: The
Hydrogen Atom" (http://astrosun2.astro.c
ornell.edu/academics/courses/astro101/
herter/lectures/lec08.htm) . Cornell
University. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20120222062433/http://astro
sun2.astro.cornell.edu/academics/course
s/astro101/herter/lectures/lec08.htm)
dari versi asli tanggal 2012-02-22.
Diakses tanggal 2008-02-14.
50. Bell, R. E. (1950). "Gamma-Rays from the
Reaction H1(n,γ)D2 and the Binding
Energy of the Deuteron". Physical Review.
79 (2): 282–285.
doi:10.1103/PhysRev.79.282 (https://doi.
org/10.1103%2FPhysRev.79.282) .
51. Smirnov (2003:249–72).
52. Matis, Howard S. (August 9, 2000). "The
Isotopes of Hydrogen" (https://web.archiv
e.org/web/20071218153548/http://www.l
bl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.htm
l) . Guide to the Nuclear Wall Chart.
Lawrence Berkeley National Lab.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.lbl.g
ov/abc/wallchart/chapters/02/3.html)
tanggal 2007-12-18. Diakses tanggal
2007-12-21.
53. Sills (2003:131–134).
54. Dumé, Belle (April 23, 2003). "Bismuth
breaks half-life record for alpha decay" (ht
tp://physicsworld.com/cws/article/news/
17319) . Physics World. Diarsipkan (http
s://web.archive.org/web/2007121415145
0/http://physicsworld.com/cws/article/ne
ws/17319) dari versi asli tanggal 2007-
12-14. Diakses tanggal 2007-12-21.
55. Lindsay, Don (July 30, 2000).
"Radioactives Missing From The Earth" (ht
tp://www.don-lindsay-archive.org/creatio
n/isotope_list.html) . Don Lindsay
Archive. Diakses tanggal 2007-05-23.
56. CRC Handbook (2002).
57. Mills et al. (1993).
58. Chieh, Chung (January 22, 2001). "Nuclide
Stability" (https://web.archive.org/web/20
070830110015/http://www.science.uwat
erloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideuns
table.html) . University of Waterloo.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.scie
nce.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/n
uclideunstable.html) tanggal 2007-08-30.
Diakses tanggal 2007-01-04.
59. "Atomic Weights and Isotopic
Compositions for All Elements" (http://ph
ysics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stan
d_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=som
e) . National Institute of Standards and
Technology. Diarsipkan (https://web.archi
ve.org/web/20061231212733/http://phys
ics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_
alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=som
e) dari versi asli tanggal 2006-12-31.
Diakses tanggal 2007-01-04.
60. Audi, G. (2003). "The Ame2003 atomic
mass evaluation (II)" (https://web.archive.
org/web/20080916155656/http://www.nn
dc.bnl.gov/amdc/web/masseval.html) .
Nuclear Physics A. 729: 337–676.
doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.nuclphysa.200
3.11.003) . Diarsipkan dari versi asli (htt
p://www.nndc.bnl.gov/amdc/web/massev
al.html) tanggal 2008-09-16. Diakses
tanggal 2008-02-07.
61. Shannon, R. D. (1976). "Revised effective
ionic radii and systematic studies of
interatomic distances in halides and
chalcogenides" (http://journals.iucr.org/a/
issues/1976/05/00/issconts.html) . Acta
Crystallographica, Section a. 32: 751.
doi:10.1107/S0567739476001551 (http
s://doi.org/10.1107%2FS0567739476001
551) . Diarsipkan (https://web.archive.or
g/web/20070930224738/http://journals.i
ucr.org/a/issues/1976/05/00/issconts.ht
ml) dari versi asli tanggal 2007-09-30.
Diakses tanggal 2007-01-03.
62. Dong, Judy (1998). "Diameter of an Atom"
(https://web.archive.org/web/200711041
60920/http://hypertextbook.com/facts/M
ichaelPhillip.shtml) . The Physics
Factbook. Diarsipkan dari versi asli (htt
p://hypertextbook.com/facts/MichaelPhill
ip.shtml) tanggal 2007-11-04. Diakses
tanggal 2007-11-19.
63. Zumdahl (2002).
64. Staff (2007). "Small Miracles: Harnessing
nanotechnology" (https://web.archive.or
g/web/20071204164837/http://oregonst
ate.edu/terra/2007winter/features/nanot
ech.php) . Oregon State University.
Diarsipkan dari versi asli (http://oregonsta
te.edu/terra/2007winter/features/nanote
ch.php) tanggal 2007-12-04. Diakses
tanggal 2007-01-07.—describes the width
of a human hair as 105 nm and 10 carbon
atoms as spanning 1 nm.
65. Padilla et al. (2002:32)—"There are
2,000,000,000,000,000,000,000 (that's
2 sextillion) atoms of oxygen in one drop
of water—and twice as many atoms of
hydrogen."
66. Feynman (1995).
67. "Radioactivity" (http://www.splung.com/c
ontent/sid/5/page/radioactivity) .
Splung.com. Diarsipkan (https://web.archi
ve.org/web/20071204135150/http://ww
w.splung.com/content/sid/5/page/radioa
ctivity) dari versi asli tanggal 2007-12-04.
Diakses tanggal 2007-12-19.
68. L'Annunziata (2003:3–56).
69. Firestone, Richard B. (May 22, 2000).
"Radioactive Decay Modes" (https://web.a
rchive.org/web/20060929111801/http://i
sotopes.lbl.gov/education/decmode.htm
l) . Berkeley Laboratory. Diarsipkan dari
versi asli (http://isotopes.lbl.gov/educatio
n/decmode.html) tanggal 2006-09-29.
Diakses tanggal 2007-01-07.
70. Hornak, J. P. (2006). "Chapter 3: Spin
Physics" (http://www.cis.rit.edu/htbooks/
nmr/chap-3/chap-3.htm) . The Basics of
NMR. Rochester Institute of Technology.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20070203044312/http://www.cis.rit.edu/
htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm) dari
versi asli tanggal 2007-02-03. Diakses
tanggal 2007-01-07.
71. Schroeder, Paul A. (February 25, 2000).
"Magnetic Properties" (https://web.archiv
e.org/web/20070429150216/http://www.
gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magneti
cs.html) . University of Georgia.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.gly.u
ga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.ht
ml) tanggal 2007-04-29. Diakses tanggal
2007-01-07.
72. Goebel, Greg (September 1, 2007). "[4.3]
Magnetic Properties of the Atom" (http://
www.vectorsite.net/tpqm_04.html) .
Elementary Quantum Physics. In The
Public Domain website. Diarsipkan (http
s://web.archive.org/web/2011090708320
7/http://www.vectorsite.net/tpqm_04.htm
l) dari versi asli tanggal 2011-09-07.
Diakses tanggal 2007-01-07.
73. Yarris, Lynn (Spring 1997). "Talking
Pictures" (https://web.archive.org/web/20
080113104939/http://www.lbl.gov/Scienc
e-Articles/Research-Review/Magazine/19
97/story1.html) . Berkeley Lab Research
Review. Diarsipkan dari versi asli (http://w
ww.lbl.gov/Science-Articles/Research-Rev
iew/Magazine/1997/story1.html)
tanggal 2008-01-13. Diakses tanggal
2008-01-09.
74. Liang and Haacke (1999:412–26).
75. Zeghbroeck, Bart J. Van (1998). "Energy
levels" (https://web.archive.org/web/2005
0115030639/http://physics.ship.edu/~mr
c/pfs/308/semicon_book/eband2.htm) .
Shippensburg University. Diarsipkan dari
versi asli (http://physics.ship.edu/~mrc/p
fs/308/semicon_book/eband2.htm)
tanggal 2005-01-15. Diakses tanggal
2007-12-23.
76. Fowles (1989:227–233).
77. Martin, W. C. (2007). "Atomic
Spectroscopy: A Compendium of Basic
Ideas, Notation, Data, and Formulas" (htt
p://physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/) .
National Institute of Standards and
Technology. Diarsipkan (https://web.archi
ve.org/web/20070208113156/http://phys
ics.nist.gov/Pubs/AtSpec/) dari versi asli
tanggal 2007-02-08. Diakses tanggal
2007-01-08.
78. "Atomic Emission Spectra — Origin of
Spectral Lines" (https://web.archive.org/w
eb/20060228231025/http://www.avogadr
o.co.uk/light/bohr/spectra.htm) .
Avogadro Web Site. Diarsipkan dari versi
asli (http://www.avogadro.co.uk/light/boh
r/spectra.htm) tanggal 2006-02-28.
Diakses tanggal 2006-08-10.
79. Fitzpatrick, Richard (February 16, 2007).
"Fine structure" (http://farside.ph.utexas.e
du/teaching/qm/lectures/node55.html) .
University of Texas at Austin. Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/201109270
21402/http://farside.ph.utexas.edu/teachi
ng/qm/lectures/node55.html) dari versi
asli tanggal 2011-09-27. Diakses tanggal
2008-02-14.
80. Weiss, Michael (2001). "The Zeeman
Effect" (http://math.ucr.edu/home/baez/s
pin/node8.html) . University of California-
Riverside. Diarsipkan (https://web.archive.
org/web/20080202143147/http://math.u
cr.edu/home/baez/spin/node8.html) dari
versi asli tanggal 2008-02-02. Diakses
tanggal 2008-02-06.
81. Beyer (2003:232–236).
82. Reusch, William (July 16, 2007). "Virtual
Textbook of Organic Chemistry" (https://w
eb.archive.org/web/20071029211245/htt
p://www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualTe
xt/intro1.htm) . Michigan State University.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.ce
m.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.ht
m) tanggal 2007-10-29. Diakses tanggal
2008-01-11.
83. "Covalent bonding - Single bonds" (http://
www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/c
ovalent.html) . chemguide. 2000.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20180925033058/http://chemguide.co.u
k/atoms/bonding/covalent.html) dari
versi asli tanggal 2018-09-25. Diakses
tanggal 2009-07-27.
84. Husted, Robert; et al. (December 11,
2003). "Periodic Table of the Elements" (h
ttp://periodic.lanl.gov/default.htm) . Los
Alamos National Laboratory. Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/200801101
03232/http://periodic.lanl.gov/default.ht
m) dari versi asli tanggal 2008-01-10.
Diakses tanggal 2008-01-11.
85. Baum, Rudy (2003). "It's Elemental: The
Periodic Table" (http://pubs.acs.org/cen/8
0th/elements.html) . Chemical &
Engineering News. Diarsipkan (https://we
b.archive.org/web/20110406121140/htt
p://pubs.acs.org/cen/80th/elements.htm
l) dari versi asli tanggal 2011-04-06.
Diakses tanggal 2008-01-11.
86. Goodstein (2002:436–438).
87. Brazhkin, Vadim V. (2006). "Metastable
phases, phase transformations, and
phase diagrams in physics and
chemistry". Physics-Uspekhi. 49: 719–24.
doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH00601
3 (https://doi.org/10.1070%2FPU2006v04
9n07ABEH006013) .
88. Myers (2003:85).
89. Staff (October 9, 2001). "Bose-Einstein
Condensate: A New Form of Matter" (http
s://web.archive.org/web/2008010319291
8/http://www.nist.gov/public_affairs/relea
ses/BEC_background.htm) . National
Institute of Standards and Technology.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.nist.
gov/public_affairs/releases/BEC_backgro
und.htm) tanggal 2008-01-03. Diakses
tanggal 2008-01-16.
90. Colton, Imogen (February 3, 1999). "Super
Atoms from Bose-Einstein Condensation"
(https://web.archive.org/web/200708292
00820/http://www.ph.unimelb.edu.au/~y
wong/poster/articles/bec.html) . The
University of Melbourne. Diarsipkan dari
versi asli (http://www.ph.unimelb.edu.au/
~ywong/poster/articles/bec.html)
tanggal 2007-08-29. Diakses tanggal
2008-02-06.
91. Jakubowski, N. (1998). "Sector field mass
spectrometers in ICP-MS".
Spectrochimica Acta Part B: Atomic
Spectroscopy. 53 (13): 1739–63.
doi:10.1016/S0584-8547(98)00222-5 (htt
ps://doi.org/10.1016%2FS0584-8547%28
98%2900222-5) .
92. Müller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane,
S. Brooks (1968). "The Atom-Probe Field
Ion Microscope". Review of Scientific
Instruments. 39 (1): 83–86.
doi:10.1063/1.1683116 (https://doi.org/1
0.1063%2F1.1683116) . ISSN 0034-6748
(https://www.worldcat.org/issn/0034-674
8) .
93. Lochner, Jim (April 30, 2007). "What Do
Spectra Tell Us?" (http://imagine.gsfc.nas
a.gov/docs/science/how_l1/spectral_wha
t.html) . NASA/Goddard Space Flight
Center. Diarsipkan (https://web.archive.or
g/web/20080116035542/http://imagine.g
sfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spect
ral_what.html) dari versi asli tanggal
2008-01-16. Diakses tanggal 2008-01-03.
94. Winter, Mark (2007). "Helium" (http://ww
w.webelements.com/webelements/eleme
nts/text/He/hist.html) . WebElements.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20071230182148/http://www.webelemen
ts.com/webelements/elements/text/He/h
ist.html) dari versi asli tanggal 2007-12-
30. Diakses tanggal 2008-01-03.
95. Hinshaw, Gary (February 10, 2006). "What
is the Universe Made Of?" (http://map.gsf
c.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html) .
NASA/WMAP. Diarsipkan (https://web.arc
hive.org/web/20071231143948/http://ma
p.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.ht
ml) dari versi asli tanggal 2007-12-31.
Diakses tanggal 2008-01-07.
96. Choppin et al. (2001).
97. Davidsen, Arthur F. (1993). "Far-Ultraviolet
Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle
Mission" (http://www.sciencemag.org/cg
i/content/abstract/259/5093/327) .
Science. 259 (5093): 327–34.
doi:10.1126/science.259.5093.327 (http
s://doi.org/10.1126%2Fscience.259.5093.
327) . PMID 17832344 (https://www.ncbi.
nlm.nih.gov/pubmed/17832344) .
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080111171045/http://www.sciencema
g.org/cgi/content/abstract/259/5093/32
7) dari versi asli tanggal 2008-01-11.
Diakses tanggal 2008-01-07.
98. Lequeux (2005:4).
99. Smith, Nigel (January 6, 2000). "The
search for dark matter" (http://physicswor
ld.com/cws/article/print/809) . Physics
World. Diarsipkan (https://web.archive.or
g/web/20080216185952/http://physicsw
orld.com/cws/article/print/809) dari
versi asli tanggal 2008-02-16. Diakses
tanggal 2008-02-14.
100. Croswell, Ken (1991). "Boron, bumps and
the Big Bang: Was matter spread evenly
when the Universe began? Perhaps not;
the clues lie in the creation of the lighter
elements such as boron and beryllium" (ht
tps://web.archive.org/web/20080207065
342/http://space.newscientist.com/articl
e/mg13217944.700-boron-bumps-and-the
-big-bang-was-matter-spread-evenly-when
the-universe-began-perhaps-not-the-clues-
lie-in-the-creation-of-thelighter-elements-s
uch-as-boron-and-beryllium.html) . New
Scientist (1794): 42. Diarsipkan dari versi
asli (http://space.newscientist.com/articl
e/mg13217944.700-boron-bumps-and-the
-big-bang-was-matter-spread-evenly-when
the-universe-began-perhaps-not-the-clues-
lie-in-the-creation-of-thelighter-elements-s
uch-as-boron-and-beryllium.html) tanggal
2008-02-07. Diakses tanggal 2008-01-14.
101. Copi, Craig J. (1995). "Big-Bang
Nucleosynthesis and the Baryon Density
of the Universe" (http://www.sciencemag.
org/cgi/reprint/267/5195/192.pdf) (PDF).
Science. 267: 192–99.
doi:10.1126/science.7809624 (https://do
i.org/10.1126%2Fscience.7809624) .
PMID 7809624 (https://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed/7809624) . Diarsipkan (http
s://web.archive.org/web/2008022708250
8/http://www.sciencemag.org/cgi/reprin
t/267/5195/192.pdf) (PDF) dari versi asli
tanggal 2008-02-27. Diakses tanggal
2008-01-13.
102. Hinshaw, Gary (December 15, 2005).
"Tests of the Big Bang: The Light
Elements" (http://map.gsfc.nasa.gov/m_u
ni/uni_101bbtest2.html) . NASA/WMAP.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080117021252/http://map.gsfc.nasa.g
ov/m_uni/uni_101bbtest2.html) dari
versi asli tanggal 2008-01-17. Diakses
tanggal 2008-01-13.
103. Abbott, Brian (May 30, 2007). "Microwave
(WMAP) All-Sky Survey" (http://www.hayd
enplanetarium.org/universe/duguide/exg
g_wmap.php) . Hayden Planetarium.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20130213023246/http://www.haydenplan
etarium.org/universe/duguide/exgg_wma
p.php) dari versi asli tanggal 2013-02-13.
Diakses tanggal 2008-01-13.
104. F. Hoyle (1946). "The synthesis of the
elements from hydrogen" (http://adsabs.h
arvard.edu/abs/1946MNRAS.106..343
H) . Monthly Notices of the Royal
Astronomical Society. 106: 343–83.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080305013326/http://adsabs.harvard.e
du/abs/1946MNRAS.106..343H) dari
versi asli tanggal 2008-03-05. Diakses
tanggal 2008-01-13.
105. Knauth, D. C. (2000). "Newly synthesized
lithium in the interstellar medium". Nature.
405: 656–58. doi:10.1038/35015028 (htt
ps://doi.org/10.1038%2F35015028) .
106. Mashnik, Stepan G. (2000). "On Solar
System and Cosmic Rays
Nucleosynthesis and Spallation
Processes" (http://arxiv.org/abs/astro-ph/
0008382) . Cornell University. Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/201503190
85109/http://arxiv.org/abs/astro-ph/0008
382) dari versi asli tanggal 2015-03-19.
Diakses tanggal 2008-01-14.
107. Kansas Geological Survey (May 4, 2005).
"Age of the Earth" (https://web.archive.or
g/web/20080705052359/http://www.kgs.
ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.ht
ml) . University of Kansas. Diarsipkan dari
versi asli (http://www.kgs.ku.edu/Extensio
n/geotopics/earth_age.html) tanggal
2008-07-05. Diakses tanggal 2008-01-14.
108. Manuel (2001:407–430,511–519).
109. Dalrymple, G. Brent (2001). "The age of
the Earth in the twentieth century: a
problem (mostly) solved" (http://sp.lyellco
llection.org/cgi/content/abstract/190/1/2
05) . Geological Society, London, Special
Publications. 190: 205–21.
doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14 (http
s://doi.org/10.1144%2FGSL.SP.2001.190.
01.14) . Diarsipkan (https://web.archive.o
rg/web/20071111141237/http://sp.lyellc
ollection.org/cgi/content/abstract/190/1/
205) dari versi asli tanggal 2007-11-11.
Diakses tanggal 2008-01-14.
110. Anderson, Don L. (September 2, 2006).
"Helium: Fundamental models" (http://ww
w.mantleplumes.org/HeliumFundamental
s.html) . MantlePlumes.org. Diarsipkan (h
ttps://web.archive.org/web/20070208194
933/http://www.mantleplumes.org/Heliu
mFundamentals.html) dari versi asli
tanggal 2007-02-08. Diakses tanggal
2007-01-14.
111. Pennicott, Katie (May 10, 2001). "Carbon
clock could show the wrong time" (http://
physicsworld.com/cws/article/news/267
6) . PhysicsWeb. Diarsipkan (https://web.
archive.org/web/20071215103132/http://
physicsworld.com/cws/article/news/267
6) dari versi asli tanggal 2007-12-15.
Diakses tanggal 2008-01-14.
112. Yarris, Lynn (July 27, 2001). "New
Superheavy Elements 118 and 116
Discovered at Berkeley Lab" (http://enew
s.lbl.gov/Science-Articles/Archive/elemen
ts-116-118.html) . Berkeley Lab.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20080109103538/http://enews.lbl.gov/Sc
ience-Articles/Archive/elements-116-118.
html) dari versi asli tanggal 2008-01-09.
Diakses tanggal 2008-01-14.
113. Diamond, H.; et al. (1960). "Heavy Isotope
Abundances in Mike Thermonuclear
Device" (http://prola.aps.org/abstract/PR/
v119/i6/p2000_1) (subscription required).
Physical Review. 119: 2000–04.
doi:10.1103/PhysRev.119.2000 (https://d
oi.org/10.1103%2FPhysRev.119.2000) .
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20111112043731/http://prola.aps.org/ab
stract/PR/v119/i6/p2000_1) dari versi
asli tanggal 2011-11-12. Diakses tanggal
2008-01-14.
114. Poston Sr., John W. (March 23, 1998). "Do
transuranic elements such as plutonium
ever occur naturally?" (http://www.sciam.
com/chemistry/article/id/do-transuranic-
elements-s/topicID/4/catID/3) . Scientific
American. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20081001205737/http://www.
sciam.com/chemistry/article/id/do-trans
uranic-elements-s/topicID/4/catID/3)
dari versi asli tanggal 2008-10-01.
Diakses tanggal 2008-01-15.
115. Keller, C. (1973). "Natural occurrence of
lanthanides, actinides, and superheavy
elements" (https://www.osti.gov/energyci
tations/product.biblio.jsp?osti_id=435308
6) . Chemiker Zeitung. 97 (10): 522–30.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20081001171525/http://www.osti.gov/en
ergycitations/product.biblio.jsp?osti_id=4
353086) dari versi asli tanggal 2008-10-
01. Diakses tanggal 2008-01-15.
116. Marco (2001:17).
117. "Oklo Fossil Reactors" (https://web.archiv
e.org/web/20071218194159/http://www.
oklo.curtin.edu.au/index.cfm) . Curtin
University of Technology. Diarsipkan dari
versi asli (http://www.oklo.curtin.edu.au/i
ndex.cfm) tanggal 2007-12-18. Diakses
tanggal 2008-01-15.
118. Weisenberger, Drew. "How many atoms
are there in the world?" (http://education.jl
ab.org/qa/mathatom_05.html) .
Jefferson Lab. Diarsipkan (https://web.ar
chive.org/web/20071022185850/http://e
ducation.jlab.org/qa/mathatom_05.html)
dari versi asli tanggal 2007-10-22.
Diakses tanggal 2008-01-16.
119. Pidwirny, Michael. "Fundamentals of
Physical Geography" (http://www.physical
geography.net/fundamentals/contents.ht
ml) . University of British Columbia
Okanagan. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20080121080709/http://www.
physicalgeography.net/fundamentals/con
tents.html) dari versi asli tanggal 2008-
01-21. Diakses tanggal 2008-01-16.
120. Anderson, Don L. (2002). "The inner inner
core of Earth" (http://www.pubmedcentra
l.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=13781
9) . Proceedings of the National Academy
of Sciences. 99 (22): 13966–68.
doi:10.1073/pnas.232565899 (https://doi.
org/10.1073%2Fpnas.232565899) .
PMID 12391308 (https://www.ncbi.nlm.ni
h.gov/pubmed/12391308) . Diakses
tanggal 2008-01-16.
121. Anonymous (October 2, 2001). "Second
postcard from the island of stability" (htt
p://cerncourier.com/cws/article/cern/285
09) . CERN Courier. Diarsipkan (https://we
b.archive.org/web/20080203031237/htt
p://cerncourier.com/cws/article/cern/285
09) dari versi asli tanggal 2008-02-03.
Diakses tanggal 2008-01-14.
122. Jacoby, Mitch (2006). "As-yet-
unsynthesized superheavy atom should
form a stable diatomic molecule with
fluorine" (http://pubs.acs.org/cen/news/8
4/i10/8410notw9.html) . Chemical &
Engineering News. 84 (10): 19. Diarsipkan
(https://archive.today/20120715094148/
http://pubs.acs.org/cen/news/84/i10/841
0notw9.html) dari versi asli tanggal
2012-07-15. Diakses tanggal 2008-01-14.
123. Koppes, Steve (March 1, 1999). "Fermilab
Physicists Find New Matter-Antimatter
Asymmetry" (http://www-news.uchicago.
edu/releases/99/990301.ktev.shtml) .
University of Chicago. Diarsipkan (https://
web.archive.org/web/20080719211849/h
ttp://www-news.uchicago.edu/releases/9
9/990301.ktev.shtml) dari versi asli
tanggal 2008-07-19. Diakses tanggal
2008-01-14.
124. Cromie, William J. (August 16, 2001). "A
lifetime of trillionths of a second:
Scientists explore antimatter" (http://new
s.harvard.edu/gazette/2001/08.16/antim
atter.html) . Harvard University Gazette.
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/
20160303223719/http://news.harvard.ed
u/gazette/2001/08.16/antimatter.html)
dari versi asli tanggal 2016-03-03.
Diakses tanggal 2008-01-14.
125. Hijmans, Tom W. (2002). "Particle
physics: Cold antihydrogen". Nature. 419:
439–40. doi:10.1038/419439a (https://do
i.org/10.1038%2F419439a) .
126. Staff (October 30, 2002). "Researchers
'look inside' antimatter" (http://news.bbc.c
o.uk/2/hi/science/nature/2375717.stm) .
BBC News. Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20070222204339/http://news.
bbc.co.uk/2/hi/science/nature/2375717.s
tm) dari versi asli tanggal 2007-02-22.
Diakses tanggal 2008-01-14.
127. Barrett, Roger (1990). "The Strange World
of the Exotic Atom" (https://web.archive.o
rg/web/20071221164440/http://media.ne
wscientist.com/article/mg12717284.600-
the-strange-world-of-the-exotic-atom-phys
icists-can-nowmake-atoms-and-molecule
s-containing-negative-particles-other-than
-electronsand-use-them-not-just-to-test-th
eories-but-also-to-fight-cancer-.html) .
New Scientist (1728): 77–115. Diarsipkan
dari versi asli (http://media.newscientist.c
om/article/mg12717284.600-the-strange-
world-of-the-exotic-atom-physicists-can-n
owmake-atoms-and-molecules-containing
-negative-particles-other-than-electronsan
d-use-them-not-just-to-test-theories-but-al
so-to-fight-cancer-.html) tanggal 2007-
12-21. Diakses tanggal 2008-01-04.
128. Indelicato, Paul (2004). "Exotic Atoms".
Physica Scripta. T112: 20–26.
doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020
(https://doi.org/10.1238%2FPhysica.Topi
cal.112a00020) .
129. Ripin, Barrett H. (1998). "Recent
Experiments on Exotic Atoms" (http://ww
w.aps.org/publications/apsnews/19980
7/experiment.cfm.html) . American
Physical Society. Diarsipkan (https://archi
ve.today/20120723135110/http://www.ap
s.org/publications/apsnews/199807/exp
eriment.cfm.html) dari versi asli tanggal
2012-07-23. Diakses tanggal 2008-02-15.

Referensi buku

L'Annunziata, Michael F. (2003). Handbook


of Radioactivity Analysis. Academic Press.
ISBN 0124366031. OCLC 162129551 (http
s://www.worldcat.org/oclc/162129551) .
Beyer, H. F. (2003). Introduction to the
Physics of Highly Charged Ions. CRC Press.
ISBN 0750304812. OCLC 47150433 (http
s://www.worldcat.org/oclc/47150433) .
Choppin, Gregory R. (2001). Radiochemistry
and Nuclear Chemistry. Elsevier.
ISBN 0750674636. OCLC 162592180 (http
s://www.worldcat.org/oclc/162592180) .
Dalton, J. (1808). A New System of
Chemical Philosophy, Part 1. London and
Manchester: S. Russell.
Demtröder, Wolfgang (2002). Atoms,
Molecules and Photons: An Introduction to
Atomic- Molecular- and Quantum Physics
(edisi ke-1st). Springer. ISBN 3540206310.
OCLC 181435713 (https://www.worldcat.or
g/oclc/181435713) .
Feynman, Richard (1995). Six Easy Pieces.
The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-
4. OCLC 40499574 (https://www.worldcat.o
rg/oclc/40499574) .
Fowles, Grant R. (1989). Introduction to
Modern Optics. Courier Dover Publications.
ISBN 0486659577. OCLC 18834711 (http
s://www.worldcat.org/oclc/18834711) .
Gangopadhyaya, Mrinalkanti (1981). Indian
Atomism: History and Sources. Atlantic
Highlands, New Jersey: Humanities Press.
ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778 (http
s://www.worldcat.org/oclc/10916778) .
Goodstein, David L. (2002). States of
Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-
486-49506-X.
Harrison, Edward Robert (2003). Masks of
the Universe: Changing Ideas on the Nature
of the Cosmos. Cambridge University Press.
ISBN 0521773512. OCLC 50441595 (http
s://www.worldcat.org/oclc/50441595) .
Iannone, A. Pablo (2001). Dictionary of
World Philosophy (https://archive.org/detail
s/dictionaryofworl0000iann) . Routledge.
ISBN 0415179955. OCLC 44541769 (http
s://www.worldcat.org/oclc/44541769) .
Jevremovic, Tatjana (2005). Nuclear
Principles in Engineering. Springer.
ISBN 0387232842. OCLC 228384008 (http
s://www.worldcat.org/oclc/228384008) .
Lequeux, James (2005). The Interstellar
Medium. Springer. ISBN 3540213260.
OCLC 133157789 (https://www.worldcat.or
g/oclc/133157789) .
Levere, Trevor, H. (2001). Transforming
Matter – A History of Chemistry for Alchemy
to the Buckyball (https://archive.org/detail
s/transformingmatt0000leve) . The Johns
Hopkins University Press. ISBN 0-8018-
6610-3.
Liang, Z.-P. (1999). Webster, J. G., ed.
Encyclopedia of Electrical and Electronics
Engineering: Magnetic Resonance Imaging
(http://ieeexplore.ieee.org/iel5/8734/2765
8/01233976.pdf?arnumber=1233976)
(PDF). vol. 2. John Wiley & Sons. hlm. 412–
26. ISBN 0471139467. Diakses tanggal
2008-01-09.
MacGregor, Malcolm H. (1992). The
Enigmatic Electron. Oxford University Press.
ISBN 0195218337. OCLC 223372888 (http
s://www.worldcat.org/oclc/223372888) .
Manuel, Oliver (2001). Origin of Elements in
the Solar System: Implications of Post-1957
Observations. Springer. ISBN 0306465620.
OCLC 228374906 (https://www.worldcat.or
g/oclc/228374906) .
Mazo, Robert M. (2002). Brownian Motion:
Fluctuations, Dynamics, and Applications.
Oxford University Press. ISBN 0198515677.
OCLC 48753074 (https://www.worldcat.or
g/oclc/48753074) .
Mills, Ian (1993). Quantities, Units and
Symbols in Physical Chemistry (edisi ke-
2nd). Oxford: International Union of Pure
and Applied Chemistry, Commission on
Physiochemical Symbols Terminology and
Units, Blackwell Scientific Publications.
ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505 (http
s://www.worldcat.org/oclc/27011505) .
Moran, Bruce T. (2005). Distilling
Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the
Scientific Revolution. Harvard University
Press. ISBN 0674014952.
Myers, Richard (2003). The Basics of
Chemistry (https://archive.org/details/basic
sofchemistr0000myer) . Greenwood Press.
ISBN 0313316643. OCLC 50164580 (http
s://www.worldcat.org/oclc/50164580) .
Padilla, Michael J. (2002). Prentice Hall
Science Explorer: Chemical Building Blocks.
Upper Saddle River, New Jersey USA:
Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-054091-9.
OCLC 47925884 (https://www.worldcat.or
g/oclc/47925884) .
Pauling, Linus (1960). The Nature of the
Chemical Bond (https://archive.org/details/
natureofchemical00paul) . Cornell
University Press. ISBN 0801403332.
OCLC 17518275 (https://www.worldcat.or
g/oclc/17518275) .
Pfeffer, Jeremy I. (2000). Modern Physics:
An Introductory Text. Imperial College
Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880
(https://www.worldcat.org/oclc/4590088
0) .
Ponomarev, Leonid Ivanovich (1993). The
Quantum Dice. CRC Press.
ISBN 0750302518. OCLC 26853108 (http
s://www.worldcat.org/oclc/26853108) .
Scerri, Eric R. (2007). The Periodic Table.
Oxford University Press. ISBN 0195305736.
Shultis, J. Kenneth (2002). Fundamentals of
Nuclear Science and Engineering. CRC
Press. ISBN 0824708342.
OCLC 123346507 (https://www.worldcat.or
g/oclc/123346507) .
Siegfried, Robert (2002). From Elements to
Atoms: A History of Chemical Composition.
DIANE. ISBN 0871699249.
OCLC 186607849 (https://www.worldcat.or
g/oclc/186607849) .
Sills, Alan D. (2003). Earth Science the Easy
Way (https://archive.org/details/earthscien
ceeasy00alan) . Barron's Educational
Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743
(https://www.worldcat.org/oclc/5154374
3) .
Smirnov, Boris M. (2003). Physics of Atoms
and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X.
Teresi, Dick (2003). Lost Discoveries: The
Ancient Roots of Modern Science (http://bo
oks.google.com/books?id=pheL_ubbXD0C
&dq) . Simon & Schuster. hlm. 213–214.
ISBN 074324379X. Diarsipkan (https://web.
archive.org/web/20230327112832/https://
books.google.com/books?id=pheL_ubbXD0
C&dq=&hl=en) dari versi asli tanggal 2023-
03-27. Diakses tanggal 2009-07-28.
Various (2002). Lide, David R., ed.
Handbook of Chemistry & Physics (https://w
eb.archive.org/web/20170724011402/htt
p://www.hbcpnetbase.com/) (edisi ke-
88th). CRC. ISBN 0849304865.
OCLC 179976746 (https://www.worldcat.or
g/oclc/179976746) . Diarsipkan dari versi
asli (http://www.hbcpnetbase.com/)
tanggal 2017-07-24. Diakses tanggal
2008-05-23.
Woan, Graham (2000). The Cambridge
Handbook of Physics. Cambridge University
Press. ISBN 0521575079.
OCLC 224032426 (https://www.worldcat.or
g/oclc/224032426) .
Wurtz, Charles Adolphe (1881). The Atomic
Theory (https://archive.org/details/atomict
heory02wurtgoog) . New York: D. Appleton
and company.
Zaider, Marco (2001). Radiation Science for
Physicians and Public Health Workers (http
s://archive.org/details/radiationscience000
0zaid) . Springer. ISBN 0306464039.
OCLC 44110319 (https://www.worldcat.or
g/oclc/44110319) .
Zumdahl, Steven S. (2002). Introductory
Chemistry: A Foundation (https://web.archiv
e.org/web/20080304155935/http://college.
hmco.com/chemistry/intro/zumdahl/intro_
chemistry/5e/students/protected/periodict
ables/pt/pt/pt_ar5.html) (edisi ke-5th).
Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3.
OCLC 173081482 (https://www.worldcat.or
g/oclc/173081482) . Diarsipkan dari versi
asli (http://college.hmco.com/chemistry/in
tro/zumdahl/intro_chemistry/5e/students/
protected/periodictables/pt/pt/pt_ar5.htm
l) tanggal 2008-03-04. Diakses tanggal
2008-02-05.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Atom.

Francis, Eden (2002). "Atomic Size" (htt


ps://web.archive.org/web/2007020407
3653/http://dl.clackamas.cc.or.us/ch1
04-07/atomic_size.htm) . Clackamas
Community College. Diarsipkan dari
versi asli (http://dl.clackamas.cc.or.us/
ch104-07/atomic_size.htm) tanggal
2007-02-04. Diakses tanggal
2007-01-09.
Freudenrich, Craig C. "How Atoms
Work" (http://www.howstuffworks.co
m/atom.htm) . How Stuff Works.
Diakses tanggal 2007-01-09.
"Atom:The Atom" (https://web.archive.
org/web/20060613210720/http://en.w
ikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Ato
m:The_Atom) . Free High School
Science Texts: Physics. Wikibooks.
Diarsipkan dari versi asli (https://en.wi
kibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Ato
m:The_Atom) tanggal 2006-06-13.
Diakses tanggal 2007-01-09.
Anonymous (2007). "The atom" (http://
www.scienceaid.co.uk/chemistry/basi
cs/theatom.html) . Science aid+.
Diakses tanggal 2007-01-09.
Anonymous (2006-01-03). "Atoms and
Atomic Structure" (https://www.bbc.c
o.uk/dna/h2g2/A6672963) . BBC.
Diakses tanggal 2007-01-11.
Various (2006-01-03). "Physics 2000,
Table of Contents" (https://web.archiv
e.org/web/20080114002007/http://w
ww.colorado.edu/physics/2000/index.
pl?Type=TOC) . University of Colorado.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.c
olorado.edu/physics/2000/index.pl?Ty
pe=TOC) tanggal 2008-01-14. Diakses
tanggal 2008-01-11.
Various (2006-02-03). "What does an
atom look like?" (http://www.hydrogenl
ab.de/elektronium/HTML/einleitung_h
auptseite_uk.html) . University of
Karlsruhe. Diakses tanggal
2008-05-12.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Atom&oldid=24246924"

Halaman ini terakhir diubah pada 16 September


2023, pukul 11.24. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai