Anda di halaman 1dari 38

TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMI SOLID dan LIQUID

TIM DOSEN

1
MATERI
MATERI KULIAH
1. Bentuk sediaan obat
2. Salep
3. Cream
4. Gel
5. Pasta
6. Evaluasi Sediaan Semisolid
7. UTS

2
PUSTAKA
1. Ansel, Howard : PENGANTAR BENTUK SEDIAAN FARMASI, ed.
4, Th. 1989.
2. Lachman – Leon : TEORI DAN PRAKTEK FARMASI INDUSTRI,
Th. 1986.
3. FARMAKOPE INDONESIA, ed. IV, Th. 1995.
4. Voigt R. : BUKU PELAJARAN TEKNOLOGI FARMASI, ed. 5, Th.
1995.
5. Anief M., Apt., : ILMU MERACIK OBAT TEORI & PRAKTEK, Th.
1988.
6. Rieger – Martin : PHARMACEUTICAL DOSAGE FORM DISPERS
SYSTEM, Vol. 2.
7. Martin et al : FARMASI FISIK, Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam
Ilmu Farmasetik, ed. 2. Th.1983.
8. Dan lain-lain.
3
Pengobatan Topikal
sesuai dengan penyakit :
antijamur
antibakteri
antivirus
kortikosteroid
Penggunaan :
- pelindung,
- pelincir,
- pelembut
Indikasi :
- infeksi,
- gatal,
- eksim,
- ketombe, dll 4
Pedoman Sediaan Topikal

1. Bahan aktif
2. Vehikulum
3. Bahan Tambahan

5
Zat Aktif
Zat aktif pada sediaan semi-solid:
1. Germisida dan zat anti-bakteri (termasuk antibiotik &
antifungi)
2. Anti-inflamasi
3. Anti-histamin
4. Anti-puritik dan anestetik lokal
5. Antiseptik
6. Antiperspirant
7. Astringent ringan
8. Keratolitik
9. Rubefacient
10. Sunscreen
11. Bermacam bahan aktif u/ tujuan transdermal 6
Vehikulum = zat pembawa bahan aktif
Guna Vehikulum

VEHI 1.
2.
Membawa bahan aktif obat
Mempertinggi penetrasi obat ke kulit

KULU 3.
4.
Tidak menghambat absorbsi obat
Efek non spesifik :

M oklusif
- pendingin
- emolien
- proteksi
-

7
Pembawa
Berdasarkan zat aktif yang akan digunakan &
keadaan kulit tempat pemberian sediaan topikal tsb,
dipilih pembawa yang sesuai.
Pembawa pada sediaan dermatologi dilihat dari
bentuk fisiknya dapat dibagi 4 bentuk:
- Padat (solid)
- Cair (liquid)
- Setengah padat (semisolid)
- Aerosol

8
Zat Tambahan

Zat tambahan pada sediaan topikal pada


umumnya dapat dikelompokkan dalam:
1.Memperbaiki konsistensi
2.Pengawet
3.Pendapar
4.Pelembab
5.Anti-oksidan
6.Pengompleks
7.Peningkat penetrasi (enhancers)
9
SALEP
 sediaan setengah padat yang mudah dioleskan untuk pemakaian luar.
Oculentum : salep untuk mata.
Fungsi salep : Vehicle, Emolient, Protektif
Dasar salep :
- hidrokarbon
- serap
- dpt dicuci air
- larut air.
Kualitas dasar salep :
- Stabil selama dipakai hrs bebas inkompatibilitas
- Lunak (halus dan homogen)
- Mudah dipakai
- Dasar salep yg cocok
- Dapat terdistribusi merata

10
Pengawetan salep :
Sebagai antimikroba :
ex. Hidroksibenzoat, fenol-fenol,
asam benzoat, as.sorbat, garam
ammonium kuartener.
Pengemasan : botol dan tube
Pengisian ke dalam tube ?
Penyimpanan : ≤ 30oC untuk mencegah melembek
Penandaan : obat luar

11
CREAM

 sediaan setengah padat, berupa emulsi mgd air tidak kurang dari
60%, dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Pengemulsi : emulgid, adeps, cetaceum, cetil alcohol, stearil alcohol,
polisorbat.
Guna : emolien
Keuntungan : mudah menyebar rata M/A dan lebih mudah
dibersihkan daripada salep.
Krim yang banyak dibuat di farmasi adalah:
- Emulsi M/A sbg basis yang tercuci dengan air
- Emulsi A/M sbg pelunak dan pembersih (emollient & cleansing)
Pengawet : nipagin 0,12 - 0,18%,
propil paraben 0,02 – 0,05%.
Penyimpanan : wadah tertutup baik atau tube, sejuk.
Etiket : obat luar.
Ex. Vanishing cream (M/A) mgd air % tinggi dan as.stearat  R/ ?

12
PASTA
 sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
 sama dengan salep.
Bedanya :
- zat padat lebih banyak  lebih kental & kaku
- abs lebih besar dan kurang berlemak
- tidak meleleh pada suhu tubuh
Example :
- pasta gigi Triamsinolon Asetonik R/?
- pasta Zink oksida  25% ZnO  R/ ?
Penyimpanan : wadah tertutup baik, rapat atau tube.

13
Metoda Pembuatan
Pada prinsipnya metoda pembuatan sediaan semi-
solid dibagi menjadi 2 metoda, yaitu:
1. Metoda pelelehan (fusion),
Disini zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan
diaduk sampai membentuk fasa yang homogen. Dalam hal ini perlu
diperhatikan stabilitas zat berkhasiat terhadap suhu yang tinggi pada
saat pelelehan.
2. Metoda triturasi,
Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan
dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudia dilanjutkan
dengan penambahan sisa basis.
Dapat juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan terlebih
dahulu zat aktifnya, kmd baru dicampur dengan basis yang akan
digunakan.
14
Metoda Pembuatan …
Pada skala industri, sediaan topikal dibuat dalam ukuran batch yang
cukup besar, dan keberhasilan produk sangat tergantung dari tahap2
pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke
tahap yang lain.
Dengan demikian bahan berkhasiat maupun bahan pembantu yang
digunakan akan kontak dengan bermacam2 bahan wadah serta kondisi
pemindahan sampai produk akhir.
Untuk menjaga stabilitas bahan berkhasiat, pada penyimpanan perlu
diperhatikan, a.l. kondisi temperatur, kontaminasi dengan kotoran,
dan kemungkinan hilangnya komponen yg mudah menguap.
Pemindahan “bulk” dari kontainer ke tempat pengisian lebih terjamin
apabila dialirkan melalui pipa penghubung yang tertutup.

15
SEDIAAN LIQUID

16
Definisi

Menurut FI Ed.V :

Sediaan larutan adalah sediaan cair yang


mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling campur.

17
KEUNTUNGAN SEDIAAN CAIR

1. Lebih mudah digunakan


2. Absorbsi cepat
3. Terdistribusi homogen dalam seluruh tubuh
4. Mengurangi iritasi (dinetralkan oleh cairan lambung)
5. Dosis lebih tepat
Kerugian sediaan cair:
1. Susah dalam distribusi/pengangkutan dan penyimpanan
2.Tidak stabil dibanding sediaan padat
3. Mudah ditumbuhi mikroorganisme

Komponen penyusun:
1. Bahan obat
2.Pelarut
3. Bahan tambahan/corrigensia, c.odoris, c.saporis, c.colouris, c.
Solubilis dll
SEDIAAN CAIR
Penggolongan Sediaan Cair (Liquid)
Berdasarkan Sistem Dispersi :

Larutan
Sistem 1 fase, dispersi dalam bentuk molekuler
Suspensi
Sistem 2 fase yaitu fase padat yang tidak larut
terdispersi dalam fase cair
Emulsi
Sistem 2 fase yaitu fase minyak dan fase air yang tidak
saling campur

20
KARAKTERISTIK SEDIAAN LARUTAN

1.Jernih/transparan
2.Kadar bahan aktif sesuai kebutuhan
3.Warna, bau, rasa  enak/menarik
4.Mempunyai kekentalan yang cukup
5.Bahan obat yang stabilitas/kelarutannya dipengaruhi pH
(rentang pH sempit) -> di tambahkan dapar pada pH tertentu
6.Bebas dari kontaminasi mikroba

21
KELEBIHAN

1.Bahan obat sudah dalam keadaan terlarut (molekul),


sehingga bisa langsung diabsorbsi
2.Cara penggunaan lebih mudah(mudah ditelan) terutama
bagi pengguna yang sulit menelan seperti anak-anak lansia
3.Sediaan homogen sehingga keseragaman dosis terjamin
(terutama setelah penyimpanan)
4.Larutan segera terencerkan di lambung, sehingga aman
untuk obat-obat yang bersifat mengiritasi lambung
5.Pengaturan dosis lebih mudah

22
KEKURANGAN

1.Stabilitas bahan aktif seringkali lebih rendahdibandingkan


dengan bentuk sediaan padat(adanya air dlm jumlah besar
pada sediaanmerupakan media reaksi kimia)
2. Kandungan air yang cukup besar merupakanmedia yang
baik bagi pertumbuhan mikroba
3.Dalam jumlah besar terjadi kesulitan dalampendsitribusian
dan penyimpanan
4.Ketepatan dosis tergantung pada kemampuanpasien
menggunakan penakar

23
JENIS PELARUT

1. AQUEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa air (Aquadest)
2, NON AQUAEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa selain air:-
- alkohol, gliserol, propilen glikol
- minyak-minyak nabati (Ol. Olive, Ol. Sesami dll)
- Paraffin cair
- Isopropil miristat & isopropil palmitat (untuk
obat luar)

24
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILITAS SEDIAAN LARUTAN:

1. pH stabilitas bahan aktif


2. Temperatur dan cahaya reaksi-reaksi
sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan warna, bau,
rasa,
kekeruhan, kekentalan dll
3. Kontaminasi mikroba, karena air merupakan media
pertumbuhan mikroba

25
KELARUTAN

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat terlarut


(solute) untuk larut dalam suatu pelarut.
Satuan kelarutan dinyatakan dalam mol/L atau bisa
juga menggunakan M (Molaritas)
Istilah kelarutan (solubility) juga digunakan untuk
menyatakan jumlah maksimal zat yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu pelarut

26
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan b.o:
1. Suhu
Kenaikan suhu dapat meningkatkan kelarutan zat padat
panas larutan negatif bila b.o menyerap panas bila dilarutkan
panas larutan positif bila b.o mengeluarkan panas bila
dilarutkan
2. Penambahan zat terlarut lain
semakin banyak zat yang ditambahkan biasanya
kelarutan akan menurun
3. Polaritas pelarut
zat yang bersifat polar akan lebih mudah larut
4. pH
kelarutan suatu asam lemah akan meningkat dengan
naiknya pH. Sedangkan kelarutan basa lemah akan
turun
SEDIAAN CAIR
dengan naikmya pH
5. Ukuran partikel
semakin ukuran partikel maka kelarutan akan
semakin besar.

28
SEDIAAN CAIR

Pelarut yang sering digunakan untuk sediaan oral:


1. Air suling
2. Alkohol
digunakan sebagai pelarut utama untuk senyawa organik. Dengan air
membentuk suatu campuran hidroalkoholik yang melarutkan zat-zat yang
larut dalam alkohol dan air.
3. Alkohol encer
4. Gliserin
berguna sebagai: pengawet, stabilisator, pelarut pembantu, pelarut obat
dalam.
5. propilen glikol
pelarut dengan pemakaian luas dan sering menggantikan gliserin dalam
formula farmasi modern.
PHARMACEUTICAL
SUSPENSIONS AND
EMULSIONS
Coarse Dispersions
(Lyophobic colloids)

• Suspension: Solid drug in liquid vehicle

• Emulsion: Liquid drug in liquid vehicle:


 Oil-in-water emulsions (o/w)
 Water-in-oil (w/o)
Reasons for Use

 Drug is insoluble
 Drug is more stable in suspension or emulsion
 There is a need to control the rate of release of the
drug
 Drug has bad taste (oral)
Routes of Administration

 Oral
 Ocular
 Otic
 Rectal
 Parenteral
 Topical
I. Formulation of
Suspensions
Wetting agent
Wetting
Well Formulated Suspension

 Resuspend easily upon shaking


 Settle rapidly after shaking
 Homogeneous mix of drug
 Physically and chemically stable during its
shelf life
 Sterile (parenteral, ocular)
 Gets into syringe (parenteral, ocular)
Emulsifi Emulsifier
cation
Evaluasi Sediaan

1. Evaluasi Fisik,

2. Evaluasi Kimia,

3. Evaluasi Biologi,
a. Kontaminasi mikroba
b. Potensi zat aktif

38

Anda mungkin juga menyukai