Pseudomonas sp
B. Tujuan Praktikum :
Untuk isolasi & identifikasi Bakteri Gram negatif (-) penyebab infeksi kulit
C. Teori Dasar :
1
pioverdin yang berfluoresensi, yang memberi warna kehijauan pada agar.
Beberapa strain menghasilkan piorubin yang berwarna merah gelap atau pigmen
piomelanin yang hitam. Faktor ekstrinsik dan intrinsik dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri P. aeruginosa. Faktor ekstriksik yang mempengaruhi
pertumbuhannnya adalah suhu dan kandungan oksigen. P. aeruginosa tumbuh
baik pada suhu 37-42oC pertumbuhannya pada suhu 42oC membantu
membedakan spesies ini dari spesies P. aeruginosa lain.
2
aeruginosa dapat menyerang aliran darah dan mengakibatkan sepsis fatal. Hal ini
biasanya terjadi pada penderita leukemia atau limfoma yang mendapat obat anti
antinoplastik atau terapi radiasi. Pada penderita leukemia mortalitas lebih tinggi
bila menderita leukopeni yang berat. Pada penderita dengan fibrosis kistik,
organisme ini sering berkapsul untuk mencegah fagosistosis. Pada sebagian besar
penderita infeksi P. aeruginosa, gejala dan tandatandanya bersifat nonspesifik dan
berkaitan dengan organ yang terlibat. Kadangkadang, veroglobin (suatu produk
pemecahan hemoglobin) atau pigmen yang berfluorosen dapat dideteksi pada
luka, luka bakar atau urin dengan penyinaran fluoresen ultraviolet. Nekrosis
hemoragik pada kulit sering terjadi pada sepsis akibat P. aeruginosa, lesi yang
disebut ektima gangrenosum yang dikelilingi oleh eritmea dan sering tidak berisi
nanah. Pada anak-anak dengan folikulitis karena penggunaan kolam renang dapat
dijumpai pruritus folikular, makulopapular, vesikular atau lesi pustular di setiap
bagian tubuh yang terendam dalam air. Lesi nodular jarang dijumpai. Pada anak
yang terinfeksi setelah menggunakan kolam renang umum yang terkontaminasi,
10 hingga 40 jam kemudian dapat dijumpai nyeri hebat di telapak kaki diikuti
bengkak, kemerahan dan rasa panas. Gejala paling berat berupa demam 12 (37,7-
38,8oC), malaise dan rasa mual. Kumpulan gejala akut ini disebut “pseudomonas
hot-foot syndrome”.
1) Spesimen: Spesimen didapat dari lesi kulit, nanah, urin, darah, cairan spinal,
dahak, dan bahan lain harus diambil seperti yang ditunjukkan oleh jenis infeksi.
3) Kultur: Spesimen ditanam pada lempeng agar darah dan media diferensial yang
biasa digunakan untuk menumbuhkan batang Gram-negatif enterik. Pseudomonas
tumbuh dengan mudah pada kebanyakan media ini, tetapi mungkin tumbuh lebih
lambat dibanding bakteri enterik lain. P. aeruginosa tidak memfermentasi laktosa
dan dengan mudah dibedakam dengan bakteri lactose-fermenter.
3
4) Koloni: Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi (fried egg
apperance) dan koloni halus dan mukoid yang biasanya didapat dari sekresi
saluran pernafasan dan saluran kemih.
4
D. Alat dan Bahan :
3. Cawan petri Ø 15 cm
9. Oven T100-280o C
5
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum
No Bahan Spesifikasi
2. Akuades -
Alkohol 96 %
Glukosa 1%
Laktosa 1%
Manitol 1%
Sukrosa 1%
5. MR Methyl Red
7. TSIA -
8. Simon Citrate -
9. -
10. Urease -
SIM
Lar. Lugol
Alkohol 95 %
Lar. Safranin
6
E. Prosedur/Cara Kerja Praktikum :
Pada hari pertama praktikum, disiapkan sampel swab luka yang terdapat
pus atau nanah yang telah diambil sesuai prosedur. Sebelum melakukan
praktikum terlebih dahulu meja dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Setelah
itu, disiapkan Mac Conkey Agar (MCA) 1, Agar Darah (AD) 1, dan Agar Nutrient
(AN) 1,sebelum penanaman sampels pasien pada media agar , terlebih dahulu ose
bulat di panaskan hingga pijar lalu swab sampel diapus pada media agar tersebut
lalu dengan menggunakan ose dibuat goresan (metode streak) sebanyak 4 kuadran
pada ketiga media agar tersebut. Kemudian, cawan yang sudah di tanami sample
dibungkus menggunakan kertas, lalu di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 OC.
Pada hari kedua dilakukan pengamatan bakteri pada media MCA, AD dan
AN yang sudah di inkubasi. Setelah itu, diambil koloni yang terpisah dari media
tersebut untuk dilakukan pewarnaan Gram. Untuk pewarnaan Gram, diambil
koloni bakteri yang terpisah, lalu di oleskan ose tersebut ke objek glass yang
sudah tersedia, kemudian dikeringkan & difiksasi objek glass yang berisi bakteri
tersebut dengan melewatinya diatas api sebanyak 3x, lalu dilakukan pewarnaan
Gram dengan tahap pertama diberi zat pewarna Crystal Violet selama 1 menit lalu
dibersihkan menggunakan air mengalir , selanjutnya diberi larutan Lugol selama 1
menit, kemudian di cuci air mengalir, selanjutnya diberi Alkohol 96% selama 20-
30 detik selanjutnya diberi zat pewarna safranin selama 20-30 detik, setelah itu di
cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan. Preparat yang sudah kering dapat
diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000x dengan menggunakan
minyak imersi. Tahap selanjutnya, di inokulasikan koloni bakteri menggunakan
ose ke berbagai macam media gula-gula dan biokimia. Media gula – gula
diantaranya laktosa,manitol,sukrosa,dan glukosa. Media uji biokimia diantaranya
MR, VP, Urease, TSIA, Simon Citrate dan SIM. Semua media gula-gula dan
biokimia tersebut yang sudah ditanami bakteri di bungkus menggunakan kertas
lalu di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC.
7
Pada hari ketiga,dilakukan pengamatan yang terjadi pada media gula-gula
dan media uji biokimia. Pada media VP dilakukan penambahan alfa naftol 5 tetes
dan KOH 10% 5 tetes lalu diamati apakah ada perubahannya. Pada media SIM
ditambahkan larutan/reagen kovaks 1-2tetes lalu dibiarkan 1-2 menit , dilihat
apakah ada perubahan atau tidak. Selanjutnya, pada media MR dilakukan
penambahan Methyl Red sebanyak 5 tetes dan amati perubahan yang terjadi.
8
F. Hasil Praktikum :
Bentuk : Bacillus
Susunan : monobasil,diplobasil
Perbesaran : 1000x
9
Tabel 2. Hasil Uji biokimia
Sampel Urine
No Nama Uji Sebelum Sesudah Hasil
1. Glukosa&Gas Ungu Kuning F(+)/G(-)
2. Sukrosa&Gas Ungu Kuning F(+)/G(-)
3. Manitol&Gas Ungu Kuning F(+)/G(-)
4, Laktosa&Gas Ungu Ungu F(-)/G(-)
5. SIM
Sulfur Kuning jernih Kuning Negatif (-)
Indol Kuning jernih Pink muda Negatif (-)
Motilitas Kuning jernih Kuning Negatif (-)
6. TSIA
Lereng Merah Merah Alkali
Dasar Merah Merah Alkali
Sulfur Merah - Negatif (-)
Gas Tidak ada Ter-angkat G (+)
7. VP Jernih Terbentuk cincin Negatif (-)
coklat
8. MR Jernih Ada cincin merah Positif (+)
setelah penambahan
Methyl Red
Positif
9. Urease Kuning Pink Positif
10. Simon Citrate Hijau Biru Positif
11 Oksidase Positif
10
G. Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan sampel berupa swab apus luka penderita
diabetes , sampel tersebut ditanam pada media MCA,AD dan AN. Penanaman
dilakukan pada suhu 37OC selama 24 jam, didapatkan hasil koloni berwarna krem
pada media MCA, warna koloni abu-abu pada media Agar darah dan warna
koloni putih ber-pigmen biru pada media Agar Nutrient. Bentuk koloni bulat,
elevasi convex, dengan pinggiran rata dan ciri khas nya non lactose fermenter.
Selanjutnya, dilakukan pewarnaan Gram yang bertujuan untuk melihat struktur
dari bakteri tersebut. Dari hasil pewarnaan Gram didapatkan hasil bakteri dengan
bentuk batang (basil) dengan susunan monobasil & diplobasil berwarna merah
yang mengartikan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri kelompok Gram
negatif karena bakteri tersebut tidak mempertahankan zat warna kristal violet
sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga berwarna merah saat diamati dengan
mikroskop ( Madigan MT,2006 ).
Pada uji biokimia gula-gula, pada uji glukosa terjadi perubahan dari warna
ungu menjadi kuning yang berarti bahwa bakteri tersebut dapat memfermentasi
glukosa. Selain itu, pada tabung durham tidak terlihat adanya gelembung gas.
Pada uji manitol dan sukrosa terjadi juga perubahan warna namun seharusnya
pada bakteri ini uji manitol dan sukrosa seharusnya negatif, hal ini dapat terjadi
mungkin dikarenakan adanya kontaminasi dari bakteri lain sehingga manitol nya
positif dan tidak pula terdapat gas pada tabung durham. Pada uji
laktosa,didapatkan hasil negatif yaitu tidak terjadinya perubahan warna pada
media dan tidak terdapat gas pada tabung durham.
11
negatif karena pada saat penambahan reagen kovaks,tidak terjadi perubahan
apapun.
Uji IMVIC selanjutnya yaitu uji MR, pada uji MR ketika penambahan
Methyl Red 3 tetes pada sampel tersebut terbentuk adanya cincin bewarna merah,
yang ber-arti hasil nya positif karena glukosa dapat menghasilkan asam yang
dapat mengubah pH media tersebut, seharusnya pada bakteri ini hasil uji MR
negatif, hal ini dapat terjadi karena ada nya kontaminasi bakteri lain yang dapat
menghasilkan asam dan merunah pH media tersebut. Tujuan pengujian MR
adalah untuk melihat asam yang di fermentasi. Perubahan indikator Methyl red
yaitu semakin asam pH nya maka warna nya akan semakin merah. Pada Uji VP
yang bertujuan untuk melihat jalur metabolisme glukosa, dengan penambahan
alfa-naftol dan KOH 40% terlihat adanya perubahan yaitu terbentuk cincin
kecoklatan pada sampel tersebut yang berarti hasilnya negatif. Pada uji biokimia
lainnya yaitu TSIA pada sampel, terjadi perubahan pada bagian dasar menjadi
warna kuning (asam), sedangkan pada bagian lereng terjadi perubahan warna
menjadi warna merah (alkali) yang ber-arti terjadi proses fermentasi karbohidrat
(glukosa,sukrosa,laktosa) sehingga menghasilkan asam yang dapat mengubah
warna media menjadi kuning, seharusnya pada bakteri ini hasil nya yaitu
merah/kuning, hal ini dapat terjadi karena adanya kontaminasi bakteri lain. Dalam
media ini juga tidak terlihat adanya pembentukan sulfur, namun media agar
tersebut terlihat terangkat karena bakteri tersebut menghasilkan gas. Sedangkan
Pada uji Urease terlihat adanya perubahan pada sampel dari warna kuning menjadi
warna pink,artinya bakteri tersebut memiliki enzim urease yang dapat
menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Pada media simon citrate, terjadi
perubahan warna dari hijau ke warna biru ,artinya bakteri tersebut menggunakan
citrate sebagai sumber karbonnya. Sebagaimana hasil yang didapat, bakteri
tersangka hasilnya tidak merujuk pada bakteri Pseudomonas aeruginosa , hal
tersebut dapat terjadi mungkin karena satu dan lain hal termasuk adanya
kontaminasi bakteri lain pada sampel yang digunakan. Pada uji oksidase
didapatkan hasil positif, tujuan uji oksidase adalah untuk membedakan golongan
bakteri Enterobactericeae dan Non Enterobactericea. Bila hasil positif, maka
bakteri tersebut bukan bakteri dari golongan Enterobactericeae.
12
H. Kesimpulan
13
I. Daftar Pustaka
Jawetz, E., Melnick, J., & E., A. (2013). Mikrobiologi Kedokteran. . EGC, Jakarta
.
14
J. Lampiran
Glukosa
\\
Sukrosa
Manitol
15
Laktosa
SIM
TSIA
16
VP
MR
17
Urease
Simon Citrate
18