Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN LABORATORIUM KULIT KEPANITERAAN KLINIK

P E M B I M B I N G : D R . A FA F AG I L A L M U N AWA R , S P K K
DEPARTEMEN KULIT RSPAD
DISUSUN OLEH: SALSABILA RAHMA GATOT SOEBROTO JAKARTA
2018
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KULIT

(1)
GRAM

(2)
BTH

(3)
KOH
(1) PEWARNAAN GRAM
Mikroskop

Sebagai penunjang Gelas Larutan


objek dan lugol iodine
diagnosis kelainan lesi penutup
kulit dan genital dengan
penyebab bakteri
Lidi kapas Larutan
Alat dan Bahan karbol
steril fuchsin

Larutan Larutan
gentian alcohol 96%
violet

Bunsen
PENGAMBILAN SPESIMEN

 Pria
- Pasien diberitahu bahwa akan diambil sekret uretra dan tidak boleh
buang air kecil ± 2 jam sebelum pengambilan
- Siapkan sarung tangan dan ose steril
- Penis dipijat naik turun secara berulang sampai keluar cairan
- Ambil cairan duh tubuh dengan ose lalu dioleskan pada objek glass,
selanjutnya dilakukan pewarnaan gram
PENGAMBILAN SPESIMEN (2)
 Wanita
-Pasien diberitahu apa yang akan dikerjakan
-Petugas memakai sarung tangan
-Pasang spekulum cocor bebek
-Ambil duh tubuh dengan lidi kapas steril pada bagian forniks
posterior
-Sekret yang ada dibuat polesan pada objek glass
PROSEDUR PEMERIKSAAN GRAM
1. Pengambilan sediaan dengan lidi kapas steril
2. Sediaan didapat dengan mengusap pada dasar lesi yang terdapat
cairan/discharge
3. Sediaan diletakkan di atas gelas objek dengan mengoleskan lidi
kapas pada gelas objek secara satu arah
4. Persiapan pewarnaan: fiksasi preparat dengan melewatkan diatas
api bunsen sebanyak 3 X dengan letak apusan duh tubuh di atas
gelas objek
PROSEDUR PEMERIKSAAN GRAM (2)
5. Duh tubuh yang telah terfiksasi pada gelas obyek dituangi
larutan gentian violet, diamkan 1 menit kemudian bilas dengan
air mengalir
6. Gelas objek digenangi dengan lugol iodine, diamkan 1 menit,
kemudian bilas dengan air mengalir,
7. Cuci dengan alkohol 96% sampai luntur lalu bilas dengan air
mengalir
8. Gelas objek digenangi dengan pewarnaan air fuchsin 1 menit,
selanjutnya bilas dengan air mengalir dan dikeringkan
9. Melakukan pembacaan dibawah mikroskop 10x & 100x
(minyak emersi)
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN GRAM
BAKTERI GRAM POSITIF

Organisme positif-Gram
Organisme positif-Gram terwarnai ungu tua
 stafilokokus, streptokokus, mikrokokus, pneumokokus,enterokokus, basil difteri, basil antraks.
BAKTERI GRAM NEGATIF

Organisme negatif-Gram
Organisme negatif-Gram terwarnai merah
 gonokokus, meningokokus, basil koliform, shigella, vibrio kolera.
DIPLOCOCCUS GRAM NEGATIVE INTRASELULER DAN
EKSTRASELULER
CLUE CELL PADA VAGINOSIS BAKTERIAL
(2) PEMERIKSAAN BTA

 Sebagai penunjang diagnosis kelainan kulit dengan kemungkinan


penyebab bakteri tahan asam (Mycobacterium leprae)

 Mycobacterium spp. dikenal sebagai basil "tahan asam" karena


resisten terhadap pemudaran warna oleh larutan asam.
ALAT DAN BAHAN

Mikroskop
Gelas objek dan penutup
Scalpel
Sarung tangan
Lampu bunsen
Larutan asam alkohol
Larutan Ziehl-Nielsen karbol fuchsin
Larutan Methylene blue
PROSEDUR PEMERIKSAAN BTA

1. Menggunakan sarung tangan


2. Daun telinga dibersihkan dengan kapas alkohol 70%
3. Daun telinga dipencet sampai pucat dengan ibu jari dan jari telunjuk
4. Sayat dengan pisau sepanjang 0,5 cm kedalaman 2-3 mm, dari atas ke
bawah
5. Putar pisau 90 derajat, sehingga sisi lebar pisau searah sayatan
6. Kerok 2 -3 kali dengan ujung pisau lalu oleskan serum pada objek glas
secara merata, keringkan di udara terbuka.
7. Letakkan sediaan menghadap ke atas
PROSEDUR PEMERIKSAANBTA (2)
8. Teteskan larutan carbol fuchsin pada slide, biarkan selama 20menit atau
panaskan diatas api bunsen selama 5 menit tetapi tidak boleh mendidih.
9. Bilas dengan air mengalir sampai zat warna bebas terbuang.
10. Teteskan larutan asam alkohol sampai warna fuchsin hilang (2-5 detik),
lalu bilas dengan air
11. Teteskan larutan methylen blue sampai menutup seluruh permukaan,
diamkan 10 sampai 30 detik.
12. Bilas dengan air mengalir pelan.
13. Keringkan di udara terbuka, diatas rak pengering, tapi jangan terkena
matahari langsung.
14. Periksa dengan mikroskop pembesaran 10x, 100 x(dengan minyak emersi)
PENILAIAN HASIL

Baca hasil dan hitung indeks bakteri ( IB ) dan indeks morfologi ( IM )


dengan arah :
MYCOBACTERIUM LEPRAE
INDEKS BAKTERI
Perhitungan jumlah bakteri dalam lapangan pandang tanpa melihat basil hidup
(solid) atau mati (fragmented/granular)disebut Indeks Bakterial (IB) adalah sebagai
berikut:
6+ = lebih dari 1000 basil rata-rata perlapangan pandang
5+ = 100-1000 basil rata-rata perlapangan pandang
4+ = 10-100 basil rata-rata perlapangan pandang
3+ = 1-10 basil rata-rata perlapangan pandang
2+ = 1-10 basil rata-rata per 10 lapangan pandang
1+ = 1-10 basil rata-rata per 100 lapangan pandang
INDEKS MORFOLOGI
Untuk menilai respon pengobatan
(3) PEMERIKSAAN KOH
Sebagai penunjang diagnosis infeksi dermatofitosis (tinea) dan non-
dermatofitosis (pitiriasis versicolor dan candida).

Alat & Bahan :

Gelas Larutan
Mikroskop Objek Scalpel Larutan KOH 10- Lampu
dan Alkohol 20% Bunsen
Penutup
PROSEDUR PEMERIKSAAN KOH

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Desinfeksi menggunakan alkohol daerah yang akan dikerok
3. Mengerok tepi lesi
4. Kerokan kulit ditampung di atas obyek glass
5. Tetesi dengan larutan KOH 10-20%, lalu ditutup dengan deck glass
6. Objek glass dipanaskan diatas api bunsen sebentar
7. Melakukan pembacaan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan
40x
HYPHA DERMATOPHYTES

Bentuknya seperti benang panjang lurus atau berlekuk yang seringkali bercabang-
cabang. Diameternya uniform. warna terang dengan tepi agak gelap
HYPHA DAN BUDDING SPORES CANDIDA

Disebut juga pseudo-hypha yang seringkali sukar di bedakan dengan hypha dari
dermatohytes. bentuknya seperti benang yang panjang. Lurus atau bengkok. bentukan
sel bulat atau oval dan budding.
HYPHA DAN SPORA T. VERSICOLOR

Bentuknya berupa benang-benang pendek-pendek dan panjang disertai


dengan spora yang berkelompok dengan ukuran yang sama.
Kombinasi ini seringkali di sebut spagetti dan meatballs
TERIMAKASIH
REFERENSI
Fitzpatrick TB, Freedberg IM, Eisen AZ, Austen KF, Wolff K.Dermatology ingeneral
medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill, 2012.
Pemeriksaan Mikrobiologi Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya;2012.

Anda mungkin juga menyukai