DIVISI MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
NAMA : NUR ANNISA JULIANTI
NIM : 1910911220025 KELOMPOK :7 JUDUL PRAKTIKUM : PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MIKOLOGI NAMA ASISTEN PRAKTIKUM : ELLEN JOVITA TJITRADI ALAT DAN BAHAN : - Isolat Penicillium sp pada media SDA+ - Mikroskop pembesaran 10X – 40X - Isolat Candida albicans pada media SDA+ - Objek dan cover glass - Media Sabauraud dekstrose agar +) - Ose - Nacl Fisiologis/ KOH - Lampu spirtus - Pewarna laktofenol caton blue (LPCB)/ LP SDA + kloramfenikol 500mg/100ml Bahan 1. Kalium hidroksida (KOH 10%) untuk pemeriksaan langsung 2. Kapas alcohol 70% 3. Pewarnaan LPCB (Lactophenol Cotton Blue) 0,05% CARA KERJA : A. Cara pemeriksaan jamur 1. Pemeriksaan mikroskopik. a. Preparat natief (tanpa pengecatan), dengan menggunakan larutan garam fisiologi b. Dengan pengecatan -Sederhana : a) Lachtophenol (LP) = coklat muda b) Lachtopenal catton blue (LCBP) = biru -Differential : a) Gram : semua jamur akan tercat gram positif b) ZN : jamur tercat ZN negative kecuali Nacordia sp c) Gommoremethanamm silver nitrat (GS) di sini jamur berwarna hitam sedang warna kontrasnya hijau. d) Periodic Acid Shift (PAS) : jamur akan berwarna merah, kontras akan berwarna kuning/hijau muda e) Modifikasi Brown Brenn : jamur akan berwarna coklat, kontras kuning. 1) Special : - Tinta cina : kapsula mengkilat dasar hitam - Mucicarmine : kapsula merah 2) Lain-lain : HE dan GIEMSA untuk pemeriksaan jaringan
B. Cara pembuatan preparat dan pengecatan
a) Cara membuat kerokan kulit dan cara pemeriksaannya : 1. Bersihkan kulit dengan alkohol 70% 2. Yang dikerok sebaiknya bagian tepi dari lesi yang paling aktif dan tertutup oleh aquama 3. Keroklah dengan scalpel, miring dengan membuat sudut 45° dengan arah ke atas 4. Hasil kerokan ditampung pada kertas bersih atau dengan obyek glas atau petri 5. Letakkan setetes larutan KOH 10 pada obyek glas 6. Basahkan ujung ose pada larutan tersebut, kemudian dikenakan pada kerokan kulit 7. Ambil beberapa squama letakkan pada larutan KOH, tutuplah dengan dekglas 8. Tunggulah kira-kira 10 menit atau lewatkan sediaan tersebut beberapa kali di atas api, jangan sampai mendidih 9. Periksalah di bawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-mula dengan perbesaran 10x10, untuk mencari bagian kulit yang diperiksa, kemudian dengan peresaran 10x45 dan bila perlu dengan pembesaran 10x10 b) Cara membuat sediaan rambut : Seperti diketahui infeksi jamur pada rambut dikenal ada 2 type ; 1. Type Ectothrix: Disini rambut patah di bagian atas kulit dan jamur tampak sebagai spora/hypa terutama di bagian luar rambut. Penyebabnya : a. Microsporum canis c. Microsporum gypseum b. Microsporum audoini d. Trichophyton rubrum e. Trichophyton ferruginum g. Trichophyton mentagrophytes f. Trichophton violaceum 2. Type endothrix : Rambut patah pada kulit dan jamur tampak sebagai hypa/spora di dalam rambut. Penyebabnya : a. Trichophyton rosaseum c. Trichophyton schoenleini b. Trichophyton tonsurans d. Trichophyton violaseum Type 1 lebih sering diketemukan dari pada type 2. Untuk infeksi jamur pada rambut kepala dengan Piedra hitam pada pemeriksaan mikroskopik tampak sebagai benjolan hitam, keras dan tidak dapat dilepaskan dari rambut. Pada pemeriksaan mikroskopik akan tampak anyaman hyphe yang padat dengan ascus di bagian iantarnya. Untuk infeksi rambut ketiak dengan Trichomyosis axillaris, secara makroskopik tampak kelainan sebagai dari rambut. Dalam sediaan tampak batang-batang halus. Cara pembuatan preparat : Rambut yang dicurigai diambil dan dipotong-potong kemudian diberi KOH 10% dan diperiksa seperti pada pemiksaan kulit. c) Cara membuat sediaan kuku : Dengan menggunkan scalpel. Kuku dikerok dan ditampung dengan petri. Bagian yang dikerok adalah bagian distal pada bagian bawah kuku antara kulit dan kuku; sedangkan bagian proximal adalah pada basis kuku dibawah kulit dengan sedikit diangkat. Pada kuku dikenal 2 type infeksi : 1. Kelainan yang dimulai dari bagian proximal disebabkan oleh Dermatophyta. 2. Kelainan yang dimulai dari bagian proximal disebabkan oleh Candida Pada kasus-kasus yang sudah lanjut sukar untuk dibedakan. d) Pemeriksaan dengan biakan : Media yang dipakai : a. Sabouround’s dextrose agar (S) b. Sabouround’s dextrose agar + chloramphenicol 0,5 gr/1 (S+). Penanaman dilakukan pada temperature kamar. Media lain yang sering digunakan : a. Mycosel : untuk jamur golongan Dermatophyta. b. Corn Meal Tween 80 agar CMT-agar) : untuk melihat chlamido spora pada Candida albicans. e) Pembiakan jamur dan cara pemeriksaannya : 1. Bahan yang dicurigai digoreskan dan diratakan pada media yang sesuai 2. Cara pemeriksaan kultur jamur. Sering disebut “tease mount method” Dengan menggunakan ujung jarum (ose) diambil obyek glas, kemudian teteskan alkohol 96% untuk menghilangkan gelembung- gelembung udara. Pisahkan jamur yang telah diambil menggunakan 2 ujung jarum (ose) untuk mendapatkan sediaan yang cukup tipis. Kemudian teteskan Lachtopenol (LP) atau Lachtopenol Catton Blue (LPCB). Tutuplah dengan dekglas dan periksa di bawah mikroskop. 3. Mikrokultur atau “Slude culture” Dengan cara diatas sering gambaran mikroskopik yang didapat kurang jelas, untuk hal tersebut maka cara ini perlu dilakukan. Di sini hypha, spora dan letak spora pada hypha dapat dilihat lebih jelas, sehingga determinasi jamur mudah dilakukan misalnya : Mucor, Sp, Rhizopus Sp, Aspergillus Sp, Penicillium Sp, Microsporum Sp, Trichophyton Sp, dll. Caranya : Ambil irisan medium S atau S+ seluas kira-kira 1 mm2 dan tebal 2 mm dan letakkan pada gelas obyek yang steril. Inokulasikan jamur yang dimaksud pada ke empat sisi medium tersebut. Letakkan pada petri yang telah diberi batang gelas dan masukkan sedikit air ke dalam petri tersebut untuk menjaga agar suasana tetap lembab. Kemudian tutuplah. Biarkan pada udara kamar, ikuti petumbuhan jamur selama 1x24 jam atau lebih. Jika pertumbuhan jamur tampak jelas, bukalah dan medium diangkat. Sediaan jamur baik pada dekglas maupun obyekglas diberi beberapa tetes alkohol 96%. Setelah itu dicat dengan LP atau LPC, kemudian periksalah di bawah mikroskop. LEMBAR PENGESAHAN