Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN KIMIA

KELAS X

MARIA DOLOROSA MAMUT, S.Pd


BAB I
HAKIKAT DAN PERAN ILMU KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta
peran kimia dalam kehidupan.

HAKIKAT DAN PERAN ILMU KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


A. Hakikat IlmuKimia

Pernahkan kalian menggunakan produk-produk seperti pada gambar di atas? Tahukah


kamu bahwa produk-produk pada gambar di atas termasuk contoh produk kimia sehari-sehari.
Banyak orang salah mengerti tentang bahan kimia. Bahan kimia sering diartikan sebagai bahan
yang pasti berbahaya. Padahal, semua bahan/materi di alam tersusun atas unsur-unsur kimia.
Dalam benak kalian pasti akan bertanya apakah kimia itu? Apa yang dipelajarai dalam kimia?.
Ilmu Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menjadi dasar banyak ilmu lainnya. Pada
pertemuan kali ini akan dibahas hakikat ilmu kimia dan karakteristik ilmu kimia.
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu IPA yang khusus mempelajari struktur, susunan,
sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Pembahasan tentang
struktur materi mencakup struktur partikel yang menyusun materi sub-mikroskopis dan
bagaimana partikel-partikel yang sangat kecil tersebut bergabung membentuk materi yang
ukuran yang lebih besar sehingga bisa diamati. Pembahasan susunan materi mencakup
komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan jumlah komponen penyusun materi
tersebut. Sifat materi dideskripsikan sebagai sifat fisika yang berhubungan dengan sifat
makroskopis dan sifat kimia yang berhubungan dengan jenis partikel materi. Perubahan materi
dideskripsikan sebagai perubahan fisika dan perubahan kimia yang fenomenanya bisa diamati,
tetapi apa yang terjadi ditingkat partikel materi merupakan kajian sub-mikroskopis. Pembahasan
energi yang menyertai perubahan materi mencakup jenis dan jumlah energi, serta perubahan
energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain (Depdiknas, 2006).
Ilmu kimia menyangkut tiga level yaitu level makroskopis yang menunjukkan
fenomena-fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diindera oleh
mata seperti reaksi oksidasi reduksi pada perkaratan besi. Bagaimana fenomena ini terjadi akan
dijelaskan melalui level mikroskopis yang mampu mereprentasikan tentang susunan dan
pergerakan partikel zat dalam suatu fenomena yang tidak langsung teramati oleh siswa, level
mikroskopis merupakan fenomena kimia yang nyata menunjukkan tingkat partikulat sehingga
tidak bisa dilihat tetapi bisa digunakan untuk pergerakan elektron, molekul, partikel dan atom.
Level simbolik adalah representasi yang berupa gambar, perhitungan kimia, grafik dan
komputasi. Untuk dapat memahami ilmu kimia secara konseptual, dibutuhkan kemampuan untuk
merepresentasikan dan menterjemahkan masalah dan fenomena kimia tersebut kedalam bentuk
representasi level makroskopis, mikroskopis dan simbolik secara simultan. Misalnya seperti
contoh di bawah ini.
1. Terdapat gambar segelas air, jika di amati maka wujud benda tersebut adalah air. Air sebagai
level makroskopis. Level makroskopis terdiri dari fenomena kimia yang nyata yang mungkin
langsung atau tidak langsung sering menjadi bagian pengalaman siswa sehari-hari.

2. Level mikroskopis terdiri dari fenomena kimia yang nyata yang menunjukkan tingkat
partikulat sehingga tidak bisa dilihat untuk pergerakan elektron, molekul, partikel, atau atom
secara langsung. Dalam contoh ini karena wujud bendanya adalah air maka level
mikroskopisnya berupa gambar model partkel-partikel diskrit dari air.
Keterangan:
Molekul air (H2O)Atom

Oksigen (O)

Atom hidrogen (H)

3. Level simbolik terdiri dari fenomena kimia yang nyata dan dipresentasikan kedalam bentuk-
bentuk berupa gambar, hitungan, grafik dan simbol. Pada contoh di atas air memiliki level
simbolik dengan rumus kimia H2O yang berarti terdiri dari dua atom hidrogen (H) dan satu
atom oksigen (O).
B. Materi dan Klasifikasinya
Pusat perhatian kimia adalah mempelajari materi , perubahan materi dan energi yang
menyertai perubahan tersebut. Materi merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan
memepunyai massa. Secara umum materi dibedakan menjadi campuran, senyawa, molekul,
unsur dan atom.
2.1. Campuran, senyawa dan unsur
Materi, benda atau bahan yang ada dia alam ini umumnya berada dalam bentuk
campuran. Secara ilmiah tidak ada materi yang benar-benar murni. Air yang berasal dari mata air
mengandung zat-zat yang terkandung didalamnya misalnya mineral gas oksigen dan lain
sebagainya. Demikian juga udara merupakan campuran berbagai gas misalnya oksigen, nitrogen,
karbondioksida, uap air dan berbagai macam gas yang lain.
a. Campuran
Campuran merupakan gabungan dua zat atau lebih yang sifat-sifat zat penyusunnya tidak
berubah. Campuran dibedakan menjadi dua yaitu:
➢ Campuran homogen
Campuran homogen adalah gabungan dua zat atau lebih yang sudah tidak dapat
terlihat lagi bidang batas antara zat-zat yang dicampurkannya (serba sama), bidang
batas tersebut tidak dapat terlihat bahkan dengan bantan mikroskop sekalipun.
Contohnya sirup (campuran gula, pewarna dan air), larutan oralit (gua, garam dan
air), larutan cuka dan air garam. Campuran homogen juga dapat disebut dengan nama
lain yaitu larutan.
➢ Campuran heterogen
Campuran heterogen adalah gabungan dua zat atau lebih dimana bidang batas antara
zat-zat yang dicampurkan dapat terlihat atau campuran yang zat-zat penyusunya dapat
diamati secara langsung. Contohnya campuran air dan tanah, campuran air dan
minyak, campuran air dan kapur.
Apabila campuran dipisahkan zat penyusunnya maka akan diperoleh beberapa jenis zat
murni atau zat tunggal yang mempunyai sifat dan komposisi yang khas. Zat tunggal tersebut
dapat berupa unsur atau senyawa.
b. Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang paling sederhana. Sampai sekarang sudah dikenal
sebanyak 115 unsur yang sebagian besar merupakan unsur alami yang terdapat di alam
sedangkan sebagian kecil merupakan buatan manusia. Contoh besi, belerang, amonia,
alimunium, dan lain sebagainya.
c. Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua unsur atau lebih melalui
reaksi kimia dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Table 1.1. Perbedaan senyawa dan campuran
Perbedaan Senyawa Campuran
Sifat komponen Berubah (tidak tampak lagi) Masih tetap
penyusunnya
Komponen Dari dua unsur atau lebih Dapat berupa unsur atau
pembentuknya senyaa, atau keduanya
Jumlah komponen Massa unsur-unsur Massa unsur-unsur
penyusunya penyusunnya mempunyai penyusunnya dapat sembarang
perbandingan tetap

2.2. Partikel-partikel materi


1. Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi tetapi
masih mempunyai sifat-sifat unsur tersebut. Pendapat ini berkembang dari hipotesis yang
dikembangkan oleh John Dalton yang dikenal dengan teori atom dalton.
2. Molekul
Molekul adalah gabugan dari atom-atom. Gabungan atom-atom yang sejenis (sama)
disebut molekul unsur. Zat-zat tertentu tersusun atas molekul-molekul unsur misalnya partikel
penyusun gas oksigen adalah molekul oksigen dimana setiap molekul oksigen tersebut
merupakan gabungan dua atom oksigen tersebut. Fosfor padat (kristal fosfat) tersusun atas
molekul-molekul fosfat yang setiap molekulnya merupakan gabungan dari empat atom fosfor.
Atom-atom dalam molekul unsur tidak mengalami perubahan sifat artinya sifat molekul unsur
sama dengan sifat atom penyusunnya misalnya sifat atom oksigen sama dengan sifat molekul
oksigen.
Gabungan dari atom-atom yang tidak sejenis disebut molekul senyawa. Beberapa zat
partikel-pertikelnya yang merupakan molekul senyawa misalnya hidrogen klorida tersusun dari
molekul-molekul hidrogen klorida yang merupakan gabungan dari satu atom hidrogen dan satu
atom klor. Partikel-partikel penyusun air adalah molekul air yang setiap molekulnya merupakan
gabungan dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Jumlah atom yang menyusun suatu
molekul senyawa tertentu berbeda dengan jumlah atom yang menyusun senyawa yang lain.
Contoh molekul gas metana mempunyai jumlah atom yang berbeda dari gas propana meskipun
kedua molekul tersebut tersusun dari jenis atom yang sama, gas metana tersusun dari empat atom
hidrogen dan satu atom karbon sedangkan molekul gas propana tersusun dari delapan atom
hidogen dan tiga atom karbon.
3. Ion
Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Beberapa senyawa
tertentu tidak tersusun atas molekul tetapi tersusun atas ion-ion yang disebut dengan senyawa
ion. Contohnya:
1. garam dapur (natrium klorida) tersusun atas ion-ion natrium yang bermuatan positif dan ion-
ion klorida yang bermuatan negatif.
2. garam inggris (magnesium sulfat) tersusun dari satu bagian ion magnesium dan satu bagian
ion sulfat dimana setiap ion sulfat terdiri dari sebuah atom belerang dan empat buah atom
oksigen.
C. Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja
3.1. Metode Ilmiah
Ilmu kimia berkembang melalui eksperimen. Oleh karena itu, ilmu kimia selain berisi
tentang produk-produk ilmiah (fakta, prinsip hukum-hukum dan teori) juga memuat proses-
proses ilmiah. Ilmu kimia di pelajari dan dikembangkan dengan metode yang biasa digunakan
oleh para ilmuan dalam memperoleh ilmu pengetahuan yag dapat di pertanggungjawabkan
secara ilmiah dan di sebut sebagai metode ilmiah. Dalam bentuk yang paling sederhana, metode
ilmiah terdiri atas tahap-tahap operasional berikut.
1. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif (misalnya logam raksa berwujud cair pada
suhu kamar) ataupun kuantitatif (misalnya tekanan gas pada keadaan standar yaitu sebesar 1
atm). Pengamatan kuantitatif disebut juga pengukuran.
2. Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan
kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkandata yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya. Perumusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum
dirumuskan.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan
hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar
dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan.
4. Menentukan Variabel
Variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi
antara satu objek dengan objek yang lain.
a. Variabel Bebas atau Independent
Variabel bebas atau disebut dengan variabel independent yaitu variabel yang diduga
sebagai penyebab timbulnya variabel lain dan biasanya variabel ini dimanipulasi, diamati dan
diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Singkatnya variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas berfungsi untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap variabel lain.
b. Variabel Terikat atau Dependent
Sedangkan variabel tergantung atau variabeldependent merupakan variabel yang
timbul karena sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam
sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas.Disini variabel dependent juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel
tergantung berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dapat dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independent terhadap dependent tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis
penelitian perbandingan.Variabel kontrol berfungsi untuk menetralkan pengaruhnya terhadap
variabel tergantung.
5. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah.Pengumpulan data dilakukan di lapangan.Seorang peneliti
yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang
telah dirumuskannya.Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab
berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
6. Menganalisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk dianalisa.Penyusunan data dapat
berbentuk tabel ataupun membuat koding untuk dianalisa dengan komputer.Setelah dianalisa,
data perlu diberikan interpretasi terhadap isi data tersebut.
7. Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan.Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya.Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara
singkat tetapi jelas.Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan
masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting.Ini perlu ditekankan karena banyak
peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
3.2. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan, termasuk
siswa, ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah.Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam
kerja ilmiah (eksperimen) di laboratorium maupun dalam forum ilmiah, misalnya diskusi,
seminar, dan penulisan karya ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut
a. Ingin tahu
Sikap ingin tahu terlihat pada kebiasaan bertanya tentang hal yang berkaitan dengan bidang
kajinya.contohnya:
• Mengapa bisa terjadi?
• Bagaimana caranya?
• Bagaimana mengatasinya?
• Apa saja komponen penyusunnya?
b. Kritis atau tidak cepat percaya
Sikap kritis terlihat padakebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan
bidang kajiaannya untuk dibandingkan kelebihan-kekurangannya, kecocokan-
tidaknya,kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Terbuka
Sikap terbuka dapat dilihat dari mau mendengarkan pendapat, kritik dan keterangan orang
lain walaupun akhirnya pendapat, kritik dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima
karena tidak sepaham atau tidak sesuai
d. Objektif
Sikap objektif merupakan suatu kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan
atau kemauan pribadi.
e. Menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain
f. Barani mempertahankan kebenaran
Sikap ini tampak pada kegigihan membela kebenaran fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walaupun bertentangan dengan teori sebelumnya atau pendapat kebanyakan
orang
g. Menjangkau ke depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi
pengembangan bidang ilmunya.
h. Jujur
Sikap jujur harus diterapkan dalam penelitian.Laporan hasilpenilitian harus dibuat jujur
sesuai dengan kenyataan,bukan manipulasi data agar diperoleh hasil yang diharapkan.
i. Tekun
Sikap tekun berarti tidak mudah putus asa.seorang ilmuwan tidak boleh patah semangat jika
eksperimen yang dilakukan mengalami kegagalan.
j. Optimis
Seorang ilmuwan harus memiliki harapan yang kuat. Ia tidak akan berkata sesuatu itu tidak
dapatdikerjakan tetapi akan mengatakan “ berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan
mencoba mengerjakan”
k. Tanggung jawab
Sikap ini terlihat padakerja keras dan tidak sembarangan dalam melaksanakan kegiatan
ilmiah.
l. Disiplin
Sikap ini terlihat pada ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang berlaku ketika
mengerjakan kegiatan ilmiah
m. Teliti
Sikap teliti berarti cermat dan seksama dalam segala hal.

Sumber Belajar
a. Susilowati, Endang dan tarti Harjani, 2013. Buku Kimia Kelas X SMA/MA Kurikulum
2013. Solo:Penerbit PT Wangsa Jatra Lestari
b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
c. Internet
SMA SWASTA SANTU KLAUS

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Siswa :
Kelas / Program : X / MIA
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan hakikat ilmu kimia
2. Peserta didik mampu menyebutkan langkah-langkah metode ilmiah
Materi Pembelajaran : Hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah

Kerjakan soal di bawah ini dan isilah jawaban pada kotak yang sudah disediakan!

1. Kemukakan pengertian ilmu kimia menurut pengertianmu!

2. Apa yang dimaksud dengan materi? jelaskan!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan susunan materi dan struktur materi !
4. Apa yang dimaksud dengan unsur, senyawa, dan campuran? berikan contohnya!

5. Carilah suatu masalah yang berada di sekitar lingkungan anda dan buatlah urutan
metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut!
CATATAN:

1. UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN SISWA-SISWI BERKAITAN DENGAN


METERI TENTANG “HAKIKAT ILMU KIMIA DAN METODE ILMIAH” SISWA-
SISWI MEMBACA SUMBER BELAJAR YANG SUDAH TERTERA PADA BAHAN
AJAR DI ATAS.
2. SISWA-SISWI MENGERJAKAN DAN MENYELESAIKAN TUGAS SESUAI
DENGAN WAKTU YANG DITENTUKAN
3. SISWA-SISWI DIHARAPKAN JUJUR DALAM MENGERJAKAN TUGAS DARING.
TIDAK COPY PASTE DARI HASIL KERJA TEMAN. KARENA KEJUJURAN
ADALAH CERMIN KEPRIBADIAN.
4. JIKA MENGALAMI KESULITAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS SILAHKAN
CHAT VIA WA PRIBADI 082236586326 ATAUPUN DIGRUP WA MAPEL KIMIA.

Kuwu, 06 Juli 2020

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mapel,

Rm. Gregorius T. Sukur, S.Fil, M.Pd Maria Dolorosa Mamut, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai