PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh:
FAKULTAS FAKFAR
Persetujuan Pembimbing
3.7.4 Pembuatan Sediaan Gel Dengan Ekstrak Daun Jarak Pagar ............................... 26
3.8 Evaluasi Sediaan Gel Daun Jarak Pagar ................................................................ 27
3.9 Hewan Uji ............................................................................................................... 28
3.9.1 Pembuatan Luka bakar ........................................................................................ 29
3.9.2 Perlakuan Terhadap Hewan Coba ........................................................................ 30
3.9.3. Perawatan Luka .................................................................................................. 31
3.9 Analisis Data ........................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1
2
glikosida, senyawa fenol dan flavonoid melalui ekstrak etanol. daun jarak
pagar berkhasiat sebagai obat cacing, perut kembung, dan luka. Oleh karena
itu, penyembuhan luka sangatlah penting untuk mencegah resiko terjadinya
infeksi yang dapat membuat luka menjadi parah dan sulit untuk disembuhkan
(Bawotong et al. 2020).
Aktivitas antibakteri yang dimiliki ekstrak daun jarak pagar, maka perlu
dikembangkan suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan penggunaannya.
Salah satu sediaan farmasi yang dapat memudahkan dalam penggunaannya
secara topikal yaitu sediaan gel. Pembuatan sediaan gel merupakan salah satu
sediaan yang sering digunakan untuk pengobatan luka bakar adalah sediaan
gel. Sediaan gel mempunyai keuntungan yang menyejukkan, melembabkan,
mudah penggunaannya , mudah berprenetrasi pada kulit, sediaan gel juga
3
mempunyai kadar air yang tinngi. Sediaan ini lebih disukai karena pada
pemakaian transparan,elastis, pelepasan obatnya baik, penampilannya
menarik, serta tidak meninggalkan lapisan minyak pada kulit sehingga
mengurangi resiko terjadinya peradangan kulit (Erfan Tri Prasongko,2020).
Sediaan gel yang baik dapat diperoleh dengan cara memformulasikan
beberapa jenis bahan pembentuk gel atau gelling agent. Pada penelitiaan ini
gelling agent yang digunakan yaitu HPMC, karena HPMC memiliki
kelebihan yaitu menghasilkan gel yang bening , mudah larut dalam air,
memberikan viskositas yang baik pada sediaan , campurannya jernih , daya
ikat terhadap zat aktifnya kuat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
ingin meneliti apakah ekstrak daun jarak dapat menjadi bahan aktif dalam
sediaan gel penyembuhan terhadap luka bakar tikus jantan putih (rattus
norvegicus).
Metode Analis
Metode One way Anova dimana dilakukan uji normalitas
sebagai syarat kedua yang harus dipenuhi sebelum
melakukan pengujian one way Anova.
Pembeda
Jihan Atsila laguliga,2021
Judul
Uji potensi getah jarak pagar jatropha curcas linn.
Terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar pada kulit
4
Sampel
Potensi getah jarak pagar
Metode analisis
Analisis data deskriptif dengan mengambarkan data
secara ilmiah dalam bentuk grafik.
Pembeda
Oras N.B.Yensenem, 2018
Judul
Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Jarak Pagar ( Jatropha
Curcas L.) Terhadap Tikus Wistar (Rattus Norvegicus)
Sampel
Anagesik Ekstrak Daun Jarak pagar
Metode Analisis
Pengamatan terhadap respon hewan uji masing- masing
kelompok perlakuan dicatat dan kemudian dibandingkan.
Pembeda
Nasrullah Bai Arifin, 2017
Judul
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha
Curcas Linn) pada Vibrio Harveyi dan Aeromonas
hydrophila
Sampel
Antibakteri daun jarak pagar
Metode Analisis
UJI MIC ( Minium Inhibitory Concentration)
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
a. Flavonoid
Merupakan senyawa polifenol yang tersebar luas di alam. Flavonoid
terdapat pada semua bagian tumbuhan yaitu daun, akar, kayu, kulit, tepung
sari, buah dan biji. Golongan flavonoid mengandung 15 atom karbon dalam
inti dasarnya mempunyai struktur C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh tiga atom karbon yang merupakan rantai alifatik. Flavonoid
adalah suatu kelompok senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa
fenol, karena itu warnanya berupa bila ditambah basa atau ammonia, sehingga
mudah dideteksi pada kromatogram atau larutan. Memiliki banyak gugus –OH
sehingga sifatnya polar, maka flavonoid umumnya larut dalam pelarut etanol,
metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air
(Sumadi dan Rina, 2011).
Flavonoid berfungsi untuk menjaga pertumbuhan normal, pengaruh infeksi
dan kerusakan. Cara kerja flavanoid sebagai senyawa antibakteri yaitu dengan
menyebabkan terhambatnya sintesis asam nukleat dari bakteri dan
menghambat motilitas atau kemampuan bakteri untuk bergerak. Flavanoid
juga menyebabkan terganggunya kestabilan dari membrane sel dan
mengganggu metabolisme energi bakteri yang akhirnya menyebabkan
kematian sel bakteri (Parwata, 2016).
7
b. Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat, menimbulkan busa
jika dikocok dengan air. Saponin dalam larutan yang sangat encer dapat
sebagai racun ikan, selain itu saponin juga berpotensi sebagai antimikroba.
Mekanisme kerja dari senyawa aktif saponin adalah dengan membuat
terjadinya kebocoran protein dan enzim dalam sel. Saponin dapat masuk ke
dalam sel melalui lapisan luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat
membran sitoplasma sehingga terjadi gangguan kestabilan membran sel.
Akibatnya terjadi kebocoran sitoplasma dari sel dan menyebabkan kematian
sel bakteri (Parwata, 2016).
c. Tanin
Tanin merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi
fenolik polimer yang mampu menyamak kulit, suatu sifat yang dikenal
sebagai astringensia. Tanin hampir ditemukan disetiap bagian tumbuhan.
Tanin dapat diekstrak dari bagian-bagian tumbuhan dengan menggunakan
pelarut yang umum digunakan adalah aseton, etanol maupun metanol
(Endang, 2015). Tanin merupakan antimikroba yang dapat menghambat
pertumbuhan kapang, bakteri dan kamir. Kerusakan dan peningkatan
permeabilitas dari sel bakteri ini akan membuat pertumbuhan sel menjadi
terhambat dan terjadi kematian sel (Ergina dkk, 2014).
bahaya kesehatan dari pelarut (sri wardiyah 2015). Pelarut yang dapat
digunakan dalam ekstraksi adalah etanol 96%.
2.2.1 Luka
Luka merupakan gangguan kontinuitas anatomi normal dan fungsi
metabolisme dari struktur tubuh, termasuk organ, jaringan, dan sel. Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya luka misalnya akibat gigitan,kecelakaan,
benda tajam, tembakan peluru, dan benda logam . Efek yang muncul ketika
luka adalah hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, pendarahan dan
pembekuan darah, kontaminasi bakteri serta kematian sel. Keadaan ini
disebabkan oleh mikroba, trauma mekanik, kimia atau suhu yang mengenai
jaringan yang mengakibatkan hancurnya kulit. Terjadinya luka yang
menyebabkan kerusakan jaringan (Muthia milsari., 2019).
nyeri daripada luka bakar derajat 1. Luka sangat sensitif dan akan
sangat lebih pucat jika terkena tekanan. Masih dapat ditemukan
folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari tanpa
sikatrik, namun warna kulit sering tidak sama dengan sebelumnya.
2) Dalam / deep partial thickness
Pada luka bakar derajat II dalam / deep partial thickness,
kerusakan jaringan terjadi pada hampir seluruh dermis. Bula
sering ditemukan dengan dasar luka eritema yang basah.
Permukaan luka berbecak merah sebagian putih karena variasi
vaskularisasi. Luka terasa nyeri, namun tidak sehebat derajat II
dangkal. Folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lama, sekitar 3-9 minggu
dan meninggal jaringan parut.
c) Luka bakar derajat III
Kerusakan jaringan permanen yang meliputi seluruh tebal kulit
hingga jaringan subkutis, otot dan tulang. Tidak ada lagi elemen epitel
dan tidak dijumpai bula, kulit yang terbakar berwarna keabu- abuan
pucat hingga warna hitam kering (nekrotik) .Terdapat eskar yang
merupakan hasil koagulasi protein epidermis dan dermis. Luka tidak
nyeri dan hilang sensasi akibat kerusakan ujung- ujung saraf sensoris.
dilakukan eksisi dini untuk eksar dan tandur kulit untuk luka bakar
derajat II dalam dan Luka bakar derajat III.
d) Proses Penyembuhan Luka
Salah satu obat penyembuhan luka dalam kontrol positif adalah
gentamicin sulfate yang merupakan antibiotik golongan aminoglikosida
yang efektif untuk menghambat bakteri penyebab infeksi kulit yang
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureusdan Escherichia coli.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena
adanya kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara
berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler, dan
11
( Sumber : Google )
Klasifikasi Tikus putih yaitu (Laguliga, 2021)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
13
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat
mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut
dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang
antar polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan
komponen gel berkurang.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada
waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk
massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan
dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya
gel. Adanya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar
matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju
permukaan. Sineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel.
3. Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah
pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer separti, HPMC, terlarut hanya
pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan
suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau
pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.
4. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel
hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap
pelarut yang ada dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu
hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas
gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian
tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya
17
2. Air
Sediaan gel memiliki kandungan air 80-90%. Air berfungsi sebagai
pembantu membengkakan bahan bentuk gel. Penambahan air juga
tergantung sifat reologis gel yang diinginkan. Penambahan sedikit air
menghasilkan bodi yang yang membengkak yang bersifat elastis (gallerten,
jelly). Penambahan air selanjutnya akan menghasilkan sistem yang bersifat
18
plasti dan atas dasar kemudahannya dioleskan. Kandungan air yang sangat
tinggi akhirnya dicapai keadaan sol, yang berbeda dengan susunan kondisi
gel, dimana makromolekul yang ada secara ruang tampak terpisah satu sama
lain (Voight, 1984 : 340).
3 Humektan
Bahan alam produk kosmetik yang ditujukan untuk mencegah hilangnya
lembab dari sediaan dan meningkatkan kelembaban lapisan kulit terluar
pada saat produk digunakan (Lynde, 2001 dalam Barasa, 2016).
4. Bahan Pengawet
Digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroba pada
formulasi dengan cara membunuh, menghilangkan atau mengurangi
kontaminasi mikroba. Pengawet dikatakan ideal jika efektif pada konsentrasi
yang rendah untuk melawan mikroba dengan spektrum luas, larut dalam
formula, tidak toksik, compatible dengan komponen formula dan wadahnya,
tidak berefek pada warna, bau dan sistem rheologi dalam formula, stabil
dalam rentang pH dan temperatur yang luas (Lieberman dkk, 1996).
manis , larut dalam eter dan dapat bercampur dengan air , aseton dan
kloroform (Rowe et al., 2009)
3) Metilparaben
Metilparben berfungsi sebagai sebagai pengawet (Mirhansyah et al.,2015)
4) Aquadest
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak mempunyai
rasa (FarmakopeIndonesi III, 1979)
4. Uji Viskositas
Viskositas merupakan salah satu parameter yang penting dalam
pengujian stabilitas suatu sediaan topikal untuk mengetahui kekentalan
dari suatu sediaan karena sangat mempengaruhi sifat fisik lain pada
sediaaan terutama daya lekat dan daya sebarnya ( Isnaeni,2019)
5. Uji daya lekat
Uji ini berkaitan dengan kemampuan gel untuk melekat pada kulit,
semakin lama waktu gel untuk melekat pada kulit berarti semakin baik
ikatan antara gel dengan kulit sehingga ikatan antara obat dengan sel-sel
penyerap pada kulit akan semakin baik sehingga memperbaiki adsorbsi
pada kulit, pengujian daya lekat dimaksudkan untuk melihat berapa lama
kemampuan salep untuk melekat (Pratimasari, dkk. 2015). Syarat untuk
daya lekat di perlukan hingga objek gelas terlepas kurang dari 60 detik
(Depkes, 2013)
6. Uji daya sebar
Pengujian daya sebar untuk setiap sediaan gel dilakukan untuk melihat
kemampuan sediaan menyebar pada kulit, karena dapat mempengaruhi
absorbsi obat dan kecepatan pelepasan zat aktif di tempat pemakaiannya
. suata sediaan yang baik dan lebih disukai bila dapat menyebar dengan
mudah di kulit dan nyaman digunakan. Daya sebar gel yang baik yaitu 5
sampai 7 cm (Mirhansyah Ardana 2015)
21
Daun jarak
pagar
HPMC
Sediaan Gel Propilenglikol
Metilparben
Aquadest
2.1 Hipotesis
1. Apakah Uji efektivitas ekstrak daun jarak pagar ( Jatropha curcas L. )
dapat penyembuhan terhadap luka bakar tikus putih jantan (Rattus
Norvegicus) ?
2. Pada konsentrasi 20% dapat mengetahui efektivitas sediaan gel dari
ekstrak daun jarak pagar ( Jatropha curcas L)
BAB III
METODE PENELITIAN
22
23
Sementara pada saat pengolahan dan analisis data, definisi operasional dapat
memudahkan karena data yang dihasilkan sudah terukur dan siap untuk di olah
dan di analisis. Dengan defenisi operasional yang tepat maka batasan ruang
lingkup penelitian atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti akan
lebih fokus.( SDMK., Edisi tahun 2018)
mempengaruhi
kemudahan gel
untuk dituang
Kejernihan Uji yang dilakukan Panca Indra Gel umumnya Ordinal
untuk melihat jernih
kejernihan dari
sediaan gel
3.5.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: plat besi,
bunsen,gunting, spidol, cutter, timbangan analitik, kandang tikus, stopwatch,
toples kaca, kertas kalkir dan milimeter block.
3.5. 2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini , antara lain: tikus putih jantan
(rattus novergicus) 15 ekor, ekstrak daun jarak pagar ( Jatropha curcas L),
HPMC, Propilenglikol, Metilparben, pelarut etanol 96%, Pangan tikus putih
(rattus novergicus) berupa pellet atau sejenisnya.
25
3.6. Formulasi Sediaan Gel Daun Jarak Pagar (Mirhansyah Ardana 2015)
Tabel 3.2 Formulasi Ekstrak Daun jarak pagar
Nama bahan F1 F2 F3
Ekstrak daun jarak 10% 15% 20%
Pagar
HPMC 7% 7% 7%
Propilenglikol 15% 15% 15%
Metilparben 0,075% 0,075% 0,075%
Aquadest 150% 150% 150%
Nama bahan F1 F2 F3
Ekstrak daun jarak 2g 3g 4g
pagar
HPMC 1,4g 1,4g 1,4g
Propilenglikol 3g 3g 3g
Metilparben 0,015g 0,015g 0,015g
Aquadest ad 30 ad 30 ad 30
Kemudian dimasukkan
kedalam pot gel dan
dilakukan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Bawotong, Repatri A., Queljoe, Edwin De Mpila, dan Deby A. 2020. “Uji
Efektivitas Salep Ekstrak Daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas L .) Terhadap
Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar ( Rattus
norvegicus ) Effectiveness Test Of Jatropha curcas L . Leaf Extract Ointment
For Wound Healing In Male Whit.” Pharmacon 9(2):284–93.
DE, Angel, Morey P, Storer JG, dan Mwipatayi BP. 2015. “The Great Debate
Over Iodine in Wound Care Continues: A Review of The Literature.” Wound
Practice and Res 16(1):6–21.
Desiyana, L. 2016. “Uji Efektivitas Sediaan Gel Ffraksi Etil Asetat Daun Jambu
Biji (Psidium guajava Linn.) Terhadap Penyembuhan Luka Tterbuka Pada
Mencit (Mus musculus).” . . Jurnal Natural. 16:23–32.
Fossum, T. 2013. Small Animal Surgery, Elsevier Inc. USA.
Handi Purnama. 2015. “Review Sistematik: Proses Penyembuhan Dan Perawatan
Luka.” Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran 15:2.
Johnston, S. .., dan Karen M.T. 2017. “Veterinary Surgery : Small Animal Expert
Consult, Elsevier, UK.”
Laguliga, Jihan Atsila. 2021. “efektivitas getah jarak pagar jatropha curcas linn.
Terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar pada kulit tikus Rattus
norvegicus.” Departemen biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan
alam universitas hasanuddin makassar.
Mirhansyah Ardana. 2015. “Formulasi Dan Optimasi Basis Gel Hpmc (Hidroxy
Propyl Methyl Cellulose) Dengan Berbagai Variasi Konsentrasi.”
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas
Farmasi Universitas Mulawarman, 3:2.
Restrepo Klinge, Santiago. 2019. “No TitleΕΛΕΝΗ.” Αγαη 8(5):55.
Revi, Y. 2011. “Formulasi Krim Estrak Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum
L) untuk Penyembuhan Luka.” Jurnal Kesehatan Pharma Medika. 3:229.
Sharma, A. .., M. Gangwar, R. Tilak, Nat G, A. S.....Sinha, Y. B. Tripathi, dan D.
Kumar. 2017. “Comparative in vitro antimicrobial and phytochemical
33
HALAMAN TILIK
HALAMAN TILIK
Sekretariat KEPK
IIK STRADA INDONESIA
3 Subyek :
Sediaan gel ekstrak daun jarak pagar terhadap penyembuhan pada luka tikus putih jantan
( Rattus norvegicus )
4 Perkiraan waktu Penelitian :
12- Juli- 2022
5 Ringkasan usulan penelitian yang mencakup objektif tujuan penelitian, manfaat relevansi
dari hasil penelitian dan alas an motivasi untuk melakukan penelitian.
1. Tujuan Penelitian :
A. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui efektivitas sediaan gel dari ekstrak daun jarak pagar
(jatropha curcas L)
2. Untuk mengetahui Konsentrasi dapat terjadi penyembuhan luka bakar
terhadap tikus putih jantan dengan efektivitas sediaan gel dari ekstrak daun
jarak pagar ( Jatropha curcas L)
2. Manfaat Penelitian :
A. Manfaat Teoritis
Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan formulasi teknologi sediaan yang
menerapkan pembuatan sediaan farmasi serta menambah
wawasan,menambah informasi mengenai penggunaan ekstrak tanaman daun
jarak pagar sebagai bahan aktif dalam sediaan farmasi. Digunakan sebagai
bahan acuan dan tambahan referensi pada penelitian selanjutnya.
B. Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Institusi
Bagi hasil penelitian ini memberikan data ilmiah yang dapat mendukung
penggunaan sediaan dalam bentuk sediaan gel dari ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcas L) yang mempunyai efek antiinflamasi dan
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan tambahan referensi
pada penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Bagi Masyarakat
36
9 Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara-
cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain)
10 Pengalaman terdahulu (sendiri atau orang lain) dan tindakan yang hendak diterapkan
11 Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk subyek
yang bersangkutan, uraikan manfaat itu ?
12 Bagaimana memilih pasien/sukarelawan sehat ?
13 Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti
dengan subyek yang diteliti
14 Bila penelitian ini menggunakan orang sehat, jelaskan cara pemeriksaan kesehatannya
15 Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, efek samping dan komplikasi bila ada :
38
17 Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek mendapat ganti rugi bila
ada efek samping ? Berapa banyak ?
18 Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek di
.
Peneliti
Pembimbing :
Apt . Ivan Junius M.,M.Farm
Kediri,
Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Judul Penelitian : Uji Efektivitas Penyembuhan Dari Sediaan Gel Ekstrak Daun Jarak
Pagar Pada Luka Bakar Tikus Putih Jantan ( Rattus norvegicus )
Peneliti : Angelina Tamo Inya
Saran-saran
1.
2.
3.
Ttd Reviewer
40
CURRICULUM VITAE
Kewarganegaraan : Indonesia
Keturunan : Sumba
Agama : Katolik
Hobi : Futsal
Pendidikan Formal
No Organisasi Periode
1. Organisasi Keluarga 2020
Mahasiswa Katolik
Institut Ilmu Kesehatan
STRADA Indonesia
2. Himpunan Mahasiswa 2020
Program Studi Farmasi
Intan fazrin
41
BUKTI PEMBAYARAN
LEMBAR REVISI KAJI ETIK
Judul Proposal : Uji Efektivitas Penyembuhan dari Sediaan Gel Ekstrak Daun
Jarak Pagar pada Luka Bakar Tikus Putih Jantan (Rattus
Norvegicus)
Nama Peneliti : Angelina Tamo Iny
Tanggal Presentasi :-
Nama Reviewer : 1. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes
: 2. Intan Fazrin, S.Kep.,Ns.,M.Kes
: 3. Dr. Prima Dewi Kusumawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Kediri
(Reviewer I) (… ........................... )