Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID


FORMULASI DAN PENGARUH BASIS TERHADAP
SIFAT SEDIAAN SALEP

Disusun :
1. Tiara Puspitasari Widhiastuti 2161B0001
2. Elpie Lutpiani 2161B0007
3. Alfonsius Ndara Mone 2161B0012

LABORATORIUM SEDIAAN SEMISOLID


FAKULTAS FAKAR
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA
HUSADA INDONESIA KEDIRI
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID
FORMULASI DAN PENGARUH BASIS TERHADAP
SIFAT SEDIAAN SALEP

Praktikum / Kelompok : 1A / 3
Nilai Laporan Paraf

LABORATORIUM SEDIAAN SEMISOLID


FAKULTAS FAKAR
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA
HUSADA INDONESIA KEDIRI
2022
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. TUJUAN PRAKTIKUM 4
C. DASAR TEORI 4
BAB II : PEMBAHASAN 7
D. ALAT DAN BAHAN 7
E. CARA KERJA 7
BAB III : PEMECAHAN PERMASALAHAN 8
F. PERMASALAHAN FARMASETIKA 8
G. PENYELESAIAN FARMASETIKA 10
H. USULAN FORMULA 11
I. PENIMBANGAN 11
J. PROSES PRODUKSI DAN IPC 12
K. RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN 13
BAB IV : PENUTUP 16
L. KESIMPULAN DAN BAHAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pembuatan sediaan farmasi salah satunya ialah sediaan
unguenta atau bisa disebut sediaan salep, yang digunakan pada kulit atau
sediaan setengah padat berbahan dasar obat, yang larut dan terdispersi
homogen yang digunakan untuk pemakaian tropikal. Slep tidak boleh berbau
tengik, kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang memiliki
kandungan obat keras atau narkotika 10%.
Dalam sediaan salep diharuskan memiliki kualitas/mutu yang baik,
stabil, tidak terpengaruh oleh kelembapan ataupun suhu ruangan dan semua
zat yang terkandung didalam salep harus homogen serta halus, agar dalam
pemakaiannya semua zat aktif dalam salep dapat masuk ke pori-pori dan
terserap oleh kulit.
Faktor utama dan paling penting dalam keberhasilan sebuah terapi
dengan menggunakan sediaan salep ialah pelepasan obat dari basisnya. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika, yaitu kelarutan obat,
ukuran partikel dan ikatan zat aktif dalam pembawaannya serta untuk
penggunaan basis yang berbeda.

3
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum pembuatan sediaan salep yang dilaksanakan pada 7
Oktober 2022, Mahasiswa/I membuat sediaan salep, melakukan pengujian
salep tentang daya sebar, daya lekat dan kemampuan proteksi. Selain itu
Mahasiswa/I juga mempelajari pelepasan obat dari basisnya, serta
mempelajari pengaruh basis salep tersebut terhadap sifat fisik dan pelepasan
obat salep.

C. DASAR TEORI
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, Salep merupakan suatu
sediaan setengah padat yang berupa massa lunak, yang mudah dioles dan
digunakan untuk pemakaian luar. Bahan obat dalam sediaan salep harus larut
atau terdispersi homogeny dalam dasar saleb yang cocok.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, Salep merupakan suatu
sediaan setengah padat yang ditujukan untuk penggunaan tropical pada kulit
atau selaput lendir.
Menurut Formularium Nasional, Salep merupakan sediaan yang berupa
massa lembek, mudah dioleskan dan mengandung obat, yang biasa digunakan
sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau
tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan
obat salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10%.
Dasar salep digolongkan menjadi :
1. Salep hydrophobic yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak,
misalnya: campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak
tercuci dengan air.
2. Salep hydrophillic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep
tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek,
kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran

Penggolongan Salep
1) Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi :

4
a) Unguenta : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan
tanpa memakai tenaga
b) Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah
diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c) Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup
atau pelindung bagian kulit yang diberi.
d) Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung
persentase tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih
keras.
e) Gelones Spumae : (Jelly) adalah suatu salep yang lebih halus.
Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin
digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau
basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan
lemak dengan titik lebur yang rendah.

2) Menurut Efek Terapinya, salep dibagi atas :


a) Salep Epidermic (Salep Penutup) Digunakan pada
permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit
dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak
diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringen
untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah
senyawa hidrokarbon (vaselin).
b) Salep Endodermic Salep dimana bahan obatnya menembus ke
dalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Untuk
melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasar
salep yang baik adalah minyak lemak.
c) Salep Diadermic (Salep Serap) Salep dimana bahan obatnya
menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang
diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep
yang mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae.
Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.

5
Ketentuan Umum cara pembuatan salep :
1. Peraturan salep pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya,
jika perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan
lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
3. Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan
air, harus diserbuk terlebih dahulu kemudiandiayak dengan pengayak B40.
4. Peraturan salep keempat
Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin.

6
BAB II
PEMBAHASAN
D. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Cawan 1. Asam Salisilat
2. Batang pengaduk 2. Vaselin Album
3. Penjepit tabung 3. Oleum Sesami
4. Mortar 4.
5. pH meter
6. Timbangan analitik
7. Gelas beker
8. Alat uji daya sebar
9.

E. CARA KERJA

7
BAB III
PENYELESAIAN PERMASALAHAN
F. PERMASALAHAN FARMASETIKA
Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
Pemerian putih; hamper tidak berbau; rasa agak manis dan
tajam.
Nama Kimia Acidum Salicylicum

Struktur Kimia

Rumus Molekul C7H6O3


Bobot Molekul 138,121 g/mol
Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan
Kelarutan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat
P, dinatrium hydrogenfosfat P, Kalium Sitrat P dan
natrium sitrat P.
Titik Leleh 211ºC
Stabilitas Zat Aktif Stabil diudara erring, mudah terhidrolisis.
Inkompatibilitas Ekspien Alkali dan karbonat larut dalam air.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup pada suhu ruangan.
Kesimpulan :

Pemerian Nassa lunak, lengket, bening, berwarna putih.


Nama Kimia Vaselin Album

Struktur Kimia

8
Rumus Molekul
Bobot Molekul
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Kelarutan (95%), larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam
eter minyak tanah.
Titik Leleh 38,56ºC
Stabilitas Zat Aktif Terolisidasi menimbulkan warna dan bau.
Inkompatibilitas Ekspien Inkompatibel dengan agen pengoksida.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kesimpulan :

Cairan, Kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, tidak


Pemerian
membeku pada suhu 0º.
Nama Kimia Oleum Sesami

Struktur Kimia

Rumus Molekul
Bobot Molekul
Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut
Kelarutan dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah P.
Titik Leleh
Stabilitas Zat Aktif
Inkompatibilitas Ekspien
Penyimpanan

9
Kesimpulan :

Pemerian
Nama Kimia

Struktur Kimia

Rumus Molekul
Bobot Molekul
Kelarutan
Titik Leleh
Stabilitas Zat Aktif
Inkompatibilitas Ekspien
Penyimpanan
Kesimpulan :

G. PENYELESAIAN FARMASETIKA

10
H. USULAN FORMULA
Formula Nama Bahan Rentan Penggunaan Fungsi Alasan
Lazim(%)
I Asam Salisilat
Vaselin Album
Asam Salisilat
II Oleum Sesami
????

Kesimpulan Formula :

No. Formula Nama Bahan Jumlah (%)

I Asam Salisilat

Vaselin Album

Asam Salisilat

II Oleum Sesami

????

I. PENIMBANGAN
Besar Batch :
Unit Kemasan :

No. Formula Nama Bahan Jumlah per batch (g)

I Asam Salisilat

Vaselin Album

Asam Salisilat

II Oleum Sesami

????

Pehitungan :

11
J. PROSES PRODUKSI DAN IPC
NO. Tahap Proses Bahan Peralatan Titik Kritis IPC Hasil

Pembahasan :

12
K. RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN
NO. Evaluasi Fisika Prinsip Jumlah Sampel Refleksi Hasil

Pembahasan :

13
NO. Evaluasi Kimia Prinsip Jumlah Sampel Refleksi Hasil

Pembahasan :

14
NO. Evaluasi Biologi Prinsip Jumlah Sampel Refleksi Hasil

Pembahasan :

15
BAB IV
PENUTUP
L. KESIMPULAN DAN SARAN

16
DAFTAR PUSTAKA
Sediaan Salep (UNGUETA) Lengkap - Pharmacy
SEMI, F. S. P. D. PENUNTUN PRAKTIKUM.
Yamlean, P. V. (2020). Buku Ajar Farmasetika. Penerbit Lakeisha.
Sandi, D. A. D., & Musfirah, Y. (2018). Pengaruh Basis Salep Hidrokarbon
dan Basis Salep Serap terhadap Formulasi Salep Sarang Burung Walet
Putih (Aerodramus fuciphagus). Jurnal Ilmiah Manuntung, 4(2), 149-
155.
Yanhendri, S. W. Y. (2012). Berbagai bentuk sediaan topikal dalam
dermatologi. Cermin Dunia Kedokteran, 194(39), 6.

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai