Anda di halaman 1dari 33

DESINFEKTAN

OUTLINE
• DEFINISI
• TUJUAN
• MEKANISME KERJA
• SYARAT
• FAKTOR YANG BERPENGARUH
• JENIS DESINFEKTAN
• UJI DESINFEKTAN
• PENGGUNAAN
• KRITERIA PEMILIHAN
Setiap lingkungan di bumi
mengandung bakteri dan
mikroorganisme.

Kulit 600.000 bakteri/inchi2

BATUK/BERSIN
Bakteri tetap hidup di udara
sampai 45 menit
DEFINISI
DISINFEKSI :
Membunuh mikroorganisme patogen yang dapat menginfeksi
manusia atau hewan

ANTISEPSIS :
Mencegah atau memerangi infeksi pada luka dengan
menggunakan bahan kimia.
DESINFEKTAN:
Suatu bahan kimia yang mampu menghancurkan
mikroorganisme, tetapi tidak dapat menghancurkan spora bakteri

ANTISEPTIK :
Bahan kimia yang mampu menghancurkan atau menghambat
mikroorganisme yang terdapat dalam jaringan hidup dengan cara
membatasi atau mencegah infeksi yang membahayakan
TUJUAN

1.Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam lingkungan produksi atau ke


dalam produk.
2.Menghancurkan mikroorganisme yang telah ada dalam produk atau
lingkungan.
3.Mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat masuk atau yang telah
ada.
4.Mencegah perpindahan kontaminan ke area lain.
5.Menghilangkan dan mencegah pirogen
MEKANISME
1.Hambatan enzim karena denaturasi protein atau blokade gugus
– SH.
2.Reaksi dengan asam nukleat.
3.Kerusakan pada membran sitoplasma
SYARAT
1.Bekerja dengan baik dalam waktu singkat.
2.Berspektrum luas
3.Ditoleransi dengan baik oleh kulit, mukosa dan luka
4.Daya tahan lama
5.Toksisitas rendah.
6.Bau tidak mengganggu.
FAKTOR YANG BERPENGARUH
1.Suhu
2.Konsentrasi
3.Waktu kontak
4.pH
5.Jenis mikroorganisme dan luas area terkontaminasi
6.Bahan organik
7.Formulasi
JENIS DESINFEKTAN
A. DISINFEKTAN ANORGANIK
1.OKSIDATOR
H2 O2 soln : larutan 5-7%, untuk pembersih luka dan pembalut, lensa kontak, mempunyai efek
deodoran. Inaktivasi oleh enzim katalase.
KMnO4 : 0,025% - 0,1% untuk mencuci luka dan mukosa 0,01% bersifat bakterisidal dalam waktu
1 jam, mempunyai efek deodoran dan astringent

2. SENYAWA LOGAM BERAT


bereaksi dgn gugus -SH
AgNO3 : kadar 0,1% bakterisidal, aktif thd bakteri gram negative mempunyai efek astringent,
Senyawa Hg (thiomersal)
3. SENYAWA HALOGEN
• Hipoklorida : desinfeksi toilet, feses, sputum
• Kloramin : 0,05 – 0,25 % : pembilas mulut, kandung kemih, vagina;
0,25 – 0,5 % : tangan.
• Iod, kompleks iod
Disinfektan yang nyaman dan aman
Untuk luka kecil, bagian yang dioperasi
Campuran KI – I2 mempunyai daya kerja >>>
I2 – polivinilpirolidon digunakan sebagai disinfeksi kulit, mukosa, alat.
• Bromin, Klorin

Penetrasi ke dalam sel sehingga terjadi disorganisasi struktur sel


Bereaksi dengan –SH menyebabkan inaktivasi enzim

pH I2 HOI OI Cl2 HOCl OCl-

5 99 1 - 99.5 0.5 -

6 90 10 - 96.5 3.5 -

7 52 48 - 72.5 27.5 -

8 12 88 - 21.5 78.5 -
B. DESINFEKTAN ORGANIK

1. FORMALDEHIDA
koagulasi protein, lisis dinding sel.
Bakterisid, virusid, adstringen, menghilangkan bau.
Larutan formalin 35 % + air 1,5 x diuapkan  disinfeksi ruang.
Formalin – spiritus (10 %)  menekan pembentukan keringat
2. SENYAWA ALKOHOL
Koagulasi protein. Bersifat bakterisidal dan fungisidal.
Etanol 70 %, isopropanol 60 % - 70 %, bensilalkohol, fenetil alkohol
3. SENYAWA FENOL.
Bersifat bakterisidal atau bakteriostatik tergantung dari konsentrasi dan jenis bakteri, aktif thd fungi
dan virus

Turunan alkil lebih aktif dari fenol, aktif pada suasana asam dan dalam bentuk tak terdisosiasi

Fenol : 0,2 – 1,0 % bersifat bakterisid,  3,0 % nekrosis, korosif

Timol : 30 x lebih kuat daripada fenol, bersifat bakterisidal dan fungisid.Berbau enak
sehingga digunakan untuk obat kumur dan pasta gigi. Larutan 5% dalam alkohol
digunakan untuk disinfeksi kulit.

Eugenol : bakterisid dan anestesi lokal


Ester PHB : toksisitas rendah, digunakan sebagai pengawet makanan
dan sediaan farmasi.

Fenol terklorinasi : Klorokresol. Tetrabrom-metilfenol.


• Paling berkhasiat
• Pemakaian luas (Kulit, mukosa, luka, alat, mencegah infeksi di RS)
4.SENYAWA n-HETEROSIKLIK
merupakan turunan 8 – hidroksikuinolin
Turunan akridin : etakridin (RivanolR)

5. SENYAWA AMONIUM KUARTERNER (SABUN INVERT)


Bensalkonium klorida, setilpiridinium klorida
• bakterisid
• aktivitas maks  suasana netral sampai sedikit basa, diinaktivasi oleh protein, serum, nanah
• pemakaian untuk disinfeksi tangan, alat, pencuci luka, vagina, pengawet sediaan eksternal.
6. SABUN AMFOLIT
• Bakterisid, fungisid
• Tidak diinaktivasi oleh darah, nanah, protein
ex. Dodicin HCl, untuk desinfeksi instrumen dan permukaan

7. KLORHEKSIDIN (Klorheksidin glukonat)


• Merusak dinding sel, koagulasi protein.
• Toksisitas rendah dan kerjanya cepat, aktif thd gram positif dan gram negatif
• Paling aktif pada pH 8
• Desinfeksi alat, tangan, untuk mencegah infeksi rongga mulut dan tenggorokan.
UJI DESINFEKTAN
1. Uji Bakteriostatik
menguji kemampuan disinfektan untuk menghambat pertumbuhan dan reproduksi
organisme uji.

Serial dilution test (kuantitatif) : menentukan MIC


Agar difussion test (kualitatif) : tergantung kemampuan disinfektan untuk menembus
media agar
a. agar cup test
b. surface contact test : kertas saring yang dijenuhkan dengan disinfektan
c. ditch plate test
d. gradient plate method
2. Uji Bakterisidal
Phenol coefficient test : menentukan aktivitas bakterisidal
a. Rideal Walker Test
Bakteri uji : Salmonella typhii
Waktu kontak sampai 10 menit
Koefisien Rideal Walker :
Pembagian pengenceran larutan uji yang masih tdp m.o hidup pada waktu 2.5 dan 5
menit , ttp tidak pada 7.5 dan 10 menit dengan pengenceran fenol yang masih tdp m.o
hidup pada waktu yang sama
5‘ 10 ‘ 15 ‘

1 : 300 - - -

1 : 350 + + -

1 : 400 + + +

1 : 90 - - -

1 : 100 + + +

Koefisien fenol = 325 : 95 = 3,4


b. Chick Martin Test
menguji aktivitas desinfektan dgn adanya bahan organik
Waktu kontak sampai 30 menit
c. AOAC Phenol Coefficient
Bakteri uji: Salmonella typhii
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus Evaluasi disinfektan tangan:
Hand washing test
Direct swabbing
Replica method
PENGGUNAAN

Dengan cara:

1.Spraying

2.Wiping

3.Mopping

4.Submersion

5.Fogging

6.Fumigation - autoclaving
RUMAH SAKIT
DISINFEKSI KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA
Disinfeksi tangan : klorheksidin glukonat, etanol 70% ,povidon – iodin

Disinfeksi tangan pre-operasi :


disinfeksi yang bekerja cepat. Klorheksidin 0,5 %, Iodin 1 % dalam etanol 70 %,
povidon – iodin, bensalkonium klorida.

Disinfeksi membran mukosa :


larutan povidon iodin , larutan iodin, larutan klorheksidin glukonat
DISINFEKSI LUKA DAN LUKA BAKAR :
Klorheksidin glukonat + cetrimide efektif untuk membersihkan luka

DISINFEKSI PERMUKAAN
Lantai, dinding dan perabotan : sabun atau detergent
Kamar mandi dan lavatory : serbuk/larutan hipoklorit
Dapur (ruangan dan peralatan) : hipoklorit dan surfaktan kationik

PERLENGKAPAN/PERALATAN
Peralatan Non medis : baskom untuk pasien, perlengkapan kasur
Peralatan medis :
INDUSTRI FARMASI  CPOB
SANITASI DAN HYGIENE
DAFTAR BAHAN DESINFEKSI
SIFAT dan PENGGUNAAN BAHAN PEMBERSIH dan DESINFEKTAN

Bahan pembersih : suatu bahan yang digunakan untuk menghilangkan kotoran dari permukaan suatu
obyek

Sanitasi : Proses pembersihan dan desinfeksi

Desinfeksi : Proses perusakan sel mikroba tetapi tidak dapat menghilangkan/merusak spora
KRITERIA PEMILIHAN
EFIKASI
spektrum luas, mempunyai efek detergent, stabil, bekerja cepat,
tidak diinaktivasi oleh bahan organik.

KEAMANAN
tidak toksik thd manusia, tidak korosif, tidak menyebabkan
perubahan warna pada peralatan

BIAYA
PEMILIHAN DESINFEKTAN (CPOB)
• Desinfektan dipilih berdasarkan efikasi yang telah diperiksa potensinya secara
mikrobiologis

• Desinfektan yang digunakan sesuai dengan permukaan obyek dan peralatan/ cara
desinfeksinya.

• Desinfektan tidak menyebabkan korosi, mengubah warna pada lantai, permukaaan alat
dari logam maupun alat yang dicat.

• Disarankan untuk menggunakan 2 atau lebih desinfektan untuk mencegah resistensi


mikroba.(Struktur kimia dan sifat antimikrobanya berbeda)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai